Anda di halaman 1dari 3

BRIEF NOTE

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DAN PROGRAM JANGKA MENENGAH
PKN BANDA ACEH DSK DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
DI PROVINSI ACEH

Kepada Yth. Para Undangan dan Narasumber::

……. (Disebutkan satu persatu)

Ditambahkan TOR FGD Aceh + PPKT

Ditambahkan narasi paparan per slide (dicocokkan dgn slidenya)

1) Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan
pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut mencakup Pembangunan Sumber
Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi, dan
Transformasi Ekonomi.. Arahan terkait Pembangunan Infrastruktur adalah melanjutkan pembangunan
infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi,
mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat
peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat. Salah satu agenda pembangunan antara lain
pengembangan wilayah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan
pelayanan dasar dengan harmonisasi rencana pembangunan dan pemanfaatan ruang.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional mengamanatkan bahwa Pusat Kegiatan Nasional (PKN) merupakan kawasan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional maupun nasional serta berfungsi sebagai simpul
transportasi dan pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten. Dalam pengembangan kawasan PKN, dilihat dari segi infrastruktur, ditunjang oleh jaringan
jalan nasional yang terdiri atas jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, jaringan jalan
strategis nasional dan jalan tol, serta juga didukung oleh wilayah sungai strategis nasional.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya suatu perencanaan yang matang dalam mengembangkan
kawasan PKN tersebut yang didukung oleh infrastruktur PUPR dengan menggunakan konsep
pengembangan kawasan/wilayah, sehingga kualitas program pembangunan infrastruktur PUPR yang
dihasilkan dapat sepenuhnya mendukung pengembangan kawasan PKN tersebut..
3) Pembangunan kewilayahan merupakan salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2020-2024 yang
diarahkan untuk menyelesaikan isu strategis utama yaitu ketimpangan antar wilayah dengan sasaran
antara lain: (i) meningkatnya pemerataan antarwilayah (KBI-KTI, Jawa-luar Jawa); (ii) meningkatnya
keunggulan kompetitif pusat-pusat pertumbuhan wilayah; (iii) meningkatnya kualitas dan akses
pelayanan dasar, daya saing serta kemandirian daerah; (iv) meningkatnya sinergi pemanfaatan ruang
wilayah.
4) Berdasarkan RPJMN 2020-2024, pengembangan wilayah di Indonesia akan dilakukan melalui dua
strategi, yaitu strategi pertumbuhan dan strategi pemerataan. Strategi pertumbuhan ekonomi yang akan
dilakukan meliputi operasionalisasi dan peningkatan investasi pada pusat – pusat pertumbuhan
wilayah/kawasan strategis yang telah ditetapkan, diantaranya adalah kawasan industri (KI) dan
kawasan ekonomi khusus (KEK) sebagai pusat pengolahan sumber daya alam; kawasan pelabuhan
bebas dan perdagangan bebas (KPBPB) sebagai pusat perdagangan dan industri kepelabuhanan;
kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) dan destinasi pariwisata prioritas (DPP) sebagai pusat
pengembangan jasa pariwisata; serta kawasan perkotaan termasuk metropolitan, kota-kota baru dan
kota- kota sedang dan kecil sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan.
5) Sedangkan strategi pemerataan diutamakan dalam pengembangan wilayah penyangga (hinterland)
yang berada di sekitar pusat pertumbuhan, serta daerah dan kawasan tertinggal untuk menjamin
kesetaraan dan keadilan dalam pemenuhan hak- hak dasar rakyat sesuai dengan kaidah tujuan
pembangunan berkelanjutan, antara lain adalah kawasan perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil,
terluar dan terdepan, serta daerah tertinggal.
6) Peran BPIW adalah melakukan perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR berbasis
kewilayahan untuk menjawab isu strategis kewilayahan, khsusunya Pemrograman infrastruktur PUPR
jangka panjang dan menengah pada kawasan strategis tematik dalam rangka penguatan pusat-pusat
pertumbuhan untuk mendukung perkonomian nasional dan peningkatan daya saing, serta pemenuhan
pelayanan dasar yang lebih merata koridor pemerataan
7) Konsep pengembangan kawasan strategis tematik di atas, diterjemahkan ke dalam prinsip prinsip
pengembangan wilayah. Penerjemahan itu adalah :
a) setiap kawasan harus memiliki spesialisasi;
b) terdapat industri pendorong berdaya saing;
c) mempunyai skenario keterkaitan antara sektor unggulan dengan sektor pendorong;
d) memfokuskan strategi pengembangan kepada produk berdaya saing dan berorientasi pada pasar
regional; 5. memiliki sinergitas antar program;
e) perlunya peran pemerintah sebagai katalisator dan fasilitator.
8) Kawasan strategis di Provinsi Aceh antara lain PKN Banda Aceh Dsk, PPKT Klaster Sabang Dsk,
PPKT Klaster Simeulue Dsk, Klaster PPKT Aceh (P. Rusa-P. Raya), sedangkan isu strategis dalam
pengembangan kawasan strategis tersebut antara lain:
a) potensi ekonomi dan peningkatan nilai tambah, antara lain: potensi perikanan, pertanian dan
perkebunan yang besar di Provinsi Aceh, potensi kepariwisataan, dan belum optimalnya
pengelolaan nilai tambah produk perikanan, pertanian, dan perkebunan
b) perlunya peningkatan infrastruktur dasar, antara lain: keterbatasan cakupan pelayanan air minum,
sanitasi, dan perumahan, keterbatasan akses dan transportasi, keterbatasan infrastruktur dasar di
PPKT
c) Keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan dan risiko bencana
9) Terkait dengan hal tersebut, arah perencanaan nasional berdasarkan RPJMN 2020 – 2024 dan RPJP,
arah perencanaan spasial berdasarkan RTRWN, RTR Pulau, RTR Provinsi dst khususnya di Provinsi
Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, arah pengembangan wilayah pada provinsi tersebut
meliputi dukungan infrastruktur PUPR dalam pengembangan kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
serta Pulau – Pulau Kecil Terluar. Serta melihat kepada implementasinya, penyelenggaraan
infrastruktur PUPR menghadapi sejumlah tantangan dan isu strategis dalam mewujudkan keterpaduan
melalui pendekatan kewilayahan terkait dengan penyelarasan program/kegiatan antar unit organisasi,
antar level pemerintah dan antar K/L (Kementerian/Lembaga). Dengan demikian, dilihat dari urgensi
dan sudut pandang pengembangan kewilayahan, perlu adanya penyusunan Rencana Pengembangan
& Program Jangka Menengah untuk kawasan PKN Banda Aceh, dan Pulau-pulau Kecil Terluar
khususnya di Provinsi Aceh
10) Maksud dari kegiatan penyusunan Rencana Pengembangan & Program Jangka Menengah untuk
kawasan PKN Banda Aceh, dan Pulau-pulau Kecil Terluar khususnya di Provinsi Aceh adalah untuk
perumusan program jangka menengah melalui penetapan skala prioritas yang dapat menjadi arahan
rencana pengembangan dan pemrograman ke depan dalam rangka meningkatkan keterpaduan melalui
optimalisasi sinergi untuk kawasan PKN Banda Aceh, dan Pulau-Pulau Kecil Terluar khususnya di
Provinsi Aceh, sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah review terhadap dukungan program
pembangunan infrastruktur dan penyusunan program jangka menengah prioritas infrastruktur PUPR
mendukung kawasan PKN Banda Aceh, dan Pulau-Pulau Kecil Terluar khususnya di Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
11) Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini merupakan rangkaian untuk menjawab tantangan
pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah yang bertema kawasan strategis tematik,
melalui:
a) Penajaman strategi pengembangan infrastruktur PUPR dan pemerataan wilayah
b) Simulasi pengambilan kebijakan dan strategi berbasis spasial dengan mempertimbangkan kondisi
faktual dan dinamika perkembangan wilayah
c) Penyiapan forum-forum resmi sebagai sarana sosialisasi dan koordinasi
12) Sasaran yang diharapkan dari Focus Group Discussion (FGD) ini adalah
a) Penajaman profil kawasan yang memberikan gambaran umum kondisi wilayah, keterkaitan kawasan
dengan hinterland-nya dan pangsa pasar, kebutuhan, potensi dan isu permasalahan terupdate
pembangunan Kawasan
b) Masukan dan tanggapan terhadap arahan rencana pengembangan kawasan dan konsepsi
pengembangan kawasan.
c) Masukan dan tanggapan terhadap kebutuhan infrastruktur PUPR dalam pengembangan kawasan
dalam jangka 20, 10, 5 tahun

Anda mungkin juga menyukai