Anda di halaman 1dari 5

Asal Usul Urung-Urung Mangge

Ki Ageng Dongos adalah seorang Kepala Desa Widodaren. Ia mempunyai dua orang

putri yang cantik bernama Rr. Srikandhi dan Rr. Srikati. Desa Widodaren dibawah

kepemimpinan Ki Ageng Dongos menjadi makmur, aman dan tentram.

Pada suatu ketika Desa Widodaren mengalami kekeringan, sumber air di Desa

Widodaren menjadi kering sehingga tanaman banyak yang mati. Untuk mengatasi kekeringan itu

Ki Ageng Dongos dengan disertai pembantu setianya Ki Potrosingo bertapa ke puncak gunung.

Setelah 40 hari 40 malam bertapa maka Ki Ageng Dongos memperoleh wahyu bahwa apa yang

menjadi keinginannya bisa terlaksana jika ia mengawinkan putrinya Rr. Srikandhi. Untuk itu Ki

Ageng Dongos membuat sayembara barang siapa dapat membuat saluran air dan mengalirkan air

Sungai Golok ke Desa Widodaren dalam waktu satu malam dan selesai sebelum fajar

menyingsing akan dikawinkan dengan Rr. Srikandhi. Setelah memperoleh wahyu Ki Ageng

Dongos berganti nama Ki Ageng Mangge dan tempat ia memperoleh wahyu itu dinamakan

Gunung Mangge. Selanjutnya nama Desa Widodaren diganti namanya menjadi Desa Mangge.

Setibanya di rumah Ki Ageng Dongos menceritakan semua peristiwa yang dialaminya

sampai memperoleh wahyu kepada istri dan kedua putrinya. Kecuali itu Ki Ageng Dongos juga

mengatakan bahwa namanya bukan lagi Ki Ageng Dongos tetapi Ki Ageng Mangge. Ki Ageng

Mangge mempunyai saudara sepupu bernama Ki Joko Dolok seorang yang sakti, tubuhnya besar

seperti raksasa dan masih jejaka. Ki Joko Dolok mempunyai murid bernama Ki Bancolo dan Ki

Rujak Beling. Ki Joko Dolok ini tinggal di Dukuh Jurang Abang tepi Sungai Galok sebelah Barat

Gunung Mangge.
Sayembara tersebut terdengar oleh Ko Joko Dolok dan akan mengikuti sayembara tadi.

Dengan didampingi kedua muridnya Ki Bancolo dan Ki Rujak Beling menghadap Ki Ageng

Mangge untuk mengikuti sayembara. Rr. Srikandhi tahu kalau Ki Joko Dolok akan mengikuti

sayembara dan tahu kalau Ki Joko Dolok itu sakti. Oleh karena itu ia bersumpah tidak mau

menikah dengan Ki Joko Dolok karena rupanya jelek seperti raksasa.

Pada hari yang telah ditentukan, Ki Joko Dolok mengikuti sayembara membuat saluran

air (urung-urung) dari Sungai Galok ke Desa Mangge yang letaknya lebih tinggi. Sebelum

melaksanakan tugasnya membuat saluran air Ki Joko Dolok berdoa lebih dahulu. Setelah selesai

berdoa Ki Joko Dolok mulai melakukan pekerjaannya. Tebing sungai yang keras itu dapat

dikeduk dan ditekan ke kanan dan ke kiri dengan jari dan telapak tangannya, sehingga

menimbulkan bekas-bekas pada dinding terowongan. Pada saat ia melaksanakan pekerjaannya

itu maka air sungai masuk ke dalam terowongan sehingga ia mengalami kesulitan untuk

melanjutnkan pekerjaannya. Untuk mengurangi air yang menggenang itu, dibuatnya terowongan

yang lain. Terowongan ini disebut Terowongan Tumang.

Sementara itu Rr. Srikandhi yang menyaksikan pekerjaan Ki Joko Dolog cemas dan

khawatir kalau pekerjaan itu akan dapat selesai dalam waktu seperti yang menjadi ketentraman

sayembara. Hal ini disebabkan Rr. Srikandhi tahu kalau Ki Joko sangat sakti. Oleh karena itu Rr.

Srikandhi yang tidak mau menikah dengan Ki Joko Dolok mencari akal bagaimana caranya

untuk menggagalkan usaha Ki Joko Dolok.

Rr.Srikandhi kemudian mengumpulkan gadis-gadis desa agar mau membantunya untuk

menggagalkan pekerjaan Ki Joko Dolok. Para gadis desa diperintahkan untuk menyalakan lampu

minyak untuk menerangi kandang ayam, sehingga dengan demikian ayam jantan yang melihat
sinar lampu itu akan berkokok, sebab dikiranya hari sudah fajar. Mendengar kokok ayam jantan

itu, Ki Joko Dolok berhenti sejenak dari pekerjaannya. Ia ragu apakah hari sudah menjelang

pagi. Untuk membuktikan keragu-raguannya Ki Joko Dolok membuat terowongan ke atas.

Sesampainya di atas ia tidak ragu lagi bahwa hari masih malam, maka kembalilah Ki Joko Dolok

melanjutkan pekerjaannya. Terowongan ini dinamakan "Jembatan Tunggul Naga", karena

payung kebesarannya Ki Joko Dolok yang bernama "Tunggul Naga", tertancap di situ.

Sedang asyiknya melanjutkan pekerjaannya itu terdengar lagi kokok ayam jantan.

Kembali ia membuat terowongan ke atas untuk membuktikan bahwa hari masih malam. Setelah

Ki Joko Dolok melihat ke atas ternyata masih gelap, maka ia kembali lagi melanjutkan pekerjaan

semula. Terowongan ini kemudian diberi nama "Jebolan Prapatan". Hal ini disebabkan di bawah

terowongan terdapat perempatan yang menghubungkan puncak Gunung Mangge dan Kedung

Kandreman. Sementara itu setelah Ki Joko Dolok melanjutkan pekerjannya, terdengar olehnya

ayam jantan ramai berkokok saling bersahutan dan penduduk desa ramai melakukan

aktivitasnya. Mendengar itu semua, ia kembali ingin melihat ke luar dengan cara membuat

terowongan lagi.

Setelah melihat kenyataan yang ada di luar bahwa hari memang sudah pagi, maka

sadarlah ia akan dirinya yang ditipu oleh Rr. Srikandhi agar usaha untuk membuat saluran

(urung-urung) gagal. Menyadari bahwa dirinya ditipu maka marahlah Ki Joko Dolok.

Amarahnya itu dilampiaskan dengan menyebar ayam-ayam yang kebetulan berkeliaran di

dekatnya dan berhasil ditangkap dimasukkan ke dalam terowongan. Oleh sebab itu terowongan

ini dinamakan "Jebolan pitik". Kemudian Ki Joko Dolok melanjutkan pekerjaannya lagi. Akan

tetapi setelah terowongan tembus selesai dibuat dan air telah mengalir keluar seperti banjir

disertai keluarnya Ki Joko Dolok , betul-betul hari telah pagi dan mataharipun telah terbit. Ki
Joko Dolok marah besar dan kemarahannya ditujukan kepada gadis-gadis penumbuk padi. Ia

mengambil lumpur dan dikepalkan kemudian dilemparkan kepada gadis-gadis itu. Lemparan itu

tidak mengenai sasaran tetapi meleset mengenai dinding terowongan di sebelah luar.

Oleh sebab itu kepalan tanah liat yang dibuat Ki Joko Dolok menempel pada dinding

tersebut dan sampai sekarang dinamakan "Selo Gumuling". Belum puas dengan kemarahannya

itu ia mengutuk gadis-gadis Desa Mangge bahwa kalau belum sampai ubanen gadis-gadis Desa

Mangge tidak laku kawin. Disamping itu orang Desa Mangge tidak boleh membuat lesung,

kentongan dan lumpang dari kayu.Begitulah kutukan-kutukan itu sampai sekarang orang desa

setempat membuat lesung, kentongan, lumpang dari bahan batu.

Merasa telah memenuhi ketentuan sayembara maka Ki Joko Dolok menghadap Ki Ageng

Mangge dengan membawa srah-srahan dan seterusnya minta dikawinkan dengan Rr. Srikandhi.

Hal ini ditolak oleh Ki Ageng Mangge karena Ki Joko Dolok meskipun telah selesai membuat

terowongan, tetapi waktunya tidak tepat. Oleh karena itu terjadilah perselisihan dan akhirnya

terjadi adu fisik. Dalam pertengkaran phisik ini Ki Ageng Mangge kalah dan ia bersama isteri

dan Rr. Srikandhi melarikan diri. Melihat Ki Ageng Mangge melarikan diri maka Ki Joko Dolok

mengejarnya. Tempat peristiwa itu dinamakan "Melajar" dan tempat pertengkaran itu dinamakan

"Desa Gegeran".

Akhirnya Ki Joko Dolok sadar bahwa tindakannya itu salah hanya mementingkan dirinya

sendiri. Untuk itu ia bertekad mencari Ki Ageng Mangge untuk memohon maaf. Agar usaha

mencari Ki Ageng Mangge berhasil maka Ki Joko Dolok mengubah dirinya menjadi seorang

ksatria yang tampan dan namanya diubah menjadi Ki Ageng Mangli. Sementara itu Ki Ageng

Mangge, istri dan Rr Srikandhi yang tahu kalau dirinya dicari oleh Ki Ageng Mangli, mereka
kemudian terjun ke sebuah kedung. Kedung ini dinamakan "Kedung Kandreman". Setelah lama

ditunggu oleh Ki Ageng Mangli, mereka tidak muncul maka Ki Ageng Manglipun akhirnya ikut

terjun ke dalam kedung itu. Mereka semua menjadi makhluk halus yang menunggu Kedung

Kandreman. Oleh karena mereka telah menjadi makhluk halus, maka oleh Ki Ageng Mangge, Ki

Ageng Mangli disarankan untuk membuat istana di dasar Gunung Mangge. Atas saran tersebut

Ki Ageng Mangli membuat istana Gunung Mangge yang menembus jalan terowongan dari

Kedung Kandreman ke puncak Gunung Mangge.

Adapun yang menjaga keamanan Gunung Mangge adalah Ki Bancolo yang menjadi

gendruwo dan menjaga sebelah Selatan Gunung Mangge; Ki Rujak Beling menjaga sebelah

Barat Gunung Mangge dan Ki Potrosingo yang menjaga di sebelah Utara Gunung Mangge.

Demikianlah cerita rakyat tentang asal-usul urung-Urung Mangge.

Anda mungkin juga menyukai