ANTHROPOLOGI KESEHATAN
Disusun oleh :
NAMA : RIA SARI
NPM : 144012481
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikantugas
mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan membahas Aspek Sosial Budaya yangMempengaruhi
Perilaku Kesehatan Dalam Masyarakat. Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari
beberapa sumber. isimakalah ini mencakup tentang
Definisi antropologi, Definisi kesehatan, Hubungan antara budaya dan kesehatan masyarakat,
Perkembangan budaya kesehatan manusia, Macam-macam jenis cabang disiplin ilmu antropologi .
Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang aspek social budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial,
budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi
kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial
manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas dan
lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain.
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat
fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan
sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah
"sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang
positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik."
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya
takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan
dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan
keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan
secara universal. hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit,
derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta
kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung
dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu.kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh
cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih
terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan
ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit sebagai obat
untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat
menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam.
Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan
bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi
sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan
pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mereka hasilkan. Hal yang sama terjadi budaya kesehatan yang ada di masyarakat.
Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di
masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal, seperti
mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya formula untuk membuat
sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang
berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya adalah minyak,
abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat mandi Romawi yang
pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312 SM itu terdapat saluran air. Sejak saat
itu mandi menjadi hal yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan
pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi juga budaya gosok gigi. Pada
zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma
menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat
Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih menggunakan pasta
gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas
masyarakat menggunakan merang untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami perubahan. Budaya
kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu.
Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Penilaian individu terhadap status kesehatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit
dan perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika sakit saja..
Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan
mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit,rajin berolah raga.
membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-
lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat.
Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana,
namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang
serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan
melalui USG.
Pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu penyakit. Yaitu pola
pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada mengobati penyakit.
a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia
dengan meneliti fosil
b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya
manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan
masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada
bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada
konsep psikologi.
3. Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan
sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas dan
lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi
sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal
ini tidak lain karena pngertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan.
B. SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan budaya masyarakat
sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.