A. Judul 2
B. Latar Belakang Masalah 2
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
F. Kerangka Teoritik 6
1. Teori Perlindungan Hukum 6
2. Teori Perlindungan Konsumen 8
3. Asas dan Tujuan Perlindungan Komsumen 10
4. Aturan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang berkaitan
Dampak Covid-19 11
G. Metode Penelitian15
1. Jenis Penelitian 15
2. Pendekatan Penelitian 15
3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum 16
4. Wawancara 17
5. Teknik Penelusuran Bahan Hukum 18
6. Teknik Analisis Bahan Hukum 18
H. Sistematika Penulisan 19
DAFTAR PUSTAKA 21
A. Judul
1
2
B. Latar Belakang
Masker merupakan alat untuk menutup muka dan/atau kain penutup muka
dan hidung.1 Masker memiliki jenis yang beragam dan fungsi yang berbeda-beda,
mulai dari masker yang sekali pakai hingga yang bisa digunakan hingga berulang-
ulang. Namun, tidak semua masyarakat mengetahui fungsinya dengan tepat.
Kebanyakan hanya berpikir masker berfungsi untuk menutupi hidung. Saat terjadi
penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19, tingkat permintaan masker
meningkat dan adanya oknum-oknum pelaku usaha yang memonopoli masker.
Akibatnya, terjadi kelangkaan dan naiknya harga masker dipasaran. Hal ini tentu
mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang membutukan masker sebagai
pencegahan terhadap penyebaran Covid-19. Perilaku menaikan harga menjadi
sangat tinggi oleh pelaku usaha secara eksplisit tidak diatur sebagai hal yang
dilarang dalam melakukan usaha. Larangan yang ada yaitu antar pelaku usaha
yang satu dengan yang lainnya melakukan perjanjian harga atau menaikkan harga
atau tarif barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral serta menimbun barang
dan/atau jasa. Maka, konsumenlah yang nantinya akan dirugikan oleh pelaku
usaha dan perlindungan konsumen yang kurang mengakibatkan konsumen
kekurangan masker dipasaran.
Hal ini telah terpikirkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan
praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Untuk menjamin persaingan
usaha yang sehat dan efektif agar dapat memupuk budaya berbisnis yang sehat
sehingga dapat terus mendorong dan meningkatkan daya saing diantara pelaku
usaha. Pasal 1 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1999 menjelaskan Praktek Monopoli
adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang
mengakibatkan dikuasainya produksi dan/atau pemasaran atas barang dan/atau
1
https://kbbi.web.id/masker – Diakses pada tanggal 28 maret 2020, pukul 19.33 WIB.
3
jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum. Ketentuan tersebut pada prinsipnya mensyaratkan
agar menentukan ada atau tidaknya pelanggaran ketentuaan tersebut diperlukan
pengukuran dampak ekonomi yang diakibatkan oleh perilaku. Hal tersebut sejalan
dengan teori hukum dan ekonomi yang menyiratkan bahwa perilaku penetapan
minimum harga jual kembali dapat memiliki dampak positif atau negatif.
Diperlukan suatu pedoman untuk melakukan analisa kegiatan tersebut sehingga
tercipta pemahaman yang selaras antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) dan pelaku usaha dalam menilai kegiatan ini.
Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia, maka untuk membicarakan
hukum kita tidak dapat lepas membicarakannya dari kehidupan manusia. Hukum
menuntut legalitas, yang berarti bahwa yang dituntut adalah pelaksanaan atau
pentaatan kaedah semata-mata, sedangkan kesusialaan menuntut moralitas, yang
berarti yang dituntut adalah perbuatan yang didorong oleh rasa wajib. Dalam
hukum yang terpenting bukanlah apa yang terjadi tetapi apa yang seharusnya
terjadi. Karena suatu peristiwa konkrit tidak mungkin dengan sendirinya menjadi
peristiwa hukum. Peristiwa Konkrit merupakan activator yang diperlukan untuk
dapat membuat aktif kaedah hukum.2 Hal inilah yang menentukan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha dalam mengawasi perilaku pelaku usaha disaat
terjadinya kelangkaan barang dan/atau jasa. Dalam rangka mewujudkan tugasnya,
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) selain aktif dalam bidang penegakan
hukum persaingan, juga aktif dalam bidang pencegahanterjadinya pelanggaran
persaingan usaha tidak sehat. Salah satu upaya yang dilakukan KPPU dibidang
pencegahan ialah dengan berusaha meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dalam
program kepatuhan persaingan usaha KPPU.
Negara Indonesia saat ini sedang mengalami wabah penyakit Corona virus
2019 (Covid-19). Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali
diidentifikasi pada tahun 2019 di Wuhan, China. Gejala Umumnya ialah demam,
2
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: PT. Liberty, 2007, hal
17.
4
batuk, sesak napas, nyeri otot, dahak, diare, sakit tenggorokan, kehilangan baud an
sakit perut. Pengumuman kasus pertama virus corona disampaikan oleh Presiden
Joko Widodo di media elektronik yang mana pasiennya adalahseorang ibu dan
anak dari warga negara Jepang. Berdasarkan peneliti Institut Teknologi Bandung
(ITB) memprediksi, penyebaran Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak
pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau Awal Juli 2020.3
Dengan adanya pemberitahuan tersebut oleh pemerintah masyarakat mulai
membeli beberapa bahan pokok di toko-toko klontong, pasar, swalayan dan agen-
agen penjual bahan kebutuhan sehari-hari. Dari beberapa kebutuhan tersebut
masyarakat mulai membeli peralatan kesehatan salah satunya adalah Masker.
Tingkat permintaaan masker yang meningkat menyebabkan kelangkaan dipasaran
yang mengakibatkan harga masker menjadi mahal. Masker merupakan salah satu
alat kesehatan pencegah terjadi virus Covid-19. Hal inilah yang membuat para
pelaku usaha untuk memainkan harga dipasaran. Dengan cara menimbun, hingga
harga dipasaran melonjak tinggi baru didistribusikan atau melalui perjanjian antar
pelaku usaha dengan memainkan harga masker dipasaran. Kenaikan harga
masker, saat ini masih disebabkan oleh faktor peningkatan permintaan sehingga
harga masih dalam konteks hukum pasar. Namun pelaku usaha tidak menutup
celah bagi masyarakat yang ingin melapor kasus apabila ditemukan harga tidak
wajar bagi pelaku usaha. Untuk mengetahui harga principal dan rantai distribusi
yang pelaku usaha dominan pasarkan. Maka dari itu masyarakat harus aktif dalam
membuat laporan agar adanya tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Komisi
Pengawas Persaingan Usaha. Sehingga permasalahan terkait praktek monopoli
masker dalam meningkatkan perlindungan konsumen akibat dari penyebaran
virus Covid-19.
C. Rumusan Masalah
3
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-corona-di-
indonesia-berubah-berakhir-awal-juni - Diakses pada tanggal 28 Maret 2020, pukul 21.02 WIB.
5
D. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui praktek monopoli oleh pelaku usaha masker dalam
rangka meningkatkan perlindungan konsumen akibat dampak dari
penyebaran covid-19.
2. Untuk mengetahui upaya perlindungan terhadap konsumen terkait praktek
monopoli oleh pelaku usaha masker akibat dampak dari penyebaran covid-
19.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal teoritis
maupun praktis, yakni sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya mengenai kebijakan hukum
dagang dan/atau hukum bisnis yang berlaku di Indonesia dalam
perlindungan konsumen terkait praktek monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat.
b. Pembentuk Undang-Undang, memberikan masukan tentang
kebijakan hukum dagang dan/atau hukum bisnis yang berlaku di
Indonesia dalam perlindungan konsumen terkait praktek monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan dalam bidang ilmu hukum, terutama yang
berkaitan dengan hukum bisnis yaitu mengenai praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat.
b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang apa dan bagaimana perlindungan hukum kepada
konsumen atas praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
c. Bagi instansi atau pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan (input) yang berguna dalam memberikan
pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan atau regulasi yang
berkaitan degan perlindungan hukum kepada konsumen atas praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
F. Kerangka Teoritis
1. Teori Perlindungan Hukum
Fitzgerald mengutip istilah teori perlindungan hukum dari Salmond
bahwa hukum bertujuan mengintegrasikan dam mengkoordinasikan berbagai
kepentingan dalam masyrakat karena dalam suatu lalulintas kepentingan,
perlindungan terhadap kepentingan tertentu dapat dilakukan dengan cara
membatasi berbagai kepentingan di lain pihak. Kepentingan hukum adalah
mengurusi hak dan kepentingan manusia, sehingga hukum memiliki otoritas
tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu diatur dan
dilindungi. Perlindungan hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan
hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang
diberikan oleh masyarakat yang pada dasarnya merupkan kesepakatan
masyarakat tersebut untuk mengatur hubungan perilaku antara anggota-
anggota masyarakat dan antara perseorangan dengan pemerintah yang
dianggap mewakili kepentingan masyarakat.4
Menurut Satjipto Rahardjo, Perlindungan hukum adalah memberikan
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain
4
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum , Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000, h. 53
7
5
Ibid, h. 69
6
Ibid, h. 69
7
Az. Nasution, Hukum perlindungan Konsumen; Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta, 2006. Hal
20-21
8
10
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2006, h.
61
11
11
Pedoman Program Kepatuhan Terhadap Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, 2016, hal. 26-27.
13
(Pasal 6). Sedangkan perjanjian harga lain yaitu pasal 7 dan pasal 8 diatur
secara rule of reason. Artinya, tidak semua perjanjian harga pasti
menyebabkan hambatan persaingan. Merujuk pada ketentuan soal laranga-
larangan dalam UU No. 5 tahun 1999 tersebut, maka tidak ada ketentuan
yang melarang pelaku usaha menetapkan harga tinggi.12
Akibat Hukum jika adanya oknum-oknum yang menimbun barang-
barang kebutuhan pokok seperti masker dalam keadaan darurat akibat adanya
virus Covid-19 yang mengakibatkan kelangkaan dan kenaikkan harga. Maka,
patut diduga melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdangangan Pasal 29 yang berbunyi:
1. Pelaku Usaha dilarang menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau
barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat kejadian
kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintsa
perdagangan barang;
2. Pelaku Usaha dapat melakukan penyimpanan barang kebutuhan pokok
dan/atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu jika
digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam proses
produksi atau sebagai persediaan barang untuk didistribusikan;
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyimpanan barang kebutuhan
pokokdan/atau barang penting diatur dengan atau berdasarkan
peraturan presiden.
Larangan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penimbunan
barang yang akan menyulitkan konsumen dalam memperoleh barang
kebutuhan pokok dan/atau barang penting.
Memperhatikan himbauan dari pemerintah pusat pada pasal 154 ayat 1
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan berbunyi,
Pemerintah secara berkala dan mengumumkan jenis dan persebaran penyakit
yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan. Berdasarkan
Ningrum Natasya Sirait dkk. Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha. Jakarta: The Indonesia
12
G. Metode Penilitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian adalah menggunakan metode penelitian yuridis
normatif yaitu, penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sistem
norma. Mukti Fajar dan Yulianto dalam bukunya mengatakan bahwa Sistem
norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari
peraturan perundang-undangan, perjanjian serta doktrin/ajaran (Mukti Fajar
dan Yulianto Achmad , 2013;34).13 Penelitian ini akan mengkaji asas-asas,
konsep-konsep hukum serta peraturan perundangan yang berkaitan dengan
praktek monopoli oleh pelaku usaha.
2. Pendekatan Penelitian
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
13
16
Suratman dan Phillips Dillah, op.cit. hlm 66
17
Ibid, hlm 67.
18
mencari jawaban atas praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat oleh
pelaku usaha masker.
salah atau apa yang seyogyanya dilakukan menurut hukum terhadap fakta
atau pertiwa hukum dari hasil penelitian. Serta untuk mengkaji suatu proses
perlindungan hukum terhadap perlindungan hukum konsumen atas praktek
monopoli oleh pelaku usaha masker.
H. Sistematika Penulisan
Dalam laporan penelitian tesis ini terdiri dari empat bab, dimana setiap bab
menguraikan pokok-pokok bahasan materi yang dikaji. Sistematika dalam
penelitian ini meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada BAB I atau disebut dengan PENDAHULUAN berisi tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab pertama
ini dalam latar belakang masalah yaitu merupakan pemaparan pentingnya
penelitian ini dan mengapa peneliti memilih untuk meneliti tentang
tinjauan yuridis praktek monopoli oleh pelaku usaha masker dalam rangka
meningkatkan perlindungan konsumen akibat dampak dari penyebaran
covid-19. Kemudian rumusan masalah memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui jawaban dari permasalahan yang akan diteliti dan kegunaan
penelitian. Tujuan Penelitian berguna untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat maksud dari dilakukan penelitian ini. Kerangka teori
berfungsi sebagai dasar tentang penelitian keterkaitan tinjauan yuridis
praktek monopoli oleh pelaku usaha masker dalam rangka meningkatkan
perlindungan konsumen akibat dampak dari penyebaran covid-19. Metode
penelitian yaitu menjelaskan tentang metode-metode yang akan digunakan
untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK/LANDASAN TEORI
Pada BAB II atau disebut dengan Kerangka/Landasan teori, berisi kajian
pustaka yang disajikan mengenai kebijakan hukum dagang dan/atau
hukum bisnis, teori implementasi, sistem peradilan di Indonesia serta
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Salim Hs dan Erlies Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum Pada
Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nomor 4 Tahun 2011
tentang pedoman pasal 5 (penetapan harga) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Media Internet :
https://kbbi.web.id/masker – Diakses pada tanggal 28 maret 2020 pukul 19.33
WIB
Surat Kabar
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-
corona-di-indonesia-berubah-berakhir-awal-juni - Diakses pada tanggal 28
Maret 2020, pukul 21.02 WIB.
23