Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS

INVESTASI “SEKURITAS DERIVATIF”

Oleh:

1 Rivalino Scivo 14043132


2 Tiara Suci Rahmadani 14043138
3 Eka Rolania Batubara 15043073
4 Intan nurbaiti Fawziah 15043081
5 Utari Wahyuli Purwasih 15043063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah sederhana
ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna.Shalawat serta salam tak lupa pula
saya haturkan kepada keharibaanjunjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta kita umat beliau hingga akhir zaman. Tujuan dalam
pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teori portofolio dan Investasi. Selain itu juga untuk menambah wawasan para
pembaca tentang Analisis Kontrak Berjangka (Futures). Akhirnya, kami berharap
semoga makalah sederhana ini berguna bagi pembaca.Kritik dan saran yang
selalu membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.Segala
sesuatu yang benar itu datangnya dari Allah, dan yang salah itu berasal dari
penulis sendiri.Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bentuk Sekuritas lain Derivatif lain selain opsi yang cukup banyak dikenal
investor adalah futures (kontrak berjangka) perbedaan mendasar antara kontrak
berjangka dengan dengan karakteristik yang dimiliki opsi adalah bahwa dalam
kontrak futures, pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban uantuk
melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yang terjadi dikemudian hari
enguntnungkan ataupun merugikan. Sedangkan dalam opsi, pembeli opsi hanya
mempunyai hak bukan kewajiban untuk melaksanakan kontrak opsi tersebut
dikemudian hari. Jika misalnya oada saat jatuh tempo harapan investor yang
membeli opsi tidak bisa terwujud(merugikan) maka investor berhak untuk tidak
melakukan transaksi beli atau jual seperti yang disepakati dalam kontrak opsi dan
hanya menunggung kerugian sebesar harga premi yang telah disepakati dalam
kontrak opsi.
Jika dibandingkan dengna karakteristik keuntungan dan kerugian dalam
opsi, akan terlihat adanya perbedaan yag cukup mendasar. Hubungan simetris
antara keuntungan dan kerugian dengan perubahan harga seuritas dalam karsus
futures diatas tidak akan berlaku dalam kasus opsi. Dari sudut pandang pembeli
opsi, kerugian yang akan ditanggung pembeli opsi hanyalah sebesar harga peremi
opsi,, dan keuntungan yang diperoleh juga tidak sebesar perubahan harga saham,
melainkan sebesar capital gain dikurangi dengan harga peremi opsi yang telah
dibayarkan. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang penjual opsi, keuntungan
mmaksimal yang bisa diperoleh hanyalahh sebesar harga premi opsi.
.

BAB II

PEMBAHASAN
Analisis Kontrak Berjangka (Futures)

Pengertian Futures
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual
yang berisi hal-hal berikut ini:
1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau
aset tertentu) dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga
tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset
tertentu kepada pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga
tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Dari pengertian di atas, kontrak futures bisa didefinisikan juga sebagai
suatu kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual)
untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam
jumlah, harga dan batas waktu tertentu.

Dalam kontrak futures, ada beberapa terminologi penting yang perlu


diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Sesuatu (komoditi/aset) yang disetujui kedua pihak untuk


dipertukarkan disebut dengan underlying asset.
2. Tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi disebut dengan
settlement date atau delivery date.
3. Harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang
berkepentingan untuk melakukan transaksi disebut dengan futures
price.
4. Pihak yang menyetujui kontrak untuk membeli aset yang menjadi
patokan di kemudian hari disebut sebagai pemilik (owner) kontrak
futures, atau dikatakan mengambil posisi long futures atau long
position.
5. Pihak yang menyetujui kontrak untuk menjual aset patokan tersebut di
kemudian hari disebut sebagai penjual (seller) kontrak futures, atau
disebut juga berada pada posisi short futures atau short position.
Ilustrasi Kontrak Futures dari kontrak future dapat dicontohkan sebagai
berikut:
Sebuah kontrak futures diperdagangkan dengan underlying asset
berupa aset XYZ, dan settlement date ditentukan tiga bulan dari
sekarang. Misalnya Ani bertindak sebagai pembeli futures dan membeli
kontrak futures yang ditawarkan oleh Budi sebagai penjual kontrak
futures tersebut.Harga yang disetujui pada transaksi di masa datang
adalah Rp 1.000 (harga futures). Pada saat settlement date (tiga bulan
kemudian) Budi akan memberikan (deliver) aset XYZ tersebut kepada
Ani, dan selanjutnya Ani akan membayarkan Rp 1.000 (harga futures)
kepada Budi.

Sejarah Kontrak Future


Latar belakang munculnya perdagangan futures pada dasarnya bisa
dijelaskan dari teori evolusi pasar.Bentuk perdagangan pertama kali
dilakukan dengan system berter (pertukarang langsung). Barter akan
terjadi jika ada dua pihak yang memiliki kepentingan dan minat yang sama
untuk melakukan pertukaran barang. System perdagangan seperti ini
seringkali menemui kegagalan akibat tidak adanya dukungan informasi
dan transportasi yang memungkinkan pertemuan kepentingan pihak –
pihak yang ingin melakukan barter.
Perkembangan lebih lanjut, seiring dengan kemajuan teknologi
produksi dan transportasi yang memungkinkan manusia untuk
memproduksi produk secara massal dan selanjutnya menukarkan produk
tersebut dengan produk lainnya, mengakibatkan munculnya pusat – pusat
perdagangan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Seringkali, akibat kendala komunikasi dan transportasi yang belum
memadai di antara pembeli dan penjual, menyebabkan munculnya
hambatan – hambatan dalam perdagangan.Hal ini tentu saja bisa
merugikan pihak pembeli maupun penjual. Barang yang terlalu lama
disimpan atau tidak laku akan bisa menyebabkan produk yang dijual
membusuk ataupun herganya menjadi sangat rendah. Kondisi seperti ini
dahulu memunculkan inisiatif di Eropa untuk menemukan suatu
mekanisme perdagangan komoditi pertanian yang bisa mengatasi masalah
tersebut.Untuk mengatasi masalah tersebut, mselanjutnya menemukan
suatu mekanisme perdagangan dengan menggunakan instrument yang
disebut kontrak forward.Dalam kontrak forward ini, dua belah pihak
penjual dan pembeli bernegosiasi dan menandatangani kontrak tertulis
yang berisi kesanggupan kedua belah pihak untuk memperjualbelikan
suatu komoditi dalam jumlah dan kualitas tertentu, pada tingkat harga
tertentu di kemudian hari.Mekanisme ini ditujukan untuk mengurangi
risiko ketidakpastian harga komoditi di masa datang. Tapi, permasalahan
yang muncul selanjutnya adalah seringnya ditemui kesulitan untuj menjual
kembali komoditi tersebut pada pihak yang benar – benar akan
menggunakan komoditi setelah pelunasan kontrak (banyak pembeli
kontrak forward yang tidak menggunakan komoditi tersebut untuk
keperluan sendiri). Di samping itu, belum adanya standarisasi spesifikasi
asset (karena spesifikasi merupakan produk negosiasi) selanjutnya akan
memunculkan masalah likuiditas dari kontrak forward itu sendiri.
Selanjutnya, untuk mengatasi masalah tersebut kontrak forward ini
banyak diperjualbelikan di pasar yang terorganisir sebagai bentuk sekuritas
berharga yang bisa diperjualbelikan, yang sudah memuat spesifikasi
komoditi yang sudah terstandarisasi dan terjamin mutunya.Bentuk
perdagangan kontrak forward yang sudah memenuhi standar yang
ditetapkan melalui mekanisme pasar yang terorganisir ini selanjutnya
menimbulkan bentuk sekuritas derivative baru yang disebut sebagai
kontrak futures.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa hal
kontrak forward dan kontrak futures memiliki kesamaan, meskipun bisa
ditarik dua perbedaan yang mendasar. Perbedaan pertama adalah bahwa
kontrak forward merupakan kontrak yang dinegosiasikan oleh kedua belah
pihak (terkadang melibatkan perantara bank investasi), dan
diperjualbelikan di pasar non-reguler.Sedangkan, kontrak futures
merupakan kontrak yang dilakukan oleh dua pihak (juga melibatkan
broker dan lembaga kliring) yang memuat spesifikasi yang terstandarisir
pada pasar regular yang terorganisir.
Perbedaan kedua terkait dengan bagaimana memperlakukan
perubahan harga dan arus kas yang terjadi.Pada kontrak forward, nilai dan
arus kas ditentukan pada tanggal penyerahan/pelunasan kontrak.Nilai ini
bisa negative atau positif tergantung dari selisih harga pasar komoditi
tersebut pada saat jatuh tempo dengan harga komoditi yang disepakati
dalam kontrak forward.Sedangkan, pada kontrak futures, nilai futures dan
arus kas diseusaikan setiap hari sesuai dengan perubahan harga pasar
komoditi yang terjadi setiap harinya. Perlakuan seperti ini diistilahkan
marked-to-market dapat digambarkan sebagai berikut:

MEKANISME DAN FUNGSI BURSA KONTRAK FUTURES


Perdagangan kontrak futures merupakan perkembangan dari system
perdagangan kontrak forward. Perdagangan kontrak futures merupakan
hail perkembangan dari system perdagangan kontrak forward yang
terstandarisasi dan dilakukan pada pasar yang terorganisir. Standarisasi ini
pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan likuiditas kontrak forward
sehingga pemegang kontrak forward menjual kembali kontrak tersebut
dengan mudah.Beberapa spesifikasi yang distandarisir dalam kontrak
futures adalah jumlah, kualitas, waktu penyerahan, tempat penyerahan,
serta syarat – syarat pembayaran dan prosedur dalam penyerahan komoditi
yang menjadi asset patokan dalam kontrak. Dengan demikian, komponen
yang akan dinegosiasikan dalam transaksi kontrak futures antara penjual
dan pembeli adalah komponen harga. Kemudahan tersebut akan membuat
likuiditas jual/beli kontrak berjangka menjadi semakin tinggi.
Harga dari suatu kontrak futures ditetapkan melalui persaingan
terbuka antarpelaku pasar/anggota bursa melalui dua cara. Pertama,
penetapan harga dilakukan dengan system lelang terbuka di lantai bursa;
cara kedua, dengan melalui system perdagangan elektronik dengan
menggunakan computer.
Semua aktivitas dalam transaski kontrak futures yang sudah
terstandarisir dilakukan dalam bursa yang teroganisir, dengan bantuan
sebuah lembaga kliring. Dengan demikian, perdagangan dalam bursa
kontrak futures akan berfungsi sebagai berikut:
1 Transfer risiko (risk transfer). Bursa konyrak futures bisa dijadikan
sarana oleh para hedger (pihak yang melakukan hedging) untuk
mengendalikan risikop harga yang melekat pada komoditas yang
menjadi patokan kepada pihak speculator yang melakukan
perhitungan risiko untuk mendapatkan keuntungan.
2 Pembentukan harga (price discovery). Bursa kontrak futures bisa
dijadikan sarana pembentukan harga pasar yang transparan dan
terbuka karena dibentuk melalui proses persaingan harga yang
terbuka. Harga yang terbentuk nantinya juga sudah akan
mencerminakn kekuatan Tarik menarik antara permintaan dan
penawaran dari komoditi yang menjadi asset patokan.
3 Stabilitas keuangan (financial stability). Para hedger yang melakukan
lindung nilai (hedging) terhadap asset yang dijadikan patokan akan
lebih mudah menentukn tingkat keuntungan yang diharapkannya,
karena dalam perdagangan di bursa kontrak futures, kepastian
pencapaian nilai dari asset yabg akan dijual sudah dilindungi
nilainya.
4 Pengawasan mutu (quality control). Spesifikasi tentang mutu asset
patokan yang tercantum secara spesifik dalam kontrak futures akan
bisa dijadikan acuan untuk menjamin kesesuaian mutu asset secara
fisik dengan spesifikasi mutu yang tercantum dalam kontrak futures.
5 Pengumpulan informasi yang efisien (efficient information
gathering). Dengan adanya bursa terorganisir, maka informasi antar
pelaku padar yang ingin bertransaksi akan bisa dilakukan dengan
efisien (cept, mudah, dan sekaligus murah)

MANFAAT KONTRAK FUTURES


Perkembangan transaksi futures yang sangat pesat menunjukkan
betapa sekuritas derivative itu sudah menjelma menjadi alternative
investasi yang cukup menarik dan banyak diilih investor. Pada dasanya ada
dua motivasi utama dari para investor yang melakukan investasi dalam
bentuk transaksi kontrak futures, yang terkait dengan manfaat yang
ditawarkan oleh sekuritas ini, yaitu: pertama, sebagai sarana untuk
melakukan lindung nilai (hedging) terhadap risiko perubahan harga di
masa depan; dan kedua, juga sebagai ajang melakukan spekulasi untuk
memperoleh keuntungan.
1. Futures sebagai Lindung Nilai
Salah satu manfaat utama yang bisa diberikan kontrak futures
adalah untuk melindungi nilai (hedging) asset yang dijadikan patokan
dari ancaman risiko ketidakpastian peruabhana harga di masa
dpean.Manfaat ini juga sejalan dengan motivasi awal yang
melatarbelakangi munculnya instrument kontrak futures ini.
Piahk yang melakukan transaksi dalam kontrak futures untuk
tujuan lindung nilai disebut juga para hedger. Para hedger ini bisa
melakukan kegiatan perdagangan komoditi secar fisik dan juga
memanfaatkan kontrak futures untuk mengurangi risiko perubahan
harga di masa depan. Para hedger ini biasanya terdiri dari para
produsen, maupun para pedagang komoditi.
Dalam penggunaan futures sebagai lindung nilai, investor harus
emngambil psosisi yang ebrlawanan dengan posisis investor
ebrsangkutan pada perdagangan asset secara fisik. Oleh karena itu,
ada dua alternative posisi hedging yang bisa dilakukan investor adalah
sebagai berikut:
1 Short hedge (menjual futures). Investor yang mengambil posisi
ini mempunyai komoditi atau asset yang menjadi underlying
dalam kontrak futures yang dijualnya secara fisik. Dengan
menjual futures maka investor akan terlindung dari risiko
penuruannan harga yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Alternatif posisi ini biasanya dilakukan oleh ppara petani yang
bertujuan untuk mendapatkan kepastian harga sesuai dengan
yang diharapkannya.
2 Long hedge (membeli futures). Pada posisi ini investor tidak
memiliki komoditi atau asset yang menjadi undelying pad
kontrak futures yang akan dibelinya. Hal ini dilakukan investor
yang berkeinginan untuk memiliki komoditia atau asset tersebut
di amsa datang, sehingga dengan cara membeli kontrak futures
terhadap komoditi atau asset tersebut, maka investor dapat
terlindung dari risiko kenaikan harga di masa yang akan datang.
Pihak yang biasanya melakukan alternative posisi hedging
seperti ini adalah para eksportir atau pemakai bahan baku untuk
menjaga kontinuitas persedianaanya.

2. Futures sebagai Sarana Spekulasi


Manfaat utama lain yang bisa diperoleh dari transaksi kontyrak
futures adlaah sebagai ajang spekulasi untuk memperoleh keuntungan
dari perubahan harga yang terajdi. Pihak – pihak yang melakuakn
transaksi kontrak futures untuk tujuan spekulasi sering disebut juga
sebagai para speculator.Para speculator ini secara sukarela
menanamkan modalnya dalam yransaksi kontrak futures yang berisiko
untuk memeproleh keuntungan secara cepat. Bagi seornag speculator
salah satu car tercepat untuk memeproleh keuntungan adalah dengan
cara membeli sata harga rendag dan menjual ketika harga tinggi. Peran
para speculator ini tidka selamanya terkesan negative, justru
seblaiknya dengan adanya para speculator pasar menjadi lebih likuid.
Dalam kenyataannya, para speculator ini memang hanya mengerjar
return dari pergerakan harga di masa depan saja,s ehingga mereka
jarang melakukan transasi pada perdagangn komoditi atau asset yang
menjadi underlying.

Contoh :

10
• Berdasarkan analisisnya, anggap Ibu Yani meyakini harga emas
akan naik. Harga kontrak berjangka saat ini untuk penyerahan
(delivery) dalam tiga bulan adalah Rp40.000 per ons.
• Ibu Yani membeli (long position) 5 kontrak emas dan tiap
kontrak
emas menyatakan 100 ons emas. Keyakinan Ibu Yani ternyata
terbukti bahwa pada waktu jatuh tempo kontrak, harga pasar emas
adalah Rp42.000 per ons.
• Berapakah keuntungan atau kerugian Ibu
Yani?
Jawab:
Nilai kontrak Ibu Yani adalah
Rp40.000 x 100 ons x 5 kontrak = Rp20.000.000.
Untuk posisi long, Ibu Yani menerima penyerahan 500 ons emas pada
harga Rp40.000 dan segera menjual emas pada harga pasar Rp42.000
per ons.
Keuntungan Ibu Yani adalah Rp2.000 per ons atau total keuntungan
adalah Rp2.000 x 500 ons = Rp1.000.000, dikurangi biaya komisi dan
biaya transaksi lainnya yang belum dipertimbangkan.

Arus Kas dalam Kontrak Futures


Pada saat seorang investor sudha mengambil suatu posisis pad kontrak
futures, maka investor harus menyimpan sejumlah dana minimum per
kontrak yang telah ditentukan pada lembaga kliring. Jumlah dana
minimum tersebut disebut dengan margin awal. Masing – masing broker
bebas untuk menentukan margin awal yang diisyaratka, di ata batas
minimum yang telah ditetapkan lembaga kliring. Margin awal itu
kemudian akan dimasukkan dalam rekneing, dan saldo dalam rerkening itu
akan menunjukkan ekuitas yang dimiliki investor. Psosis ekuitas investor
akan berubah seusaiu dengan fluktuasi harga kontrak futures.
Selanjutnya, pada akhir hari perdagangan akan ditentukan settlement
price untuk kontrak future. Harga settlement tersebut berbeda dengan
harga penutupan yang telah banyak dikenal orang sebagai harga akhir
sekuritas pada saat perdagangan terakhir pada hari tersebut. Harga
settlement adalah nilai yang dianggap representative untuk akhir hari
perdagangan. Sebuah komite dalam lembaga kliring, disebut dengan pit
committee, akan melihat semua perdagangan pada menit – menit
terakhirdan mengidentifikasiakn rata – rata harga yang terjadi. Lembaga
kliring kemudian menggunakan harga settlement tersebut untuk
menentukan posisi investor, sehingga keuntungan atau kerugian akibat
harga tersebut akan dengan cepat direfleksikan dalam rekening ekuitas
investor.

Penilaian Futures
Salah satu hal utama yang perlu dipahami dalam kontrak futures
adalah bagaimana menentukan harga futures. Dalam penentuan harga
futures ini, perlu memperhatikan strategi yang dipakai oleh pihak – pihak
yang melakukan transaksi kontrak futures ada tiga komponen utama yang
perlu diperhatikan dalam penentuan harga futures yang wajar dalam posisi
ekulibrium,sebagai berikut:
1 Harga asset yang menjadi patokan (underlying asset) di pasar;
2 Yield yang bisa diperoleh sampai dengan settlement date. Yield ini
biasanya dihitung dalam persentase, yang menunjukkan tingkat
return hrapan dari kontrak futures pada saat settlement date.
3 Tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana sampai
dengan settlement date. Dalam periode pemegangan kontrak futures,
ada kemungkinan bahwa pihak – pihak yang terlibat dalam transaksi
kontrak futures meminjam sejumlah dana untuk memenuhi margin
minimal yang harus dipertahankan yang telah melewati batas
minimum, atau menabung kelebihan dana yang diperolehnya dari
maintenance margin.

Komponen-komponen di atas akan dilambangkan dengan notasi sebagai


berikut:

r = suku bunga pinjaman (%)

y = yield (%)

P = harga di pasar (Rp)

F = hargafutures (Rp)
Seperti telah disebutkan di depan, investor yang melakukan
transaksi kontrak futures bisa menerapkan beberapa strategi. Salah
satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mengkombinasikan
tindakan berikut:

o Menjual kontrak future sebesar harga F


o Membeli aset dengan harga P
o Meminjam sebesar P pada tingkat bunga sebesar r sampai dengan
settlement date
Dengan strategi itu, pendapatan saat settlement date adalah:

Profit yang diperoleh dari strategi tersebut akan sama dengan


persamaan berikut:
Profit = (P + rP) - (F +yP)
Pada posisi ekuilibrium maka harga futures adalah harga dimana
profit yang diperoleh dari strategi arbritase adalah nol, sehingga:
(F +yP) - (P + rP) = 0
Dari persamaan tersebut maka kita dapat menentukan harga futures
adalah sebesar:

F = P + P (r – y) = 0

Seperti telah disebutkan di depan, investor yang melakukan


transaksi kontrak futures bisa menerapkan beberapa strategi. Salah satu
strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mengkombinasikan
tindakan berikut:
o Membeli kontrak future sebesar harga F
o Menjual aset dengan harga P
o Menabung sebesar P pada tingkat bunga sebesar r sampai dengan
settlement date
Dengan strategi itu, pendapatan saat settlement date adalah:

Profit yang diperoleh dari strategi tersebut akan sama dengan


persamaan berikut:
Profit = (P + rP) - (F +yP)
Pada posisi ekuilibrium maka harga futures adalah harga dimana
profit yang diperoleh dari strategi arbritase adalah nol, sehingga:
(F +yP) - (P + rP) = 0
Dari persamaan tersebut maka kita dapat menentukan harga futures
adalah sebesar:

F = P + P (r – y) = 0

Contoh Perhitungan :
Aset XYZ dijual di pasar dengan hargaRp 1.000,Aset XYZ akan
membayar kepada pemiliknya Rp 200 selama setahun dan dibayar
secara triwulan, sehingga setiap tiga bulan pemilik aset XYZ akan
memperoleh Rp 50, Settlement date kontrak futures tersebut adalah tiga
bulan dari sekarang,Tingkat suku bunga triwulan yang berlaku adalah
8% per tahun.Dengan menggunakan asumsi-asumsi tersebut
hargafutures yang dianggap fair adalah:
F = 1000+ 1000(0,02 –0,05) = 990
Misalnya harga futures ditentukan sebesar Rp 1.050, jika investor
menggunakan alternatif strategi yang pertama, yaitu:
1. Menjual kontrak futures pada Rp 1.050
2. Membeli aset XYZ dengan hargaRp 1.000
3. Meminjam Rp 1000 pada tingkat bunga triwulan sebesar 8% per
tahun
Dengan demikian, pendapatan investor pada saat settlement date adalah
sebagai berikut:

Kontrak Berjangka Indeks Saham


Kontrak berjangka indeks merupakan kontrak berjangka dengan
menggunakan variabel pokok (underlying) suatu indeks saham.
Di BEI, ada empat kontrak berjangka pada indeks pasar saham, yaitu:
1. LQ futures,
2. Mini LQ futures,
3. DOW Futures,
4. JP Futures.
1) Kontrak Berjangka Indeks di BEI
2) Keuntungan dan Kerugian Kontrak Berjangka Indeks
Dalam perdagangan kontrak berjangka adalah posisi kontrak
berjangka dapat ditutup kapan saja, investor tidak harus memegang
kontrak sampai jatuh tempo. Investor menutup posisi kontrak
berjangkanya dengan memerintahkan pada broker. Untuk menutup
posisi investor, broker akan melakukan reserve trade, yang maksudnya
secara sederhana adalah menyelesaikan kontrak sebelum jatuh tempo
dengan mengambil posisi yang berlawanan dari posisi transaksi semula.
Bagi transaksi jual (short position), penyelesaian dilakukan dengan cara
transaksi beli (long position). Dan sebaliknya bagi transaksi beli (long
position), penyelesaian dilakukan dengan cara melakukan transaksi jual
(short position). Keuntungan atau kerugian investor dihitung dari selisih
harga jual dengan harga beli kontrak
Contoh:
Anggap hari ini indeks DJIA adalah 11.500. Bapak Yapto
memperkirakan indeks akan turun. Dia memasang 10 kontrak jual pada
harga 11.500 sehingga nilai kontraknya
Rp500.000 x 220 = Rp110 juta.
Apabila indeks DJIA ternyata malah naik misalnya ke 11.505,
berapakah keuntungan atau kerugian kontrak berjangka DOW futures
ini?
Jawab:
Multiplier untuk Dow futures adalah Rp40.000. Kerugian yang
diperoleh Bapak Yapto adalah
5 poin x Rp40.000 x 10 kontrak = Rp2.000.000.
3) Indeks Abitrage
Penilaian kontrak berjangka yang telah dibahas pada seksi
sebelumnya merupakan dasar bagi strategi perdagangan yang dikenal
sebagai arbitrase indeks (index arbitrage).
Dengan menerapkan arbritase indeks, pedagang memonitor harga
kontrak berjangka indeks dan level indeks variabel pokok untuk
mengekploitasi penyimpangan dari keseimbangannya.
Contoh:
Harga kontrak berjangka ini seharusnya:
F = P + P(r – y)
= 2.000 + 2.000 (0,10 – 0,05)
= 2.100.
Dengan demikian, harga kontrak berjangka adalah terlalu tinggi.
4) Lindung Nilai Risiko Pasar Saham dengan Kontrak Berjangka Indeks
Kontrak berjangka indeks juga dapat digunakan untuk menurunkan
risiko memegang portofolio sekuritas.
Contoh:
Bapak Nanda bertanggung jawab untuk mengelola sebuah
portofolio saham dengan nilai saat ini adalah Rp10 milyar.
Untuk melindungi portofolionya, Bapak Nanda melakukan short hedge
dengan menggunakan kontrak berjangka indeks.
Banyaknya kontrak berjangka indeks yang disyaratkan untuk secara
efektif dapat melindungi nilai tergantung pada tiga input, yaitu:
(1) Nilai portofolio saham saat ini,
(2) beta portofolio saham tersebut, dan
(3) Nilai kontrak dari kontrak berjangka indeks yang digunakan untuk
melindungi.
Bapak Nanda memutuskan untuk melakukan short hedge dengan
menggunakan LQ futures dengan variabel pokok indeks LQ45 yang
digunakan Bapak Nanda untuk menghitung beta portofolionya.
Dari market info yang dikeluarkan BES, Bapak Nanda memperoleh
informasi bahwa saat ini harga LQ futures untuk kontrak berjatuh tempo
tiga bulan adalah 290.
Karena kontrak LQ futures mempunyai multiplier Rp500.000 per poin
indeks, maka nilai satu kontrak berjangka indeks adalah Rp500.000 x
290 = Rp145.000.000.

Banyaknya kontrak LQ futures yang diperlukan Bapak Nanda untuk


melindungi portofolio saham adalah:

Keterangan: p = Beta portofolio

saham. Vp = Nilai portofolio saham.

Vf = Nilai satu kontrak berjangka.

Apabila portofolio saham senilai Rp10 milyar yang dikelola Bapak


Nanda mempunyai beta portofolio 1,20, maka banyaknya kontrak
berjangka LQ futures yang disyaratkan adalah

= (1,20 x Rp10 milyar) / Rp145 juta

= 82,76
83.

Jadi, agar dapat secara efektif melindungi nilai portofolio sahamnya,


Bapak Nanda disyaratkan untuk melakukan posisij ual (short position)
sebanyak 83 kontrak LQ futures.

ANALISIS OPSI
Pengertian Opsi (Option)

Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau


writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya
hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual
asset tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Opsi adalah
instrumen keuangan yang :
1) Diciptakan oleh bursa, bukan oleh perusahaan
2) Dibeli dan dijual terutama oleh investor
3) Penting bagi investor maupun manajer keuangan

Opsi saham diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada investor


lainnya, perusahaan yang merupakan emiten dari saham yang dijadikan
patokan tersebut tidak terlibat dalam transaksi opsi tersebut. Berdasarkan
bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Opsi beli (call option).


Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegannya untuk
membeli saham dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah
ditentukan.

2) Opsi jual (put option).


Put option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk
menjual saham tertentu pada jumlah, waktu dan harga yang telah
ditentukan.

Terminologi Opsi

1. Exercise (strike) price, yaitu harga per lembar saham yang dijadikan
patokan pada saat jatuh tempo
2. Expiration date, yaitu batas waktu dimana opsi tersebut dapat
dilaksanakan.

a) Opsi dengan gaya Amerika dapat dilaksanakan kapan saja sampai


dengan batas waktu yang telah ditentukan.
b) Opsi gaya Eropa dilaksanakan hanya pada saat expiration date.

3. Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada
penjual opsi.

Contoh :
Seorang investor (X) membeli call option dengan harga Rp 100 dan
saham yang dijadikan patokan adalah saham ABC. Exercise price ditetapkan
Rp 1.200. expiration dateadalah tiga bulan dari sekarang, dan opsi tersebut
dapat dilaksanakan kapan saja, sampai dengan expiration date dan juga pada
saat expiration date (gaya Amerika). Untuk memperoleh opsi tersebut, X
membayar premi opsi sebesar Rp 100 kepada penjual opsi.

4. Setelah membeli call option tersebut, si X dapat memutuskan untuk


membeli atau tidak membeli saham ABC dari penjual opsi, kapan saja
sampai batas waktu tiga bulan dengan harga Rp 1.200
5. Kerugian maksimum yang bisa dialami si X adalah sejumlah harga premi
opsi, yaitu Rp 100, karena bila kondisinya tidak menguntungkan (harga
saham ABC di bawah Rp 1.200), maka si X tidak akan melaksanakan opsi
tersebut.
6. Sebaliknya dari sisi penjual opsi, keuntungan maksimum yang bisa
didapatkan oleh penjual opsi hanyalah sebesar harga premi opsi, karena
kerugian pembeli opsi merupakan keuntungan penjual opsi.
7. Sedangkan potensi keuntungan yang bisa diperoleh pembeli opsi adalah
tidak terbatas, dan sebaliknya potensi kerugian penjual opsi juga tidak
terbatas.

Mekanisme Perdagangan Opsi

Seperti halnya sekuritas lainnya, sekuritas opsi bisa diperdagangkan


pada bursa efek ataupun pada bursa paralel (over-the-counter market). Para
pedagang opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing
Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang
mewakili pembeli dengan pihak yang menjual opsi.Transaksi pelaksanaan opsi
dilakukan dengan menggunakan perantara OCC, dimana OCC menjadi
pembeli untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap
pembeli.

A. Opsi Saham Di BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan kontrak opsi saham


(KOS) pada tanggal 6 Oktober 2004. BEI mendefinisikan opsi saham sebagai
hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli (call option) dan atau
menjual (put option) kepada pihak lain atas sejumlah saham (underlying
stock) pada harga (strike price) dan dalam waktu tertentu. Pada waktu itu, ada
lima saham perusahaan tercatat yang menjadi saham induk untuk perdagangan
KOS di BEI :

1. PT Astra International Tbk (ASII)


2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
5. PT. HM. Sampoerna, Tbk (HMSP)

Contoh Kasus :
Dengan keyakinan harga saham BCA akan naik, Bapak Nanda
memerintahkan brokernya untuk membeli satu kontrak call option bulan
Oktober pada BCA dengan strike price Rp 2.500 (kode BEI adalah
JBBCA2500).
1. Anggap premium opsi ini setelah proses tawar menawar di bursa adalah
Rp 225. Maka Bapak Nanda wajib menyediakan dana pembelian sebanyak
Rp 225 x 10.000 saham per kontrak = Rp 2.250.000, ditambah komisi
broker.

20
2. Ada tiga aksi lanjutan yang mungkin dilakukan Bapak Nanda, yaitu :

3. Opsi berakir begitu saja tidak bernilai.


a. Misalkan harga sahan BCA pada expiration date yang jatuh pada
hari terakhir bulan Oktober adalah Rp 2.200. Call option memberi
hak pada Bapak Nanda sebagai pemegannya untuk membeli saham
BCA pada harga Rp 2.500. Karena Bapak Nanda dapat membeli
BCA di pasar saham pada harga Rp 2.200, maka dia tentunya tidak
akan melaksanakan hak belinya.
4. Opsi mungkin dilaksanakan.
5. Jika harga saham BCA naik, Bapak Nanda dapat
melakukan exercisemelaksanakan hak belinya) dengan membayar uang
tebusan sebanyak Rp 2.500 x 10.000 saham = Rp 25.000.000 dan
menerima 10.000 saham BCA (penyelesaian secara fisik/ physical
delivery).
6. Anggap harga BCA naik menjadi 2.800 sebelum jatuh tempo. Bapak
Nanda melaksanakan hak beli 10.000 saham BCA pada harga Rp 2.500
dan dapat segera menjulanya pada harga Rp 2.800. Bapak Nanda akan
memperoleh keuntungan sebesar (Rp 2.800 x 10.000 saham) – ((Rp 2.500
x 10.000 saham) + Rp 2.250.000 pembeli opsi)) = Rp 750.000 di luar
komisi broker.
7. BEI telah menetapkan untuk tidak menggunakan penyelesaian secara fisik
ketika pemegang call option (maupun put option) melaksanakan haknya.
Penyelesaian dilakukan secara tunai dan Bapak Nanda sebagai
pemegang call option akan memperoleh premium exercise call per saham
secara tunai sebesar :
Premium exercise call = WMA – Strike price
1. WMA (weighted moving average) untuk harga saham induk adalah harga
rata – rata dibobot volume lembar yang ditransaksikan selama periode 30
menit. Di BEI, WMA ini akan muncul setiap 15 menit setiap hari.
2. Sebagai contoh, anggap WMA atas saham BCA ini adalah Rp 2.750.
Ketika Bapak Nanda melaksanakan haknya, dia akan memperoleh
premium exercise call sebesar Rp 2.750 – Rp 2.500 = Rp 250 x 10.000
lembar saham = Rp 2.500.000 Opsi dapat dijual di pasar sekunder.
Jika harga saham BCA naik, nilai (harga) call option juga aka naik. Bapak Nanda
dapat menjual call option yang dimilikinya kepada investor lain di pasar sekunder.

Karakteristik Keuntungan Dan Kerugian Opsi

1. Pembeli Call Option


Misalnya ada sebuah call option terhadap saham XYZ, dan strike priceditetapkan
Rp 1.000. Harga saham XYZ pada saat itu Rp 1.000. Harga premi opsi tersebut
adalah Rp 50
Karakteristik keuntungan dan kerugian call option sedikit berbeda dengan
karakteristik keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh investor jika membeli
saham.
Besarnya keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh kedua investor tersebut
tergantung pada harga saham XYZ pada saat expiration d

Profil kerugian/keuntungan pembeli call option vs pembeli saham :


Keuntungan (kerugian untuk
Harga saham XYZ Pembeli call option1) Pembeli saham XYZ2)
1.200 150 200
1.150 100 150
1.100 50 100
1.050 0 50
1.000 (50) 0
950 (50) (50)
900 (50) (100)
500 (50) (500)

1)Keuntungan (kerugian) investor pembeli call option = harga saham XYZ – 1000
– Rp 50
Catatan : kerugian maksimum pemegang call option adalah sebesar premi opsi =
Rp 50
2) Keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli saham = harga pasar saham
XYZ - 1000

2. Penjual Call Option


Profil keuntungan (kerugian) penjual call option adalah kebalikan dari
profil keuntungan (kerugian) pembeli call option. Oleh karena itu profil
keuntungan penjual call option pada saat expiration date besarnya akan sama
dengan kerugian yang diderita oleh pembeli call option.

3. Pembeli Put Option


Contoh : Sebuah put option terhadap saham XYZ dengan maturitas 1
bulan danstrike price ditetapkan sebesar Rp 1.000. Put option tersebut dijual
dengan harga Rp 50 dan harga saham XYZ pada saat ini adalah Rp 1.000
Keuntungan (kerugian) untuk pembeli put option pada saat expiration date akan
dipengaruhi oleh harga saham XYZ di pasar. Pembeli put option akan
mendapatkan keuntungan jika harga saham XYZ di pasar mengalami penurunan.

Profil kerugian/keuntungan pembeli put option vs investor yang melakukan short


selling pada saham XYZ :
Keuntungan (kerugian) untuk :
Harga Saham XYZ Pembeli put option1) Saham XYZ2)
1200 (50) (200)
1150 (50) (150)
1100 (50) (100)
1050 (50) (50)
1000 (50) 0
950 0 50
900 50 100
500 450 500

1) Keuntungan (kerugian) investor pembeli put option = 1000 – Harga Saham


XYZ – Rp 50
catatan : kerugian maksimum pemegang put option = Rp 50
2) Keuntungan (kerugian) yang diperoleh investor yang melakukan short
selling = saham 1000 – harga saham XYZ

4. Penjual Put Option


Keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual put option adalah
harga premi opsi, sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada saat harga
saham turun mencapai angka nol.
Kerugian maksimum penjual put option adalah sebesar strike price dikurangi
dengan harga premi opsi.

Strategi Perdagangan Opsi


Investor dapat menggunakan opsi untuk melindungi portofolio terhadap risiko
penurunan harga pasar (hedging), dan untuk melakukan spekulasi terhadap
pergerakan harga saham (speculation). Investor yang mempunyai ekspektasi
bahwa harga saham akan mengalami kenaikan, akan membeli call option dan atau
menjualput option. Sebaliknya, jika investor berharap bahwa harga saham akan
turun maka investor akan membeli put option dan atau menjual call option.

1. Naked Strategy
Naked strategy merupakan strategi perdagangan opsi yang memilih satu
dari empat posisi di atas, yaitu sebagai pembeli call, penjual call, pembeli put,
atau penjual put option. Disebut dengan naked strategy karena strategi tersebut
tidak melakukan tindakan yang berlawanan atau mengambil posisi lain yang dapat
mengurangi kerugian dengan cara memiliki saham yang dijadikan patokan.
Pilihan posisi yang akan diambil investor akan tergantung dari estimasi mengenai
kondisi pasar di masa datang.
Perkiraan Kondisi Pasar Strategi
Sangat baik Membeli call option
Agak baik Menjual call option
Agak buruk Menjual call option
Sangat buruk Membeli put option

2. Hedge Strategy
Pada hedge strategy, investor selain mengambil satu posisi dalam
perdagangan opsi, ia juga mengambil posisi yang lain dalam perdagangan saham
yang dijadikan patokan dalam opsi tersebut. Tujuan mengurangi kerugian jika
terjadi pergerakan harga tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dua jenis hedge
strategy yang umum dikenal :
a. Covered call writing strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk melindungi portofolio yang dimilki
terhadap penurunan harga saham dengan cara menjual call option terhadap saham
yang telah dimiliki dalam prtofolio (investor menjual call option dan memiliki
saham yang dijadikan patokan secara fisik).

Jika harga saham mengalami penurunan, maka investor akan mengalami kerugian
(pada posisi pemilikan saham), tetapi ia masih mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari investasi kembali pendapatan yang diperoleh dari
penjualan call option.
Contoh : Investor A mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar, dan harga
saham XYZ sekarang adalah Rp 1.000. Nilai total yang dimiliki A adalah Rp
100.000. Misalnya, pada saat itu call option untuk 100 lembar saham XYZ
pada strike price sebesar Rp 1.000 dapat dijual pada harga Rp 5.000
 Jika kemudian si A memutuskan untuk tetap memiliki 100 lembar
saham XYZ dan menjual satu call option, maka keuntungan (kerugian) dari
strategy tersebut akan dipengaruhi oleh harga saham XYZ pada saat expiration
date.

 Pada saat expiration date, salah satu skenario berikut bisa


terjadi :
- Jika harga saham XYZ per lembar lebih besar dari Rp 1.000, maka pembeli
call option akan melaksanakan opsi tersebut dan membayar pada penjual opsi
sebesar Rp 5.000. Sebanyak 100 lembar saham XYZ yang dimiliki A akan dibeli
oleh pembeli opsi dengan harga Rp 100.000, sehingga A akan memperoleh uang
sebesar Rp 105.000. Pada kenyataannya, A bisa memperoleh pendapatan yang
lebih besar dari Rp 105.000, karena A mempunyai kesempatan untuk
menginvestasikan kembali uang Rp 5.000 yang di dapat dari hasil penjualan opsi,
sehingga keuntungan minimum yang diperoleh A ketika harga saham XYZ per
lembar lebih besar dari Rp 1.000 adalah sebesar Rp 5.000 (Rp 105.000 – Rp
100.000).

- Jika harga saham XYZ sama dengan strike price (Rp 1.000), maka pembeli
call option tidak akan melaksanakan opsinya, maka total nilai porotfolio yang
dimiliki A adalah Rp 105.000, yaitu 100 lembar saham XYZ senilai Rp 100.000
dan uang sebesar Rp 5.000 yang merupakan hasil penjualan opsi.

- Jika harga saham XYZ kurang dari Rp 1.000 tapi lebih besar dari Rp 950 dan
pembeli opsi tidak melaksanakan opsinya, maka A akan memperoleh keuntungan
tapi jumlahnya kurang dari Rp 5.000. Misalnya harga saham XYZ per lembar
pada saat expiration date adalah Rp 960, maka 100 saham XYZ yang dimiliki A
nilainya turun menjadi Rp 96.000. Sedangkan dari penjual opsi, A akan
memperoleh keuntungan sebesar Rp 5.000. Dengan demikian, nilai prtofolio yang
dimiliki A adalah Rp 101.000 atau profitnya sebesar Rp 1.000.

- Jika harga per lembar saham XYZ sama dengan Rp 950, dan pembeli opsi
tidak melaksanakan opsinya, maka A tidak mendapat profit maupun rugi alias
impas, karena nilai portofolio yang dimilki tetap Rp 100.000. Seratus lembar
saham XYZ yang dimiliki A pada saat expiration date hanya bernilai Rp 95.000
ditambah dengan Rp 5.000 maka nilainya adalah Rp 100.000 atau sama dengan
nilai portofolio sebelumnya.

- Misalnya harga saham XYZ kurang dari Rp 950 dan pembeli opsi tidak
melaksanakan opsinya, maka A akan mengalamai kerugian. Misalnya harga
saham XYZ pada saat expiration date adalah Rp 900 maka nilai portofolio A
hanya akan bernilai Rp 95.000 (100 lembar saham XYZ dengan harga Rp 900/
lembar ditambah dengan Rp 5.000), sehingga A akan mengalami kerugian
sebesar Rp
5.000 (Rp 100.000 – Rp 95.000). Kondisi paling buruk yang bisa dihadapi oleh A
adalah ketika harga saham XYZ jatuh mencapai titik nol, dimana A akan
mengalami kerugian sebesar Rp 95.000 (Rp 100.000 – Rp 5.000).

b. Protective Put Buying Strategy


Stategi ini dilakukan oleh investor yang ingin melindungi portofolio yang
dimiliki terhadap risiko penurunan nilai pasar dengan cara membeli put option
terhadap saham yang ada dalam portofolio tersebut (investor membeli put option
dan memiliki saham yang dijadikan patokan).
Contoh : Investor Z mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar dan harga
saham XYZ sekarang adalah Rp 1.000. Nilai total portofolio yang dimiliki Z
adalah Rp 100.000. Pada saat itu put option untuk 100 lembar saham XYZ pada
stirke price sebesar Rp 1.000 dapat dijual pada harga Rp 5.000 pada saat
evpiration date.

 Keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh Z


adalah:
- Jika harga saham XYZ per lembar lebih besar dari Rp 1.050, maka Z tidak
akan melaksanakan opsinya, sehingga akan memperoleh keuntungan dari
strategi protective put buying yang dilakukannya. Sebagai contoh harga saham
XYZ di pasar ternyata Rp 1.100 maka nilai pasar saham yang dimiliki adalah Rp
110.000, sehingga keuntungan yang diperoleh Z adalah selisih nilai pasar saham
yang dimiliki pada expiration date dengan sebelumnya, dikurangi harga opsi yang
dibayar atau sebesar Rp 5.000 (Rp 110.000 – Rp 100.000 – Rp 5.000).

- Jika harga saham XYZ sama dengan Rp 1.050, maka Z tidak memperoleh
keuntungan ataupun kerugian.

- Z akan mengalami kerugian jika saham XYZ kurang dari Rp 1.050, tetapi
lebih besar dari Rp 1.000. Sebagai contoh harga saham XYZ pada saat expiration
date adalah Rp 1.020 maka Z akan mengalami kerugian sebesar Rp 3.000, karena
capital gain dari kepemilikan saham sebesar Rp 2.000, lebih kecil dari biaya
pembelian put option (Rp 5.000)

- Jika harga saham XYZ dibawah Rp 1.000, maka dapat dipastikan investor
akan melaksanakan opsinya, sehingga tetap memperoleh Rp 100/ lembar untuk
100 lembar saham atau nilainya etap Rp 100.000. Kerugian yang diderita Z adalah
sebesar biaya yang telah dikeluarkan untuk membeli put option tersebut, yaitu
sebesar Rp 5.000
c. Straddle Strategy
Straddle strategy dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik
berupa call option maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration
date dan strike price yang sama. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1. Strategi long straddle.
Investor akan membeli put dan call option. Strategi long straddle akan
memberikan keuntungan jika terjadi pergerkan harga saham yang memadai, baik
untuk kenaikan harga maupun penurunan harga.
Contoh : investor tersebut dapat menerapkan long strategy dengan cara membeli
call dan put option terhadap saham XYZ, dan kedua opsi terebut mempunyai
expiration date dan strike price yang sama. Misalnya kedua opsi tersebut
mempunyai strike price sebesar Rp 1.000 dan expiration date-nya satu bulan.
Kedua opsi tersebut pada saat dibeli diasumsikan sedang berada pada posisi at the
money (harga saham sekarang sama dengan strike price). Sedangkan harga call
dan put option tersebut adalah Rp 50 dan Rp 25.

2. Strategi short straddle.


Investor menjual kedua opsi tersebut (put dan call option). Strategi ini dilakukan
oleh investor yang mempunyai estimasi bahwa pergerakan harga saham (bukan
arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah.
Dengan menggunakan contoh yang sama seperti strategi long straddle, X
mempunyai estimasi bahwa harga saham XYZ akan mengalami pergerakan tetapi
tidak akan mencapai harga di atas Rp 1.075 atau dibawah Rp 925.
Jika estimasi X benar, maka X akan memperoleh keuntungan sebesar harga kedua
opsi tersebut yaitu Rp 75. Jika harga saham tidak seperti yang diestimasikan maka
X akan memperoleh keuntungan kurang dari Rp 75, bahkan X akan mengalami
kerugian jika pergerakan harga saham XYZ ternyata cukup besar.

d. Strategi Kombinasi
Strategi kombinasi sama seperti strategi straddle, yaitu mengkombinasikan
call dan put option dengan patokan saham yang sama, tetapi strike price dan/atau
expiration date masing-masing opsi tersebut berbeda. Strategi kombinasi juga bisa
dilakukan dengan cara membeli (long position) atau menjual (short position)
kedua jenis opsi (call dan put) secara bersama-sama.

e. Spread Strategy
Pada strategi spread, investor membeli satu seri dalam suatu jenis option
dan secara simultan menjual seri lain dalam kelas option yang sama. Opsi
dikatakan dalam satu kelas jika sekelompok opsi (put atau call) mempunyai
patokan saham yang sama. Strategi spread dapat digunakan oleh investor dengan
berbagai variasi, antara lain spread horisontal (spread waktu), spread vertikal
(spread harga), bull spread dan bearish spread.

Penilaian Opsi
Penilaian terhadap sebuah opsi perlu dilakukan untuk mengestimasi nilai
intrinsik suatu opsi, dan selanjutnya juga akan berguna untuk menentukan harga
sebuah opsi. Dalam penilaian opsi, terkadang kita menemui situasi di mana harga
premi opsi melebihi nilai intrinsiknya opsi.Kelebihan ini disebut dengan nilai
waktu atau premi waktu.

a. Nilai Instrinsik Premi Waktu


Nilai intrinsik sebuah opsi adalah nilai ekonomis jika opsi tersebut
dilaksanakan. Jika tidak ada nilai ekonomis yang positif dari suatu opsi maka nilai
intrinsik opsi tersebut adalah nol. Jadi, call option akan mempunyai nilai intrinsik
yang positif jika harga saham lebih besar dari strike price. Besarnya nilai intrinsik
tergantung dari selisih antara harga saham yang sebenarnya dan harga strike
price.Tetapi, jika ternyata harga strike price lebih besar dari harga saham, maka
nilai intrinsik dari call option adalah nol.

Contoh: sebuah call option dengan strike price sebesar Rp950 dan harga saham
saat ini Rp1.000, maka nilai intrinsik dari opsi tersebut adalah Rp50.

Investor yang membeli opsi tersebut akan melaksanakan opsinya, yaitu


membeli saham dengan harga Rp950 dan kemudian ia dapat menjual saham
tersebut di pasar dengan harga Rp1.000. Ketika sebuah opsi mempunyai nilai
intrinsik yang positif maka opsi itu dikatakan in the money. Jika strike price suatu
call option lebih besar dari harga saham maka opsi dikatakan out of the money.
Bila strike price besarnya sama dengan harga saham maka opsi itu dikatakan at
the money. Opsi yang berada pada posisi baik at the money maupun out of the
money akan mempunyai nilai intrinsik sebesar nol karena kedua posisi tersebut
tidak memberikan keuntungan kepada pembeli opsi jika opsi tersebut
dilaksanakan.

b. Premi Waktu
Jumlah harga opsi yang melebihi nilai intrinsiknya disebut dengan premi
waktu. Premi waktu dapat dihitung dengan:

Premi waktu = Harga opsi – Nilai intrinsik

Contoh: sebuah call option dengan strike price Rp1.000, dijual dengan harga opsi
Rp125 pada saat harga saham sebesar Rp1.100. Premi waktu = Rp 125 – Rp 100 =
Rp 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA


OPSI

1. Harga saham yang dijadikan patokan.


2. Strike price yang ditetapkan.
3. Expiration date dari opsi.
4. Volatilitas harga saham yang diharapkan selama umur opsi.
5. Tingkat suku bunga jangka pendek selama umur opsi.
Dividen yang diharapkan diberikan oleh saham yang dijadikan patokan dalam
opsi selama umur opsi tersebut.

a. MODEL BLACK-SCHOLES

Model Black-Scholes merupakan model penilaian call option yang telah


banyak diterima oleh masyarakat keuangan. Model Black-Scholes menggunakan
lima variabel yaitu:
1. Harga saham.
2. Strike price.
3. Expiration date.
4. Tingkat bunga.
5. Volatilitas harga saham

Seandainya volatilitas harga saham yang diharapkan adalah 0,40 maka nilai d1
dan d2 akan berubah.
d1 = 0,4738
d2 = 0,1909
C = 164,20

Semakin tinggi volatilitas harga saham, semakin besar harga yang fair untuk opsi
tersebut. Untuk faktor lain seperti tingkat suku bunga bebas risiko dan expiration
date juga berlaku sama, yaitu semakin rendah (tinggi) tingkat suku bunga bebas
risiko maka akan semakin rendah (tinggi) harga opsi dan semakin pendek (lama)
waktu expiration date maka akan semakin rendah (tinggi) harga opsi tersebut.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Bentuk Sekuritas lain Derivatif lain selain opsi yang cukup banyak dikenal
investor adalah futures (kontrak berjangka) perbedaan mendasar antara kontrak
berjangka dengan dengan karakteristik yang dimiliki opsi adalah bahwa dalam
kontrak futures, pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban uantuk
melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yang terjadi dikemudian hari
enguntnungkan ataupun merugikan. Sedangkan dalam opsi, pembeli opsi hanya
mempunyai hak bukan kewajiban untuk melaksanakan kontrak opsi tersebut
dikemudian hari. Jika misalnya oada saat jatuh tempo harapan investor yang
membeli opsi tidak bisa terwujud(merugikan) maka investor berhak untuk tidak
melakukan transaksi beli atau jual seperti yang disepakati dalam kontrak opsi dan
hanya menunggung kerugian sebesar harga premi yang telah disepakati dalam
kontrak opsi.
Jika dibandingkan dengna karakteristik keuntungan dan kerugian dalam
opsi, akan terlihat adanya perbedaan yag cukup mendasar. Hubungan simetris
antara keuntungan dan kerugian dengan perubahan harga seuritas dalam karsus
futures diatas tidak akan berlaku dalam kasus opsi. Dari sudut pandang pembeli
opsi, kerugian yang akan ditanggung pembeli opsi hanyalah sebesar harga peremi
opsi,, dan keuntungan yang diperoleh juga tidak sebesar perubahan harga saham,
melainkan sebesar capital gain dikurangi dengan harga peremi opsi yang telah
dibayarkan. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang penjual opsi, keuntungan
mmaksimal yang bisa diperoleh hanyalahh sebesar harga premi opsi.

Saran
Dan diharapkan dalam makalah ini, semua kalangan masyarakat agar lebih
sadar akan Keuntungan dalam berinvestasi di sekuritas mmanapun sehingga
mampu mengalokasikan dana berlebih yang dimilikinya sehinga dapat
meningkatkan perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai