DISUSUN OLEH :
NUR ANITA, S.Kep
18.04.036
Makassar, 2019
Yang Membuat Pernyataan
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Karya Ilmiah Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
penulisan Karya Ilmiah Akhir ini penulis telah berupaya seoptimal mungkin,
keterbatasan Karya Ilmiah Akhir ini, untuk itu kiranya para pembaca
kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Taslim dan Ibunda Sutiani atas
ketulusan doa, kasih sayang, serta yang selalu memberikan semangat dan
pihak yang telah memberi masukan, bantuan dan bimbingan yang sangat
Ners.
Studi Profesi Ners yang telah memberikan bimbingan dan izin untuk
ini.
akhir ini.
kasih untuk waktunya selama ini. Terima kasih untuk masukkan, saran
dan dukungannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
penyusunan karya ilmiah akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan Umum..................................................................... 5
C. Tujuan Khusus.................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan............................................................. 6
E. Sistematika Penulisan....................................................... 7
A. Tinjauan Teori................................................................... 9
1.1 Pengertian............................................................. 9
1.2 Etiologi................................................................... 10
1.3 Patofisiologi........................................................... 11
2.1 Pengkajian............................................................ 31
2.3 Intervensi............................................................... 38
2.4 Implementasi........................................................ 48
2.5 Evaluasi................................................................. 49
B. Tinjauan Kasus................................................................. 50
2) Analisa Data................................................................ 60
3) Diagnosis Keperawatan............................................ 61
4) Perencanaan Keperawatan...................................... 62
5) Implementasi Keperawatan...................................... 66
6) Evaluasi........................................................................ 66
BAB IV PENUTUP............................................................................... 94
A. Simpulan............................................................................ 94
B. Saran.................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 96
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
awal pada fase syok sampai fase lanjut (Young et al, 2019).
muda yang berusia 5-29 tahun. Angka mortalitas akibat trauma luka
bakar sekitar 195.000 jiwa pertahun. Lebih dari 95% trauma luka
tua yang berusia lebih dari 70 tahun. Sedangkan luka bakar karena
hampir 60% dari luka bakar yang bersifat fatal terjadi di Asia
berusia lebih dari 60 tahun. Luka bakar dengan luas 10% Total Body
burn (44%) dan tingkat kejadian paling sering di rumah (68%). Pada
dari sumber panas, listrik, zat kimia, dan radiasi. Hal ini akan
terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari
menumbus escar dengan baik, tanpa ada rasa sakit dan gatal pada
aplikasi dan murah (Patet et al, 2008 dalam Bryant & Nix, 2012).
5
bakar dengan penyebab luka bakar dengan api dan 3 orang pasien
B. Tujuan Umum
makassar.
C. Tujuan Khusus
Makassar
Makassar
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
2. Manfaat akademis
E. Sistematika Penulisan
a. Tempat
Sudirohusodo Makassar.
laboratorium.
9
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
dengan sumber panas yaitu, api, air atau uap panas, bahan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
b. Etiologi
tangga.
c. Patofisiologi
karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring
dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan
d. Manifestasi Klinis
luka bakar lebih dari 25% LPTT. Hal tersebut disebabkan oleh
karena suhu tinggi luka bakar dan syok hipovolemik. Uji kimia
jam setelah trauma luka, pasien dengan luka bakar berat akan
0C
Luka:
et al., 2013).
Wallace, yaitu:
f) Punggung :9%
g) Bokong :9%
h) Genetalia :1%
100%
menjadi:
1) Fase Akut
2) Fase Subakut
menyebabkan:
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase Lanjut
kaki.
h. Pemeriksaan Penunjang
karena kerusakan sel darah merah pada saat injuri dan juga
injuri.
4) Karboksihemoglobin (COHbg)
monoksida.
22
5) Serum elektrolit:
6) Sodium urine
7) Alkaline pospatase
pompa sodium.
8) Glukosa serum
9) BUN/Creatinin
injuri jaringan.
10) Urin
inhalasi.
12) Bronhoskopi
13) ECG
i. Penatalaksanaan
d) Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar
apapun.
e) Evaluasi awal
2) Resusitasi Cairan
kapiler
%Luka Bakar x BB x 4 cc
3) Pergantian Darah
(Yovita, 2012).
6) Escharotomy
7) Antimikroba
j. Komplikasi
2013).
pemeriksaan fisik.
32
a. Pengkajian
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation
Formula Baxter.
Formula Baxter
d) Disability
e) Exposure
(Kidd, 2010)
(Sjaifuddin, 2006).
e) Review of system.
b. Diagnosa Keperawatan
alveolar
cedera
inflamasi.
38
c. Intervensi
4: pasien sangaat
tergantung pada orang
lain
b. Observasi kemampuan
gerak motoric,
keseimbangan
c. Ubah posisi pasien tiap
2 jam
d. Bantu pasien dalam
memenuhi
kebutuhannya
e. Bantu pasien
melakukan perubahan
gerak (ROM) aktif dan
pasif
f. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain
(fisioterapi)
8 Resiko infeksi Setelah dilakukan Kontrol Infeksi
faktor risiko tindakan keperawatan a. Monitor tanda dan
pertahanan diharapkan tidak ada gejala infeksi
primer tidak tanda-tanda infeksi b. Pertahankan tekhnik
adekuat; dengan kriteria hasil: aseptik
kerusakan Status imun c. Batasi pengunjung bila
kulit; jaringan setelah dilakukan perlu
traumatic. tindakan keperawatan d. Pertahankan hand
Pertahanan pasien tidak mengalami hygiene
sekunder infeksi dengan kriteria e. Penatalaksanaan
tidak adekuat; hasil : pemberian antibiotik
penurunan a. Klien bebas dari f. Inspeksi kulit untuk
Hb, tanda dan gejala adanya iritasi
penekanan infeksi (Rubor, Kalor, g. Perhatikan keluhan
respon Tumor, Dolor, dan klien terhadap keluhan
inflamasi. fungsi Laesa) peningkatan nyeri,
b. Menunjukkan rasa terbakar, eritema
kemampuan untuk atau bau tak sedap.
mencegah timbulnya h. Observasi luka
infeksi terhadap
c. Jumlah leukosit pembentukan bula,
dalam batas normal perubahan warna luka,
4,0-10,0 bau drainase yang
tidak sedap.
i. Lakukan perawatan
luka sesuai protocol
dengan tehnik steril.
j. Lakukan perlindungan
infeksi.
k. Berikan therapy
43
obat-obatan sesuai
indikasi; anti biotic, TT
dll.
l. Bersihkan lingkungan
dengan baik setelah
digunakan untuk
setiap pasien
d. Implementasi
e. Evaluasi
belum
dipecahkan
B. TINJAUAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn “Y”
Alamat : Gowa
Rujukan dari :-
2. Survey Primer
PENGKAJIAN PRIMER
√ Bebas √ 10-25 4
Tersumbat 25-35 3
Darah 0 0
resusitasi Dangkal 0
napas 0 0
>2detik 1
Tidak ada 0
47
Kanan 4+1+4+2+5 = 15
resusitasi Konstriks
resusitasi Dilatasi
Intervensi/Implementasi : -
Evaluasi : -
48
C. Circulation
Keadaan Sirkulasi
HR : 88 x/menit
√ Kuat Lemah
Reguler Irreguler
Temperatur Kulit
Gambaran kulit
Sawo matang
Kulit lembab
Pengisian Kapiler
Output urine : -
Assesment : -
Resusitasi : -
Re-evaluasi : -
Masalah Keperawatan : -
Intervensi/Implementasi : -
Evaluasi : -
D. Disabillity
Alert : composmentis
2. Masalah Keperawatan: -
3. Intervensi Keperawatan : -
4. Evaluasi: -
E. Exposure
1. Penilaian Hipothermia/hyperthermia
hypothermia
hiperthermia
2. Masalah Keperawatan :-
3. Intervensi / Implementasi :
4. Evaluasi
PENILAIAN NYERI :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
50
3. Survey Sekunder
1. Riwayat Kesehatan
umum: baik.
dan makanan.
c. M: Medications (pengobatan)
- Cairan RL 24 tetes/menit
sayur.
Luka Bakar
b. P: Provokatif (penyebab)
c. Q: Quality (Kualitas)
Tertusuk-tusuk
d. R: Radiation (paparan)
Bokong
Berat
f. T: Timing (waktu)
2. Tanda-tanda Vital:
Nadi : 88 x/menit
a. Kepala
Mulut dan gigi : Mulut tampak bersih dan simetris, mukosa lembab,
c. Dada/ thoraks
Jantung : Simetris kiri dan kanan, Batas paru dan jantung ICS 2-3
d. Abdomen:
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada bekas operasi
e. Bokong: Adanya luka bakar pada seluruh bokong sampai paha kiri
bagian dalam
53
g. Ekstremitas :
Status sirkulasi : Pengisian kapiler pada ektermitas atas dan bawah <
2 detik. Terpasang infus pada kaki kanan dengan cairan Ringer Laktat
24 tetes/menit
h. Neurologis
Kekuatan otot.
5 5
5 5
54
4. Hasil Laboratorium
HEMATOLOGI RUTIN
4. ANALISA DATA
Faktor Resiko :
- Luka bakar derajat 3 pada bokong
Resiko Infeksi
- WBC: 9. 11 10^3/ul
- RBC: 3.42 10^6/ul
- HGB: 10.5 g/dL
DS :
- Pasien mengatakan nyeri
- Pasien mengatakan nyeri pada luka
akibat kecelakaan
- Pasien mengatakan nyeri pada
bokongnya
- Pasien mengatakan nyeri seperti
tertusuk-tusuk
- Pasien mengatakan nyeri muncul Nyeri Akut
ketika bergerak
DO :
- Adanya luka bakar derajat 3 pada
bokong
- Pasien namoak meringis ketika
bergerak
- Skala nyeri: 3 (ringan) NRS
56
5. Diagnosa Keperawatan
2. Resiko Infeksi
6. Intervensi Keperawatan
7. Implementasi
No
Diagnosa Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
Dx
1. Kerusakan Senin, 07/10/19 Perawatan Luka Senin, 07/10/2019
integritas 10 : 00 1.Melakukan perawatan luka dengan cairan Nacl 13 : 30
jaringan 0.9 % dan sabun yang mengandung S : - Pasien mengatakan
Chlorhexidine dan memberikan salep burnazin merasa nyaman
dan ditutup dengan khasa dan dibalut. O: - Skala Nyeri 3 (Ringan)
Hasil : Luka tampak bersih, luka tampak merah - Luka tampak kemerahan
(granulasi) dan memberikan rasa A: Kerusakan Integritas
nyaman pada pasien. jaringan
P: Lanjutkan Intervensi
Kontrol infeksi
2. Risiko infeksi Senin, 07/10/19 Proteksi terhadap infeksi Jam 12 : 30
10.07 1. Mencuci tangan 6 langkah dalam 5 moment S : - Pasien mengatakan
Hasil : Mengurangi resiko infeksi masih merasakan nyeri.
12.00 1.Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan O: - Skala Nyeri 3 (Ringan)
lokal. - Luka tampak kemerahan
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala infeksi A: Resiko infeksi tidak terjadi
Dolor (Nyeri) Skala 3 (Ringan), Kalor (Panas) P: Lanjutkan Intervensi
Tidak ada, Tumor (Bengkak) Tidak ada , Rubor Proteksi terhadap
(Kemerahan) Tidak ada, Fungsi Laesa infeksi
(kehilangan funggsi) Tidak ada.
60
akibat prosedur.
Hasil :Menjelaskan pada pasien bahwa nyerinya
berada pada skala 3 (Ringan)
4.Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat
11.00 mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu
ruangan,pencahayaan,suara bising)
Hasil : Pasien merasa nyaman
62
No
Diagnosa Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
Dx
2. Risiko infeksi Senin, 07/10/19 Proteksi terhadap infeksi Jam 12 : 30
10.07 1. Mencuci tangan 6 langkah dalam 5 moment S : - Pasien
Hasil : Mengurangi resiko infeksi mengatakan masih
1.Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. merasakan nyeri.
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala infeksi O: - Skala Nyeri 3
12.00 Dolor (Nyeri) Skala 3 (Ringan), Kalor (Panas) (Ringan)
Tidak ada, Tumor (Bengkak) Tidak ada , Rubor - Luka tampak
(Kemerahan) Tidak ada, Fungsi Laesa (kehilangan kemerahan
funggsi) Tidak ada.
12.05 2. Monitor WBC A: Resiko infeksi tidak
Hasil : 9. 11 10^3/ul (4.00-10.0) terjadi
3.Memberikan perawatan luka pada area epidema P: Lanjutkan Intervensi
Hasil : membantu dalam proses penyembuhan dan Proteksi terhadap
memberikan rasa nyaman kepada pasien. infeksi
4. Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
Hasil : Luka tampak Kemerahan
(07.00 & 19.00) 5.Penatalaksanaan pemberian antibiotik Ceftriaxone 1
gram /12 jam/iv
Hasil: tidak ada tanda-tanda alergi
3. Nyeri Akut Selasa, 08/10/2019 Manajemen Nyeri Selasa, 08.10.2019
berhubungan 09:30 Wita 1. Melakukan Pengkajian nyeri yang komperhensif yang Jam: 14.00 Wita
dengan agen meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
cidera fisik (luka kualitas, atau beratnya nyeri dan faktor pencetus. S: Pasien Mengatakan
bakar) Hasil : nyeri berkurang
P: Luka bakar derajat 3 O : Skala Nyeri 3
63
cidera fisik frekuensi, kualitas, atau beratnya nyeri dan faktor Jam : 14 : 00 Wita
(luka bakar) pencetus.
Hasil : S: Pasien Mengatakan nyeri
P: Luka bakar derajat 3
Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk berkurang
R: Bokong
S: Skala 3 (Ringan) O : Skala Nyeri 3 (Ringan)
T: Saat bergerak
2. Mengobservasi adanya petunjuk nonverbal - Eskpresi wajah pasien
07:35 Wita mengenai ketidaknyamanan.
Hasil : Ekspresi wajah pasien tampak meringis. tampak meringis
3.Memberikan informasi mengenai nyeri, seperti
07:40 Wita penyebab nyeri,berapa lama nyeri akan dirasakan, - Pasien masih tampak
dan antisipasi dari ketidaknyaman akibat prosedur.
Hasil :Menjelaskan pada pasien bahwa nyerinya gelisah
berada pada skala 3 (Ringan)
07:42 Wita 4.Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat A : Nyeri Akut Belum teratasi
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu ruangan, pencahayaan, P : Lanjutkan Intervensi
suara bising)
Hasil : Pasien merasa nyaman Manajemen Nyeri
66
BAB III
pada Tn. “Y” dengan luka bakar termal di Ruangan Unit Luka Bakar RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo yang dimulai pada tanggal 7-12 Oktober 2019.
keperawatan.
A. Pengkajian
2. Survei Primer
a. Airway
Tn. Y.
68
b. Breathing
pasien.
perbaikan kondisi
c. Circulation
keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang
disebut sebagai fase awal atau fase syok. Hal ini dibuktikan
hangat.
d. Disability
atas.
e. Exposure
kulit karena suhu tinggi luka bakar dan syok hipovolemik. Uji
2010).
perbaikan kondisi.
3. Survei Sekunder
a. Keluhan utama
penyembuhan.
B. Diagnosa Keperawatan
cairan aktif
2. Risiko infeksi
1%.
dengan kasus dalam hal penegakan diagnosa pasien luka bakar yaitu
tersebut karena pasien sudah berada di fase lanjut yaitu fase yang
gejala tersebut serta pasien sudah berada di fase lanjut yaitu fase
Sudirohusodo.
C. Intervensi Keperawatan
tercapai. Pada perencanaan ini tidak jauh beda antara tinjauan teori
dan lingkungan.
D. Implementasi Keperawatan
prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori yang
dan udem.
2. Risiko infeksi
antibiotik.
E. Evaluasi
perubahan yang sangat berarti. Dan pada risko infeksi hasil WBC 9,11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pasien Tn. Y dengan diagnosa Thernal Burn Injury, maka dapat ditarik
“Y” data yang didapat yaitu: terdapat luka pada bokong derajat
B. Saran
1. Bagi Pendidikan
bio-psiko-sosial-kultural-spiritual.
4. Bagi Penulis
DAFTAR PUSTAKA
2019.
Boswick, John A., Jr. (1988). Perawatan Gawat Darurat. Jakarta : EGC.
86
USA: Lippincott
Grace, Pierce A. & Neil R. Borley. (2006). At a Glance Ilmu Bedah. Ahli
Bahasa dr. Vidia Umami.Editor Amalia S. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
EGC. Jakarta.
Lewis, G., Helmbach, D., and Gibran, N. (2012). evaluation of the Burn
Wound: Management Decisions Total Burn Care. Elsevier Ltd.
87
Majid Abdul & Prayogi S. Agus. (2013). Buku Pintar Perawatan Pasien
Luka Bakar. Gosyen Publishing : Yogyakarta.
Fakultas Kedokteran.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 12. EGC: Jakarta.
EGC.
http://www.google.co.id/url?q=http://www1.media.acehprov.go.id/up
loads/PENANGANAN_LUKA_BAKAR.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwjk