Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : AIK III

Dosen Pengampu : Abdul Rahman, S.Ag., M.Pd

MAKALAH

AKHLAK

OLEH:
KELOMPOK V
NURUL AYZIL QARIRAH (105361105219)
ST. AMALIAH (105361106219)
RISMAWATI (105361105419)
2019C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah


Swt.,Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan III (AIK III) dengan judul “AKHLAK”
dengan baik dan tepat waktu.

Kami sebagai penyusun juga mengucapkan terima kasih banyak kepada


dosen pembimbing yaitu Bapak Abdul Rahman S.Ag., M.Pd, yang telah banyak
memberikan bimbingan serta masukan dalam proses penyusunan makalah ini.Rasa
terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi baik
secara langsung maupun maupun tidak langsung ataupun dengan memberikan ide-
ide demi terselesaikannya makalah ini dalam waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini,namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.Oleh
karena itu,kami mengharapkan saran serta masukan dari pembaca yang bersifat
membangun agar kedepannya jika tersusun makalah lain,dapat lebih baik
lagi.Akhir kata,kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca.

Penyusun,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….........
Daftar Isi………………………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….........
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Serta Sumber Dan Kedudukannya Dalam Islam…………..


B. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlak…………………………………………...
C. Akhlak Terhadap Allah Swt., Rasul, Dan Diri Sendiri…………………………

BAB 3 KESIMPULAN

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna karena dibekali
dengan otak untuk berpikir dan nurani untuk merasakan segala sesuatu yang telah
digariskan oleh Allah Swt. kepada mereka. Tujuan utama penciptaan mereka
adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi dan sebagai hamba Allah, manusia
wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak Allah
Swt. untuk disembah dan tidak disekutukan.

Secara pengertian, akhlak (perilaku lahiriah) adalah cermin dari “sisi dalam
manusia” yang memiliki iradat/nilai-nilai luhur, serta kemampuan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pengertian
tersebut, maka seyogianya manusia harus mengetahui tujuan penerapan akhlak
yang terkandung di dalam dirinya.

Namun, yang menjadi problem adalah karena manusia kadangkala


melupakan eksistensi mereka sebagai seorang hamba yang diwajibkan untuk
memiliki akhlak yang baik. Beberapa objek manifestasi dari akhlak tersebut ialah
kepada Allah Swt. sebagai sang pencipta, Rasul Allah yang merupakan pembawa
risalah yang menjadi panduan hidup umat manusia, dan juga diri sendiri. Manusia
harus senantiasa mengingatkan dirinya sendiri agar keimanan yang dimiliki tidak
menjadi lemah dan menyimpang terlalu jauh dari alur yang telah ditetapkan oleh
Allah Swt., sebab iman yang kuat akan mewujudkan akhlak yang baik dan mulia.

Berdasarkan pemaparan ringkas di atas, maka dalam makalah ini akan


diuraikan tentang pengertian akhlak serta sumber dan kedudukannya dalam islam,
ruang lingkup pembahasan akhlak, serta akhlak kepada Allah Swt., Rasul, dan diri
sendiri secara lebih mendalam agar dipahami lebih lanjut lagi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat ditarik
beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian akhlak serta sumber dan kedudukannya dalam islam?
2. Apa saja ruang lingkup pembahasan akhlak ?
3. Bagaimana akhlak terhadap Allah Swt., Rasul dan diri sendiri?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian akhlak serta sumber dan kedudukannya dalam islam.
2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak.
3. Mendeskripsikan akhlak terhadap Allah Swt., Rasul dan diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Dan Kedudukannya Dalam Islam


a) Pengertian Akhlak
Istilah akhlak sudah tidak jarang lagi terdengar di tengah kehidupan
masyarakat. Mungkin hampir semua orang sudah mengetahui arti kata akhlak
tersebut, karena perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku
manusia. Akan tetapi agar lebih meyakinkan pembaca sehingga mudah untuk
dipahami maka kata akhlak perlu diartikan secara bahasa maupun istilah.
Dengan demikian, pemahaman terhadap akhlak akan lebih jelas substansinya.
Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq. Bentuk
jamak dari kata khuluqun yang berarti “budi pekerti, perangai, tabiat, adat, dan
tingkah laku”. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata
khaliq yang bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang
diciptakan. Dari kata khalaqa, yang artinya menciptakan. Sedangkan pengertian
akhlak secara istilah, menurut Prof. Dr. Yuhanar Ilyas, Lc., M.Ag., akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan
syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang
buruk, maka disebut akhlak yang buruk.
Dalam kepustakaan, kata akhlak diartikan juga sebagai sikap yang
melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik ataupun buruk.
Dengan demikian, kata akhlak berarti sikap yang timbul dari dalam diri
manusia, yang terjadi tanpa pemikiran terlebih dahulu sehingga terjadi secara
spontan dan tidak dibuat-buat.
Pendapat lain dari Dzakiah Drazat mengartikan akhlak sedikit lebih luas
yaitu “Kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan antara nurani, pikiran, dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian”.
Mahmud Syaltut juga mempertegas pengertian kata akhlak lebih spesifik
lagi yaitu : Akhlak itu adalah karakter, moral, kesusilaan dan budi baik yang
ada dalam jiwa dan memberikan pengaruh langsung kepada perbuatan.
Diperbuatnya mana yang diperbuat dan ditinggalkannya mana yang patut
ditinggal. Jadi akidah dengan seluruh cabangnya tanpa akhlak adalah
seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan tempat berlindung
kepanasan, untuk berteduh kehujanan dan tidak ada pula buahnya yang dapat
dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa akidah hanya merupakan bayangan-bayangan
bagi benda yang tidak tetap dan selalu bergerak.
b) Sumber dan Kedudukan Akhlak
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam agama Islam.
Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah qouliyah
(sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah seperti yang telah diuraikan
Yunahar Ilyas yaitu :
a. Rasulullah Saw., menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai
misi dalam sejarah penyampaian Islam di muka bumi ini. Seperti yang yang
terdapat dalam hadist yang artinya, ”Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”.(HR. Bukhari).
b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga
Rasulullah Saw pernah mendefenisikan agama itu dengan akhlak yang baik
(husn al-kluluq).
c. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
Dari ketiga uraian di atas, maka sudah jelas bahwa akhlak yang dimaksud
yaitu akhlak baik atau akhlak islami, yaitu bersumber dari wahyu Allah yang
terdapat dalam al-Quran dan merupakan sumber utama dalam ajaran agama
Islam.
Sedangkan Aminuddin juga menjelaskan sumber akhlak yaitu sumber
akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran agama Islam, sumber akhlak adalah al-Quran
dan sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada
pandangan konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk
dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu‟tazilah.
B. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlak
Dalam Islam, tatanan nilai yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau
buruk dirumuskan dalam konsep akhlakul karimah, yang merupakan suatu konsep
yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan sang
Maha Pencipta yaitu Allah Swt., dan manusia dengan alam sekitarnya.
Ruang lingkup akhlak itu dapat berupa seluruh aspek kehidupan seseorang
sebagai individu, yang bersinggungan dengan sesuatu yang ada di luar dirinya.
Karena sebagai individu, dia pasti berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya,
dan juga berinteraksi dengan berbagai kelompok kehidupan manusia secara
sosiologis, dan juga berinteraksi secara methaphisik dengan Allah Swt. sebagai
pencipta alam semesta. Ruang lingkup akhlak terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Akhlak terhadap Allah atau Pencipta (Kholiq)
Akhlak terhadap Allah (Kholiq) dapat diaplikasikan dalam bentuk sebagai
berikut:
a. Mentauhidkan Allah, yaitu mengesakan Allah dan tidak menduakannya.
Mencintai allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
mempergunakan firman-firman_Nya dalam al-Quran sebagai pedoman
hidup dan kehidupan.
b. Taqwa, artinya melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-
Nya.
c. Senantiasa berdoa dan hanya meminta kepada Allah.
d. Tawakkal (berserah diri) kepada Allah.
Dari pemaparan di atas maka penulis dapat memahami bahwa akhlak
yang berkualitas adalah akhlakul karimah, dan orang yang melakukan akhlakul
karimah disebut muhsin. Allah yang telah menciptakan manusia, maka hendak
lah manusia senantiasa bersujud serta menyembah allah. Menurut Abuddin
Nata ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah yaitu :
a) Karena Allah yang telah menciptakan manusia dan menciptakan manusia
dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang pungggung dan tulang
rusuk. (Q.S. al-Thariq : 5- 7). Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa
manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang
disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) setelah ia menjadi segumpal
darah, daging, dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan selanjutnya
diberikan ruh. (Q.S. Al-Mu‟minun : 12-13).
b) Karena Allah lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan hati sanubari. Di samping
anggota badan yang kokoh dan sempurna pada manusia.
c) Karena Allah lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuhtumbuhan, air, udara, binatang dan ternak dan lain
sebagainya. (Q. S. Al-Jatsiah : 12-13).
d) Allah lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan
untuk menguasai daratan dan lautan (Q. S. Al-Isra‟ : 70).

Jadi, dalam berakhlak kepada Allah Swt., manusia mempunyai banyak


cara diantaranya dengan taat dan tawadduk kepada allah Swt., karena allah
yang telah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dengan akhlak
yang baik serta menyembah-Nya.
2. Akhlak Terhadap Manusia
a. Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW)
Akhlak terhadap Rasulullah antara lain mencintai Rasulullah secara
tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai
idola, suri tauladan dalam hidup dan kehidupan, serta menjalankan apa yang
diperintahkan dan tidak melakukan apa yng dilarang. Dengan demikian,
maka kita sebagai pengikut Rasulullah senantiasa mencintai dan mengikuti
sunah beliau sebagai suri tauladan bagi umat Manusia.
b. Akhlak terhadap Orang Tua
Akhlak terhadap Orang tua antara lain mencintai mereka melebihi
cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi
perasaan kasih sayang, berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat,
menggunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada ibu bapak
dengan sebaik-baiknya, serta mendoakan keselamatan dan keampunan bagi
mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
Jadi, dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Orangtua senantiasa
mencintai dan menyayangi orang tua, dan memohon keampunan kepada
kedua orang tua ketika telah meninggal dunia.
c. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri berupa memelihara kesucian diri,
menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan
akhlak islam), jujur dalam perkataan dan perbuatan, malu melakukan
perbuatan jahat , ikhlas, sabar, rendah hati , menjauhi dengki, menjauhi
dendam, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi
segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
Jadi dapat dipahami bahwa akhlak terhadap diri sendiri adalah
pemenuhan semua urusan kita sepenuhnya kepada-Nya, baik yang
menyangkut jasmani maupun rohani.
d. Akhlak terhadap Masyarakat
Adapun Akhlak terhadap masyarakat menurut Abu Ahmadi dan Noor
Salimi antara lain : memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat bersangkutan, saling menolong dan melakukan
kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri
sendiri dan orang lain agar tidak melakukan perbuatan jahat (mungkar),
memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan
kehidupannya, bermusyawarah dalam segala urusan dan mengenaikan
kepentingan bersama, mentaati keputusan yang telah diambil, serta menepati
janji.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa perlunya menjaga akhlak
terhadap orang lain baik dalam hidup bermasyarakat maupun dalam hidup
bernegara.
3. Akhlak terhadap bukan Manusia (Lingkungan Hidup)
Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup) antara lain yaitu:
a. Sadar memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan
flora (hewan dan tumbuhan) yang sengaja diciptakan Tuhan untuk
kepentingan manusia dan makhluk lainnya. Hal ini juga terdapat dalam al-
Quran surat Yunus : 101 dan al-Baqarah : 60 . Karena itu Tuhan telah
menundukkan kepada manusia matahari dan bulan, malam dan siang, lautan
dan sungai, bumi dan gunung-gunung dan seluruh angkasa luas. Pendeknya
semua dihidangkan dihadapan manusia untuk dipergunakan, diselidiki,
digali, dicari rahasianya dan dinikmati hasilnya dengan sebaik-baiknya.
c. Sayang pada sesama makhluk.
Jadi, akhlak terhadap lingkungan sebagaimana yang diajarkan dalam al-
Quran bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Cara
berakhlak terhadap lingkungan diantaranya, memelihara kelestarian lingkungan,
menjaga kebersihan lingkungan, dan menyayangi mahkluk hidup.
C. Akhlak Terhadap Allah Swt., Rasul Dan Diri Sendiri
1. Akhlak Kepada Allah Swt.
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai Khalik. Titik tolak akhlak terhadap Allah Swt. adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji;
demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikat pun tidak akan
mampu menjangkau hakikat-Nya.
Substansi hidup manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak dapat
dilepaskan dari fitrahnya sebagai seorang hamba yang berkewajiban untuk taat
dan patuh kepada Allah Swt. Seperti yang termaktub di dalam salah satu ayat
Alquran, yaitu:

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


‫ن‬Kِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Alquran memerintahkan manusia untuk berserah kepada-Nya, karena


segala yang bersumber darinya adalah baik, benar, indah, dan sempurna. Selain
menyadari kewajiban sebagai seorang hamba Allah SWT sebagai Dzat yang
Maha Sempurna, poin lain yang juga harus diamalkan sebagai perwujudan
akhlak kepada Allah Swt., di antaranya adalah bertakwa kepada Allah Swt.,
bersyukur terhadap segala sesuatu yang diberikan olehNya, senantiasa
melaksanakan serta menjauhi laranganNya, dan bertaubat apabila melakukan
kekhilafan.
Mengamalkan akhlak kepada Allah, selain merupakan bentuk kerendahan
diri sebagai seorang hamba, juga diperlukan untuk mendapatkan ridhoNya.
Allah Swt. menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-hambaNya yang
senantiasa melakukan amalan-amalan mulia dan menjauhi segala laranganNya.

۟ ُ‫طيِّبَةً ۖ َولَنَجْ زيَنَّهُ ْم أَجْ َرهُم بأَحْ َسن ما َكان‬


‫وا‬ َ ً‫صلِحًا ِّمن َذ َك ٍر أَوْ أُنثَ ٰى َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهۥُ َحيَ ٰوة‬
َ ٰ ‫َم ْن َع ِم َل‬
َ ِ ِ ِ
َ‫يَ ْع َملُون‬

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97)

2. Akhlak Kepada Rasulullah


Sebagai konkuensi dari iman kepada Rasulullah, setiap mukmin
haruslah dapat mencintai, menghormati dan memuliakan beliau, lebih
daripada menghormati dan memuliakan tokoh mana pun dalam sejarah
umat manusia. Allah SWT berfirman di dalam Alquran sebagai berikut:

‫ب الَّ ِذي أَ ْنزَ َل ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َو َم ْن‬ِ ‫ب الَّ ِذي نَ َّز َل َعلَ ٰى َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا‬ ِ ‫ َو َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا آ ِمنُوا بِاهَّلل‬
‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫يَ ْكفُرْ بِاللَّ ِه َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-


Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kpada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” .(QS. An Nisa: 76).

Realisasi dari akhlak kepada Rasulullah tertuang ke dalam beberapa poin


antara lain: meyakini sepenuh hati bahwa Rasulullah adalah utusan Allah;
meneladani sikap dari Rasulullah; dan mengimani setiap risalah yang dibawa
oleh para Rasul Allah.
3. Akhlak Kepada Diri Sendiri
Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama. Tahap pertama menyatakan
keimanan dengan mengucapkan syahadat; tahap kedua melakukan ibadah
seperti shalat, zakat puasa termasuk membaca Alquran dan berdoa; dan tahap
ketiga sebagai buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak.
Bentuk-bentuk akhlak kepada diri sendiri adalah sabar, syukur, ‘iffah
(tahan terhadap yang terlarang), hilm (tahan terhadap marah), syaja’ah, zuhd,
qana’ah, muru’ah, iqdam, menyayangi/tidak menyakiti diri sendiri.

َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َعلَ ْي ُك ْم أَ ْنفُ َس ُك ْم ۖ اَل يَضُرُّ ُك ْم َم ْن‬
‫م بِ َما ُك ْنتُ ْم‬Kْ ‫ض َّل إِ َذا ا ْهتَ َد ْيتُ ْم ۚ إِلَى هَّللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَبِّئُ ُك‬
ُ
َ‫تَ ْع َملون‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat
itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya
kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.Al-Ma’idah:105)
BAB III
KESIMPULAN

Menurut Prof. Dr. Yuhanar Ilyas, Lc., M.Ag., akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika sifat itu
melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat, maka disebut akhlak yang
baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam agama Islam. Seperti yang
diuraikan oleh Yunahar Ilyas yaitu :

a. Misi utama diutusnya Rasulullah Saw. di muka bumi.

b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam (husn al-kluluq).

c. Akhlak yang baik sebagai faktor masuknya manusia ke dalam surga.

Akhlak baik atau akhlak islami, yaitu bersumber dari wahyu Allah yang
terdapat dalam al-Quran dan As-sunnah yang merupakan sumber ajaran dalam agama
Islam. Bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada pandangan
konsep etika dan moral.

Ruang lingkup pembahasan akhlak yaitu akhlak terhadap Allah (Kholiq),


akhlak terhadap manusia serta akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup).
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar. “Akhlak Terhadap Allah Dan Rasul ‘Tafsir Surat al-Hujurat
Ayat 1-9.’” Tarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam 11, no. 1
(2013): 1–10.
https://www.academia.edu/38143515/MAKALAH_AKHLAK_docx

Anda mungkin juga menyukai