Anda di halaman 1dari 4

Trend Dan Issue Pelayanan Sosial Pada Lansia

Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah upaya yang ditujukan untuk membantu lanjut
usia dalam memulihkan dan mengembangkan fungsi sosialnya (Menurut Peraturan
Menteri Sosial RI Nomor 19 Tahun, 2012). Pelayanan Sosial Lanjut Usia umumnya
dalam bentuk panti. panti adalah pelayanan sosial yang dilaksanakan melalui
institusi/Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia dengan menggunakan sistem
pengasramaan. Pelayanan sosial pada lansia dapat dilakukan di luar atau dalam panti.
Pelayanan dalam dan luar panti lanjut usia bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lanjut usia
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan maupun menyediakan
berbagai bentuk pelayanan sosial lanjut usia.
Pelayanan dalam panti dilaksanakan dengan menempatkan lansia dalam panti lanjut
usia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Adapaun jenis pelayanan yang
diberikan dalam panti lanjut usia antara lain:
1. Pemberian tempat tinggal yang layak
2. Jaminan hidup berupa makan, pakaian, pemeliharaan kesehatan
3. Pengisian waktu luang termasuk rekreasi
4. Bimbingan mental, sosial, keterampilan, agama
5. Pengurusan pemakaman
Pelayanan luar panti dilaksanakan dengan menempatkan lanjut usia dalam keluarga,
atau keluarga pengganti yang ada di masyarakat. Jenis pelayanan di luar panti meliputi:
1. Pelayanan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di lingkungan keluarga;
Pelayanan ini merupakan pelayanan terhadap lanjut usia yang tidak potensial dan
berada di lingkungan keluarga atau keluarga pengganti. Pelayanan yang dilakukan
diantaranya berupa bantuan pendampingan, perawatan sosial, termasuk pemenuhan
kebutuhan dasar agar kebutuhan hidup lanjut usia dapat terpenuhi secara layak.
2. Pelayanan harian lanjut usia
Pelayanan harian lanjut harian adalah pelayanan terhadap lanjut usia potensial yang
sifatnya sementara, dilaksanakan siang hari, dalam waktu maksimal 8 (delapan) jam
sehari dan tidak menginap. Pelayanan yang diberikan yaitu pengisian waktu luang,
olah raga, bimbingan mental, dan kesenian.
3. Penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai
investasi sosial.
Merupakan bantuan yang diberikan berupa pemberian paket bantuan usaha ekonomis
produktif kepada lanjut usia potensial yang kurang mampu melalui LKS (Lembaga
Kesejahteraan Sosial) dengan pendampingan, yang didahului dengan bimbingan
sosial dan keterampilan.
Pelayanan sosial pada lanjut usia dapat berupa perlindungan sosial. Perlindungan
sosial bagi lanjut usia untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan
kerentanan sosial agar kelangsungan hidup lanjut usia dapat dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan dasar minimal. Bentuk pelayanannya dapat berupa:
1. Asistensi sosial
Asistensi sosial bertujuan untuk membantu lanjut usia telantar dalam memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya dan meringankan beban hidup lanjut usia terlantar agar
dapat hidup secara layak dan wajar.
2. Pelayanan kedaruratan sosial
Merupakan pelayanan yang dilakukan mendesak untuk menyelamatkan, melindungi,
dan memulihkan kesejahteraan lanjut usia dalam situasi darurat. Pelayanan sosial
kedaruratan meliputi lanjut usia dalam situasi bencana alam dan bencana sosial serta
lanjut usia yang mengalami perlakuan salah. Pelayanan kedaruratan bagi lanjut usia
dilakukan dalam bentuk:
a. Layanan pengaduan
b. Rujukan untuk pemulihan fisik dan mental
c. Pendampingan
d. Penempatan di tempat penanganan trauma lanjut usia.
3. Aksesibilitas
Aksebilitas berguna untuk menyediakan berbagai kemudahan untuk memperoleh dan
menggunakan fasilitas pelayanan, sarana dan prasarana umum untuk mendukung dan
memperlancar mobilitas lanjut usia.
4. Pelayanan lanjut usia dalam keluarga pengganti.
Pelayanan sosial lanjut usia dalam keluarga pengganti adalah pelayanan sosial kepada
lanjut usia di luar keluarganya dan di luar lembaga. Pelayanan ini dilaksanakan
dengan cara lanjut usia tinggal bersama keluarga lain atau keluarga pengganti karena
keluarganya tidak dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan atau lanjut usia
berada dalam kondisi telantar.
TREND DAN ISSUE PELAYANAN SOSIAL
Usia harapan hidup yang meningkat sebagai implikasi dari modernisasi tidak
menjamin semakin meningkatnya kesejahteraan. Artinya masih ada lansia yang hidup
dengan keadaan kurang sejahtera karena masih banak lansia yang belum memiliki
jaminan social, baik jaminan kesehatan maupun jaminan hari tua (Bahruddin, 2018).
Bentuk pelayanannya berupa bantuan pendampingan, perawatan, termasuk
pemenuhan kebutuhan dasar.
Bentuk pelayanan sosial lanjut usia yaitu:
a. Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU).
Pos pelayanan sosial lanjut usia (PPS LU) adalah model pelayanan sosial bagi lansia
yang ada di masyarakat (DEPSOS RI, 2009 dalam Sulistiowati, 2015). Pos pelayanan
sosial lanjut usia (PPS LU) adalah gerakan swadaya masyarakat yang berfungsi untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial bagi lansia melalui berbagai
macam pelayanan, seperti pelayanan kesehatan, spiritual, ekonomi, dan sosial
(Supartini, 2012 dalam Sulistiowati, 2015)

Tujuan Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU) adalah agar tercipta dan
terbinanya kondisi sosial masyarakat yang dinamis yang memungkinkan
terselenggaranya usaha-usaha penyantunan lansia, sehingga dapat membantu mereka
dalam menikmati hari tuanya dengan diliputi rasa ketentraman lahir dan batin.
Kegiatan pelaksanaan pada PPS LU meliputi:
a. Kegiatan pengembangan rohani, sosial, psikologis, pendidikan umum dan
ekonomi:
1) Melakukan kegiatan rohani berupa pengajian dan kebaktian.
2) Kegiatan pembinaan pengetahuan umum.
3) Kegiatan diskusi atau ceramah, serta kegiatan bercengkrama bersama saling
berinteraksi dan pertunjukan kesenian atau musik, dalam bentuk kelompok
besar maupun kecil.
b. Kegiatan usaha produktif, dalam bentuk kegiatan yang secara fisik bersifat:
1) Halus atau ringan, seperti menjahit, menyulam, menenun, kerajinan perca,
atau melakukan konsultasi.
2) Sedang, termasuk membuat usaha perikanan, pertanian, perkebunan, serta
memasak.
3) Kasar atau berat, seperti montir atau bengkel dan pertukangan.
c. Kegiatan menerima pembinaan, termasuk mendengarkan ceramah dalam hal
pengetahuan dan keagamaan.
d. Kegiatan pencegahan penyakit, termasuk melakukan olahraga ringan agtau fitness,
pemijatan dan sebagainya, yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar
ruangan.
e. Kegiatan memperoleh jasa pemeriksaan penyakit, khususnya dalam lingkup
umum dan dasar yang siap untuk dirujuk ke rumah sakit yang berkompeten.
f. Kegiatan menerima pelayanan hukum atau konsultasi psikologi, termasuk
kegiatan mendaftar dan menunggu giliran dan kegiatan konsultasi pribadi.
(Komnas Lansia, 2008 dalam Sulistiowati, 2015)

Daftar Pustaka

Sulistiowati, R. (2015). UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LANSIA


MELALUI POS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA (PPS LU) DI DESA
SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTU. UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA, Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.

Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Bahruddin. 2018. Pengarusutamaan Lansia dalam Pelayanan Sosial

Anda mungkin juga menyukai