B. KETENTUAN PESERTA
1. Peserta merupakan mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 2021.
2. Peserta haruslah perorangan bukan tim.
3. Setiap peserta wajib mengirimkan satu judul esai.
4. Peserta wajib membuat esai sesuai dengan subtema yang telah ditentukan
(subtema esai: sesuai jurusan masing-masing)
C. MEKANISME PENDAFTARAN
1. Pendaftaran
Seluruh mahasiswa baru wajib mengikuti lomba esai Mahasiswa Baru Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya 2021, Serta memasang twibbon yang telah disiapkan untuk di
upload pada instagram masing-masing dan mendaftar melalui link berikut:
http://bit.ly/PendaftaranEsaiMabaFT2021
2. Pengiriman Karya
a. Dimulai dari hari sosialisasi panitia esai ke jurusan ataupun ke mahasiswa 2021.
b. Batas akhir pengiriman sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh panitia (akan
diinfokan ketika sosialisasi).
Pengumuman finalis
a. Finalis ditentukan dari 3 esai terbaik tiap jurusan (Setiap jalur masuk akan dipilih
satu esai terbaik).
b. keputusan juri adalah mutlak.
4. Presentasi esai oleh finalis
Metode presentasi kemungkinan akan dilakukan secara daring (online) tetapi bisa
dilakukan presentasi tatap muka (offline) apabila keadaan membaik.
D. PENGIRIMAN BERKAS
Saya (nama) dari jurusan (asal jurusan) bangga menjadi mahasiswa teknik dan siap mengikuti
esai mahasiswa baru FT 2021 Universitas Sriwijaya yang bertemakan “Optimalisasi Peran
Mahasiswa dalam Mewujudkan SDG’s Pasca Pandemi”
#lombaesaimaba2021
#anteks2021
#salamcendekia
E. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Sifat Tulisan
a. Esai dapat mempresentasikan gagasan yang inovatif , kreatif , dan solutif.
b. Esai bersifat orisinil dan belum pernah diikutsertakan dan menjadi juara di ajang kompetisi
serupa atau tidak sedang diikutkan dalam lomba lainnya.
c. Esai bersifat objektif , tidak mengandung unsur SARA , dan didukung oleh fakta yang
aktual.
d. Penulisan dilakukan secara sistematis dan logis dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
2. Pedoman Penulisan
a. Naskah ditulis minimal 500 kata.
b. Judul diketik dengan huruf kapital
c. Naskah diketik di kertas A4, font Times New Roman 12, spasi 1,5. Margin 4 cm kiri, 3
cm kanan 3 cm bawah, dan 3 cm atas, rata kanan kiri.
d. Naskah esai terdiri atas halaman judul, isi naskah, daftar pustaka, lampiran (jika perlu).
e. Cover dan lampiran tidak diberi nomor halaman.
f. Penomoran halaman isi menggunakan angka (1, 2, dan seterusnya).
g. Nomor halaman ditulis pada bagian tengah bawah.
F. SISTEMATIKA PENILAIAN
1. Kelengkapan berkas
2. Penilaian naskah esai.
3. Penilaian dilakukan oleh Tim Juri yang ditetapkan oleh panitia Esai Mahasiswa Baru
Fakultas Teknik UNSRI 2021
4. Naskah yang diterima sesuai dengan batas waktu yang ditentukan akan diseleksi dan
dipilih 3 esai terbaik dari setiap jurusan dengan nilai akumulasi tertinggi juri.
5. Jika terjadi tindak kecurangan seperti plagiat karya , dan lain-lain akan dikenai sanksi
berupa pengurangan nilai ataupun diskualifikasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
kepada peserta.
6. Tiga Finalis esai terbaik tiap jurusan akan masuk ke babak final dan wajib melakukan
presentasi.
7. Pemenang diambil 3 besar setelah penilaian presentasi dari seluruh jurusan.
8. Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
9. Naskah esai yang dikirim menjadi hak panitia. Panitia berhak mempublikasikan esai peserta
dengan tetap mencantumkan nama penulis.
G. STRUKTUR ESAI
1. Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas
dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di dalam pendahuluan adalah latar belakang
dan pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil
pada bagian selanjutnya. Pendahuluan menjadi pengantar pembaca untuk memahami topik
yang akan dibahas sehingga pembaca lebih mudah menelaah isi esai.
2. Isi/Pembahasan
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik tulisan secara
lebih detail. Di dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai
dengan ide yang disusun dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren.
3. Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. Bagian ini berisi kalimat yang
merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan di pendahuluan dan
pembahasan. Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain.
H. BOBOT PENILAIAN NASKAH
Format penulisan : 10
Mencakup ukuran kertas, tata letak,ketepatan format, dan kesalahan
penulisan
TOTAL 100
Lampiran I :
JUDUL ESAI
………………………………………………………….
Diusulkan oleh:
……………..….( Nama )
………………..( NIM)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
Lampiran II :
Setiap individu membutuhkan energi melalui makanan yang dikonsumsinya untuk menunjang
aktivitas yang dilakukan setiap hari. Makanan menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Setiap makanan memiliki komposisi bahan-
bahan yang berbeda sehingga makanan yang jenisnya berbeda mengandung nilai gizi yang
berbeda. Kandungan gizi yang dimiliki sebuah makanan mampu mempengaruhi kesehatan
seseorang terutama bagi orang yang sedang menderita penyakit tertentu. Konsumsi gizi yang
sesuai porsi masing-masing individu sangat dianjurkan kepada setiap individu agar dapat
mencegah dirinya dari berbagai penyakit, seperti penyakit tidak menular. Tindakan preventif untuk
meminimalisasi risiko penyakit tidak menular sangat dibutuhkan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit dengan kondisi medis bahwa penyakit
tersebut tidak bisa ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. Penderita penyakit tidak
menular mayoritas berasal dari negara Less Economically Developed Countries (LEDCs) seperti
Indonesia. Sehingga penyakit tidak menular telah menjadi sebuah problematika besar dan
tantangan untuk masyarakat Indonesia (Remais et al., 2012). Berdasarkan data dari World Health
Organization (WHO), Penyakit tidak menular menjadi salah penyebab dari 68% kematian di dunia
pada tahun 2012 lalu (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-
negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal
akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah
total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak
menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini (World Health Organization, 2011).
Angka penderita penyakit tidak menular yang tinggi diderita oleh masyarakat Indonesia
menjadi salah satu permasalahan dalam mewujudkan poin-poin Sustainable Development Goals
(SDGs) di Indonesia. Salah satu poin yang berhubungan secara langsung dengan problematika ini
adalah poin ketiga yaitu Good Health and Well Being. Poin ini memiliki salah satu target untuk
mengurangi angka kematian yang berasal dari penyakit tidak menular serta mampu
mempromosikan kesehatan mental yang baik. Maka dari itu, tindakan preventif untuk mencegah
kenaikan penderita penyakit tidak menular sangat diperlukan. Salah satu caranya adalah dengan
mengontrol nutrisi yang didapatkan konsumen melalui makanan yang dikonsumsinya.
Perilaku konsumtif yang berlebihan biasanya terjadi di pusat belanja masyarakat yaitu di
pasar swalayan atau supermarket yang merupakan salah satu pusat utama tersedianya berbagai
macam kebutuhan makanan. Kondisi yang paling dikhawatirkan adalah apabila orang yang
melakukan aktivitas belanja berbagai macam makanan tersebut merupakan seorang anak-anak
yang belum memahami apakah makanan yang dikonsumsinya tersebut melebihi batas konsumsi
gizi normal dirinya atau tidak. Dilansir dari bogor.tribunnews.com, Arya Permana, berusia 10
tahun, menderita obesitas akibat konsumsi mi instan dan minuman kemasan yang terlalu
berlebihan. Pada saat itu, berat tubuh Arya mencapai angka 189,5 kg sedangkan berat badan
normalnya harus kurang dari 50 kg. Dapat dilihat bahwa, konsumsi makanan dan minuman yang
berlebihan pada anak-anak seharusnya menjadi pusat perhatian orang tua dalam mengontrol
jumlahnya.
Anak-anak yang telah mampu untuk berbelanja ke supermarket dengan sendirinya
membeli berbagai makanan dan minuman yang disukainya merupakan problematika sebenarnya.
Mirisnya lagi, tindakan konsumtif yang berlebihan seperti ini menyebabkan anak-anak terlalu
boros dalam membelanjakan uangnya demi mendapatkan makanan dan minuman kesukaannya.
Maka dari itu, penulis ingin mengangkat kedua permasalahan ini dengan menawarkan sebuah
solusi yang mampu mencegah anak-anak dari tindakan konsumtif berlebihan.
Aplikasi CINNAMON (Children’s Nutrition Monitor) merupakan aplikasi berbasis
Android yang memiliki tujuan untuk memudahkan para orang tua dalam mengawasi jenis produk
makanan atau minuman yang dibeli oleh anaknya. Aplikasi ini akan diintegrasikan dengan RFID
(Radio Frequency Identification) Card yang berbentuk seperti Tap-Cash Card, yang mana
pengguna hanya tinggal menyentuhkan RFID Card mereka ke RFID Reader yang telah tersedia
pada meja kasir supermarket untuk melakukan pembayaran produk yang telah dibeli. RFID Card
ini dinamakan CINNAMON Card. Kartu ini pada dasarnya hampir sama.
dengan Tap-Cash Card yang telah beredar, seperti TapCash BNI Card yang mana untuk dapat
menggunakan kartu ini, penggunanya perlu mengisi saldo ke dalamnya, bisa dari rekening bank
atau top-up dari supermarket itu sendiri. Para orang tua yang akan memberikan kartu ini kepada
para anaknya sehingga jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh anaknya dan jumlah gizi anaknya
juga dapat dikontrol secara wireless menggunakan aplikasi CINNAMON yang ada di smartphone.
Hal yang uniknya adalah terletak pada kostumisasi pengaturan pada kartu tersebut yang mana
tersimpan berbagai data seperti identitas diri anak, jumlah pengeluaran uang setiap harinya dan
jumlah konsumsi makanan dan minuman harian yang direkomendasikan berdasarkan standar yang
ada.
Pembuatan aplikasi CINNAMON ini akan sangat membantu masyarakat dalam pencegahan
penyakit tidak menular (PTM) dalam mengontrol pembelanjaan produk makanan di pasar
swalayan. Permasalahan ini merupakan salah satu tantangan yang besar untuk dihadapi oleh
berbagai Low Economically Developed Countries (LEDCs) seperti Indonesia. Angka kematian
yang disebabkan oleh penyakit tidak menular tersebut disebabkan dari berbagai faktor seperti
teknologi pengobatan yang dimiliki oleh negara tersebut, ada atau tidaknya penyuluhan dari pihak
pemerintah untuk memperingatkan kepada masyarakat tentang bahayanya penyakit tidak menular
tersebut dan lainnya. Sehingga, salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengontrol diet konsumsi harian setiap individu, terutama pencegahan dini terhadap anak-anak.
Rancangan CINNAMON Card (Children’s Nutrition Monitor) mampu untuk
mengendalikan jumlah pengeluaran uang harian anak dan juga yang paling utama, mampu
mengendalikan konsumsi gizi harian anak agar dapat mencegah penyakit tidak menular seperti
hipertensi, hiperkolesterol, diabetes melitus dan obesitas. CINNAMON Card telah mampu
menghubungkan data yang diterima oleh database pusat di pusat tempat belanja dan smartphone
orang tua yang ingin memantau tindakan konsumtif pembelian produk makanan atau minuman
anaknya, kemudian semua tindakan tersebut dilakukan secara wireless. Pembuatan CINNAMON
Card ini diharapkan dapat menekan risiko penyakit tidak menular (PTM) yang akan diderita
masyarakat sehingga dapat mewujudkan poin Good Health and Well Being pada salah satu
indikator Sustainable Development Goals (SDGs) untuk Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Henaldi, Soewidia. 2016. Terungkap Penyebab Obesitas Bocah 10 Tahun, Ternyata Sering Makan
dan Minum Ini. http://bogor.tribunnews.com/2016/07/12/ terungkap-penyebab-obesitas-
bocah-10-tahun-ternyata-sering-makan-dan-minum-ini. 24 Agustus 2019 (21.05).
Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. 2012.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Remais, J., Zeng G, Li G, Tian L, Engelgau M. Convergence of non-communicable and
infectious diseases in low- and middle- income countries. International Journal of
Epidemiology. 42(1):221-227.
World Health Organization. 2011. Noncommunicable disease country profiles 2011 WHO global
report. Geneva.
LAYANAN INFORMASI
LINE : @pzd1951q
INSTAGRAM : @bokstunsri