Kelompok 3 Revisi 1
Kelompok 3 Revisi 1
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena sebab atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, makalah yang berjudul “Kepemimpinan di Instansi Pemerintahan” ini dapat
penulis selesaikan. Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada Bapak Drs. Syamsir, M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pengampu pada mata
kuliah Kepemimpinan telah memberikan pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, maka penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi semua yang membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4. Mengetahui cara-cara efektif dan menemukan solusi pada permasalahan yang ada
pada kepemimpinan dengan teman sejawat.
1.4 Manfaat
2. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan dan dapat
dipergunakan sebagai masukan dan referensi bagi pihak lain dalam menggali
keilmuan tentang kepemimpinan dengan rekan sejawat.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
1. Hakikat Kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
c. Teori Jalur-Tujuan
Teori jalur-tujuan pada mulanya dikembangkan oleh Robert House. Pada
prinsipnya teori ini berpendapat bahwa merupakan tugas si pemimpin untuk
membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk
memberikan pengarahan dan dukungan agar dapat dipastikan tujuan mereka
sesuai dengan sasaran secara keseluruhan dari suatu kelompok atau
organisasi. House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan, yaitu:
1. Pemimpin berorientasi prestasi yang menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahannya untuk berprestasi pada
tingkat yang tertinggi
2. Pemimpin yang partisipatif berkonsultasi dengan bawahannya dan
menggunakan saran mereka untuk mengambil suatu keputusan
3. Pemimpin yang membiarkan pengikutnya tahu apa yang diharapkan
4. Pemimpin yang mendukung dan menunjukkan perhatian akan
kebutuhan para pengikutnya
3. Kepemimpinan dalam Teman Sejawat
Dalam KBBI, kata teman sejawat yang berarti sepekerjaan; sejabatan atau
teman; sahabat; kawan. Teman sejawat sering kita temui pada keorganisasian yang
seluruh anggota nya mempunyai rentan umur yang tidak jauh beda satu sama lain.
Mereka biasa berada pada satu kondisi yang sudah dipertemukan dalam suatu
peranan lembaga atau intansi penting contohnya Pendidikan atau keorganisasian.
Contoh yang dapat kita temukan dalam kepemimpinan teman sejawat adalah OSIS,
HIMA, BEM dll.
1. Mudah Bekomunikasi
Pada konsep kepemimpinan pada teman sejawat dapat kita ketahui bahwa
organisasi tersebut memiliki intensitas bertemu yang sangat banyak. Hal ini
disebabkan oleh lingkungan persahabatan yang dimiliki antar anggota. Dampak
dari persahabatan antar anggota tersebut menciptakan kenyamanan dan
kemudahan dalam menyampaikan aspirasi dan ide untuk memajukan organisasi
tersebut. Hal inilah yang menjadikan seorang pemimpin dalam organisasi lebih
mudah untuk memahami segala aspirasi dan ide yang tersalurkan oleh para
anggota sehingga mencapai suatu kesepakatan dan kesatuan pendapat.
Hal tersebut dapat dilakukan apabila setiap anggota memiliki latar belakang
yang sama. Misalnya, pada suatu organisasi kemahasiswaan haruslah memiliki
latar belakang sebagai mahasiswa sehingga organisasi ini dapat dikatakan sebagai
organisasi kemahasiswaan. Dampak dari kesamaan latar belakang tersebut
menciptakan kekompakan serta Kerjasama yang baik dikarenakan organisasi yang
mereka lakoni sesuai dengan aktivitas yang mereka jalani setiap hari nya dalan
instansi Pendidikan. Dengan itu, timbulah rasa kompetitif untuk memajukan nama
instansi Pendidikan yang mereka tempuh sekarang.
Selaku sebagai seorang pemimpin yang memiliki wewenang, sudah menjadi
sebuah keharusan untuk memajukan instansi Pendidikan yang terkait sehingga
pemimpin tersebut harus mumpuni untuk memiliki jiwa kompetitif untuk
membangun semangat para anggota agar lebih kompak dan solid dalam
menjalankan segala program yang ada dalam organisasi tersebut.
Didalam dunia organisasi teman sejawat dalam hal ini mahasiswa, ada beberapa
bagian yang menjadi kelemahan atau kekurangan dalam menjalankan praktek
kepemimpinan. Ada beberapa faktor yang melandasinya antara lain sebagai berikut:
a. Egois
Hal ini muncul dikarenakan faktor umur dan minimnya pengalaman yang
didapatkan seorang manusia terutama dalam menjalankan tugas yang telah
diberikan. Hal ini bisa memang di alami oleh mahasiswa dikarenakan masih
memasuki masa remaja yang mana ada bagian proses yaitu pencarian jati diri. Hal
ini melandasi bahwa ada hasrat ingin menunjukkan siapa individu tersebut kepada
teman-temannya. Hal ini menjadikan adanya sifat egois di dalam diri seorang
mahasiswa yang mempengaruhi kepemimpinannya.
b. Kurang Pengalaman
Hal ini murni karena kurangnya jam terbang dari mahasiswa dalam
menjalankan proses kepemimpinan. Namun ini juga sering terjadi karena didasari
oleh beberapa faktor. Misalnya
Rasa malu untuk berbicara
Hal ini menjadikan sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan lancar
karena sistem jaringannya terganggu dikarenakan kurangnya koordinasi. Peranan
komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena akan membantu
terjalinnya hubungan yang baik serta koordinasi yang baik antar sesama anggota
dalam mencapai tujuan organisasi, selain itu juga komunikasi organisasi akan
memberikan dampak pada peningkatkan motivasi kerja dari anggota organisasi
tersebut (Keizia, 2018). Hal ini menjadikan kurangnya koordinasi yang
disebabkan oleh minimnya pengalaman mahasiswa menjadi kekurangan dalam
kepemimpinan teman sejawat.
Hal ini menjadi alasan mengapa kepemimpinan dalam teman sejawat tidak
maksimal. Misalnya saja di dalam dunia organisasi mahasiswa yang mana tidak
terfasilitasinya sebuah organisasi menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk
menjalankan organisasinya. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
terganggunya jadwal, program dan proses kepemimpinan di dalamnya. Sehingga
mengakibatkan ketidakprofesionalitasan mahasiswa dalam menjalankan
kepemimpinan. Beda halnya di dunia kerja yang mana fasilitas sarana dan
prasarana sangat mendukung dalam menjalankan jobdesc masing-masing individu
sehingga menjadikan kepemimpinan berjalan lebih baik,
Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasai masalah dari
kelemahan kepemimpinan teman sejawat dalam hal ini mahasiswa antara lain sebagai
berikut:
Peningkatan jam terbang atau pengalaman agar lebih matang untuk menjalankan
proses kepemimpinan.
Peningkatan kualitas individu seperti public speaking agar menunjang
komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi sehingga proses kepemimpinan
menjadi lebih berkualitas.
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang organisasi agar segala proses dan
dinamika kepemimpinan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Naway, F.A. 2017. Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan. Ideas Publishing. Gorontalo
Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.