Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cerebro Vascular Accident (CVA) disebut juga dengan stroke. CVA adalah suatu
keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan
atau kematian. Pasien CVA dengan gangguan mobilitas akan mengalami sumbatan pembuluh
darah otak di bagian lobus frontalis, kurangnya aliran darah menyebabkan kerusakan dan
kematian sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan otak. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen ke
otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi dengan baik (Saraswati et al.,
2018).
Menurut WHO stroke menempati urutan kedua penyebab kematian terbanyak di dunia
dengan setiap tahunnya terdapat 41 juta atau setara 70% yang mengalami kematian secara
global. Selain menyumbangkan angka kematian tinggi akibat stroke, Indonesia juga memiliki
angka beban stroke kedua setelah Mangoli yaitu sebanyak 3.382,2/100.000 orang
berdasarkan DALYs (disabillityadjusted life- year). Prevalensi stroke di Indonesia pada
tahun 2018 sebesar 10,9% dan mengalami kenaikan sebanyak 3,9% dalam lima tahun
terakhir. Prevalensi stroke di Jawa Timur mencapai 12% dan mengalami peningkatan pada
laki-laki yakni dengan 11% dan perempuan 10,9% dengan 50,2 % (Denis & Wijayanti
Erlina, 2020).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas (2013), prevalensi stroke di Indonesia
12,1 per pembuluh darah diotak 1.000 penduduk. Angka itu naik dibandingkan Riskesdas
2007 yang sebesar 8,3 persen. Sedangkan kasus tertinggi stroke dijawa tengah yaitu sebesar
3.986 kasus (17,91%). Di Kota Semarang terdapat proporsi sebesar 3,18%. Sedangkan kasus
tertinggi kedua adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 3.164 kasus (14,22%) dan apabila
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 10,99%.
Rata-rata kasus Stroke di Jawa Tengah adalah 635,60 kasus. (Faradila, 2017).
Faktor yang menimbulkan terjadinya resiko stroke salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan. Hipertensi dapat mengakibatkan
pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah,
maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit, maka aliran
darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian. Apabila
pengendalian faktor resiko dapat dicegah dengan baik, maka biaya upaya tersebut jauh lebih
murah dibanding dengan perawatan stroke (Saraswati et al., 2018). Perawatan stroke,
termasuk upaya rehabilitasi. Penanganan tekanan darah adalah salah satu strategi untuk
mencegah stroke dan mengurangi risiko kekambuhan pada stroke iskemik dan perdarahan.
Penanganan hipertensi dapat mengurangi kerusakan di sekitar daerah iskemik 4 hingga
kondisi pasien stabil (Denis & Wijayanti Erlina, 2020). Faktor lain yang tidak bisa
dikendalikan seperti umur, jenis kelamin, herediter, ras dan etnis, geografi.
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya
serangan berulang atau kekambuhan pada penderita Stroke adalah dengan menjalankan
perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor resiko secara optimal harus dijalankan,
melakukan kontrol secara rutin, mengkonsumsi makanan yang sehat serta konsumsi obat,
tidak merokok, dan harus mengenali tanda-tanda dini Stroke. Stroke merupakan penyakit
neurologi yang serius, dengan serangan akut yang dapat menyebabkan dalam waktu singkat
atau pun kecacatan seumur hidup (Nurdiani et al., 2018).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud CVA?
2. Apa saja masalah keperawatan yang timbul pada pasien CVA?
3. Bagaimana patofisiologi CVA?
4. Bagaimana penanganan pada pasien CVA?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan didalam upaya
penanganan CVA dalam asuhan keperawatan dan juga untuk pemenuhan tugas mata
kuliah keperawatan gawat darurat.
2. Tujuan khusus
a) Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang CVA
b) Agar mahasiswa memahami konsep CVA
c) Agar mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat pada penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan, sumber referensi,
dan rujukan tentang makalah CVA bagi para pembaca.

Daftar pustaka

Denis, F., & Wijayanti Erlina. (2020). Pengaruh Swallowing Excersiceterhadap Status Fungsi
Menelan Pada Pasien Cva Di Wilayah Kerja Puskesmas Gesang Kabupaten Lumajang.
Journal Kesehatan, 10(2), 1–6.

Faradila, E. (2017). Upaya meningkatkan keefektifan perfusi jaringan serebral pada pasien cva.

Nurdiani, I. S., Prastiwi, S., & Metrikayanto, W. D. (2018). Faktor-Faktor Yang Dapat Diubah
Dan Tidak Dapat Diubah Yang Berhubungan Dengan Kejadian Cva Berulang Pada Pasien
Cva Di Rs Panti Waluya Sawahan Malang. Nursing News Volume 3, Nomor 1, 2018, 3,
550–556.

Saraswati, D. P., A, S. F., Keperawatan, P. D., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Waluya, P. (2018).
Asuhan Keperawatan Cerebro Vascular Accident ( Cva ) Pada Pasien Dewasa Dengan
Masalah Resiko Ketidakefetifan Perfusi Jaringan Serebri. 1–10.

Anda mungkin juga menyukai