Anda di halaman 1dari 41

KELOMPOK 1

01

PENANGANAN
KEGAWATDARURA
TAN KEHAMILAN
DI KOMUNITAS
ANGGOTA :
1. ALFINA KARTIKA
2. DINDA PUSPITA
3. GALUH MUSTIKA
4. LISTY SULISTIYA
5. NURO NOVA
6. MONICA SABILA
Kegawatdaruratan adalah
kejadian yang tidak diduga
atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan
kejadian yang berbahaya
(Dorlan, 2011).
Sedangkan kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi
kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan
kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan
dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan
bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang
apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian
ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama
kematian ibu janin dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2002).
Macam-macam
abortus:
1. Abortus
spontan
2. Abortus yang
disengaja
3. Abortus tidak
aman
4. Abortus septik
A. SOLUSIO PLASENTA
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada
uterus sebelum janin di lahirkan. Proses
solusio plasenta dimulai dengan terjadinya
perdarahan dalam desidua basalis yang
menyebabkan hematoma retroplasenter.
Hematoma dapat semakin membesar kearah
pinggir plasenta sehingga jika amniokhorion,
perdarahan akan keluar melalui ostium uteri
(perdarahan keluar), sebaliknya apabila
amniokhorion tidak terlepas, perdarahan
tertampung dalam uterus (perdarahan
tersembunyi).(Sarwono, 2002:halaman 166 )
penanganan :
Jika abruptio plasenta atau solusio
plasenta terjadi saat kehamilan
belum mencapai 34 minggu, dokter
kandungan akan meminta ibu hamil
dirawat di rumah sakit agar
kondisinya bisa diamati secara
saksama. Jika detak jantung janin
normal dan perdarahan pada ibu
hamil berhenti, berarti solusio
plasenta tidak terlalu parah dan ibu
hamil bisa pulang.
penanganan lanjutan :

Penatalaksanaan yang dilakukan


berdasarkan advice dokter adalah
melakukan pemasangan oksigen 3 liter,
pemasangan infus RL 500 cc 20 tpm,
pengambilan darah lengkap, melakukan
CTG, ceftriaxone 5 cc melalui iv, dan
observasi kesejahteraan ibu dan janin
B. PLASENTA PREVIA

Plasenta previa adalah keadaan plasenta


berimplantasi rendah pada segmen
bawah rahim, meutupi atau tidak
menutupi ostium uteri internum pada
usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan
janin mampu hidup diluar rahim.
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1
diantara 200 persalinan.
Plasenta Previa adalah uri yang melekat
pada segmen bawah rahim, sehingga
menutupi mulut rahim sebagian/
seluruhnya.Plasenta Previa adalah
plasenta yang tempat implantasinya
abnormal, yaitu di daerah segmen bawah
uterus pada kehamilan ≥ 20 minggu.
Penatalaksanaan Plasenta Previa
1. Penatalaksanaan Plasenta Previa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Lakukan
rujukan ke Rumah Sakit untuk penanganan selanjutnya.
2. Penatalaksanaan Plasenta Previa di Rumah Sakit
Tatalaksana umum:
Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia kesiapan untuk
seksio sesarea. (pemeriksaan boleh dilakukan di ruang operasi). Pemeriksaan
inspikulo secara hati-hati dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari
kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau
trauma).Meskipun demikian, adanya kelainan di atas tidak menyingkirkan diagnosis
placentaprevia.Perbaikan kekurangan cairan/darah dengan memberikan infus cairan
IV (NaCl 0.9% atau Ringer Laktat).Kemudia lakukan penilaian jumlah
perdarahan.Penilaian adalah sabagai berikut.
a. Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan.
b. Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif.
penanganan :
Jika dicurigai suatu abortus tidak
aman terjadi, periksalah adanya
tanda-tanda infeksi atau adanya
perlukaan uterus, vagina dan
usus, lakukan irigasi vagina untuk
mengeluarkan tumbuh-
tumbuhan, obat-obat lokal atau
bahan lainnya.
Penanganan abortus imminens :

Penanganan 1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring


total.
2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau
Penanganan abortus insipiens : hubungan seksual.
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, 3. Jika perdarahan :
lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi – Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
vakum manual.
lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
– Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan
– Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi
atau USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya
lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. penyebab lain. Perdarahan berlanjut,khususnya jika
– Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin ditemukan uterus yang lebih besar dari yang
dalam 500 ml cairan intravena (garam diharapkan,mungkin menunjukkan kehamilan ganda
fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan atau mola.
kecepatan 40 tetes permenit untuk 4. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau
membantu ekspulsi hasil konsepsi. progestin) atau tokolitik (misalnya salbutamol atau
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat
ibu setelah penanganan. mencegah abortus.
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,evaluasi dapat dilakukan secara digital
atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti,
beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi
dengan :
– Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya
dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
– Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
– Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan
40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
– Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal
800 mcg).
– Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus komplit :
1. Tidak perlu evaluasi lagi.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg selama 2 minggu. Jika anemia berat
berikan transfusi darah.
5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
Pemantauan Pasca Abortus
Insidens abortus spontan kurang
lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari
seluruh kehamilan. Syarat-syarat
memulai metode kontrasepsi
dalam waktu 7 hari pada
kehamilan yang tidak diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat
yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan
bantuan secukupnya dalam
memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai.
KET (Kehamilan Ektopik Terganggu
Jika terjadi perdarahan pada kehamilan
kurang dari 22 minggu, kondisi ini
berkaitan dengan kehamilan ektopik
terganggu (KET) yang terjadi karena sel
telur yang sudah dibuahi dalam
perjalanan menuju endometrium
tersendat sehingga embrio sudah
berkembang sebelum mencapai kavum
uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar
rongga rahim. Bila tempat nidasi tersebut
tidak dapat menyesuaikan diri dengan
besarnya buah kehamilan, akan terjadi
ruptura dan menjadi kehamilan ektopik
yang terganggu (KET)
penanganan awal :

- Jika fasilitas memungkinkan segera


lakukan uji silang darah dan persiapan
laparotomi
- Jika fasilitas tidak memungkinkan,
segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap
dengan memperhatikan hal-hal yang
diuraikan pada bagian penilaian awal
penanganan lanjutan :
- Sebelum memulangkan pasien, berikan
konseling dan nasehat mengenai
prognosis kesuburannya. Mengingat
meningkatnya resiko akan kehamilan
ektopik selanjutnya, konseling metode
kontrasepsi.
- Bila anemia dengan pemberian tablet
besi sulfas ferosus 600 mg/hari peroral
selama 2 minggu
- Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4
minggu
Molahydatidosa
Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari villi
khorialis. Tanda adanya mola hidatidosa adalah :
-Gejala sangat bervariasi mulai perdarahan mendadak
disertai shock sampai perdarahan samar – samar sehingga
sukar untuk dideteksi
-Seperti hamil muda, tetapi derajat keluhan sering lebih
hebat
- Uterus lebih besar dari usia kehamilan
-Tidak ada tanda-tanda adanya janin
- Nyeri perut
- Serviks terbuka
- Mungkin timbul preeklamsia atau eklamsia pada usia
kehamilan > 24 minggu
-Penegakkan diagnosis kehamilan mola dibantu dengan
pemeriksaan USG
tata laksana :
b. Tatalaksana Khusus c. Penanganan Selanjutnya
- Pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 - Pasien dianjurkan
ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan menggunakan kontrasepsi
a. Tatalaksana Umum 40-60 tetes/menit untuk mencegah hormonal atau tubektomi
perdarahan. - Lakukan pemantauan setiap 8
- Diagnosis dini tanda mola - Pengosongan isi uterus dengan
-Beri infus NS/RL preventif minggu selama minimal 1 tahun
menggunakan Aspirasi Vakum Manual
pasca evakuasi dengan
terhadap perdarahan hebat (AVM)
menggunakan tes kehamilan
- Observasi kadar HCg - Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi
hormonal bila masih ingin memiliki anak, dengan urin karena adanya
- Observasi kadar Hb dan atau tubektomi bila ingin menghentikan resiko timbulnya penyakit
T/N/S serta perdarahan kesuburan trofoblas yang menetap
pervaginam -Selanjutnya ibu dipantau: -Jika tes kehamilan dengan urin
- Rujuk ke fasilitas yang lebih - Pemeriksaan HCG serum setiap 2 yang belum memberi hasil
minggu. negatif setelah 8 minggu atau
lengkap untuk dilakukan - Bila hasil HCG serum terus menetap menjadi positif kembali dalam
evakuasi jaringan mola atau naik dalam 2 kali pemeriksaan satu tahun pertama, rujuk ke
berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rumah sakit rujukan tersier
rujukan tersier yang mempunyai fasilitas untuk pemantauan dan
kemoterapi
penanganan lebih lanjut.
Penyebab primer belum diketahui pasti,
namun ada beberapa faktor yang menjadi
predisposisi:
a.Faktor Paritas Ibu
b. Lebih sering terjadi pada wanita usia > 35
tahun
c. Lebih seing terjadi bila terdapat hipertensi
d. Faktor trauma
e. Penurunan cepat ukuran dan tekanan
uterus setelah ketuban pecah pada
polihidramnion.
f. Malnutrisi
g. Tali pusat pendek
h. Faktor kebiasaan merokok Ibu yang
perokok
i. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Penatalaksanaan
penatalaksanaan :
Kasus ini tidak boleh
Penatalaksanaan secara konservatif Penatalaksanaan secara aktif
ditatalaksana pada fasilitas
Menunda pelahiran mungkin Pelahiran janin secara cepat yang
kesehatan dasar, harus
bermanfaat pada janin masih imatur hidup hampir selalu berarti seksio
dirujuk ke fasilitas kesehatan
serta bila solusio plasenta hanya caesaria. Seksio sesaria kadang
yang lebih lengkap.Jika
berderajat ringan. Tidak adanya membahayakan ibu karena ia
terjadi perdarahan hebat (
deselerasi tidak menjamin mengalami hipovolemia berat. Apabila
nyata/ tersembunyi ) dengan
lingkungan intra uterine aman. terlepasnya plasenta sedemikian
tanda awal syok pada ibu
Harus segera dilakukan langkah- parahnya sehingga menyebabkan janin
lakukan persalinan segera:
langkah untukmemperbaiki meninggal lebih dianjurkan persalinan
1. Jika pembukaan servik
hipovolemia, anemia dan hipoksia pervaginam kecuali apabila
lengkap, lakukan persalinan
ibu sehingga fungsi plasenta yang perdarahannya sedemikian deras
dengan ekstraksi vakum
masih berimplantasi dapat sehingga tidak dapat di atasi bahkan
2. Jika pembukaan servik
dipulihkan. dengan penggantian darah secara
belum lengkap lakukan
agresif.
persalinan dengan SC
3. Waspadalah terhadap
kemungkinan perdarahan
persalinan
KEHAMILAN DENGAN GEMELLI
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan
dengan dua janin atau lebih yang ada didalam
kandungan selama proses kehamilan. Bahaya
bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan
kehamilan kembarmemerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil
yangmemuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro,
2007:286).
cara mengatasi :
Perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar adalah ke
sisi kiri untuk mengambil beban dari bayi.
Lebih sering untuk memeriksa kehamilan.
Mengonsumsi makanan dengan garam yang sedikit.
Minum air putih paling tidak 8 gelas per hari.
Lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan protein
Apabila kamu mengidap preeklamsia berat, dokter mungkin
akan mencoba untuk memberikan obat tekanan darah, agar
sang ibu dapat melahirkan dengan aman. Hal tersebut juga
dibarengi dengan istirahat yang cukup, perubahan pola
makan, dan konsumsi suplemen.
Menurut Varney (2004:661)
pemeriksaan antenatal dapat
dilakukan antaralain:
a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2
minggu pada usia kehamilan 34 –
36minggu
b. Pemeriksaan kehamilan setiap
minggu pada usia kehamilan
>36mingguc. Pertumbuhan janin
dipantau dengan USG setiap 3 – 4
minggu yangdimulai pada usia
kehamilan 20 mingguIstirahat baring
dianjurkan lebih banyak karena hal
itu menyebabkan alirandarah ke
plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik.
PREMATURE

Premature adalah persalinan dengan usia


20-37 minggu.

POSTMATURE

Kehamilan yang melewati 42 minggu.


penanganan :
Bayi preterm baru lahir rentan untuk mengalami hipotermia,
persiapan yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga
ruangan dengan suhu tidak kurang dari 25 derajat celsius,
segera mengeringkan bayi dan memakaikan bayi topi dan
kaos kaki. Persiapan resusitasi neonatus harus tersedia. Bagi
keluarga bayi, dapat melakukan tindakan perawatan metode
kanguru untuk menjaga bayi tetap hangat. Perawatan metode
kanguru ini juga lebih efektif dibandingkan dengan hanya
menyelimuti bayi dengan selimut tebal saat rujukan ke
fasilitas yang lebih lengkap, seperti rumah sakit dengan
perawatan neonatal intensif.
Penanganan khusus :
Memasukkan bayi ke dalam inkubator
Memasang sensor di tubuh bayi
Memberi ASI atau susu formula melalui selang makan
Bayi yang lahir dengan penyakit kuning akan menjalani terapi sinar
Memberikan transfusi darah
Melakukan pemeriksaan jantung bayi secara berkala
Pemeriksaan USG juga dilakukan untuk memeriksa kemungkinan
adanya perdarahan di otak dan organ tubuh lainnya, seperti hati dan
ginjal.
Pemeriksaan mata akan dilakukan untuk mendeteksi kelainan yang
dapat menggangu penglihatan.
Sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit
Tawaran induksi persalinan (persalinan
anjuran) mulai dari usia kehamilan 41
tata laksana : minggu dengan syarat cervix sudah matang
Indikasi sectio caesaria pada primitua (umur
> 40 tahun)
PREEKLAMPSIA
Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan disertai
proteinuria. Preeklampsia merupakan
sekumpulan gejala yang secara spesifik
hanya muncul selama kehamilan dengan
usia lebih dari 20 minggu kecuali pada
penyakit trofoblastik.
cara mengatasi :
Perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar adalah ke
sisi kiri untuk mengambil beban dari bayi.
Lebih sering untuk memeriksa kehamilan.
Mengonsumsi makanan dengan garam yang sedikit.
Minum air putih paling tidak 8 gelas per hari.
Lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan protein
Apabila kamu mengidap preeklamsia berat, dokter mungkin
akan mencoba untuk memberikan obat tekanan darah, agar
sang ibu dapat melahirkan dengan aman. Hal tersebut juga
dibarengi dengan istirahat yang cukup, perubahan pola
makan, dan konsumsi suplemen.
Penanganan dalam Kehamilan :
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahanterhadap pre-
eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia.Pemeriksaan antenatal
perlu diadakan lebih sering. Sehingga tanda-tandapre-eklamsia dapat diketahui
dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
IUGR
IUGR atau intrauterine growth restriction adalah
suatu kondisi yang menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat. IUGR ditandai dengan ukuran dan
berat janin yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan.I
pencegahan :
IUGR dapat terjadi pada ibu yang sehat.
Untuk mencegah dan mengurangi risiko
IUGR, ibu hamil dapat melakukan
beberapa langkah di bawah ini: Olahraga secara teratur untuk
memperbaiki sirkulasi dan
Mengonsumsi makanan yang bergizi,
meningkatkan aliran oksigen ke janin.
seperti ikan, susu dan produk susu yang
Olahraga yang aman dilakukan antara
dipasteurisasi, sayuran serta buah- lain renang, yoga, atau jalan santai.
buahan Tidak mengonsumsi obat sembarangan.
Mengonsumsi vitamin prenatal, seperti Selalu konsultasi ke dokter jika
asam folat, baik dikonsumsi sejak mengalami gangguan kesehatan selama
merencanakan kehamilan dan selama hamil agar mendapatkan obat yang
hamil aman untuk ibu hamil dan janin
Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
(KPSW)
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
atau ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban
pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan
dari jalan lahir/vagina sebelum proses
persalinan atau disebut juga Premature
Rupture of Membrane = Prelabour Rupture Of
Membrane = PROM
penatalaksanaan :
Rawat di Rumah Sakit
Berikan antibiotik (ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari)
Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau
sampai air ketuban tidak lagi keluar.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak infeksi, tes busa negatif: beri
dexamethason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
Jiia usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), dexamethason, dan induksi sesudah 24 jam.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin,
dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg dosis tunggal selama 2 hari,
dexamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostrol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan persalinan
diakhiri:
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
Polihidramnion
Polihidramnion merupakan kondisi yang diawali
oleh wanita hamil berupa berlebihnya atau adanya
penumpukkan cairan ketuban. Pada umumnya, hal
ini bisa terjadi dan tidak menyebabkan gangguan
atau hanya menyebabkan gangguan ringan pada
ibu. Namun, polihidramnion dapat menyebabkan
gejala serius seperti kesulitan bernapas dan
kelahiran prematur.
Penatalaksanaan :
Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat pengobatan khusus,
konseling
dengan diet pantang garam.
Lakukan konsul ke spesialis, bial terdapat anomaly konginetal maka
perlu
diakukan dukungan emosi
Bila telah memberikan gangguan mekanik, penderita harus dirujuk
Oligohidramnion merupakan suatu keadaan
dimana air ketuban kurang dari normal yaitu
500 ml.
Pecahnya membran adalah penyebab paling
umum dari oligohidramnion. Namun, tidak
adanya produksi urine janin atau
oligohidramnion: penyumbatan pada saluran kemih janin dapat
juga menyebabkan oligohidramnion. Janin
yang menelan cairan amnion, yang terjadi
secara fisiologis, juga mengurangi jumlah
cairan.
penatalaksanaan :
Dilakukan secara konservatif :
Tirah baring
Pemberian cairan cukup
Asupan nutrisi yang seimbang
Pemantauan kesejahteraan janin (menghitung gerakan janin, NST, Detak Jantung
Janin)
Pengukuran volume cairan amnion dengan ultrasonografi secara teratur,
amniofusi)
naik delman pergi ke kota
jangan lupa membeli alpukat
demikian presentasi kita
semoga bisa bermanfaat -

any question?

Anda mungkin juga menyukai