0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
165 tayangan3 halaman
1. Kura-kura bernama Durbudhi dan angsa bernama Tjangkarangga bersahabat di Telaga Kumudawati.
2. Mereka berencana pergi ke Telaga Manasasara karena Telaga Kumudawati akan kering.
3. Durbudhi diminta Tjangkarangga untuk di bawa terbang sambil memegang kayu.
1. Kura-kura bernama Durbudhi dan angsa bernama Tjangkarangga bersahabat di Telaga Kumudawati.
2. Mereka berencana pergi ke Telaga Manasasara karena Telaga Kumudawati akan kering.
3. Durbudhi diminta Tjangkarangga untuk di bawa terbang sambil memegang kayu.
1. Kura-kura bernama Durbudhi dan angsa bernama Tjangkarangga bersahabat di Telaga Kumudawati.
2. Mereka berencana pergi ke Telaga Manasasara karena Telaga Kumudawati akan kering.
3. Durbudhi diminta Tjangkarangga untuk di bawa terbang sambil memegang kayu.
talaga kumudawati, ramya ikang talaga akweh tunjungnya aneka warna hana cweta, rakta mwang nila pangkaja. Hana ta hangca lakistri, masabha rikang talaga kumudawati panangka hiking wwai sangkaring talaga masasara hangca lanang si cangkanggi ngaran: i. hangca wadon yeka sama maungguwing talaga kumudawati malawas pwa masamitra lawan sang pas mangaran di durbudhi ikang lanang si kacapa ikang wadon. Kunang meh la hru masa, sang cayasat wwainikang talaga kumudawati, mawit ikang hangca laki biring mitranya pas ikang mangaran si durbudhi mwang maminengka saka ngke apan sang cayasat tika mangke wwainikang talaga kamu wwai, nimittani nghulun mahyun layato, umungsi talaga ring himawan parwa ta ngkana, mangaran ring manasasara, maha pawitra ika, wwainya mahening adalem lan masat yan lahatamasuri kana paran ing hulan mitra. Mangkana ing nikang hanga sumaheir ikang paslingnya; asuh mitra lukon marasihining hulun iri kita mahyun matinggala kita mangke ring hulun mariha hurpita prihawak? Apan pada gatining hulan lawan kita tan wenang madoha lawan wwai! Saparanta mami tumuta milwa ri sukuduhkanta makaphalaning wwang samitra lawan kita. Sumahur ikang hangca; AUM sang pas, hana kira-kira ning hulun nihan iking kayu sahutan denta ri tangahnya, kami sumahura denta ri tangahnya, kami sumahura ri tantungnya, sana-sini lawan swamining hulun kakawaca mene dening hulun humi berekene rikita, hawya tan mategah denta manahut, nguni weh haywa ngucap-ngucap salwirning kurungkalan. Seoeng ning hulun humi beraken ai ri kita, haywa juga binaruhan denta, yan hance, atakwana haywa juga sinaruhan, yekti ulahanta, haywa ta san pmituha pawuwus mami kunang ika yan tan pamitu hu warah mami, tan sidha tekeng dan matemahan pati. Mangkana lingnikang hangca yata sinahut tengah nikang kayu dening kang pas. Tungung nikang kaya mwang bung bahnya cenucak dening kang hangca sana-sini sajalu stri kanan kiri, teher amor ikang pas winawa dening hangca amare rikang talaga mana sasara kah yunira. Huwus madah ulihnya mor dating pwa ya ri rihuring tegal wilanggala. Wana mangang tutuknya pwaya ikang pas hwa tekang kaya sinahutnya tiba ikang pas ring ksiri tala leher pinangan taya dening cregala salakistri mati ikang passasomah, ikang hangca kari kerangan apan tan pinihutu sapa wekasnya nguni ring purwaka, lumaris ikang hangca mareng telaga manasasara. Yang di terjemahkan sebagai berikut : Tjangkarangga dan Durbudhi adalah kura-kura dalam TELAGA KUMUDAWATI. Permai telaga itu banyak teratainya, beraneka warna ada yang merah, putih ada yang kebiru- biruan. Ada angsa jantan-betina berkeliaran mencari makan di telaga kumudawati yang asal airnya dari TELAGA MANASARA adapun nama angsa itu si TJANGKARANGGA, yang jantan bernama TJANGKRANGGI, yang betina mereka sama-sama ada ditelaga lamalah sudah bersahabat dengan kura-kura yang bernama DURBUDHI dan KATJAPA maka katanya: “sahabat kami akan minta diri akan pergi berjalan. Berhasaratlah kami pergi dari sini karena makin kering air ini nanti air telaga kumudawati. Lagi pula menghadapi musim kemarau kami (kalau) akan jauh dari air itulah mula sebabnya kami bermaksud akan pergi mencari telaga ke gunung HIMAWAN itu bernama manasasara. Sangat hening telaga itu, airnya jernih dan dalam, tidak kering pada masa kemarau. Kesanalah tujuan pergi kami sahabat, demikian perkataan angsa itu, menyahutlah kura-kura itu katanya; aduhai sahabat, sangat besar cinta kami, akan menyelenggarakan hidupmu sendiri, bukankah sama hal kami dengan hal kamu (sama-sama) tak dapat jauh dari air, kemana kamu pergi kami akan turut, akan mengikuti kepada senang dan susah kamu, itulah buah persahabatan kami dengan kamu. Menjawab angsa itu; hai sang kura-kura ada angan-angan kami begini; kayu ini pagutlah oleh mu ditengah-tengah kami akan memagutnya pada ujung sebelah sana dan sebelah sini. Kami nanti membawa terbang kamu jangan tidak teguh kamu akan memangutnya dan lagi jangan mempercakapkan apa saja yang kita atasi. Selama kami membawa terbang kepada kamu jangan pula (sesuatu yang) ditegur-tegur olehmu. Kalau ada yang bertanya-tanya jangan pulan di beri jawaban itulah tugasmu jangan pula tidak mengikuti apa yang kami katakan tadi kalau kamu tidak ingat-ingat kepada ajaran kami itu maka tak terlaksana kamu tidak akan sampai tempat tujuan kita bahkan matilah kamu. Demikian perkataan angsa dipagutilah tengah-tengah kayu itu oleh kira-kira ujung kayu dan pangkalnya dipagut oleh angsa disebelah sana dan sebelah sini laki bini kanan kiri, lalu terbang kura- kura itu dibawa oleh angsa, maksudnya akan pergi ke telaga manasasara. Telah jauh merka terbang, sampailah mereka diatas ladang wilangala. Adalah (desana) anjing jantan-betina, bernaung dibawah pohon mangga maka menegadah anjing betina itu melihat angsa berdua itu terbang membawa kura-kura katanya, "hai sang bapa anaku lihatlah yang benar-benar ganjil itu kura-kura dibawa terbang oleh angsa jantan, sahutnya Menjawab anjing jantan "ganjil sekali katamu! Masa kan kura-kura bisa terbang karena angsa"! "Bukan kura-kura itu, tai kerbau kering, rumah karu-karu, buah tangan untuk anak-anak angsa kiranya"! Demikian kata anjing jantan itu. Terdengarlah perkataan oleh kura-kura marah ia dalam hatinya berdenyut-denyut mulutnya. Karena dianggap tai kering yang berisi karu-karu, maka terbukalah mulutnya kura-kura itu lepaslah kayu yang dipungutnya gugur kura-kura itu ke muka bumi. Mati kura-kura dengan betinanya, angsa itu tinggal merasa kecewa karena tidak diikuti Arahan pesan yang telah di wanti wantikan agar bisa meneruskan perjalannya angsa itu ke telaga manasasara.