Anda di halaman 1dari 30

P-065

LAPORAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA
PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS/PENYAKIT (KKN-COVID19)
SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021

DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA, STIGMA


MASYARAKAT TERHADAP PANDEMI COVID-19
DAN RAIH KEMBALI REPUTASI PERUSAHAAN DENGAN
MANAJEMEN KRISIS

Disusun oleh:

Rahmat Gebrina
NIM : 140410212

Dibimbing oleh:

Dr. Zulnazri, S. Si., M.T.,


NIDN.0031127512

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
KULIAH KERJA NYATA
PENULISAN KARYA PENGABDIAN ( KKN-PKP )

1. Judul KKN : Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia.


Stigma Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19 dan
Raih Kembali Reputasi Perusahaan Dengan Manajemen
Krisis.
2. Ketua Tim Pelaksana
a. Nama : Rahmat Gebrina
b. NIM : 140410212
c. Program Studi : Ekonomi Manajemen
3. Anggota Tim Pelaksana
a. Jumlah Anggota : 1 Orang
b. Nama & NIM Anggota 1 : Rahmat Gebrina ( 140410212 )
4. Lokasi Kegiatan : Bireuen
5. Luaran yang dihasilkan : 1. Publikasi Di Media Massa Cetak Harian Rakyat Aceh
2. Publikasi Di Media Elektronik Kompasiana

6. Jangka waktu pelaksanaan : 1 Bulan


7. Tanggal pelaksanaan : 20 Oktober 2020 s/d 20 November 2020
8. Total biaya : Rp. 500.000-,
a. Dana Pribadi : Rp. 500.000-,

Menyetujui, Lhokseumawe, 29 November 2020


Dosen Pembimbing, Ketua Tim Pelaksana

Dr. Zulnazri, S.Si., M.T.,


Rahmat Gebrina
NIDN.0031127512 NIM. 140410212

Mengetahui,
Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Malikussaleh,

Zulkifli,S.H.,M.H
NIP .1975001182007011002
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan.............................................................................................................2

BAB 2 RENCANA KEGIATAN.........................................................................................4


2.1 Nama Kegiatan.................................................................................................................4
2.2 Tema Kegiatan.................................................................................................................4
2.3 Sasaran Kegiatan..............................................................................................................4
2.4 Bentuk Kegiatan...............................................................................................................4
2.5 Waktu dan Tempat Kegiatan............................................................................................5
2.6 Pelaksana..........................................................................................................................5
2.7 Manfaat yang diharapkan.................................................................................................5
2.8 Surat Pernyataan...............................................................................................................5

BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA...............................................6


3.1 Nama Kegiatan.................................................................................................................6
3.2 Bentuk Kegiatan...............................................................................................................6
3.3 Waktu Kegiatan................................................................................................................7
3.4 Tempat Kegiatan..............................................................................................................7
3.5 Pelaksana Kegiatan..........................................................................................................7
3.6 Capaian Kegiatan.............................................................................................................7
3.7 Luaran Kegiatan...............................................................................................................7
3.8 Manfaat dan Dampak Artikel...........................................................................................8

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................................9

LAMPIRAN .......................................................................................................................10
ABSTRAK

Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan guncangan ekonomi
yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Langkah-langkah penguncian (lockdown) telah
menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba, dengan penurunan permintaan dan
mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia. Dalam survei awal, lebih dari 50% UMKM
mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam beberapa bulan ke depan. Dampak
pandemi COVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi
perkenomian Indonesia dimana kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia
sangat besar pada berbagai bidang antara lain (1) Jumlah Unit Usaha di Indonesia per 2018
total 64,2 Juta unit usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM sebesar 64,1 Juta (99,9%) (2)
Kontribusi pada jumlah Tenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di Indonesia per 2018 total
120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar 116,9 Juta (97%) (3)
Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di Indonesia per 2018 total
14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 8.573.895 Milyar
(61,07%) (4) Kontribusi terhadap Ekspor Non Migas Jumlah ekspor non migas Indonesia
per 2018 total 2.044.490 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas
sebesar 293.840 Milyar (14,37%) (5) Kontribusi terhadap Investasi, Jumlah investasi di
Indonesia per 2018 total 4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap investasi
sebesar 2.564.549 Milyar (60,42%). Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena
sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang
penyakit tertentu. Mereka diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda,
dan atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit. Stigma
justru akan menyebabkan penyebaran penyakit di masyarakat semakin tidak terkendali.
Dalam kajian Ilmu Kedokteran dan Biologi sudah jelas bahwa virus SARS-CoV2 sebagai
penyebab Covid-19 adalah virus hanya mempunyai materi genetik RNA. Virus ini hanya
bisa aktif (hidup) dalam sel lain sebagai inangnya dan selama sel itu aktif. Ia hanya dapat
menular bila seseorang bersin, batuk, berbicara yang mengeluarkan droplet atau percikan
ludah yang membawa virus tersebut di dalamnya. Inilah yang menjadi cara penularannya,
sehingga menjaga jarak dan selalu memakai masker akan mengurangi risiko terpapar.
Menjaga jarak bukan berarti memutuskan kontak dengan orang lain secara sosial sehingga
WHO pun mengubah frasa social distancing menjadi physical distancing. Tujuannya
adalah agar masyarakat global tidak lagi memutus kontak sosial dengan keluarga atau
orang lain, melainkan hanya menjaga jaraknya secara fisik. Edukasi salah satu cara paling
ampuh menghentikan stigma. Para pimpinan daerah atau pusat yang positif Covid-19 harus
terbuka dengan diagnosis mereka untuk membantu menormalkan penyakit. Banyak cara
bentuk edukasi yang bisa diakukan misalnya sosialisasi lewat sosial media, pemberian
leaflet kepada masyarakat tentang bagaimana cara penularan. Krisis dapat terjadi dimana
saja, kapan saja dan pada siapa saja. Krisis tidak pernah memandang bulu ataupun pilih-
pilih kasih. Krisis bisa datang tanpa menunggu kesiapan kita. Ketika krisis yang tidak
pernah diperhitungkan terjadi, semua menjadi bingung, tanpa arah, dan kehilangan kendali.
Krisis itu bisa datang kapan saja, meskipun ada juga yang bisa diperkirakan sebelumnya,
maka yang diperlukan adalah bagaimana mengelola krisis tersebut. Pengel-olaan krisis
atau manajemen krisis itu seharusnya sudah dipersiapkan sejak awal. Dalam kondisi
normal pun tim krisis sudah dibentuk, sehingga begitu kri-sis terjadi maka tim tersebut
dapat langsung bekerja dengan mengikuti prose-dur operasional standar yang sudah
ditetapkan.
Kata Kunci : Pembuatan Artikel, Media Massa Cetak, Media Elektonik, Daerah Bireuen
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di seluruh dunia seperti
Amerika, Spanyol dan Italia membuat situasi ekonomi dunia semakin memburuk.
Beberapa lembaga bahkan memprediksikan perlemahan ekonomi dunia, antara lain
International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan ekonomi global tumbuh minus
di angka 3%. Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian negara-negara di dunia juga
sangat dahsyat. Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara
mitra dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7
dan China mengalami penurunan sampai minus 6,8. Beberapa negara masih tumbuh positif
namun menurun bila dibanding dengan kuartal sebelumnya. Amerika Serikat turun dari 2,3
menjadi 0,3, Korea Selatan dari 2,3 menjadi 1,3 dan Vietnam dari 6,8 menjadi 3,8.
Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019
menjadi hanya 2.97 pada kuartal pertama ini. Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1
di Indonesia ini di luar perkiraan mengingat pengaturan physical distancing dan PSBB
mulai diberlakukan pada awal bulan April 2020, dimana pada kuartal 1 (Q1) 2020 hanya
mencapai 2,97 persen. Nilai itu mendarat jauh dari target kuartal I yang diharapkan
mencapai kisaran 4,5-4,6 persen. Berdasarkan pertumbuhan year-on-year, sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 terbesar pada sektor informasi dan
komunikasi sebesar 0,53 persen. Hal ini wajar mengingat dengan adanya anjuran untuk
tidak keluar rumah maka banyak orang mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan
melalui teknologi informasi. Seiring hal tersebut, volume penjualan listrik PLN ke rumah
tangga meningkat. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis hanya
sejumlah 2,61 juta kunjungan, berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun lalu. Hal ini
sejalan dengan adanya larangan penerbangan antar negara yang mulai diberlakukan pada
pertengahan Februari lalu. Jumlah penumpang angkutan rel dan udara juga tumbuh
negatif seiring dengan diberlakukannya PSBB.
Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan guncangan ekonomi
yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Langkah- langkah penguncian (lockdown)
telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba- tiba, dengan penurunan permintaan dan
mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia. Dalam survei awal, lebih dari 50% UMKM
mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam beberapa bulan ke depan. Sejak
itu, kebangkrutan telah menumpuk dan tingkat awal mulai runtuh. Misalnya, pada bulan
Maret, aplikasi bisnis AS turun antara 40% hingga 75% dibandingkan tahun sebelumnya -
kontraksi bahkan lebih tajam dibandingkan selama Great Recession. UMKM menyediakan
setiap dua dari tiga pekerjaan di wilayah OECD dan berkontribusi setengah dari PDB.
Angka-angka ini menunjukkan potensi pengorbanan segmen besar ekonomi. Memang, data
OECD menunjukkan bahwa UMKM terwakili secara berlebihan di sektor-sektor yang
paling terkena dampak tindakan penguncian, yaitu pariwisata, layanan ritel dan
profesional, dan konstruksi dan transportasi, di mana mereka menyumbang tiga perempat
dari semua pekerjaan. Wabah ini telah mengungkapkan kerentanan tinggi dari banyak
usaha kecil itu, yang kondisinya semakin lama semakin lama situasi saat ini berlangsung.
Dampak pandemic COVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat
berpengaruh terhadap kondisi perkenomian Indonesia dimana kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia sangat besar pada berbagai bidang antara lain (1) Jumlah Unit
Usaha di Indonesia per 2018 total 64,2 Juta unit usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM
sebesar 64,1 Juta (99,9%) (2) Kontribusi pada jumlah Tenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di
Indonesia per 2018 total 120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar
116,9 Juta (97%) (3) Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di
Indonesia per 2018 total 14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap PDB
sebesar 8.573.895 Milyar (61,07%) (4) Kontribusi terhadap Ekspor Non Migas Jumlah
ekspor non migas Indonesia per 2018 total 2.044.490 Milyar, dengan kontribusi UMKM
terhadap ekspor non migas sebesar 293.840 Milyar (14,37%) (5) Kontribusi terhadap
Investasi, Jumlah investasi di Indonesia per 2018 total 4.244.685 Milyar, dengan kontribusi
UMKM terhadap investasi sebesar 2.564.549 Milyar (60,42%).
Salah satu dampak pandemic COVID-19 yang telah menhangtam UMKM adalah
sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil menengah terdampak
pandemi virus corona (Covid-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak Covid-19
bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang paling
terdampak yakni makanan dan minuman. Para pengelola koperasi merasakan turunnya
penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya distribusi. Sementara itu, sektor UMKM
yang terguncang selama pandemi Covid- 19, selain makanan dan minuman, adalah industri
kreatif dan pertanian.
Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUMKM ada sekitar 37.000 UMKM
yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi
ini ditandai dengan sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen
melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah
distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.
Dunia hari ini dikagetkan oleh munculnya virus yang berbahaya dan memiliki
resiko kematian lebih tinggi. Virus tersebut mucul pada akhir desember 2019 tepatnya
dikota Wuhan,Provinsi Hubei Tiongkok. Namun data terlapor pada saat itu adalah kasus
pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dari hari ke hari jumlah kasus
tersebut bertambah, dan pada akhirnya sampel isolat dari pasien diteliti menunjukan
adanya infeki corona virus jenis beta coronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
coronavirus, dan nama penyakitnya sebagai corona virus disease 2019 (COVID-19). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi ratarata 5-6 hari dengan masa inkubasi 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Gejala klinis yang nampak adalah
demam dan kesulitan bernapas.
Tercatat ada 3,818,791 kasus di seluruh dunia, dengan angka kematian mencapai
264,811 kasus dan pasien sembuh tercatat 1,299,234 kasus pada Kamis (7/5/2020) dikutip
Tribunjogja.com dari worldometers. Amerika masih menduduki puncak untuk jumlah
terbanyak terjangkit. Angka kematian di negara Paman Sam tinggi di 74,795 kasus dengan
+2,524 kematian baru dan 74,795 sembuh. Sedangkan China pada catatan terakhir tercatat
ada 4,633 kematian dan sembuh 74,795. Mereka juga tak ada catatan kematian baru di hari
yang sama. Sementara Indonesia berada di 30 besar berada dengan negara lain seperti
Ukrania, bangladesh hingga Korea Selatan (TribunJogja.com). Berdasarkan data yang
terbaru yang disampaikan oleh juru biacara Pemerintah Penanganan COVID-19 tertanggal
kamis, 07 Mei 2020 Per 16.30. WIB. Angka positif COVID-19 di Indonesia kini mnecapai
12.776 kasus. Ada penambahan sebanyak 388 kasus baru hari ini, terdiri dari angka
kesembuhan bertambah 64 orang sehingga total sudah ada 2.381 orang yang sembuh dari
COVID-19. Angka kematian bertambah 35 orang sehingga total 930 orang meninggal
dunia. Semua kasus tersebar di 34 Provinsi, 354 kabupaten/ Kota.
Data di atas menujukkan jumlah kasus COVID-19 terus mengalami peningkatan
yang signifikan baik didalam negeri maupun diluar negeri, hal ini membuat penulis tertarik
untuk memberikan gambaran terkait pandemi COVID-19, ini murupakan masalah kita
bersama, kita harus memahami secara mendalam apa sebenarnya COVID-19 dimulai dari
Pengertian, tanda dan gejala, proses penularan, edukasi dan himbauan yang diberikan
secara persuasif, istilah2 yang digunakan dalam COVID-19 (PDP,ODP dan OTG), tujuan
isolasi mandiri jika terpapar virus tersebu, serta mengubah stigma mayarakat terkait berita
hoax COVID-19. Karena berita hoax dapat mengubah pikiran seseorang sehingga terjadi
perubahan prilaku yang tidak baik. Kondisi hari ini menjelaskan bahwa keberadaan virus
ini cukup horor dan ditakuti benarkah? Apa yang sebenarnya terjadi, namun tidak bisa
dipungkiri fakta yang terjadi di lapangan bahwa memang benar adanya, terjadi
kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Pada awal bulan Februari Pemerintah rilis bahwa
di negara kita terdapat 2 kasus postif COVID-19, seketika berita ini muncul maka apa yang
terjadi, kelangkaan berbagai macam seperti masker, handsanitizer, antiseptik ini sangat
susah dijumpai dikalangan masyarat kalaupun ada harganya melonjak sangat tinggi diatas
harga normal. Belum lagi istilah yang biasa kita dengar yakni panic buying rasa panik dan
kekhawatiran dengan memborong beragam kebutuhan harian di toko-toko setempat.
Perilaku ini sangat kurang baik jika diterapkan terus menerus sehingga ini akan
mengurangi kesempatan individu lain untuk dapat membeli dan menggunakan barang
tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini untuk memututus mata
rantai peyebaran virus tersebut yakni lockdown, social distancing, karatntina wilayah,
namun hal tersebut belum dapat diterapkan secara maksimal. Lantas bentuk kerjasama apa
yang dapat kita berikan kepada pemerintah agar prilaku tersebut dilakukan tanpa
menyinggung perasaan orang lain atau membreikan anggapan negatif terhadap seseorang
yang telah di vonis posistif COVID19.
Manajemen krisis dan komunikasi krisis adalah dua hal yang sangat penting dalam
Manajemen Public Relations. Betapa tidak, krisis menempatkan brand, baik individu
maupun perusahaan di bawah “lampu sorot”. Banyak studi kasus yang telah membuktikan
bahwa krisis membangun perhatian luar biasa, dan komunikasi krisis yang baik membuka
kesempatan yang sangat besar untuk membangun citra dan reputasi. Seperti diketahui,
kemajuan teknologi media, akan dengan mudah dan cepat menyampaikan informasi krisis
ke seluruh penjuru dunia. Berita mengenai krisis, isu miring, ataupun berita negatif akan
dengan cepat menyebar kemanamana. Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari
kehidupan kita menyebabkan mudahnya memperoleh informasi. Penyebab terjadinya krisis
adalah karena keterbatasan manusia mengatasi berbagai tuntutan lingkungan atau
kegagalan teknologi tinggi. Musibah lainnya yang dapat menyebabkan krisis adalah
bencana alam, pemogokan masal, kebakaran, kecelakaan, ancaman pengambilalihan
perusahaan, kebijakan baru yang merugikan, skandal, resesi ekonomi, dan sebagainya.
Hampir semua organisasi pernah mengalami krisis, wajar apabila kemudian
sekarang ini timbul kesadaran dari pimpinan perusahaan/organisasi bahwa mereka
memerlukan kesiapan tersendiri untuk menghadapi krisis, terutama yang berkaitan dengan
media relations atau hubungan dengan pers. Kesadaran seperti ini, juga dapat diartikan
sebagai peluang yang baik bagi para praktisi Public Relations didalam perusahaan
/organisasi. Menurut H.Fanyo, “Salah satu sasaran kegiatan Public Relations adalah
menghadapi krisis (facing of crisis). Menangani keluhan (complain) dan menghadapi krisis
dan Public Relations recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and
damage.” Setiap organisasi perlu membentuk sebuah tim manajemen krisis yang
permanen. Struktur tim tersebut bisa saja berlainan dari satu organisasi ke organisasi
lainnya, bergantung dari jumlah staf , sebaran lokasi, dan karakteristik sektor usaha atau
bidang yang digeluti oleh organisasi yang bersangkutan. Sebuah tim manajemen krisis
biasanya terdiri dari seorang direktur , manajer PR, manajer operasional, petugas
keamanan dan pejabat personalia. Tim ini hendaknya dibuat seramping mungkin agar
masing-masing anggotanya mudah berkomunikasi satu sama lainnya. Bila salah satu
diantara mereka berhalangan anggotaanggota tim yang lainnya bisa menunjuk satu atau
beberapa deputi. Mereka ini harus mudah untuk dihubungi oleh siapa saja,kapan saja dan
dimana saja, serta senantiasa siap sedia melakukan tindakantindakan drastis tertentu guna
menanggulangi krisis. Memang, dalam kondisi darurat , kita tidak mengharapkan anggota
tim hadir secara lengkap.
Sehubungan dengan masalah krisis, orang yang mempunyai peranan penting untuk
mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (Humas).
Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam
keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi,
menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan citra
(lost of image) yang terjadi. Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra
positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan.
1.2 Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat untuk mengetahui dan menganalisis
seperti apa dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap perkembangan
bisnis UMKM yang ada di Indonesia.
2. Meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat tentang stigma masyarakat terhadap
pandemi covid-19
3. Meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat tentang bagaimana meraih kembali
reputasi perusahaan dengan manajemen krisis
4. Melaksanakan program studi sarjana Universitas Malikussaleh berupa mata kuliah
wajib yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2019/2020.

1.3 Manfaat Kegiatan

1. Sinergi antara kebijakan makro pemerintah dengan kebijakan mikro perusahaan


diharapkan dapat membantu UMKM dalam mengatasi tantangan menghadapi krisis
pandemi COVID- 19 ini.Melaksanakan program studi sarjana Universitas
Malikussaleh berupa mata kuliah wajib yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode
2019/2020.
2. Untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis itu di dalam masyarakat. Apakah
perkembangan krisis tersebut berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara
kuantitas maupun kualitas serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi.
3. Agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana hal yang seharusnya dilakukan untuk
mengurangi stigma negatif tentang covid-19.
4. Terlaksananya program studi sarjana Universitas Malikussaleh berupa mata kuliah
wajib yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2019/2020.
BAB 2
RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan


Kuliah Kerja Nyata Penulisan Karya Pengabdian (KKN-PKP) Mahasiswa Universitas
Malikussaleh Periode 2019/2020.
2.2 Tema Kegiatan
Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia
Stigma masyarakat terhadap pandemi covid-19
Raih kembali reputasi perusahaan dengan manajemen krisis

2.3 Sasaran Kegiatan


Seluruh masyarakat di Provinsi Aceh.

2.4 Bentuk Kegiatan


1. Pembuatan Artikel
Artikel dibuat pada Hari Minggu tanggal 1 November 2020 atau sudah
dilaksanakan di masa lalu (Sebelum masa KKN). Artikel merupakan suatu karya tulis
berisi gagasan atau fakta yang bersifat mendidik, meyakinkan dan menghibur para
pembaca. Topik artikel dibuat berdasarkan isu yang penting pada saat terjadinya pandemi
Covid-19. Gagasan pada artikel dibuat berdasarkan atas kejadian dan beberapa penelitian
yang telah dilakukan. Latar belakang dibuatnya artikel berada pada BAB 1 dalam laporan
ini.
2. Pengajuan ke media massa cetak

Media massa cetak merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat dalam bentuk cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin,
brosur, billboard, dan lain sebagainya. Media komunikasi cetak bersifat umum karena
dikonsumsi oleh khalayak luas. Selain itu, harga untuk menggunakan media cetak sebagai
media penyampaian informasi terbilang murah atau ekonomis untuk seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat kalangan atas maupun menengah ke bawah. Waktu yang
diperlukan untuk memperoleh informasi juga menjadi ekonomis karena penjual surat kabar
saat ini sudah banyak ditemui seperti di pinggir jalan maupun di toko buku. Media
komunikasi cetak bermanfaat karena mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
Informasi yang disampaikan juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat, sehingga mencegah terjadinya kesalahpahaman dan permasalahan komunikasi
lainnya. Huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik dan
informasi dirincikan secara detail. Surat kabar yang dihasilkan dari media komunikasi
cetak ini mudah didapatkan di berbagai daerah termasuk ke daerah pelosok. Bentuk fisk
dari media komunikasi ini seperti surat kabar mudah disimpan untuk dibaca lagi di lain
waktu.
Target utama media cetak adalah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Oleh karena itu, surat kabar banyak dijumpai di kota-kota kecil. Media komunikasi cetak
ini tidak tergantung pada jaringan koneksi seperti media komunikasi digital. Pada Hari
Kamis tanggal 10 November 2020 penulis mengirimkan artikel kepada tim redaksi media
massa cetak Harian Rakyat Aceh yaitu HRA di Aceh via email. HRA merupakan salah satu
media massa cetak nasional yang terbit sejak 17 Januari 2005.
3. Penerbitan artikel
1. Artikel pertama diterbitkan pada Hari Jumat tanggal 27 November 2020 di
media massa cetak harian HRA di Aceh.
2. Artikel kedua diterbitkan pada Hari Selasa tanggal 8 Desember 2020 di media
Kompasiana.

2.5 Waktu dan Tempat Kegiatan


Status kegiatan : Sudah dilaksanakan di masa lalu
Sifat kegiatan : Perorangan
Hari dan Tanggal : Jumat, 27 Novermber 2020
Tempat : Aceh
Sasaran : Media massa cetak nasional Harian Rakyat Aceh
(HRA)
Media massa Kompasiana
2.6 Pelaksana
Ketua Pelaksana/NIM : Rahmat Gebrina /140410212
Biodata Pelaksana : (Lampiran 1)
Anggota : - (Perorangan)

2.7 Manfaat yang diharapkan


Adapun manfaat kegiatan yang diharapkan yaitu:
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk mengetahui dan menganalisis
seperti apa dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap perkembangan
bisnis UMKM yang ada di Indonesia.
2. Mengurangi stigma negatif masyarakat terhadap dampak dari pandemi Covid-19.
3. Masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara meraih reputasi bisnis dengan
manajemen krisis.
4. Terlaksananya program studi sarjana Universitas Malikussaleh berupa mata kuliah
wajib yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2019/2020.

2.8 Surat Pernyataan


(Lampiran 2)
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA

3.1 Nama Kegiatan


Kuliah Kerja Nyata Penulisan Karya Pengabdian (KKN-PKP) Mahasiswa
Universitas Malikussaleh Periode 2019/2020.

3.2 Bentuk Kegiatan


1. Pembuatan Artikel
Artikel dibuat pada Hari Minggu tanggal 1 November 2020 atau sudah
dilaksanakan di masa lalu (Sebelum masa KKN). Artikel merupakan suatu karya tulis
berisi gagasan atau fakta yang bersifat mendidik, meyakinkan dan menghibur para
pembaca. Topik artikel dibuat berdasarkan isu yang penting pada saat terjadinya pandemi
Covid-19. Gagasan pada artikel dibuat berdasarkan atas kejadian dan beberapa penelitian
yang telah dilakukan. Latar belakang dibuatnya artikel berada pada BAB 1 dalam laporan
ini.
2. Pengajuan ke media massa cetak
Media massa cetak merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat dalam bentuk cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin,
brosur, billboard, dan lain sebagainya. Media komunikasi cetak bersifat umum karena
dikonsumsi oleh khalayak luas. Selain itu, harga untuk menggunakan media cetak sebagai
media penyampaian informasi terbilang murah atau ekonomis untuk seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat kalangan atas maupun menengah ke bawah. Waktu yang
diperlukan untuk memperoleh informasi juga menjadi ekonomis karena penjual surat kabar
saat ini sudah banyak ditemui seperti di pinggir jalan maupun di toko buku. Media
komunikasi cetak bermanfaat karena mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
Informasi yang disampaikan juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat, sehingga mencegah terjadinya kesalahpahaman dan permasalahan komunikasi
lainnya. Huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik dan
informasi dirincikan secara detail. Surat kabar yang dihasilkan dari media komunikasi
cetak ini mudah didapatkan di berbagai daerah termasuk ke daerah pelosok. Bentuk fisk
dari media komunikasi ini seperti surat kabar mudah disimpan untuk dibaca lagi di lain
waktu.
Target utama media cetak adalah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Oleh karena itu, surat kabar banyak dijumpai di kota-kota kecil. Media komunikasi cetak
ini tidak tergantung pada jaringan koneksi seperti media komunikasi digital. Pada Hari
Kamis tanggal 19 November 2020 penulis mengirimkan artikel kepada tim redaksi media
massa cetak Harian Rakyat Aceh yaitu HRA di Aceh via email. HRA merupakan salah satu
media massa cetak nasional yang terbit sejak 17 Januari 2005.Pada hari Minggu tanggal 29
November 2020 penulis mengirimkan artikel kepada tim redaksi kompasiana.
3. Penerbitan
Artikel pertama diterbitkan pada Hari Jumat 27 November 2020 di media massa
cetak harian Rakyat Aceh. HRA adalah sebuah koran yang terbit di Aceh sejak 17 Januari
2005. HRA terletak di Jalan Sultan Malikussaleh No. 109, Lhong Raya, Banda Aceh.
Artikel kedua diterbitkan pada Hari Selasa tanggal 8 Desember 2020 di media
Kompasiana.

3.3 Waktu Kegiatan


Status kegiatan : Sudah dilaksanakan di masa lalu
Sifat kegiatan : Perorangan
Hari dan Tanggal : Jumat, 27 November 2020

3.4 Tempat Kegiatan


Tempat : Aceh
3.5 Pelaksana Kegiatan
Ketua Pelaksana/NIM : Rahmat Gebrina/140410212
Biodata Pelaksana : (Lampiran 1)
Anggota : - (Perorangan)

3.6 Capaian Kegiatan

No. Kegiatan Status/Keterangan


1. Pembuatan Artikel 1. Penyusunan topik artikel mengenai Dampak Covid-
19 Terhadap UMKM di Indonesia.
2. Penyusunan topik artikel mengenai Stigma
masyarakat terhadap pandemi Covid-19
3. Penyusunan topik artikel mengenai Raih kembali
reputasi perusahaan dengan manajemen krisis

2. Pengajuan Artikel 1. Pengajuan artikel dalam bentuk microsoft word.


2. Pengajuan artikel melalui email tim redaksi HRA
rusmadiruslan@gmail.com / rakyat.aceh@gmail.com
pada Hari Kamis tanggal 19 November 2020.
3. Pengajuan artikel melalui web Media massa
Kompasiana.
3. Penerbitan Artikel 1. Hari Jumat tanggal 27 November 2020, artikel
berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di
Indonesia” diterbitkan pada media massa cetak
yang dituju yaitu Harian Rakyat Aceh.
2. Hari Selasa tanggal 8 Desember 2020, artikel berjudul
“Stigma masyarakat terhadap pandemi Covid-19”
diterbitkan pada media massa Kompasiana.
3. Hari selasa tanggal 8 Desember 2020, artikel berjudul
“Raih kembali reputasi perusahaan dengan
manajemen krisis” diterbitkan pada media massa
Kompasiana.

3.1 Luaran Kegiatan


Tolak ukur dalam luaran kegiatan ini adalah diterbitkannya artikel tidak lebih dari
waktu 1 (satu) bulan terhitung dari waktu pengiriman artikel kepada tim redaksi media
massa cetak tersebut. Realisasi kegiatan ini yaitu diterbitkannya artikel pada koran HRA di
Aceh. Artikel yang dibuat diterbitkan pada bagian Bawah, B7 kesehatan pada koran
tersebut (Lampiran 3). Isi artikel secara garis besar membahas bahayakah nyeri saat haid
bagi wanita di Dunia hingga Indonesia, berikut sebagian isi dari artikel.
DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA

Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di seluruh dunia seperti


Amerika, Spanyol dan Italia membuat situasi ekonomi dunia semakin memburuk.
Beberapa lembaga bahkan memprediksikan perlemahan ekonomi dunia, antara lain
International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan ekonomi global tumbuh minus
di angka 3%. Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian negara-negara di dunia juga
sangat dahsyat. Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara
mitra dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7
dan China mengalami penurunan sampai minus 6,8. Beberapa negara masih tumbuh positif
namun menurun bila dibanding dengan kuartal sebelumnya. Amerika Serikat turun dari 2,3
menjadi 0,3, Korea Selatan dari 2,3 menjadi 1,3 dan Vietnam dari 6,8 menjadi 3,8.
Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019
menjadi hanya 2.97 pada kuartal pertama ini. Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1
di Indonesia ini di luar perkiraan mengingat pengaturan physical distancing dan PSBB
mulai diberlakukan pada awal bulan April 2020, dimana pada kuartal 1 (Q1) 2020 hanya
mencapai 2,97 persen. Nilai itu mendarat jauh dari target kuartal I yang diharapkan
mencapai kisaran 4,5-4,6 persen. Berdasarkan pertumbuhan year-on-year, sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 terbesar pada sektor informasi dan
komunikasi sebesar 0,53 persen. Hal ini wajar mengingat dengan adanya anjuran untuk
tidak keluar rumah maka banyak orang mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan
melalui teknologi informasi. Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan
guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Langkahlangkah
penguncian (lockdown) telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tibatiba, dengan
penurunan permintaan dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia. Dalam survei
awal, lebih dari 50% UMKM mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam
beberapa bulan ke depan. Sejak itu, kebangkrutan telah menumpuk dan tingkat awal mulai
runtuh. Misalnya, pada bulan Maret, aplikasi bisnis AS turun antara 40% hingga 75%
dibandingkan tahun sebelumnya - kontraksi bahkan lebih tajam dibandingkan selama Great
Recession. UMKM menyediakan setiap dua dari tiga pekerjaan di wilayah OECD dan
berkontribusi setengah dari PDB. Angka-angka ini menunjukkan potensi pengorbanan
segmen besar ekonomi.
Memang, data OECD menunjukkan bahwa UMKM terwakili secara berlebihan di
sektor-sektor yang paling terkena dampak tindakan penguncian, yaitu pariwisata, layanan
ritel dan profesional, dan konstruksi dan transportasi, di mana mereka menyumbang tiga
perempat dari semua pekerjaan. Wabah ini telah mengungkapkan kerentanan tinggi dari
banyak usaha kecil itu, yang kondisinya semakin lama semakin lama situasi saat ini
berlangsung.
Dampak pandemic COVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat
berpengaruh terhadap kondisi perkenomian Indonesia dimana kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia sangat besar pada berbagai bidang antara lain (1) Jumlah Unit
Usaha di Indonesia per 2018 total 64,2 Juta unit usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM
sebesar 64,1 Juta (99,9%) (2) Kontribusi pada jumlah Tenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di
Indonesia per 2018 total 120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar
116,9 Juta (97%) (3) Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di
Indonesia per 2018 total 14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap PDB
sebesar 8.573.895 Milyar (61,07%) (4) Kontribusi terhadap Ekspor Non Migas Jumlah
ekspor non migas Indonesia per 2018 total 2.044.490 Milyar, dengan kontribusi UMKM
terhadap 149 Abdurrahman Firdaus Thaha ekspor non migas sebesar 293.840 Milyar
(14,37%) (5) Kontribusi terhadap Investasi, Jumlah investasi di Indonesia per 2018 total
4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap investasi sebesar 2.564.549 Milyar
(60,42%).
Salah satu dampak pandemic COVID-19 yang telah menhangtam UMKM adalah
sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil menengah terdampak
pandemi virus corona (Covid-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak Covid-19
bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang paling
terdampak yakni makanan dan minuman. Para pengelola koperasi merasakan turunnya
penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya distribusi. Sementara itu, sektor UMKM
yang terguncang selama pandemi Covid19, selain makanan dan minuman, adalah industri
kreatif dan pertanian. Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUMKM ada sekitar
37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan
adanya pandemi ini ditandai dengan sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan
penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen
melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan
mendapatkan bahan baku mentah pendekatan secara mikro melalui manajemen UMKM
secara bisnis.
Secara pendekatan makro melalui kebijakan pemerintah, Laporan OECD3
menyebutkan bahwa untuk membantu UMKM saat ini dan membuka jalan bagi pemulihan
yang tangguh, pemerintah harus mempertimbangkan setidaknya tiga tindakan penting,
yaitu Pertama, pemerintah harus mengumumkan pasal sunset dari langkahlangkah
dukungan ekonomi dan bisnis saat ini dan secara progresif mengadopsi strategi dukungan
yang lebih terfokus untuk pemulihan. Pengaturan waktu dan kecepatan sangatlah penting.
Menarik langkah-langkah dukungan ekonomi dan bisnis terlalu cepat dapat menyebabkan
kegagalan besar-besaran pada perusahaan dan membuat persaingan semakin lemah, tetapi
disisi lain dukungan ekonomi dan bisnis yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
distorsi, mengurangi insentif untuk beradaptasi dan berinovasi, dan memerangkap sumber
daya dalam kegiatan yang tidak produktif.
Adapun dalam upaya menangani pandemi COVID-19, Tim Ahli Policy Brief
Bidang Ekonomi di bawah naungan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park
Universitas Indonesia (DISTP UI) merumuskan sebuah Policy Brief 7, Rekomendasi yang
diberikan adalah agar pemerintah dapat membagi fokus penanganan pandemi COVID-19
dari sisi ekonomi menjadi dua periode utama, yaitu periode jangka pendek dan mendesak
(emergency response: disaster relief process, lives first) dan periode jangka menengah
(minimize recession). Pada periode jangka pendek dan mendesak, pemerintah berfokus
pada pengurangan penambahan korban jiwa COVID19 dengan penekanan pada stimulus
sektor kesehatan dan bantuan kesejahteraan bagi rakyat yang terdampak. Ada dua pihak
yang perlu mendapat perhatian pemerintah, yakni: pekerja atau rumah tangga dan
perusahaan atau industri. Pemerintah juga direkomendasikan untuk memberikan perhatian
khusus kepada industri yang memiliki kesulitan untuk membayar kredit/cicilan (credit
constraint) khususnya UMKM dan industri yang terkena dampak paling besar dari tidak
berjalannya perekonomian dalam beberapa waktu terakhir (kerajinan tangan, tekstil,
restoran, hotel, industri hiburan, e-commerce, gig-economy). Pada sektor perbankan juga
akan menghadapi masalah likuiditas (liquidity constraints) dan kredit macet (non
performing loan). Bank Sentral bisa membeli surat utang pemerintah (government bonds)
yang dapat menurunkan suku bunga. Di samping itu, likuiditas dari lembaga keuangan
nonperbankan, terutama asuransi dan dana pensiun perlu juga mendapatkan perhatian.
Pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi misalnya tekanan likuiditas dari sisi dana
pensiun sebagai akibat dari penarikan JHT para pekerja yang mengalami PHK.
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dialami oleh seluruh negara di
dunia, termasuk Indonesia yang mengalami dampak perekonomian yang sangat besar.
UMKM dalam hal ini menjadi bagian yang sangat terpukul dan terdampak dalam krisis ini,
memperhatikan kontribusi UMKM terhadap jumlah unit usaha, sumbangan PDB, serapan
tenaga kerja, ekspor dan investasi terhadap perekonomian Indonesia yang sangat besar dan
signifikan, maka menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk membantu dalam
memulihkan dan membangkitkan UMKM di Indonesia dengan berbagai bantuan dan
kebijakan pemerintah yang dapat mendukung bisnis UMKM. Kebijakan pemerintah
tersebut dibagi dalam berbagai strategi jangka pendek, menengah dan panjang, antara lain
jangka pendek dan mendesak, pemerintah berfokus pada pengurangan penambahan korban
jiwa COVID-19 dengan penekanan pada stimulus sektor kesehatan dan bantuan
kesejahteraan bagi rakyat yang terdampak, untuk kebijakan jangka menengah diantaranya,
memastikan dunia usaha untuk langsung beroperasi, menjaga kesinambungan sektor
logistik dan mendorong kemandirian industri alat kesehatan menjadi kunci, sedangkan
strategi jangka panjang difokuskan pada pengenalan dan penggunaan teknologi digital bagi
UMKM sekaligus persiapan untuk memasuki era Industri 4.0.
Dengan masa pandemi COVID-19 yang tidak ada kepastian kapan akan
berakhirnya pandemi ini, maka UMKM selaku entitas bisnis harus dapat mengelola
manajemen business cycle dengan memperhatikan kategori jenis bisnisnya pada 4 siklus
bisnis, 1.Puncak Siklus (Kemakmuran) 2. Resesi (Kemerosotan ), 3. Palung (Depresi
Paling Parah) 4.Pemulihan (Ekspansi) yang dapat menggambarkan klasifikasi jenis bisnis
dengan bidang usaha atau peluang usaha masa covid -19, dengan mengelola manajemen
business cycle dengan baik dan perubahan bisnis model dan transformasi digital dengan
menyesuaikan kondisi pandemi COVID-19 ini maka diharapkan strategi perusahaan
UMKM dapat berhasil mengatasi tantangan yang ada. Akhir kata, sinergi antara kebijakan
makro pemerintah dengan kebijakan mikro perusahaan diharapkan dapat membantu
UMKM dalam mengatasi tantangan menghadapi krisis pandemi COVID19 ini.
Raih Kembali Reputasi Perusahaan dengan Manajemen Krisis

Baru-baru ini dunia dikejutkan dengan kegagalan produk dari perusahaan besar
Samsung. Galaxy Note 7 yang beredar memakan korban karena meledak saat pengisian
baterai. Konsumen loyal Samsung Galaxy Note sangat dikecewakan, karena sudah
menanti-nantikan kecanggihan produk tersebut dan ternyata hasilnya tidak sesuai harapan.
Meledaknya baterai Samsung Note 7 dialami oleh beberapa konsumen di berbagai
negara, seperti di Florida saat konsumen mengisi baterai di dalam mobil. Lalu di Perth,
Australia saat konsumen sedang berada di dalam kamar hotel dan beberapa kasus lainnya.
Tercatat ada 35 kasus Galaxy Note 7 yang meledak di seluruh dunia.
Selain kekecewaan konsumen, dampak negatif lain dari kasus Galaxy Note 7 ini
adalah saham Samsung langsung anjlok 7%. Kerugian finansial lainnya yaitu berdasarkan
perkiraan Credit Suisse AG dan dua lembaga finansial lain, biaya penarikan Galaxy Note 7
di seluruh dunia bisa mencapai 1 miliar dollar AS. Bahkan beberapa maskapai
penerbangan internasional mengeluarkan kebijakan larangan bagi penumpang untuk
membawa Note 7 ke dalam pesawat. Reputasi Samsung sebagai produsen handphone skala
global pun menjadi taruhan.
Dengan adanya kejadian tersebut, Presiden Samsung Mobile Business , Koh Dong-
jin, meminta maaf dan secara resmi mengumumkan penarikan atau product recall untuk
semua Galaxy Note 7. Perusahaan raksasa tersebut tidak hanya sekedar menarik
produknya, tetapi mereka memberikan kompensasi kepada konsumen yang telah membeli
Note 7. Contoh di Indonesia, Samsung selain mengembalikan uang sesuai harga beli,
konsumen juga diberikan sejumlah uang dalam bentuk voucher .
Kasus kegagalan produk yang terlanjur sudah diedarkan di pasaran dan
membahayakan bagi konsumen dapat mengancam reputasi atau citra perusahaan yang telah
susah payah dibangun oleh perusahaan.
Upaya-upaya yang dilakukan Samsung seperti dijelaskan di atas merupakan bentuk
mengatasi krisis. Peristiwa yang dialami Samsung tersebut berdasarkan Rosady Ruslan
dalam bukunya yang berjudul “Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis
dan Pemulihan Citra ” sudah termasuk sebagai krisis karena produk yang dipasarkan telah
membahayakan dan mencelakai konsumennya.
Agar krisis tidak berkembang menjadi krisis yang lebih besar dan bisa merusak
reputasi perusahaan, maka perlu dilakukan Manajemen Krisis. Adapun tahapan strategi
penanggulangan dan pengelolaan krisis menurut Rosady Ruslan adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi Krisis
Tahap pertama merupakan penetapan untuk mengetahui suatu masalah krisis.
Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi untuk mengetahui, apakah
public relations (PR) atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu dengan
segera atau tidak. Bila krisis tersebut sulit untuk diatasi, membuang waktu, tenaga, dan
biaya maka PR dapat melihat segi lain dari krisis tersebut yang persoalannya tidak
terbayangkan sebelumnya, yakni biasanya suatu perusahaan yang terkena krisis atau
musibah disertai kemunculan masalah lain yang tidak diduga sebelumnya. Oleh karena itu,
faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu
diidentifikasikan, untuk diambil tindakan atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan
keluarnya secara tepat, cepat dan benar.

Menganalisis Krisis
Diperlukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi krisis. Langkah
tersebut diperoleh dengan menganalisis krisis secara mendalam, sistematis, informatif dan
deskriptif terhadap krisis yang terjadi melalui suatu laporan yang mendalam ( in-depth
reporting ). Salah satu cara untuk menganalisis adalah dengan formula 5W + 1H yaitu
menganalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan
penanggulangan suatu krisis, yakni:
What – Apa penyebab terjadinya krisis itu
Why – Kenapa krisis itu bisa terjadi
Where and when – Dimana dan kapan krisis itu mulai
How far – Sejauh mana krisis itu berkembang
How – Bagaimana krisis itu terjadi
Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut, apakah perlu dibentuk
suatu tim penanggulangan krisis
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah untuk menganalisis penyebab,
mengapa dan bagaimana, sejauh mana perkembangan krisis itu terjadi, dimana mulai
terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untuk mengatasi krisis tersebut.

Mengatasi dan Menanggulangi Krisis


Tahapan ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan siapa-siapa personel yang
mampu diikutsertakan dalam suatu tim penanggulangan krisis. Mengatasi bagaimana krisis
tersebut agar tidak berkembang dan dicegah supaya tidak terulang lagi di masa mendatang.
Untuk mengatasinya, selain memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, juga perlu diajak
pihak ketiga, pejabat pemerintah yang berwenang dalam hal ini, tokoh masyarakat dan
lainnya sebagai upaya menetralisasi terhadap tanggapan negatif dan kontroversial.
Karena dianggap sebagai kekuatan, pihak ketiga berfungsi mengukuhkan perbaikan
situasi dan kondisi krisis ( the third party endorsement ), secara tepat dan benar. Tindakan
lainnya secara preventif dan antisipatif adalah memperbaiki sistem pengamanan agar lebih
ketat dan terjamin dalam proses produksi, mulai dari bahan baku, pengolahan hingga
barang jadi untuk menghindarkan kejadian serupa di kemudian hari.
Dari kasus Samsung Galaxy Note 7, tindakan pertama dari pihak perusahaan adalah
penarikan ( product recall ) segera semua produk di pasar, baik yang bermasalah maupun
yang tidak bermasalah , untuk menghindarkan jatuhnya korban baru secara cepat dan tepat.
Walaupun dalam konferensi pers dinyatakan bahwa produk yang bermasalah hanya 1
berbanding 42.000 unit yang terjual.

Mengevaluasi Krisis
Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk
melihat sejauh mana perkembangan krisis itu di dalam masyarakat. Apakah perkembangan
krisis tersebut berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun
kualitas serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi.
Stigma Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19

Dunia hari ini dikagetkan oleh munculnya virus yang berbahaya dan memiliki
resiko kematian lebih tinggi. Virus tersebut mucul pada akhir desember 2019 tepatnya
dikota Wuhan,Provinsi Hubei Tiongkok. Namun data terlapor pada saat itu adalah kasus
pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dari hari ke hari jumlah kasus
tersebut bertambah, dan pada akhirnya sampel isolat dari pasien diteliti menunjukan
adanya infeki corona virus jenis beta coronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
coronavirus, dan nama penyakitnya sebagai corona virus disease 2019 (COVID-19). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata- rata 5-6 hari dengan masa inkubasi 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Gejala klinis yang nampak adalah
demam dan kesulitan bernapas.
Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi
memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu. Mereka
diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan/atau mengalami
pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit.
Koronavirus diyakini menyebabkan 15–30% dari semua pilek pada orang dewasa
dan anak-anak. Koronavirus menyebabkan pilek dengan gejala utama seperti demam dan
sakit tenggorokan akibat pembengkakan adenoid, terutama pada musim dingin dan awal
musim semi. Koronavirus dapat menyebabkan pneumonia, baik pneumonia virus langsung
atau pneumonia bakterial sekunder, dan dapat menyebabkan bronkitis, baik bronkitis virus
langsung atau bronkitis bakterial sekunder. Koronavirus manusia yang ditemukan pada
tahun 2003, SARS-CoV, yang menyebabkan sindrom pernafasan akut berat (SARS),
memiliki patogenesis yang unik karena menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian
atas dan bawah. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati
infeksi koronavirus manusia (PDPI 2020).
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID19.
Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah
menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/lain”. Inilah yang menyebabkan
munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan juga orang yang
dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini. Perasaan bingung, cemas, dan takut yang
kita rasakan dapat di- pahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada
penderita, perawat, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang
mirip dengan COVID-19. Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat
membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mencegah
mereka mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak
menjalankan perilaku hidup yang sehat.
Daripada menunjukkan stigma sosial, alangkah lebih bijak jika kita berkontribusi
secara sosial, yaitu dengan:
1. membangun rasa percaya pada layanan dan saran kesehatan yang bisa diandalkan
2. menunjukkan empati terhadap mereka yang terdampak
3. memahami wabah itu sendiri
4. melakukan upaya yang praktis dan efektif sehingga orang bisa menjaga
keselamatan diri dan orang yang mereka cintai.
Rumah sakit, lembaga penelitian, universitas, dan institusi lainnya dapat
meluruskan hoaks dengan fakta-fakta. Stigma sosial bisa terjadi akibat kurangnya
pengetahuan tentang COVID-19 (bagaimana penyakit ditularkan dan diobati, dan cara
mencegah infeksi). Yang paling penting untuk dilakukan adalah penyebaran informasi
yang akurat dan sesuai dengan komunitas tentang daerah yang terkena, kerentanan
individu dan kelompok terhadap COVID-19, opsi perawatan, dan di mana masyarakat
dapat mengakses perawatan dan informasi kesehatan. Gunakan bahasa sederhana dan
hindari istilah klinis.

Berawal stigma lalu menyalahkan orang lain


Sejak COVID-19 pertama kali dilaporkan di Cina, jumlah kasus stigmatisasi dan
prasangka terkait pandemik ini meningkat di seluruh dunia. Kasus-kasus tersebut tersebut
termasuk pandangan bias terhadap keturunan Cina, pasien COVID-19, dan bahkan para
tenaga medis Di Indonesia stigma hanya ditunjukan hanya warga keturunan dan pasien
dengan COVID-19. Namun juga kepada keluarga pasien dan pekerja medis. Konsep
stigma memiliki setidaknya lima faktor, yaitu
1. Pelabelan Dimana Masyarakat Memberikan Label Buruk Pada Kondisi Yang
Terjadi
2. Asosiasi Negatif Yakni Menyebut Orang Yang Memiliki Penyakit Atau Bahkan
Keluarga Dari Pasien Yang Terinfeksi Dan Kasus Yang Terkonfirmasi
3. Pemisahan, dmana terlihat adanya upaya memutuskan kontak dengan pasien covid-
19
4. Kehilangan statusmenunjukkan status saat pasien atau keluarganya kehilangan hak
istimewa atau status sosial mereka, termasuk perumahan, perndidika , pekerjaanm
dan perawatan kesehatan akibat terinfeksi COVID-19
5. Kemampuan mengendalikan. Hal ini terkait dengan kapasitas seseorang untuk
mengendalikan situasi guna menghindari kondisi yang tidak baik, termasuk
tanggung jawab untuk menghindari dirinya terjangkiti COVID-19.
Stigma Sosial yang memilukan
Berbagai cerita dari para sejawat tenaga medis di Ibu Kota dan beberapa kota besar
lainnnya. Mereka tidak diizinkan lagi tinggal di komplek yang sama oleh warga karena
dianggap dapat membawa virus yang akan menularkan penyakit. Ada pula, mereka
menyewa rumah, dengan sepihak pemilik memutuskan memutus kontrak penyewaan dan
mengusir perawat tersebut agar tidak lagi tinggal di rumah mereka atau satu lingkungan
dengannya. Kisah yang memilukan juga terjadi di Semarang saat salah seorang perawat
yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang meninggal dunia, Jenazahnya ditolak oleh
masyarakat untuk dimakamkan di pe- makaman umum. Bahkan secara umum, penolakan
penguburan jenazah terhadap pasien COVID- 19 juga terjadi di beberapa daerah di
Indonesia, termasuk di Kota Padang barubaru ini stigma dan diskriminasi sosial terhadap
keluarga penderita juga banyak terjadi. Ada usaha dan toko mereka yang harus tutup
karena tidak ada lagi pembeli yang mau datang karena ada anggota keluarganya yang
menderita ataupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Masyarakat sangat ketakutan
meskipun anggota keluarganya diisolasi di tempat lain ataupun sudah dirawat di Rumah
Sakit.

Stigma Sosial di Tengah COVID-19, Psikolog: Perlu Empati dan Edukasi


Menanggapi hal itu, pakar Psikologi Sosial, Andik Matulessy, menuturkan
kemunculan stigma sosial dikarenakan adanya seseorang atau kelompok masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang memadai terkait virus Corona. Andik menjelaskan, stigma
merupakan bagian dari prasangka dan orang yang berprasangka akan merujuk pada
perlakuan diskriminasi pada orang lain. Dosen Fakultas Psikologi dari Universitas 17
Agustus 1945 (Untag) Surabaya itu juga menyebutkan, sikap dan perilaku masyarakat saat
ini tergantung pada informasi yang didapat. Oleh sebab itu, memilih dan memilah
informasi yang diterima sangat penting dilakukan. Karena penerimaan informasi ini juga
berkaitan erat dengan imunitas seseorang. Selain itu, adanya stigma sosial ini
menyebabkan masyarakat yang mengalami gejala atau bahkan di- nyatakan positif
COVID-19, memilih untuk menyembunyikan hal tersebut lantaran kerap melihat adanya
diskriminasi yang diterima. Padahal, hal ini justru berbahaya karena mampu mempercepat
penularan. “Kita berupaya bahwa apabila ada stigma yang seperti ini adalah salah, kita
harus mencegahnya mulai dari diri sendiri dan menularkan pada lingkungan sekitar kita,”
jelasnya. Untuk menghilangkan stigma sosial tersebut, Andi mengatakan jika masyarakat
harus mulai mencari informasi yang aktual dan kredibel. Andik juga mengungkapkan jika
media massa memiliki peran penting dalam mengurangi stigma sosial yang ada. "Media
harus betul-betul memiliki etika yang baik, mengedukasi yang baik. Seperti penggunaan
bahasa yang digunakan hingga membentuk opini masyarakat agar memandang penyakit ini
dengan lebih positif,”
Dalam Tingginya angka positif COVID-19 di Indonesia membuat munculnya
stigma Negatif Masyarakat kepada pasien yang terpapar covid, bahkan bukan hanya pasien
yg positif COVID-19 yang mendapatkan stigma negatif, tenaga medis yang merupakan
garda pun mendapatkan stigma negatif ketika pulang kerumah untuk bertemu keluarga
bahkan sampai menolak jenazah petugas medis yang gugur dalam tugas kemanusiaan ini.
Semuanya itu terjadi Karena kekha- watiran yang berlebihan dimasyarakat. Memang betul
menjaga jarak agar terhidar dari COVID- 19 ini, namun Kita juga harus paham betul Apa
sih itu COVID-19, Bagaimana Cara penyebaran- nya, dan pencegahannya. Banyaknya
masyarakat yang begitu mudahnya mempercayai berita- berita yang belum diketahui
kebenaranya, bahkan sampai menyebarkan, memprovokasi men- jadi berita hoax.
Penderita COVID-19 bukan untuk dijauhi apalagi dikucilkan, mereka mem- butuhkan
dukungan semangat dari masyarakat. Penyuluhan kesehatan Di era teknologi yang sudah
sangat canggih ini, bijaklah dalam mencerna setiap Pesan dalam penyuluhan tersebut.
Edukasi salah satu cara paling ampuh menghentikan stigma. Para pimpinan daerah
atau pusat yang positif COVID-19 harus terbuka dengan diagnosis mereka untuk
membantu menormalkan penyakit. Banyak cara bentuk edukasi yang bisa diakukan
misalnya sosialisasi lewat sosial media, pemberian leaflet kepada masyarakat tentang
bagaimana cara penularan. Atau bisa juga edukasi dibuat dalam bentuk cerita animasi
sehingga kalangan anak-anak lebih tertarik untuk menonton. Karena itu, sebaiknya tidak
berpikir negatif berlebihan. Mari belajar dari negara lain yang saling mendukung untuk
memberantas pandemi ini. Ingat sebuah jargon jauhi penyakitnya bukan orangnya tetap
waspada tetapi Jangan berlebihan.

3.7 Manfaat dan Dampak Artikel


A. Manfaat

Tersinerginya antara kebijakan makro pemerintah dengan kebijakan mikro


perusahaan yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam mengatasi tantangan
menghadapi krisis pandemi COVID- 19 ini.
Memberikan informasi yang akurat dan benar (mencoba untuk memanipulasi
informasi akan berbalik menjadi bahaya jika kebenaran ditemukan). Ketika memutuskan
bertindak, jangan hanya mempertimbangkan kerugian jangka pendek, tetapi pikirkan juga
efek jangka panjang.
Edukasi salah satu cara paling ampuh menghentikan stigma. Para pimpinan daerah
atau pusat yang positif COVID-19 harus terbuka dengan diagnosis mereka untuk
membantu menormalkan penyakit. Banyak cara bentuk edukasi yang bisa diakukan
misalnya sosialisasi lewat sosial media, pemberian leaflet kepada masyarakat tentang
bagaimana cara penularan. Atau bisa juga edukasi dibuat dalam bentuk cerita animasi
sehingga kalangan anak-anak lebih tertarik untuk menonton. Karena itu, sebaiknya tidak
berpikir negatif berlebihan. Mari belajar dari negara lain yang saling mendukung untuk
memberantas pandemi ini. Ingat sebuah jargon jauhi penyakitnya bukan orangnya tetap
waspada tetapi Jangan berlebihan.
Melaksanakan program studi sarjana Universitas Malikussaleh berupa mata kuliah
wajib yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2019/2020.

B. Dampak
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dialami oleh seluruh negara di dunia,
termasuk Indonesia yang mengalami dampak perekonomian yang sangat besar. UMKM
dalam hal ini menjadi bagian yang sangat terpukul dan terdampak dalam krisis ini,
memperhatikan kontribusi UMKM terhadap jumlah unit usaha, sumbangan PDB, serapan
tenaga kerja, ekspor dan investasi terhadap perekonomian Indonesia yang sangat besar dan
signifikan, maka menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk membantu dalam
memulihkan dan membangkitkan UMKM di Indonesia dengan berbagai bantuan dan
kebijakan pemerintah yang dapat mendukung bisnis UMKM.
Adanya stigma sosial dan diskriminasi di masyarakat terhadap penderita atau yang
diduga menderita menjadikan pencegahan penularan lebih lanjut semakin sulit. Orang akan
lebih memilih lebih baik tidak dipantau dan diperiksa asalkan jangan didiskriminasi.

BAB 4

PENUTUP

Demikianlah laporan ini disusun sebaik-sebaiknya agar dapat memberikan


gambaran atas kegiatan (KKN-PKP) yang telah saya laksanakan kepada Bapak/Ibu.
Diharapkan kritik dan saran serta dukungan dari semua pihak demi kebaikan laporan dan
keberlanjutan kegiatan.
Terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam kegiatan
ini. Semoga kegiatan ini mendapatkan dukungan dan respon positif dari segala pihak.

Lampiran 1.
Lampiran 2.
BIODATA PELAKSANA

Nama : Rahmat Gebrina


NIM : 140410212
TTL : Lhokseumawe, 13 Juni 1996
Alamat lengkap : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong,
Kabupaten Bireuen
Email/No. Hp : Rahmat.gebrina96@gmail.com/082274610560
Riwayat pendidikan : 1. TK Muhammadiyah Bireuen
2. MIN Bireuen
3. Ummul Ayman Samalanga
4. SMA N 1 Bireuen

Nama Orangtua : M. Yunus


Yusri
Alamat Orangtua : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong,
Kabupaten Bireuen
Anak ke :1
Nama saudara kandung : Muhammad Fadli
M. Suci
M. Adil
Lampiran 3.

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Yunus
Tempat/tanggal lahir : Sukon Mesjid, 29 Mei 1951
No. KTP/NIK : 1111132905610001
Jenis kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Alamat tempat tinggal : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong,
Kabupaten Bireuen
adalah benar orang tua/wali dari mahasiswa Universitas Malikussaleh berikut ini: Nama
: Rahmat Gebrina
Tempat/tanggal lahir : Lhokseumawe, 13 Juni 1996
NIM : 140410212
Jenis Kelamin : Laki Laki
Program Studi : Ekonomi Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Alamat tempat tinggal : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong Kabupaten
Bireuen

dan dengan saya ini saya memberi izin kepada anak saya tersebut untuk mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2020
sampai 20 November 2020 di Bireuen

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran
tanpa paksaan dari pihak mana pun untuk dapat digunakan seperlunya.

Lhokseumawe, 5 Desember 2020


Yang membuat pernyataan,

( M. Yunus )

Anda mungkin juga menyukai