Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI

PERTEMUAN 5

Nama : Siti Jenab

NPM : 3112201025

KEBUDAYAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA DAN DUNIA

Apabila dilihat dari budaya sosial nya ,kehidupan masyarakat Indonesia berawal
dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan dimana hanya mengandalkan apa
yang telah tersedia di dalam hutan. Pada masa ini,mereka telah mengenal kepercayaan
yang dibuktikan dengan adanya upaya penguburan orang yang telah meninggal. Pada
masa beternak dan bercocok tanam, kehidupan masyarakat semakin bertambah maju,
mereka telah dapat mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memiliki
tempat tinggal untuk menetap. Kelompok mereka semakin bertambah besar dan pola
hidup bergotong royong menjadi inti dari kehidupan sosial masyarakatnya. Pada masa
ini mereka telah mengenal sistim perekonomian, walaupun dilakukan melalui system
pertukaran (barter).

Pada masa ini,kepercayaan mereka juga semakin berkembang bahkan mereka


telah mengenal kepercayaan yang bersifat animism dan dinamisme. Perkembangan
teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia diawali dengan penemuan logam yang
dipergunakan untuk membuat berbagai bentuk peralatan dan perhiasan yang dibutuhkan
oleh masyarakat.. Oleh karena itu, pada masa ini masyarakat telah mengalami
perkembangan yang cukup maju. Hasil kebudayaan yang berasal dari logam seperti
nekara, kapak perunggu, bejana perunggu, araca perunggu, perhiasan dari perunggu dan
lain sebaganiya.

 Peradaban awal masyarakat di Eropa


Peradaban kuno di Eropa terdiri dari dua peradaban besar yaitu peradaban
Yunani kuno dan Romawi Kuno. Masing-masing peradaban memiliki karakteristik yang
berbeda dalam menjalankan kehidupan satu sama lainnya.Dimana,Peradaban Yunani
Kuno dapat dijelaskan melalui adanya Peradaban Pulau Kreta dikembangkan oleh
bangsa Minoa. Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang menguasai jalur Laut Aegia
dan Laut Tengah sebelah timur.Pada 1450, bangsa Mysenaea berhasil menaklukkan
Kreta dan menduduki istana Cnossus.Setelah selama 50 tahun menguasai Cnossus,
bangsa Mysenaea berhasil meluaskan jaringan dagang ke Laut Aegia, Anatolia (Turki),
Siprus, dan Mesir.Kebudayaan Mysenaea menyebar ke daratanYunani dan seluruh Laut
Aegia

Di bidang kehidupan agama, orang Athena dan bangsa Yunani umumnya


menyembah dewa yang sama. Mereka percaya pada Dewa Zeus, Hera, Apollo, Athena.
Untuk menghormati Dewa Zeus, setiap 4 tahun diadakan festival dan permainan di kota
Olympus. Festival di Olympus berkembang menjadi beragam pertandingan
olahraga.Pesertanya berasal dari polis-polis Yunani yang kelak menjadi cikal bakal
olimpiade modern.

Secara fisik, pengertian polis adalah sebuah kota kecil dan desa sekitarnya. Di
dalamnya tinggal penduduk di perumahan yang homogen. Pada abad ke-5 SM,
umumnya polis dikelilingi oleh tembok serta memiliki tempat yang berbukit di tengah
kota yang disebut acropolis, alun-alun di tengah kota, dan pasar terbuka (agora). Di
acropolis terletak kuil, altar, monumen, serta bermacam peralatan yang digunakan untuk
menyembah dewa.

Di bidang arsitektur, ciri yang menonjol adalah keindahannya dan lebih ekspresif
dibanding dengan kebudayaan Hellenik. Salah satu bangunan besar peninggalan
peradaban ini adalah Mercusuar Pharos di Alexandria.Tingginya 400 kaki dengan 8
tiang penyangga lampu di atasnya.

 Peradaban Lembah Sungai Indus (Shindu)


Daerah India merupakan salah satu tempat munculnya peradaban tertua di dunia
khususnya di Asia. Daerah India merupakan suatu Jazirah Benua Asia yang disebut
dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang Pegunungan
Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia. Antara
Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat Celah Kaibar. Celah Kaibar inilah yang
dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di
Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat Pegunungan Windya. Pegunungan ini
membagi India menjadi dua bagian, yaitu India Utara dan India Selatan. Pada daerah
India bagian utara mengalir Sungai Shindu (Indus), Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra.
Daerah itu merupakan daerah yang subur sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah
itu pulalah muncul Pusat peradaban awal di Asia, yaitu peradaban Lembah Sungai Indus.
Peradaban Sungai Indus juga dikenal dengan peradaban Sungai Sarasvati. Sebab, dahulu
mengalir Sungai Sarasvati di dekat Sungai Indus, tapi diperkirakan mengering pada akhir
1900 SM. Kota Mohenjodaro dan Harrapa dihuni oleh bangsa Dravida, yang memiliki
ciri fisik bertubuh pendek, hidung pesek, kulit hitam, dan rambut keriting hitam. Bangsa
inilah pendukung utama peradaban lembah Sungai Indus. Peradaban kuno ini ada di
sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra (sekarang letaknya di Pakistan dan
India bagian barat). Sungai Indus sendiri merupakan sungai yang panjangnya 2.900
kilometer. Airnya berasal dari mata air di Tibet, dan mengalir melalui Pegunungan
Himalaya. Sisa peradaban Sungai Indus bisa dilihat dari peninggalannya yang sangat
mengagumkan, yaitu kota Mohenjodaro dan Harappa.
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau
memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran
(Dewi Ibu).Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti
buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan
tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang
dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. Masyarakat Lembah Sungai Indus
sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui
melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota
Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan
berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :

A. Candragupta Maurya

Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa


pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur,
sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari
kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai
daerah yang sangat luas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah
Sungai Gangga di sebelah timur.

B. Ashoka
Ashoka memerintah kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Mula-mula Ashoka
beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat
itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah
Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan
sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil
mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan
Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.

Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi
mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai
Indus sampai jauh ke daerah pedalaman. Pembuatan saluran irigasi dan
pembangunan daerah- daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah
Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang
utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain
 Pusat Peradaban Kuno Di Afrika
Lembah Sungai Nil yang subur telah melahirkan peradaban Mesir Kuno.
Peradaban tersebut berlangsung sejak sekitar tahun 3500 SM sampai 343 SM. Hal ini
diketahui melalui penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis
yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Batu tulis tersebut berhasil dipaca oleh
seorang Prancis yang bernama Jean Francois Champollion (1800 M) sehingga sejak
tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari tahun 3500 SM. Sungai
Nil bersumber dari suatu mata air yang tertelak jauh di daratan tinggi Afrika Timur.
Sungai Nil mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir. Banjir inilah yang
mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur. Seorang sejarawan dari
Yunani bernama Herodotus menjuluki daerah Mesir sebagai daerah hadiah dari Sungai
Nil. Di muara Sungai Nil terdapat suatu delta yang luas dan situlah terletah kota-kota
penting, seperti Kairo, Iskandarja, Abusir, dan Rosetta.
Sebagai kawasan yang berbasis pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh
seorang Firaun. Di daerah-daerah terdapat 20 provinsi yang masing-masing dipimpin
oleh seorang gubernur. Firaun Mesir Kuno berperan sebagai Raja Dewa (God Kings).
Baru pada tahun 2133 SM, Firaun hanya diakui sebagai "keturunan dewa" saja. Pada
mulanya, Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mesir Bawah (Hilir/Utara) dengan ibu kota di
Memphis dan Mesir Atas (Hulu/Selatan) dengan ibu kota di Thebe. Sejak Firaun Menes
dari Wangsa I (3100-2890 SM) berkuasa, kedua Mesir dapat disatukan. Penyatuan ini
ditandai dengan mahkota yang dikenakan Menes berupa mahkota bersusun dua.
Pehyatuan Menes ini oleh penerusnya dikembangkan dengan ekspansi ke Sudan, Nubia
dan Libya. Pada masa kekuasaan Wangsa lll (2686-2613 SM), pemerintahan dipegang
oleh Firaun Joser. Saat itu, Mesir berhasil menguasai daerah Nubia Hilir. Pada masa
pemerintahan Wangsa IV (2613-2494 SM), ada beberapa Firaun yang menonjol di
antaranya Khufu, Khafre, dan Menkaure. Pada waktu itu, Mesir berperang dengan
Nubia dan Libya. Pada tahun 1674-1567 SM, Mesir diserang dan dikuasai oleh bangsa
Hyksos. Selanjutnya Ahmosis I dari Wangsa XVIII (1567-1320 SM) berhasil mengusir
bangsa Hyksos dan mengembalikan kemerdekaan dan kejayaan Mesir. Firaun
Thutmosis lll memperluas kekuasaan Mesir sampai dengan tepi Sungai Eufrat. Pada
masa pemerintahan Wangsa XX (1200 SM), kejayaan Mesir perlahan-lahan mulai pudar.
Beberapa jajahan Asia melepaskan diri, bahkan tahun 524~04 SM, Mesir dikuasai oleh
Persia. Pada masa pemerintahan Wangsa XXVII (404-398 SM) bangsa Persia dapat
diusir dari Mesir dengan bantuan Yunani. Pada tahun 332 SM, Alexander Macedonia
menyerbu ke Asia dan Mesir. Sejak itu Mesir dikuasai Yunani sampai dengan
pemerintahan Wangsa Ptolomaeus (dengan rajanya yang terkenal, Cleopatra). Mesir
jatuh ke tangan Romawi pada tahun 30 SM.

Kepercayaan bangsa Mesir bersifat politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir,
antara lain, Dewa Amon-Ra (Dewa Bulan Matahari), Dewa Osiris (Dewa Pengadilan di
Akhirat), dan Dewa Isis (Dewa Sungai). Mereka juga percaya bahwa jiwa seseorang
yang mati akan tetap hidup selama jasadnya masih tetap- utuh. Untuk itu, mayat
dibalsem atau diawetkan yang disebut mummi. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat Mesir Kuno telah dapat mempelajari dan mengenal tata alam
lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir Kuno yang hidup dari hasil bercocok
tanam memiliki banyak waktu luang untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan
baik yang bersifat material maupun spiritual. Masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa roh
(jiwa) orang yang sudah meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasadnya, apabila
jasadnya tidak rusak. Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan
bermacam- macam ramuan dan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan kain
sehingga berbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk. Mummi para
bangsawan dan orang kaya disimpan dalam kubur di batu- batu karang, yang dihiasi
dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummi raja-raja disimpan dalam bangunan
yang sangat megah disebut piramida. Sistem pengawetan dan penguburan jenazah
tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno telah mengenal ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai