PENDAHULUAN
1
2
Pembelajaran/ Bidang
Wilayah Pembelajaran Studi Tujuan Perkembangan
yang Mendidik Bimbingan dan Optimal Peserta Didik
konseling
Wilayah Bimbingan
dan Konseling
Gb. 1.1
Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
(Sumber: Kemendikbud, 2014:50)
dan lengkap, juga keterlibatan fungsi kepala sekolah yang efektif, efisien,
produktif, dan akuntabel yang menjamin pelaksanaan pengelolaan dan
pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pendidik
dan tenaga kependidikan dalam rangka mengembangkan kapasitas dan
profesionaliasmenya sehingga prestasi belajar peserta didik menjadi berku-
alitas dan berkelanjutan. Komponen-komponen yang terlibat dalam proses
belajar mengajar dapat dilihat pada gambar di bawah ini;
Metode,
teknik Program
media tugas
guru
dan lain-
Kapasitas lain bahan
(IQ) - sumber
instrumental input ( Sarana)
Bakat khusus -
PBM
Expected
motivasi out put Perilaku
( Ach) - kognitif
Raw (Hasil bel- -Perilaku
input ajar yang afektif
minat - (peserta diharap- perilaku
didik) kan) psikomo-
tor
kematangan environmental input
kesiapan - (lingkungn)
fisik
Sikap
Kebiasaan
dan lain-lain - dll
sosial kultural
Gb. 1.2
Komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
(Sumber: Makmun, Abin Syamsuddin, 2012: 165)
faktor internal dan eksternal saling terkait dan berpengaruh tidak bisa
terpisahkan secara sendiri-sendiri. Dengan adanya kebersamaan antara faktor
insternal dan ekstermnal secara bermutu maka akan mempercepat terhadap
pencapain prestasi belajar peserta didik yang unggul.
Keberhasilan suatu sekolah dalam mengembangkan potensi peserta
didik sangat tergantung pada pencapaian prestasi belajarnya. Oleh karena itu,
segala tindakan guru dalam keseluruhan proses belajar mengajar harus
didasarkan atas pertimbangan kondisi objektif peserta didik.
Pada kenyataannya, masih ada peserta didik yang belum
mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas dan fungsi
yang diperankan oleh guru bimbingan konseling, guru mata pelajaran, dan
kepala sekolah akan menjadi indikator keberhasilan sekolah yang bersangkutan
untuk mencapai pendidikan yang bermutu. Peningkatan produktivitas dan
pendekatan strategis untuk membantu peserta didik mencapai perkembangan
optimalnya sehingga tercapainya lulusan yang bermutu melalui kinerja guru.
Manajemen bimbingan konseling (BK) meliputi kegiatan menyusun
program bimbingan konseling (BK), melaksanakan layanan BK,
melaksanakan himpunan data, melaksanakan evaluasi, melaksanakan analisis,
dan menindaklanjuti hasil analisis. Dalam juknis bimbingan konseling
SMP/Tsanawiyah, seorang personil guru BK mempunyai kewajiban menangani
150 atau sebanyak-banyaknya 225 peserta didik. Fakta di lapangan, masih ada
sekolah yang hanya memiliki seorang guru BK yang menangani rata - rata
lebih dari 1000 peserta didik.
Menurut Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu (2012:92) menyatakan
bahwa:
Banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu
lulusan, pengajaran, bimbingan, dan latihan dari guru serta
profesionalisme dan kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan
mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana
dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, iklim
sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak
terkait dengan pendidikan.
Di sisi lain, Suhadi (2014:4) menegaskan dalam salah satu fokus peneli-
tiannya bahwa guru BK belum bisa menyusun dan memilih instrumen, meng-
analisa, mengaplikasikan, dan mengadmistrasikan, serta menggunakan instru-
men. Selanjutnya, hasil studi pendahuluan penyusun terhadap manajemen
bimbingan konseling yang dilaksanakan di sekolah sampai saat ini dan dalam
websites dinysabila wordpress. com/2014/01/05/ model -dan -pola -layanan-
bimbingan. Kamis, 26 April 2018 pukul 05.36 wib dinyatakan kurang optimal.
Hal ini terjadi disebabkan oleh (1) Kurangnya tenaga bimbingan dan konseling
sehingga pekerjaannya menumpuk dan hasilnya kurang optimal; (2) Ruang
bimbingan dan konseling kurang memadai secara ukuran luasnya; (3)
Perlengkapan bimbingan dan konseling kurang memadai, seperti instru-
men need assesmen. Karena kurangnya kemampuan sekolah untuk meme-
nuhinya; (4) Masih ada guru BK bukan berlatar belakang pendidikan S1
BK,.(5) Masih ditemukan pelayanan BK hanya ditunjukkan kepada peserta
didikyang bermasalah saja; (6) Masih ditemukan konselor lebih aktif dalam
mencari solusi masalah peserta didik; (7) Menganggap hasil pekerjaan BK
harus segera terlihat; (8) Masih ada anggapan bahwa guru BK adalah polisi
sekolah; (9) Belum memiliki sertifikat guru BK professional atau konselor.
Manajemen pembelajaran peserta didik dari guru mata pelajaran sampai
saat ini, berdasarkan studi pendahuluan dan menurut suyono (2011:21) masih
ada guru yang melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya: (1) Tidak
sesuai dengan bidang keahliannya; (2) Belum memiliki sertifikat guru
profesional; (3) Belum memiliki program pengajaran yang memadai, (4)
Menggunakan metode yang sama atau menonton sehingga kurang memancing
kreativitas peserta didik; (5) Tugas/PR yang diterima peserta didik dirasakan
memberatkan.; (6) Pembelajaran hanya terpaku pada satu buku yang ada di
perpustakaan milik pemerintah sehingga kurangnya pendalaman materi
14
Penelitian pada disertasi ini diharapkan ada nilai tambah dan manfaat,
khususnya bagi tenaga pendidik di sekolah dalam rangka membantu peserta
didik untuk mengembangkan potensinya dengan optimal. Secara umum
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan untuk
pengembangan ilmu manajemen pendidikan.
Manajemen Layanan
Bimbingan Konseling (X1) ɛ
21
r1
Prestasi
Manajemen Layanan Belajar
Pembelajaran (X2) r2 Peserta
Didik (Y)
R
r3
Kepemimpinan Kepala
Sekolah(X3)
a. Manfaat teoritis
23
NO DIMENSI INDIKATOR
1. Menerima peserta didik apa adanya
NO DIMENSI INDIKATOR
1. Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
2. Guru memotivasi peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Kegiatan
1 Pendahu- 3. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan antara materi
luan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran saat ini
NO DIMENSI INDIKATOR
1. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada
guru
2. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada kar-
1 Educator
yawan
3. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada
peserta didik
4. Kepala sekolah membuat perencanaan