DISUSUN OLEHKELOMPOK :
1.PINDO(203110143)
4. NOVITRI DESTIARA(203110142)
DOSEN PEMBIMBING:
WiwiSartika,DCN,M.Kep
D3 KEPERAWATAN PADANG
MalnutrisiEnergi Protein
GejalaMalnutrisiEnergi Protein
1. Mengalamiketerlambatantumbuhkembang, jikadibandingkandengananak-anakseusianya
2. Tidakaktifdanmudahlelah
3. Lebihrewel
4. Rentanterkenapenyakit, termasukpenyakitinfeksi
PenyebabMalnutrisiEnergi Protein
1. Faktorsosial
Mengatasipenyebabmalnutrisi
Selamamasapengobatan, dokterdanpetugasmedisjugaakanmengajarkanhal-
halseputarkebutuhangizidanteknikuntukmengolahmakanan yang baik. Setelahmasapengobatan,
pasientetapdianjurkanuntukkontrolrutinkedoktersampaimalnutrisibenar-benarsembuh.
KomplikasiMalnutrisiEnergi Protein
PencegahanMalnutrisiEnergi Protein
Pemberian nutrisi ini bisa dilakukan sesuai kondisi pasien. Bila masih bisa makan dan
minum, pasien akan dianjurkan untuk makan dan minum lebih sering, dengan asupan
yang mengandung gizi seimbang. Jika sulit untuk mengonsumsi makanan yang padat,
pasien bisa diberikan makanan cair terlebih dahulu.
Jika pasien tidak bisa makan atau minum, dokter akan memberikan asupan nutrisi melalui
selang makan atau infus. Selang makan bisa dimasukkan ke dalam lambung melalui
mulut atau hidung.
Pada awal terapi, asupan nutrisi umumnya masih berupa makanan cair dan suplemen
yang diberikan 6–12 kali per hari. Saat kondisi tubuhnya dinilai sudah siap, pasien akan
diberikan makanan padat. Makanan yang diberikan harus bergizi seimbang, yaitu
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Selama masa terapi ini, dokter juga akan memberikan multivitamin serta obat-obatan
tertentu untuk meningkatkan nafsu makan.
Untuk mendiagnosis malnutrisi energi protein, dokter akan melakukan tanya jawab kepada
pasien dan keluarga pasien seputar keluhan, pola makan, serta riwayat kesehatan dan
pengobatan.
Untuk memastikan penyebab malnutrisi, dokter akan meminta pasien untuk melakukan sejumlah
tes penunjang berikut:
Tes darah, untuk mengindentifikasi penyebab malnutrisi, misalnya infeksi HIV, serta
untuk menilai kadar glukosa, protein (albumin), vitamin, dan mineral di dalam tubuh
penderita.
Tes tinja (feses), untuk melihat keberadaan parasit atau cacing yang bisa menyebabkan
malnutrisi energi protein.
Rontgen dada, untuk melihat ada tidaknya peradangan dan infeksi pada paru.
Penanganan malnutrisi energi protein meliputi pemberian nutrisi melalui mulut maupun infus,
penanganan kondisi yang menjadi penyebab terjadinya malnutrisi, dan pemberian obat-obatan
sesuai keluhan atau kondisi penderita. Penanganan malnutrisi energi protein membutuhkan
waktu dan disiplin dari pasien dan keluarga pasien
Sumberbacaan:
1. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-
protein&ved=2ahUKEwiIrZnV6_vsAhX3zTgGHWZYD9wQFjABegQIDRAB&usg=AOvVaw3g4oDFgGtUG
_5m4hWY30zf