NIM: B04190094
limfonodus yang akan memanggil sel T serta sel B yang kemudian akan menuju ke sistem
sirkulasi. Dalam adaptive immune, leukosit dan limfosit (subset leukosit, T, B, NK sel)
memegang peran yang sangat penting. Leukosit merupakan istilah umum untuk sel darah putih
(limfosit, neutrophil, eosinophil, dan makrofag) sementara limfosit merupakan bagian dari
leukosit yang berupa sel T, B, Natural Killer yang memiliki variabel sel pendeteksi-antigen
reseptor.
Mekanisme terjadi saat sel dendritic mengenali cytokines, viral proteins, atau sel
mati. Mereka bermigrasi ke limfonodus dan berinteraksi dengan sel T naif (sel Th0). Aktivasi
ini distimulasi kehadiran viral PAMPS yang distimulasi cytokines. MHC class II mengikat protein
virus yang kemudian akan diinterogasi sel T naif yang kemudian akan berubah menjadi sel T yang
aktif. Limfonodus dapat memproliferasi sel dengan sangat banyak, 1000 – 50000 kali lipat
amplifikasi dalam waktu 1-2 minggu, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan yang dinamakan
lymphadenopathy.
Contoh sistem imun yang sangat spesifik adalah GALT (Gut-associated lymphoid
tissue) dan MALT (Mucosa-associated lymphoid tissue). Terdapat pembuluh limfatik dan
pembuluh darah pada GALT yang akan menghubungkan ke limfonodus. Selain itu pada epitel
usus terdapat sel M yang mentransfer antigen dari lumen usus menuju bagian dari lamina
propria yang disebut Peyer’s patch yang kemudian akan memasuki pembuluh darah maupun
pembuluh limfatik. MALT memiliki keratinosit yang memiliki MHC class I dan MHC class II
dan sel Langerhans yang dapat mensekresi interferon tipe I. Langerhans dapat bermigrasi
ke lymphonode.
Sel T naif akan berubah menjadi T helper dan CTL prekusor pada timus.
Pada limfonodus, CTL akan membunuh sel terinfeksi dan T helper memproduksi sitokin yang
akan membantu produksi antibody oleh sel B. Saat sel B mengenal antigen maka akan
terdiferensiasi menjadi sel plasma kemudian sel plasma menjadi antibody. Antibodi terbentuk
dari 4 rantai, bagian atas disebut FAB yang mengikat antigen dan bagian bawah disebut FC
mengikat reseptor. Setelah terjadi infeksi, akan terjadi respon primer. Respon kedua akan terjadi,
yaitu respon sekunder yang lebih kuat dibanding respon primer. Hal ini disebabkan keberadaan
sel B memori setelah respon pertama.
Terdapat beberapa antibody yang terletak dan bekerja berbeda-beda, yaitu igA, igG, igE,
igD, dan igM. igA terletak pada mukosa, igD terletak pada permukaan sel B, igE berfungsi dalam
respon alergi, igG sebagai antibody sistemik major dan igM adalah antibody pertama yang
bereaksi saat infeksi. Antibodi bekerja meneutralisasi infeksi, memblokir infeksi seperti igA
memblokir infeksi pada mukosa, mencegah infeksi dan penyebaran virus. Antibodi dapat
memblokir attachment, memblokir endositosis, memblokir uncoating, menyebabkan agregasi
pada virus atau neutralisasi setelah virus bereplikasi. Antibody-dependent cellular cytotoxicity
bekerja dengan antibody yang berikatan dengan sel terinfeksi, mengikat sel NK dan sel NK terjadi
degranulasi dan sel NK akan membunuh sel terinfeksi.
Sel MHC class I dapat ditemukan pada setiap sel. Viral protein akan terpotong
oleh protosom dan dipotong menjadi peptide dan diikat oleh MHC Class I di
reticulum endoplasma, ditransfer oleh TAP 1 dan TAP 2. Gen MHC I akan ditranskripsi di
nucleus dan ditransfer ke RE dan peptide MHC I akan ditransfer ke membrane plasma dan akan
dikenali sitotoksik limfosit T dan mereka akan berjalan disirkulasi untuk menemukan sel
terinfeksi dan membunuhnya.
CTL membunuh sel dengan mengenali viral protein yang diikat MHC I
dan menghasilkan perforin dan granzyme B yang akan menyebabkan apopstosis pada sel target.
Pada beberapa infeksi, respons CTL lebih dibutuhkan dibanding antibody. T helper
akan menentukan CTL atau antibody yang nantinya akan dihasilkan. Infeksi akan menciptakan
memori pada system kekebalan. Memori ini terjadi pada adaptive immune system, innate
immune system tidak mampu menciptakan memori. Contoh sel memori adalah sel B memori
pada limfa, sel plasma yang hidup lama, dan sel memori T. Sel memori T tercipta dari sel naïve
T. Sel T memori memiliki berbagai jenis, ada yang bersirkulasi (effector memory dan central
memory) dan tidak bersirkulasi (Tetap dalam satu tempat).