Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN DALAM TEMAN SEJAWAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

Ahmad Reza Pebriansyah Nst 20046313


Intan Fadhilah 20060137
Cindy Laras S 20042319
Valeriany Agustine 20042345
Eka Paksi 20042324

DOSEN PENGAMPU: Drs. SYAMSIR, M.Si., Ph.D.

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena sebab atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, makalah yang berjudul “Kepemimpinan di Instansi Pemerintahan” ini dapat
penulis selesaikan. Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada Bapak Drs. Syamsir, M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pengampu pada mata
kuliah Kepemimpinan telah memberikan pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, maka penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi semua yang membaca.

Padang, 11 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanana penerapan kepemimpinan pada teman sejawat?

2. Apa saja kelebihan dalam kepemimpinan pada teman sejawat?

3. Apa saja kekurangan dalam kepemimpinan pada teman sejawat?

4. Bagaimana kefektivitasan dan solusi jangka panjang dari kepemimpinan pada


teman sejawat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui hakikat kepemimpinan dan penerapannya pada teman sejawat.

2. Mengetahui kelebihan yang ada dalam kepemimpinan dengan teman sejawat

3. Mengetahui kekurangan yang ada dalam kepemimpinan dengan teman sejawat.

4. Mengetahui cara-cara efektif dan menemukan solusi pada permasalahan yang ada
pada kepemimpinan dengan teman sejawat.

1.4 Manfaat

1. Upaya menambah pengetahuan terutama yang berkaitan langsung dengan


Kepemimpinan dalam teman sejawat.

2. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan dan dapat
dipergunakan sebagai masukan dan referensi bagi pihak lain dalam menggali
keilmuan tentang kepemimpinan dengan rekan sejawat.
BAB II

LANDASAN TEORI
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi dan Pengertian Kepempinan

1. Hakikat Kepemimpinan

Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata pimpin


mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga
menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidakmudah dan tidak akan setiap orang
mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Pengertian
Kepemimpinan menurut para ahli yaitu :

a. Robert Tannebeum dan Fred Massarik mengemukakan kepemimpinan


adalah pengaruh antar personal yang dilaksanakan dalam suatu keadaan yang
ditujukan untuk mencapai suatu tujuan khusus melalui proses komunikasi.
b. Donald G. Krause berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai
kehendak mengendalikan apa yang terjadi, pemahaman merencanakan
tindakan, dan kekuasaan untuk meminta penyelesaian tugas, dengan
menggunakan kepandaian dan kemampuan orang lain secara kooperatif.
c. Chemers berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi (dalam kehidupan) sosial yang dimana seseorang dapat
memperoleh bantuan dan mendorong orang-orang lain dalam penyelesaian
suatu tugas bersama.
d. Ralph Stogdill menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok menuju kearah penentuan
tujuan dan pencapaian tujuan.

Kepemimpinan memiliki fungsi yang menurut (Azzahra,2019) dalam bukunya


yang berjudul Kepemimpinan kependidikan menyatakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah:

a. Seorang pemimpin harus dapat mengatur pengorganisasian dengan kelompok


sehingga tujuan dapat tercapai.
b. Seorang pemimpin haruslah bersikap tanggung jawab dalam menangani
kasus bersama kelompok dan juga harus adil dalam memimpin kelompok
c. Seorang pemimpin harus mampu membuat prosedur kerja untuk kelompok
dengan melihat lingkungan sekitar sehingga dapat memilih prosedur yang
lebih efisien dan efektif.
d. Seorang pemimpin harus dapat mencapai suasana kerja sama dan
persaudaraan yang baik sehingga pekerjaan yang dijalani terasa mudah dan
tidak terlalu membebani

2. Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat penting yang bertujuan untuk


mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi yang telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara
keseluruhan. Berikut teori tentang kepemimpinan antara lain :

a. Teori Kepemimpinan Sifat


Teori kepemimpinan sifat adalah suatu pandangan atau pendapat yang
mengatakan bahwa efektivitas seorang pemimpin banyak ditentukan oleh
sifat-sifat atau karakter yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Terdapat
berbagai teori dan hasil penelitian mengenai sifat-sifat seorang pemimpin
yang dianggap efektif yang salah satunya menurut (Robbins dan Judge:
2007,248) dari hasil penelitian nya menyebutkan bahwa ciri-ciri pemimpin
yang efektif adalah "Emotional lntelligence (El)". Emotional lntelligence
terdiri dari lima dimensi, yaitu:
1. Kesadaran diri (Self-awareness) : yaitu memahami perasaan dirinya.
2. Manajemen diri (Self-management) : yaitu kemampuan
mengendalikan emosi diri sendiri.
3. Kemampuan sosial (social skill) : yaitu kemampuan untuk
mengendalikan emosi orang lain
4. Motivasi diri (Self-motivation) : yaitu kemampuan untuk tetap
bertahan dalam menghadapi kelemahan dan kegagalan.
5. Empati (Empathy) : yaitu kemampuan untuk memahami perasaan
orang lain
b. Teori Situasional
Teori situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
Teori ini lebih menekankan pada pengikut dibandingkan dengan pemimpin
untuk tercapainya kepemimpinan yang efektif. Hersey dan Blanchard
berpendapat bahwa kepemimpinan yang efektif bergantung dari tingkat
kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Jika pengikut tidak mampu dan
tidak ingin melakukan tugas, maka pemimpin perlu memberikan arahan
khusus dan jelas. Jika para pengikut tidak mampu dan ingin, maka pemimpin
perlu memaparkan orientasi tugas dengan jelas untuk mengkompensasi
kekurangan kemampuan para pengikutnya sehingga sesuai dengan keinginan
pemimpin. Jika para pengikut mampu dan tidak ingin, maka pemimpin perlu
menggunakan gaya yang mendukung dan partisipatif. Jika para pengikut
mampu dan ingin, maka pemimpin tidak perlu berbuat banyak.

c. Teori Jalur-Tujuan
Teori jalur-tujuan pada mulanya dikembangkan oleh Robert House. Pada
prinsipnya teori ini berpendapat bahwa merupakan tugas si pemimpin untuk
membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk
memberikan pengarahan dan dukungan agar dapat dipastikan tujuan mereka
sesuai dengan sasaran secara keseluruhan dari suatu kelompok atau
organisasi. House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan, yaitu:
1. Pemimpin berorientasi prestasi yang menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahannya untuk berprestasi pada
tingkat yang tertinggi
2. Pemimpin yang partisipatif berkonsultasi dengan bawahannya dan
menggunakan saran mereka untuk mengambil suatu keputusan
3. Pemimpin yang membiarkan pengikutnya tahu apa yang diharapkan
4. Pemimpin yang mendukung dan menunjukkan perhatian akan
kebutuhan para pengikutnya
3. Kepemimpinan dalam Teman Sejawat

Dalam KBBI, kata teman sejawat yang berarti sepekerjaan; sejabatan atau
teman; sahabat; kawan. Teman sejawat sering kita temui pada keorganisasian yang
seluruh anggota nya mempunyai rentan umur yang tidak jauh beda satu sama lain.
Mereka biasa berada pada satu kondisi yang sudah dipertemukan dalam suatu
peranan lembaga atau intansi penting contohnya Pendidikan atau keorganisasian.
Contoh yang dapat kita temukan dalam kepemimpinan teman sejawat adalah OSIS,
HIMA, BEM dll.

Tujuan dalam kepemimpinan teman sejawat biasanya untuk menyokong dan


mendukung jalannya program instansi Pendidikan tersebut, namun selama
kepemimpinan berjalan mereka tidak lepas dari tanggung jawab instansi tersebut.
Kepemimpinan dalam teman sejawat dapat berjalan apabila sudah mendapat
persetujuan dari Pembina atau pimpinan instansi Pendidikan tersebut, mereka hanya
sebagai pengelola dari organisasi diinstansi terkait namun yang menjalankan
program-program dari organisasi tersebut tetaplah anggota yang ada yaitu organisasi
yang disebut teman sejawat ini.

3.2 Kelebihan dalam Kepemimpinan pada Teman Sejawat

Dalam kepemimpinan, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang ada.


Terutama di lingkungan teman sejawat yang kita bahas pada makalah ini.
Kepemimpinan dalam Teman sejawat memang tergolong unik karena memiliki
anggota yang mempunyai rentan umur yang dekat. Namun, kita dapat menemui
berbagai macam kelebihan didalamnya. Dari proses Kerjasama hingga tercapai dan
terlaksana nya program-program yang dijalani. Kelebihan-kelebihan tersebut
diantaranya :

1. Mudah Bekomunikasi

Komunikasi merupakan suatu kunci penting dalam organisasi. Sebab sebuah


organisasi dapat mencapai Kerjasama dan kekompokan yang baik apabila
anggota-anggota nya terbiasa untuk menjalin komunikasi yang baik. Hal ini
dikemukakan oleh Armin, Fory (2017) bahwa “Komunikasi akan terjalin dengan
baik, apabila gagasan gagasan atau suatu ide dibahas dikomunikasikan dalam
suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi
pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu yang menjadi pokok dari
pembahasan yang akan bermuara pada kesepakatan dan kesatuan pendapat.”

Pada konsep kepemimpinan pada teman sejawat dapat kita ketahui bahwa
organisasi tersebut memiliki intensitas bertemu yang sangat banyak. Hal ini
disebabkan oleh lingkungan persahabatan yang dimiliki antar anggota. Dampak
dari persahabatan antar anggota tersebut menciptakan kenyamanan dan
kemudahan dalam menyampaikan aspirasi dan ide untuk memajukan organisasi
tersebut. Hal inilah yang menjadikan seorang pemimpin dalam organisasi lebih
mudah untuk memahami segala aspirasi dan ide yang tersalurkan oleh para
anggota sehingga mencapai suatu kesepakatan dan kesatuan pendapat.

Selain itu, hal yang mempermudah jalannya komunikasi dalam organisasi


adalah cara penyampaian dan gaya Bahasa yang digunakan adalah sama. Hal ini
terjadi dikarenakan pemimpin dan anggota berada dalam level Pendidikan yang
sama sehingga gaya komunikasi yang digunakan pun serupa. Dengan demikian,
misskomunikasi dan kesalahpahaman jarang ditemui dalam organisasi ini.

2. Memiliki visi dan Latar Belakang yang sama

Dalam Kepemimpinan pada Teman Sejawat, dapat diketahui visi setiap


anggota yang ada pada organisasi tersebut memiliki kesamaan. Dari visi yang
sama itulah yang membuat aspirasi dan ide menjadi satu kesatuan pendapat
sehingga pemimpin akan lebih mudah untuk memilah dan mengambil keputusan.
Dari proses yang menyatukan aspirasi dan ide menjadi sebuah kesatuan pendapat
yang konkrit menciptakan program kerja yang memajukan organisasi.

Hal tersebut dapat dilakukan apabila setiap anggota memiliki latar belakang
yang sama. Misalnya, pada suatu organisasi kemahasiswaan haruslah memiliki
latar belakang sebagai mahasiswa sehingga organisasi ini dapat dikatakan sebagai
organisasi kemahasiswaan. Dampak dari kesamaan latar belakang tersebut
menciptakan kekompakan serta Kerjasama yang baik dikarenakan organisasi yang
mereka lakoni sesuai dengan aktivitas yang mereka jalani setiap hari nya dalan
instansi Pendidikan. Dengan itu, timbulah rasa kompetitif untuk memajukan nama
instansi Pendidikan yang mereka tempuh sekarang.
Selaku sebagai seorang pemimpin yang memiliki wewenang, sudah menjadi
sebuah keharusan untuk memajukan instansi Pendidikan yang terkait sehingga
pemimpin tersebut harus mumpuni untuk memiliki jiwa kompetitif untuk
membangun semangat para anggota agar lebih kompak dan solid dalam
menjalankan segala program yang ada dalam organisasi tersebut.

3.3 Kekurangan dalam Kepemimpinan pada Teman Sejawat

Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan


agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
(Thoha, 1983: 123). Dari pernyataan di atas sudah menyatakan bahwa pemimpin
mempunyai perilaku untuk mempengaruhi yang dipimpin melalui proses pelatihan
kepemimpinan. Sedangkan untuk keterampilan kepemimpinan, peneliti memfokuskan
pada keterampilan komunikasi, Sumber Daya Manusia dan kreativitasnya.

Namun dibalik teori tersebut ada beberapa kekurangan di dalam realita


kepemimpinan khususnya kepemimpinan didalam teman sejawat. Hal ini dapat penulis
katakan berdasarkan pengalaman dari penulis sendiri yang berkecimpung di dalam dunia
organisasi kemahasiswaan. Yang mana di dalam sebuah organisasi tentunya memiliki
tugas dan peranan yang akan dijalankan oleh masing-masing anggota dari organisasi
tersebut.

Didalam dunia organisasi teman sejawat dalam hal ini mahasiswa, ada beberapa
bagian yang menjadi kelemahan atau kekurangan dalam menjalankan praktek
kepemimpinan. Ada beberapa faktor yang melandasinya antara lain sebagai berikut:

a. Egois

Hal ini muncul dikarenakan faktor umur dan minimnya pengalaman yang
didapatkan seorang manusia terutama dalam menjalankan tugas yang telah
diberikan. Hal ini bisa memang di alami oleh mahasiswa dikarenakan masih
memasuki masa remaja yang mana ada bagian proses yaitu pencarian jati diri. Hal
ini melandasi bahwa ada hasrat ingin menunjukkan siapa individu tersebut kepada
teman-temannya. Hal ini menjadikan adanya sifat egois di dalam diri seorang
mahasiswa yang mempengaruhi kepemimpinannya.
b. Kurang Pengalaman

Hal ini murni karena kurangnya jam terbang dari mahasiswa dalam
menjalankan proses kepemimpinan. Namun ini juga sering terjadi karena didasari
oleh beberapa faktor. Misalnya
 Rasa malu untuk berbicara

 Tidak fasih public speaking

 Individualistis dalam berorganisasi

Hal ini menjadikan sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan lancar
karena sistem jaringannya terganggu dikarenakan kurangnya koordinasi. Peranan
komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena akan membantu
terjalinnya hubungan yang baik serta koordinasi yang baik antar sesama anggota
dalam mencapai tujuan organisasi, selain itu juga komunikasi organisasi akan
memberikan dampak pada peningkatkan motivasi kerja dari anggota organisasi
tersebut (Keizia, 2018). Hal ini menjadikan kurangnya koordinasi yang
disebabkan oleh minimnya pengalaman mahasiswa menjadi kekurangan dalam
kepemimpinan teman sejawat.

c. Sarana dan prasarana yang tidak mendukung

Hal ini menjadi alasan mengapa kepemimpinan dalam teman sejawat tidak
maksimal. Misalnya saja di dalam dunia organisasi mahasiswa yang mana tidak
terfasilitasinya sebuah organisasi menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk
menjalankan organisasinya. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
terganggunya jadwal, program dan proses kepemimpinan di dalamnya. Sehingga
mengakibatkan ketidakprofesionalitasan mahasiswa dalam menjalankan
kepemimpinan. Beda halnya di dunia kerja yang mana fasilitas sarana dan
prasarana sangat mendukung dalam menjalankan jobdesc masing-masing individu
sehingga menjadikan kepemimpinan berjalan lebih baik,

d. Adanya peran ganda


Hal ini sangat lumrah terjadi di kalangan mahasiswa. Tidak hanya satu
organisasi saja yang diikuti mengakibatkan terjadinya pecah fokus sehingga
terjadinya ketidakmaksimalan peran kepemimpinan yang di emban. Selain itu
peran ganda juga ada di kalangan mahasiswa bukan hanya datang dari organisasi
namun juga dari faktor keluarga. Tidak sedikit mahasiswa yang menjalankan
peran sebagai anak atau bahkan kepala keluarga dan tulang punggung keluarga.
Hal ini menjadikan dirinya tidak bisa 100 % fokus dalam tugas yang dilaksanakan
di dalam organisasi.

3.4 Solusi Masalah Kepemimpinan Teman Sejawat

Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasai masalah dari
kelemahan kepemimpinan teman sejawat dalam hal ini mahasiswa antara lain sebagai
berikut:
 Peningkatan jam terbang atau pengalaman agar lebih matang untuk menjalankan
proses kepemimpinan.
 Peningkatan kualitas individu seperti public speaking agar menunjang
komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi sehingga proses kepemimpinan
menjadi lebih berkualitas.

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang organisasi agar segala proses dan
dinamika kepemimpinan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
BAB IV

PENUTUP

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azzahra, A. (2019). Kepemimpinan Pendidikan. 1–5.

Naway, F.A. 2017. Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan. Ideas Publishing. Gorontalo

Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

Fridayana Yudiaatmaja.2012. kepemimpinan:konsep,Teori, dan Karakternya. Diakses


melalui laman https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/%20MKFIS/article/viewFile/1681/1469

Thoha, Miftah, (2010). Pengertian Kepemimpinan. Diakses dari laman https://eprints.uny.ac.id

Maria Merry Marianti.2009.Teori Kepemimpinan Sifat. Diakses melalui laman


https://journal.unpar.ac.id/index.php/BinaEkonomi/article/view/712/0

Anda mungkin juga menyukai