Laporan KKN P065-PKP Setelah Revisi
Laporan KKN P065-PKP Setelah Revisi
LAPORAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA
PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS/PENYAKIT (KKN-COVID19)
SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021
Disusun oleh:
Rahmat Gebrina
NIM : 140410212
Dibimbing oleh:
Mengetahui,
Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Malikussaleh,
Zulkifli,S.H.,M.H
NIP .1975001182007011002
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan.............................................................................................................2
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................................9
LAMPIRAN .......................................................................................................................10
ABSTRAK
Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan guncangan ekonomi
yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Langkah-langkah penguncian (lockdown) telah
menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba, dengan penurunan permintaan dan
mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia. Dalam survei awal, lebih dari 50% UMKM
mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam beberapa bulan ke depan. Dampak
pandemi COVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi
perkenomian Indonesia dimana kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia
sangat besar pada berbagai bidang antara lain (1) Jumlah Unit Usaha di Indonesia per 2018
total 64,2 Juta unit usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM sebesar 64,1 Juta (99,9%) (2)
Kontribusi pada jumlah Tenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di Indonesia per 2018 total
120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar 116,9 Juta (97%) (3)
Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di Indonesia per 2018 total
14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 8.573.895 Milyar
(61,07%) (4) Kontribusi terhadap Ekspor Non Migas Jumlah ekspor non migas Indonesia
per 2018 total 2.044.490 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas
sebesar 293.840 Milyar (14,37%) (5) Kontribusi terhadap Investasi, Jumlah investasi di
Indonesia per 2018 total 4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap investasi
sebesar 2.564.549 Milyar (60,42%). Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena
sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang
penyakit tertentu. Mereka diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda,
dan atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit. Stigma
justru akan menyebabkan penyebaran penyakit di masyarakat semakin tidak terkendali.
Dalam kajian Ilmu Kedokteran dan Biologi sudah jelas bahwa virus SARS-CoV2 sebagai
penyebab Covid-19 adalah virus hanya mempunyai materi genetik RNA. Virus ini hanya
bisa aktif (hidup) dalam sel lain sebagai inangnya dan selama sel itu aktif. Ia hanya dapat
menular bila seseorang bersin, batuk, berbicara yang mengeluarkan droplet atau percikan
ludah yang membawa virus tersebut di dalamnya. Inilah yang menjadi cara penularannya,
sehingga menjaga jarak dan selalu memakai masker akan mengurangi risiko terpapar.
Menjaga jarak bukan berarti memutuskan kontak dengan orang lain secara sosial sehingga
WHO pun mengubah frasa social distancing menjadi physical distancing. Tujuannya
adalah agar masyarakat global tidak lagi memutus kontak sosial dengan keluarga atau
orang lain, melainkan hanya menjaga jaraknya secara fisik. Edukasi salah satu cara paling
ampuh menghentikan stigma. Para pimpinan daerah atau pusat yang positif Covid-19 harus
terbuka dengan diagnosis mereka untuk membantu menormalkan penyakit. Banyak cara
bentuk edukasi yang bisa diakukan misalnya sosialisasi lewat sosial media, pemberian
leaflet kepada masyarakat tentang bagaimana cara penularan. Krisis dapat terjadi dimana
saja, kapan saja dan pada siapa saja. Krisis tidak pernah memandang bulu ataupun pilih-
pilih kasih. Krisis bisa datang tanpa menunggu kesiapan kita. Ketika krisis yang tidak
pernah diperhitungkan terjadi, semua menjadi bingung, tanpa arah, dan kehilangan kendali.
Krisis itu bisa datang kapan saja, meskipun ada juga yang bisa diperkirakan sebelumnya,
maka yang diperlukan adalah bagaimana mengelola krisis tersebut. Pengel-olaan krisis
atau manajemen krisis itu seharusnya sudah dipersiapkan sejak awal. Dalam kondisi
normal pun tim krisis sudah dibentuk, sehingga begitu kri-sis terjadi maka tim tersebut
dapat langsung bekerja dengan mengikuti prose-dur operasional standar yang sudah
ditetapkan.
Kata Kunci : Pembuatan Artikel, Media Massa Cetak, Media Elektonik, Daerah Bireuen
BAB 1
PENDAHULUAN
Media massa cetak merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat dalam bentuk cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin,
brosur, billboard, dan lain sebagainya. Media komunikasi cetak bersifat umum karena
dikonsumsi oleh khalayak luas. Selain itu, harga untuk menggunakan media cetak sebagai
media penyampaian informasi terbilang murah atau ekonomis untuk seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat kalangan atas maupun menengah ke bawah. Waktu yang
diperlukan untuk memperoleh informasi juga menjadi ekonomis karena penjual surat kabar
saat ini sudah banyak ditemui seperti di pinggir jalan maupun di toko buku. Media
komunikasi cetak bermanfaat karena mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
Informasi yang disampaikan juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat, sehingga mencegah terjadinya kesalahpahaman dan permasalahan komunikasi
lainnya. Huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik dan
informasi dirincikan secara detail. Surat kabar yang dihasilkan dari media komunikasi
cetak ini mudah didapatkan di berbagai daerah termasuk ke daerah pelosok. Bentuk fisk
dari media komunikasi ini seperti surat kabar mudah disimpan untuk dibaca lagi di lain
waktu.
Target utama media cetak adalah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Oleh karena itu, surat kabar banyak dijumpai di kota-kota kecil. Media komunikasi cetak
ini tidak tergantung pada jaringan koneksi seperti media komunikasi digital. Pada Hari
Kamis tanggal 10 November 2020 penulis mengirimkan artikel kepada tim redaksi media
massa cetak Harian Rakyat Aceh yaitu HRA di Aceh via email. HRA merupakan salah satu
media massa cetak nasional yang terbit sejak 17 Januari 2005.
3. Penerbitan artikel
1. Artikel pertama diterbitkan pada Hari Jumat tanggal 27 November 2020 di
media massa cetak harian HRA di Aceh.
2. Artikel kedua diterbitkan pada Hari Selasa tanggal 8 Desember 2020 di media
Kompasiana.
Baru-baru ini dunia dikejutkan dengan kegagalan produk dari perusahaan besar
Samsung. Galaxy Note 7 yang beredar memakan korban karena meledak saat pengisian
baterai. Konsumen loyal Samsung Galaxy Note sangat dikecewakan, karena sudah
menanti-nantikan kecanggihan produk tersebut dan ternyata hasilnya tidak sesuai harapan.
Meledaknya baterai Samsung Note 7 dialami oleh beberapa konsumen di berbagai
negara, seperti di Florida saat konsumen mengisi baterai di dalam mobil. Lalu di Perth,
Australia saat konsumen sedang berada di dalam kamar hotel dan beberapa kasus lainnya.
Tercatat ada 35 kasus Galaxy Note 7 yang meledak di seluruh dunia.
Selain kekecewaan konsumen, dampak negatif lain dari kasus Galaxy Note 7 ini
adalah saham Samsung langsung anjlok 7%. Kerugian finansial lainnya yaitu berdasarkan
perkiraan Credit Suisse AG dan dua lembaga finansial lain, biaya penarikan Galaxy Note 7
di seluruh dunia bisa mencapai 1 miliar dollar AS. Bahkan beberapa maskapai
penerbangan internasional mengeluarkan kebijakan larangan bagi penumpang untuk
membawa Note 7 ke dalam pesawat. Reputasi Samsung sebagai produsen handphone skala
global pun menjadi taruhan.
Dengan adanya kejadian tersebut, Presiden Samsung Mobile Business , Koh Dong-
jin, meminta maaf dan secara resmi mengumumkan penarikan atau product recall untuk
semua Galaxy Note 7. Perusahaan raksasa tersebut tidak hanya sekedar menarik
produknya, tetapi mereka memberikan kompensasi kepada konsumen yang telah membeli
Note 7. Contoh di Indonesia, Samsung selain mengembalikan uang sesuai harga beli,
konsumen juga diberikan sejumlah uang dalam bentuk voucher .
Kasus kegagalan produk yang terlanjur sudah diedarkan di pasaran dan
membahayakan bagi konsumen dapat mengancam reputasi atau citra perusahaan yang telah
susah payah dibangun oleh perusahaan.
Upaya-upaya yang dilakukan Samsung seperti dijelaskan di atas merupakan bentuk
mengatasi krisis. Peristiwa yang dialami Samsung tersebut berdasarkan Rosady Ruslan
dalam bukunya yang berjudul “Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis
dan Pemulihan Citra ” sudah termasuk sebagai krisis karena produk yang dipasarkan telah
membahayakan dan mencelakai konsumennya.
Agar krisis tidak berkembang menjadi krisis yang lebih besar dan bisa merusak
reputasi perusahaan, maka perlu dilakukan Manajemen Krisis. Adapun tahapan strategi
penanggulangan dan pengelolaan krisis menurut Rosady Ruslan adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi Krisis
Tahap pertama merupakan penetapan untuk mengetahui suatu masalah krisis.
Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi untuk mengetahui, apakah
public relations (PR) atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu dengan
segera atau tidak. Bila krisis tersebut sulit untuk diatasi, membuang waktu, tenaga, dan
biaya maka PR dapat melihat segi lain dari krisis tersebut yang persoalannya tidak
terbayangkan sebelumnya, yakni biasanya suatu perusahaan yang terkena krisis atau
musibah disertai kemunculan masalah lain yang tidak diduga sebelumnya. Oleh karena itu,
faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu
diidentifikasikan, untuk diambil tindakan atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan
keluarnya secara tepat, cepat dan benar.
Menganalisis Krisis
Diperlukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi krisis. Langkah
tersebut diperoleh dengan menganalisis krisis secara mendalam, sistematis, informatif dan
deskriptif terhadap krisis yang terjadi melalui suatu laporan yang mendalam ( in-depth
reporting ). Salah satu cara untuk menganalisis adalah dengan formula 5W + 1H yaitu
menganalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan
penanggulangan suatu krisis, yakni:
What – Apa penyebab terjadinya krisis itu
Why – Kenapa krisis itu bisa terjadi
Where and when – Dimana dan kapan krisis itu mulai
How far – Sejauh mana krisis itu berkembang
How – Bagaimana krisis itu terjadi
Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut, apakah perlu dibentuk
suatu tim penanggulangan krisis
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah untuk menganalisis penyebab,
mengapa dan bagaimana, sejauh mana perkembangan krisis itu terjadi, dimana mulai
terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untuk mengatasi krisis tersebut.
Mengevaluasi Krisis
Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk
melihat sejauh mana perkembangan krisis itu di dalam masyarakat. Apakah perkembangan
krisis tersebut berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun
kualitas serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi.
Stigma Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19
Dunia hari ini dikagetkan oleh munculnya virus yang berbahaya dan memiliki
resiko kematian lebih tinggi. Virus tersebut mucul pada akhir desember 2019 tepatnya
dikota Wuhan,Provinsi Hubei Tiongkok. Namun data terlapor pada saat itu adalah kasus
pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dari hari ke hari jumlah kasus
tersebut bertambah, dan pada akhirnya sampel isolat dari pasien diteliti menunjukan
adanya infeki corona virus jenis beta coronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
coronavirus, dan nama penyakitnya sebagai corona virus disease 2019 (COVID-19). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata- rata 5-6 hari dengan masa inkubasi 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Gejala klinis yang nampak adalah
demam dan kesulitan bernapas.
Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi
memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu. Mereka
diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan/atau mengalami
pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit.
Koronavirus diyakini menyebabkan 15–30% dari semua pilek pada orang dewasa
dan anak-anak. Koronavirus menyebabkan pilek dengan gejala utama seperti demam dan
sakit tenggorokan akibat pembengkakan adenoid, terutama pada musim dingin dan awal
musim semi. Koronavirus dapat menyebabkan pneumonia, baik pneumonia virus langsung
atau pneumonia bakterial sekunder, dan dapat menyebabkan bronkitis, baik bronkitis virus
langsung atau bronkitis bakterial sekunder. Koronavirus manusia yang ditemukan pada
tahun 2003, SARS-CoV, yang menyebabkan sindrom pernafasan akut berat (SARS),
memiliki patogenesis yang unik karena menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian
atas dan bawah. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati
infeksi koronavirus manusia (PDPI 2020).
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID19.
Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah
menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/lain”. Inilah yang menyebabkan
munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan juga orang yang
dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini. Perasaan bingung, cemas, dan takut yang
kita rasakan dapat di- pahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada
penderita, perawat, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang
mirip dengan COVID-19. Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat
membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mencegah
mereka mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak
menjalankan perilaku hidup yang sehat.
Daripada menunjukkan stigma sosial, alangkah lebih bijak jika kita berkontribusi
secara sosial, yaitu dengan:
1. membangun rasa percaya pada layanan dan saran kesehatan yang bisa diandalkan
2. menunjukkan empati terhadap mereka yang terdampak
3. memahami wabah itu sendiri
4. melakukan upaya yang praktis dan efektif sehingga orang bisa menjaga
keselamatan diri dan orang yang mereka cintai.
Rumah sakit, lembaga penelitian, universitas, dan institusi lainnya dapat
meluruskan hoaks dengan fakta-fakta. Stigma sosial bisa terjadi akibat kurangnya
pengetahuan tentang COVID-19 (bagaimana penyakit ditularkan dan diobati, dan cara
mencegah infeksi). Yang paling penting untuk dilakukan adalah penyebaran informasi
yang akurat dan sesuai dengan komunitas tentang daerah yang terkena, kerentanan
individu dan kelompok terhadap COVID-19, opsi perawatan, dan di mana masyarakat
dapat mengakses perawatan dan informasi kesehatan. Gunakan bahasa sederhana dan
hindari istilah klinis.
B. Dampak
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dialami oleh seluruh negara di dunia,
termasuk Indonesia yang mengalami dampak perekonomian yang sangat besar. UMKM
dalam hal ini menjadi bagian yang sangat terpukul dan terdampak dalam krisis ini,
memperhatikan kontribusi UMKM terhadap jumlah unit usaha, sumbangan PDB, serapan
tenaga kerja, ekspor dan investasi terhadap perekonomian Indonesia yang sangat besar dan
signifikan, maka menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk membantu dalam
memulihkan dan membangkitkan UMKM di Indonesia dengan berbagai bantuan dan
kebijakan pemerintah yang dapat mendukung bisnis UMKM.
Adanya stigma sosial dan diskriminasi di masyarakat terhadap penderita atau yang
diduga menderita menjadikan pencegahan penularan lebih lanjut semakin sulit. Orang akan
lebih memilih lebih baik tidak dipantau dan diperiksa asalkan jangan didiskriminasi.
BAB 4
PENUTUP
Lampiran 1.
Lampiran 2.
BIODATA PELAKSANA
SURAT PERNYATAAN
Nama : M. Yunus
Tempat/tanggal lahir : Sukon Mesjid, 29 Mei 1951
No. KTP/NIK : 1111132905610001
Jenis kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Alamat tempat tinggal : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong,
Kabupaten Bireuen
adalah benar orang tua/wali dari mahasiswa Universitas Malikussaleh berikut ini: Nama
: Rahmat Gebrina
Tempat/tanggal lahir : Lhokseumawe, 13 Juni 1996
NIM : 140410212
Jenis Kelamin : Laki Laki
Program Studi : Ekonomi Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Alamat tempat tinggal : BTN Keupula Indah, Geulanggang Gampong Kabupaten
Bireuen
dan dengan saya ini saya memberi izin kepada anak saya tersebut untuk mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2020
sampai 20 November 2020 di Bireuen
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran
tanpa paksaan dari pihak mana pun untuk dapat digunakan seperlunya.
( M. Yunus )