Di susun oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Laporan kegiatan komunitas ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis,Penulis
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya kepada para pembaca. Untuk kebaikan dan kesempurnaan tulisan
ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Rembang ,30 Agustus 2020
BAB I
PENDAHUAN
A. LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah kelompok virus yang biasanya terdapat pada
binatang. Terkadang, orang terinfeksi virus-virus ini, yang kemudian
menyebar ke orang lain, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV
dikaitkan dengan musang, sedangkan MERS-CoV ditularkan oleh unta.
Hewan penular COVID-19 belum bisa dipastikan sampai saat ini.(WHO,
2020)
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit
yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019.(WHO, 2020)
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari
setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain
gejala gangguan pernapasan akutseperti demam, batuk dan sesak napas.
Pada kasus yang berat dapat menyebabkanpneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. (Kementerian Kesehatan RI,
2019)
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari2020, Cina mengidentifikasi
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagaijenis baru
coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus
2019-nCoV berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar
wilayah Wuhan dannegara lain. Sampai dengan 26 Januari 2020, secara
global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian (CFR 3,1%).
Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan
Macau) dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian
di Provinsi Hebei, 1 kematian di Provinsi
Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2
kasus), Vietnam (2 kasus), Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1
kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3 kasus). Diantara kasus tersebut,
sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Sampai
dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia
ke manusia terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian
besar Kota Wuhan, China dan negara lain. (Kementerian Kesehatan RI,
2019)
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan
hasil rontgen menunjukkan infiltratpneumonia luas di kedua paru-paru.
Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagianbesar kasus di
Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang
seringberkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini,
penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti.(Kementerian
Kesehatan RI, 2019)
Berdasarkan data yang di peroleh dari berbagai sumber. Kami
tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas dalam Praktik
Belajar Lapangan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran tahun 2020 di
desadi RT 1 – 8 RW 2, Desa Kalimalang, Kelurahan Mertoyudan, Kab.
Magelang
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud tentang Coronavirus Disease-19 ?
b. Apa upaya pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19 ?
c. Bagaimana kuesioner untuk masyarakat terkait COVID-19 ?
d. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas di masyarakat terkait
COVID- 19 ?
e. Untuk mengetahui mengenai pembahasan masalah COVID-
19 di masyarakat dari diskusi kelompok ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang Coronavirus Disease-19
b. Untuk mengetahui programpemerintah Indonesia dalam
penanganan COVID-19
c. Untuk mengetahui mengenai rancangan kuesioner di masyarakat
terkait COVID-19
d. Untuk mengetahui mengenai asuhan keperawatan komunitas di
masyarakat terkait COVID-19
e. Untuk mengetahui mengenai pembahasan masalah COVID-19 di
masyarakat dari diskusi kelompok
D. MANFAAT
Laporan Praktil Belajar Lapangan ini diharapkan dapat erguna
untuk menambah pengetahuan, wawasan bagi pembaca mengenahi
Coronvirus Disiase 19 (COVID-19). Serta dapat menambah referensi
untuk profesi sejawat dalam pemberian asuhan keperwatan komunitas
khususnya terkait dengan COVID-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. CORONAVIRUS DISEASE-19
1. Definisi Coronavirus Disease 19
Corona virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ini pertama
kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan , ibu kota provinsi
Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan
pandemi yang berkelanjutan . Pada 6 Mei 2020, lebih dari 3,68 juta
kasus telah dilaporkan di 187 negara dan wilayah, yang mengakibatkan
lebih dari 257.000 kematian . Lebih dari 1,2 juta orang telah pulih.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan
penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Penularannya dari
hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia
sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana
penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang
muncul di Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar
hewan Huanan.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Coronaviridae dibagi menjadi dua
subkeluarga dibedakan berdasarkan serotype dan karakteristik genom.
Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus,
deltacoronavirus, dan gamma coronavirus.(Lam, Muravez, & Boyce,
2015)
2. Karakteristik COVID – 19
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat dan elips,
sering pleimorfik dengan diameter sekiar 50 – 200 mm. Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan
virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan
gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus
kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang)
(Wang, Qiang, & Ke, 2020)
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif
dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid
dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat,
detergen non- ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.
Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120 – 160
mm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya
adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada
6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus
OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness
Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus (MERS-CoV). (Susilo et al., 2020)
3. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus
Corona 2019 (yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi
COVID-19 didasarkan pada pemahaman sifat fisikokimia dari
penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah virus RNA positif
dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron
(corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan
glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga
Coronaviridae (ordo Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen
CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV),
Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus (gammaCoV).
Selanjutnya genus betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau
garis keturunan. Karakterisasi genom telah
menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen
alphaCoV dan betaCoV. Sebaliknya, spesies burung tampaknya
mewakili sumber gen deltaCoV dan gammaCoV. (Kementrian Dalam
Negri, 2013)
Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus,
yaitu kelompok virus yang menginfeksikan sistem pernapasan. Pada
sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia.
Middle – East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
4. Patofisiologi
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19
karena virus mengakses sel inang melalui enzim angiotensin-
converting enzyme 2 (ACE2), yang paling melimpah di sel - sel
alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein
permukaan khusus yang disebut "lonjakan" ( peplomer ) untuk
terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di
setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di
jaringan itu dan beberapa menyarankan bahwa penurunan aktivitas
ACE2 mungkin bersifat melindungi, meskipun pandangan lain adalah
bahwa peningkatan ACE2 menggunakan angiotensin II receptor
blocker obat- obatan bisa menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu
diuji. Seiring perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan
mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi.
SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan kegagalan pernafasan
melalui memengaruhi batang otak karena coronavirus lain telah
ditemukan menyerang sistem saraf pusat (SSP) . Sementara virus telah
terdeteksi dalam cairan otopsi serebrospinal, mekanisme pasti yang
digunakannya untuk menginvasi SSP masih belum jelas dan mungkin
pertama kali melibatkan invasi saraf perifer mengingat rendahnya
tingkat ACE2 di otak.
Virus ini juga mempengaruhi organ-organ pencernaan karena
ACE2 diekspresikan secara melimpah dalam sel-sel kelenjar epitel
lambung , duodenum dan rektum serta sel - sel endotel dan enterosit
dari usus kecil . Virus ini dapat menyebabkan cedera miokard akut dan
kerusakan kronis pada sistem kardiovaskular . Cedera jantung akut
ditemukan pada 12% orang yang terinfeksi dirawat di rumah sakit
di Wuhan, Cina, dan lebih sering pada penyakit parah. Tingkat
gejala kardiovaskular tinggi, karena respons inflamasi sistemik dan
gangguan sistem kekebalan tubuh selama perkembangan penyakit,
tetapi cedera miokard akut juga mungkin terkait dengan reseptor
ACE2 di jantung. Reseptor ACE2 sangat diekspresikan di jantung dan
terlibat dalam fungsi jantung. Insiden tinggi trombosis (31%) dan
tromboemboli vena (25%) telah ditemukan pada pasien ICU dengan
infeksi COVID-19 dan mungkin terkait dengan prognosis buruk.
Disfungsi pembuluh darah dan pembentukan gumpalan (seperti yang
disarankan oleh kadar D-dimer yang tinggi) dianggap memainkan
peran penting dalam mortalitas, insiden gumpalan yang
menyebabkan emboli paru , dan peristiwa iskemik dalam otak telah
dicatat sebagai komplikasi yang menyebabkan kematian pada pasien
yang terinfeksi SARS-CoV-2. Infeksi tampaknya memicu
rantai tanggapan vasokonstriktif dalam tubuh,
penyempitan pembuluh darah dalam sirkulasi paru juga telah
diajukan sebagai mekanisme di mana oksigenasi menurun bersamaan
dengan
presentasi pneumonia virus.
Penyebab kematian umum lainnya adalah komplikasi yang
berkaitan dengan ginjal SARS-CoV-2 secara langsung menginfeksi
sel-sel ginjal, seperti yang dikonfirmasi dalam penelitian post-mortem.
Cidera ginjal akut adalah komplikasi umum dan penyebab kematian;
ini lebih signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal yang sudah
terganggu, terutama pada orang dengan kondisi kronis yang sudah ada
sebelumnya seperti hipertensi dan diabetes yang secara spesifik
menyebabkan nefropati dalam jangka panjang.
5. Manifestasi Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C),
batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak
memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan
gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu
minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,
seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada
beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai
dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan
sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom
klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut sindrom
klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang
muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap
muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.
Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas
atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai
dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien
tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau
napas pendek.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak.
Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan
pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas
c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi
saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara
luar.(Yuliana, 2020)
(Yuliana, 2020)
8. Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari
terpapar virus penyebab. Pencegahan penularan dalam praktik
kehidupan sehari- hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat
dilakukan pada masyarakat :
● Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik.
Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alcohol 60 %, jika air dan sabun tidak tersedia.
● Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
belum dicuci.
● Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
● Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat
anda sakit atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan
banyak beraktifitas di luar.
● Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue.
Buang tissue pada tempat yang telah ditentukan.
● Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan
benda yang sering disentuh.
● Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan
penularan penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19.
Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk
melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai
dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus
dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan
lainnya.
● Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu,
karena selain dapat menambah beban secara ekonomi, penggunaan
masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan
dapat
membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan
lain yang sama pentingnya seperti hygiene tangan dan perilaku
hidup sehat.
Dalam (Kemenkes RI, 2020) BAB I Pasal 1 Ayat (1) disana tertera
bawasannya “Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan
tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sedemikianrupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)”.
Adapula pada BAB II Pasal 13 Ayat (1) dalam (Kemenkes RI, 2020)
menjelaskan bahwa:
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi :
a. Peliburan sekolah dan tempat kerja;
b. Pembatasan kegiatan keagamaan;
c. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
d. Pembatasan kegiatan social dan budaya;
e. Pembatasan moda transportasi; dan
f. Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
Dengan hormat,
Oleh sebab itu kami mohon partisipasi dari Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk melakukan
pengisian angket kami sesuai kondisi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri. Apabila
Bapak/Ibu/Sdra/i bersedia, dimohon untuk dapat memilih Ya pada kolom
dibawah. Atas perhatian serta kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i, saya ucapkan terima
kasih.
□ Ya
□ Tidak
FORM PENGKAJIAN
PETUNJUK PENGISIAN
3. Jika masih ada warga yang berkumpul, apakah warga sudah menjaga
jarak (± 1 meter)?
□ Ya
□ Tidak
2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir positif,
covid 19 tidak bisa masuk dalam tubuh kita?
□ Percaya
□ Tidak percaya
7. Jika ada ada anggota keluarga kalian yang memiliki tanda gejala
Covid-19 apa yang anda lakukan sesuai dengan
kepercayaan/keyakinan anda?
□ Di bawa ke tempat Pelayanan Kesehatan
□ Dibawa ke dukun
□ Di obati sendiri
□ Upaya lain (contoh: dipijit, jamu tradisional,
dll) Jika YA, Sebutkan......
D. LINGKUNGAN FISIK
1. Bagaimana kondisi iklim/cuaca di daerah anda ?
□ Kemarau
□ Tidak Menentu
□ Hujan
□ Lain-lain, sebutkan…..
□ Ada
□ Tidak
9. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala COVID- 19, apakah
anda sudah memiliki inisiatif untuk melaporkan ke petugas
kesehatan?
□ Ya
□ Tidak
11. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah
dari orang yang positif COVID-19 saat batuk atau bersin?
□ Ya
□ Tidak
14. Apakah dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain
dapat memutus rantai penularan COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak
15. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
atau menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan
COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak
18. Apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus
rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
19. Apakah anda sudah mengetahui etika batuk dan bersin dengan cara
menutup mulut dan hidup dengan tisu atau punggung tangan?
□ Ya
□ Tidak
20. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum
cuci tangan dapat memutus rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
□ Ya
□ Tidak
□ Iya
□ Tidak
F. EKONOMI
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi
COVID- 19 ini?
□ Ya
□ Tidak
3. Apakah anda memakai ALat Pelindung Diri seperti masker saat anda
bekerja untuk mencegah penularan Covid-19?
□ Ya
□ Tidak
H. REKREASI
1. Terkait dengan adanya pandemic Covid-19 bertepatan dengan bulan
Ramadhan dan Syawal, apakah anda ingin berpergian untuk mudik?
□ Iya
□ Tidak
2. Jika iya apakah anda wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari?
□ Iya
□ Tidak
□ Iya
□ Tidak
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 1 :
2. Usia
Tabel 2. Distribusi frekuensi usia Remaja Desa Tanjungan RT 01/
RW 01, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang
Usia Jumlah
Presentase
Usia 17 tahun 2 33,3%
Usia 18 tahun 2 33,3%
Usia 19 tahun 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 2 :
B. DATA GEOGRAFI
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?
Berdasarkan tabel 8 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi jarak antar rumah warga usia
remaja di Desa Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten
Rembang Jawa Tengah yang jarak antar rumah 1 meter/ lebih adalah
sebanyak 6 orang mempunyai jarak rumah lebih dari 1 M (100%)
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 9 :
Berdasarkan tabel 10 :
Dapat di ketahui distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul dengan
menjaga jarak (± 1 meter) adalah sebanyak 2 orang (33,3%) sedangkan
yang tidak menjaga jarak saat warga berkumpul (± 1 meter) adalah
sebanya 4 orang (33,3%)
4. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi
COVID- 19 ini, apakah warga sudah menggunakan masker?
Berdasarkan tabel 11 :
Distribusi frekuensi warga yang sudah menggunakan masker saat
berkumpul dalam kondisi pandemu covid-19 adalah sebanya 2 orang
(33,3%) dan yang tidak menggunakan masker saat berkumpul adalah
4orang (66,7%)
Berdasarkan tabel 13 :
Distribusi frekuensi tiap rumah di daerah tempat tinggal responden yang
menyediakan fasilitas cuci tangan dengan menggunakan air mengalir
adalah sebanyak 5 orang (83,3%) dan yang tidak menyediakan fasilitas
cuci tangan dengan air mengalir sebanyak 1 orang (16,7%)
Berdasarkan tabel 19 :
Disteribusi frekuensi responden yang mendapatkan informasi dari
pelayanan kesehatan terkait covid-19 sebanyak 5 orang (83,3%)
sedangkan yang tidak ada layanan kesehatan yang memberikan informasi
adalah sebanyak 1 orang (16,7%)
Distribusi hasil frekuensi bentuk informasi yang didapat oleh remaja warga desa
total 6 100%
Berdasarkan tabel 21 :
Berdasarkan tabel 22 :
Biasa aja
1 16,7%
total 6 100%
Berdasarkan tabel 23 :
Distribusi frekuensi respon warga usia remaja di Desa Tanjungan RT
01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah setelah
mendapatkan informasi tersebut adalah takut sebanyak 2 orang (33,3%)
Menerapkan informasi adalah 3 orang(50,0%). Dan yang biasa aja 1
(16,7%)
Ada 1 16,7%
Tidak Ada 5 83,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 24 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi ada tidaknya warga Dusun
usia remaja di Desa Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan
Kragan,Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang melakukan isolasi diri
yaitu ada sebanyak 1orang (16,7%) kemudian yang tidak ada 5 orang
(83,3%) .
10. Apakah yang anda lakukan jika menemukan tetangga anda
memiliki tanda dan gejala Covid-19?
Berdasarkan tabel 25 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi yang dilakukan oleh usia
remaja di Desa Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten
Rembang Jawa Tengah jika menemukan tetangga yang memiliki tanda dan
gejala Covid- 19, yaitu yang melapor ke petugas kesehatan sebanyak 2
orang (33,3%) kemudian yang membiarkan saja 1 orang (16,7%) dan yang
menghindari karena takut adalah sebanyak 3 orang (50,0%).
D. ETNIK/SUKU/BUDAYA/NILAI
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah
(sosial distance, psycial distance) dalam mencegah atau menangani
COVID-19?
Tabel 26. Distribusi frekuensi usia remaja di Desa Tanjungan RT
01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
yang yakin
Berdasarkan tabel 26 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi, usia remaja di Desa
Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang Jawa
Tengah yang yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (sosial
distance, psycial distance) dalam mencegah atau menangani COVID-19,
yaitu yang percaya dengan semua upaya pemerintah dalam mencegah atau
menangani COVID-19 sebanyak 4 orang (66,7%) dan kemudian yang
tidak sebanyak 2 orang (33,3%)
2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir
positif, Covid-19 tidak bisa masuk dalam tubuh kita?
Tabel 27. Distribusi frekuensi usia remaja di Desa Tanjungan RT
01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
yang percaya jika kita bahagia dan berfikir positif, covid 19 tidak
bisa masuk dalam tubuh kita
Yang percaya jika
kita bahagia dan berfikir
positif, Covid-19 tidak bisa
masuk
Berdasarkan tabel 27 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi usia remaja di Desa Tanjungan
RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang
percaya bahwa jika kita bahagia dan berfikir positif, Covid-19 tidak bisa
masuk dalam tubuh kita ada sebanyak 3 orang (50,0%) kemudian yang
tidak percaya ada 3 orang (50,0%)
3. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa
covid-19 akan hilang?
Tabel 28. Distribusi frekuens usia remaja di Desa Tanjungan RT
01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang i, Jawa Tengah
yang percaya bahwa Covid-19 akan hilang menurut keyakinan
agama masing- masing,
Yang percaya bahwa Covid-19
akan hilang menurut
keyakinan agama
masing-masing Jumlah Presentase
Percaya 6 100%
Tidak Percaya
Total 56 100%
Berdasarkan tabel 28 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang percaya bahwa Covid-19
akan hilang menurut keyakinan agama masing-masing ada sebanyak 6
orang (100%) kemudian yang tidak percaya 0 orang (0%)
Berdasarkan tabel 29 :
Yang dilakukan
menurut keyakinan
agama jika Jumlah Presentase
Covid-19 sudah ada di tetangga
Memberi dukungan doa 6 100%
Menjauhi karena takut
Berhati-hati dan berdoa
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 30 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang dilakukan warga
usia remaja di Desa Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan
Kragan,Kabupaten Rembang Jawa Tengah menurut keyakinan agama jika
Covid-19 sudah ada di tetangga responden yang memberi dukungan doa
sebanyak 6 orang (100%) .
6. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah
virus COVID- 19 di lingkungan anda?
Total 54 100%
Berdasarkan tabel 31 :
Berdasarkan tabel 32 :
Dapat diketahui Distribusi frekuensi yang dilakukan usia remaja di Desa
Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang Jawa
Tengah jika keluarga memiliki tanda dan gejala COVID-19 sesuai dengan
keyakinan/kepercayaan., yaitu dengan dibawa ke pelayanan kesehatan
sebanyak 4 orang (66,7%) dan sebanyak 1 orang (16,7%) memilih
dirawat dirumh sendiri (isolasi diri, diobati sendiri),dan dibawa
kepengobatan spiritual sebanyak 1 (16,7%).
Berdasarkan tabel 38 :
Mencuci tangan - -
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 39 :
Sudah 4 66,7%
Belum 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 40 :
Sudah 6 100%
Belum 0 0
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 43 :
Televisi/ Radio - -
Berdasarkan tabel 44 :
Berdasarkan tabel 46 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga mengakses/membuka
informasi dari website terkait covid 19 atau tidak, yaitu yang mengisi ya
sebanyak 1 orang (16,7%). Tidak sebanyak 5 orang (83,3%)
Berdasarkan tabel 47 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang aktif mengikuti
perkembangan berita terkait covid yaitu sebanyak 1 orang.(16,7%) dan
yang tidak mengikuti perkembangan berita terkait covid 19 sebanyak
5orang (83,3%)
Berdasarkan tabel 48 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mendapat
informasi mengenai tanda dan gejala terkait covid 19 sebanyak 5 orang
(83,3%) dan yang belum mendapat informasi mengenai tanda dan gejala
terkait covid 19 sebanyak 1orang (16,7%).
8. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala covid-19, apakah anda
sudah memiliki insiatif untuk melaporkan ke petugas kesehatan?
Jumlah presentase
Berdasarkan tabel 50 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi apakah Remaja di Desa
Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa
tengah sudah memiliki atau belum memiliki inisiatif untuk melapor ke
petugas kesehatan jika ada yang mengalami tanda dan gejala covid 19,
yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang (83,3%) dan 1 orang tidak
melapor (16,7).
Jumlah presentase
Sudah 4 66,6%
Belum 2 33,3%
Total 6 100%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 52 :
Dapat diketahui bahwa menurut warga Covid 19 ditularkan melalui udara
atau percikan air ludah dari orang yang positif Covid 19 saat batuk atau
bersin sebanyak 4orang (66,7%) dan yang lainya adalah 2 orang
(33,3%).
Sudah 4 66,7%
Belum 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 53 :
Berdasarkan tabel 54 :
13. Apakah dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain
dapat memutus rantai penularan COVID- 19?
Ya 2 33,3%
tidak 4 66,7%
total 6 100%
Berdasarkan tabel 56 :
14. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
atau menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan
COVID- 19?
Berdasarkan tabel 57 :
Berdasarkan tabel 58 :
Berdasarkan tabel 59 :
17. Apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus
rantai penularan COVID-19?
Ya 4 66,7%
Tidak 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 60 :
19. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum
cuci tangan dapat memutus rantai penularan COVID-19?
Tabel 62. Distribusi frekuensi pengetahuan Remaja di Desa
Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang,
Jawa Tengah mengenai Apakah dengan tidak menyentuh mata,
hidung, dan mulut sebelum cuci tangan dapat memutus rantai
penularan COVID-19
Ya 4 66,7%
Tidak 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 62 :
Ya 6 100%
Tidak - -
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 63 :
21. Apakah anda percaya virus corona akan mati saat anda berjemur?
Tabel 64. Distribusi frekuensi Remaja di Desa Tanjungan RT 01/RW
01,Kecamtan Kragan,Kabupaten Rembang , Jawa Tengah percaya
atau tidak virus corona akan mati saat berjemur
Ya 2 33,3%
Tidak 4 66,7%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 64 :
Berdasarkan tabel 65 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun
Kalimalang RT 05 RW 02, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah mengenai Apakah dengan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dapat mencegah tertularnya COVID-19, yang menjawab
ya sebanyak 5 orang (83,3%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1
orang (16,7%).
23. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh?
Tabel 66. Distribusi frekuensi pengetahuan Remaja di Desa
Tanjungan RT 01/RW 01, Kecamtan Kragan, Kabupaten Rembang ,
Jawa Tengah mengenai Apakah dengan olahraga dan istirahat
cukup dapat
meningkatkan system kekebalan tubuh
Ya 3 50,0%
Tidak 3 50,0%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 66 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun
Kalimalang RT 05 RW 02, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah mengenai Apakah dengan olahraga dan istirahat
cukup dapat meningkatkan system kekebalan tubuh, yang menjawab ya
sebanyak 3 orang (50,0%) dan yang menjawab tidak sebanyak 3 orang
(50,0%).
Iya 4 66,7%
Tidak 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 67 :
Iya 4 66,7%
Tidak 2 33,3%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 68 :
26. Bagaimana pendapat dan tindakan anda jika ada penderita yang
menginggal akibat Covid-19?
Tabel 69. Distribusi frekuensi pendapat dan tindakan Remaja di
Desa Tanjungan RT 01/RW 01,Kecamtan Kragan,Kabupaten
Rembang , Jawa Tengah jika ada penderita yang meninggal akibat
covid 19
Berdasarkan tabel 69 :
Ya 3 50,0%
Tidak 3 50,0%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 70 :
Ya 2 33,3%
Tidak 4 66,7%
Total 6 100%
Berdasarkan tabel 71 :
MASALAH YANG
MUNCUL
A. LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah kelompok virus yang biasanya terdapat pada binatang.
Terkadang, orang terinfeksi virus-virus ini, yang kemudian menyebar ke orang
lain, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV dikaitkan dengan
musang, sedangkan MERS-CoV ditularkan oleh unta. Hewan penular
COVID-19 belum bisa dipastikan sampai saat ini.(WHO, 2020)
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit
yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok,
bulan Desember 2019.(WHO, 2020)
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah
paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala
gangguan pernapasan akutseperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus
yang berat dapat menyebabkanpneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. (Kementerian Kesehatan RI, 2019)
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pada tanggal 7 Januari2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya tersebut sebagaijenis baru coronavirus (novel
coronavirus, 2019- nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan
dannegara lain. Sampai dengan 26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus
konfim di 10 negara dg 41 kematian (CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus
konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan Macau) dengan 41 kematian
(39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di Provinsi Hebei, 1 kematian di
Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2
kasus), Vietnam (2 kasus), Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1
kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3 kasus). Diantara kasus tersebut, sudah
ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Sampai dengan
24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia
terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar Kota
Wuhan, China dan negara lain. (Kementerian Kesehatan RI, 2019)
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltratpneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut
hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagianbesar kasus di Wuhan memiliki
riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang seringberkunjung ke Pasar
Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih
belum diketahui secara pasti.(Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Berdasarkan data yang di peroleh dari pengkajian yang dilakukan melalui
google form pada masyarakat Desa Kalimalang, Kelurahan Mertoyudan, Kab.
Magelang. Didapatkan data bahwa masyarakat Desa Kalimalang masih belum
mengetahui COVID-19 karena kurang terpapar informasi. Sehingga kelompok
PBL 2B menyusun intervensi dan kegiataan yaitu Pendidikan Kesehatan
Mengenai COVID-19 dan Jogo Tonggo.
B. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19
2. Khusus
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai apa itu COVID-19
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyebab COVID-19
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala
COVID-19
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan
COVID- 19
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan COVID-19
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai program Jogo Tonggo
C. SASARAN
Masyarakat Desa Kalimalang, Kelurahan Mertoyudan, Kab. Magelang
(Agregat dewasa dan remaja)
D. WAKTU DAN
TEMPAT Hari :
Rabu Tanggal :
Jam :
Tempat : Dirumah masing-
masing Metode :
E. PENGORGANISASIAN ACARA
1. Moderator : Siti Mariatul Kiftiah
2. Pemateri :
F. DESKRIPSI KERJA PANITIA
1. Moderator : Memandu jalannya acara
2. Pemateri : Menyampaikan dan memaparkan/ menjelaskan materi
3. Penjawab : Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh audience
4. Fasilitator : Melakukan evaluasi kegiatan
5. Notulen : Menulis hasil jalannya acara
6. Operator : Menyiapkan media yang akan diberikan pada audience
H. Setting tempat
Kegiatan dilakukan secara online
I. Susunan acara
NO SUSUNAN KEGIATAN WAKTU
1. Pembukaan 5 Menit
5. Diskusi 10 Menit
6. Evaluasi 5 Menit
7. Penutup 5 Menit
Foto bersama
J. Proses kegiatan
1. Pembukaan
2. Penayangan Video
3. Pemaparan Materi
4. Diskusi
5. Evaluasi
6. Penutup
K. Evaluasi
1. Struktur
Kelompok bertugas sesuai dengan perannya masing- masing dan saling
bekerja sama.
2. Proses
Kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan proses kegiatan dan susunan
acara yang telah dirancang. Ada beberapa kendala atau masalah yaitu :
- Masyarakat ada yang belum bisa mengikuti kegiatan ini karena
terkendala pada kuota, handphone, dan aplikasi. Sehingga solusinya,
kelompok mengirimkan materi dan media pendidikan kesehatan ke
group Whatsapp dan membuka sesi diskusi apabila ada yang ingin
bertanya atau ada yang ingin didiskusikan.
- Dalam proses kegiatan, walaupun dari awal sudah dibacakan aturan
dalam kegiatan oleh moderator namun ada beberapa audience yang
melanggar. Namun masih bisa dikondisikan.
Kegiatan berjalan lancar, beberapa kendala tersebut wajar terjadi dalam
kondisi pandemic ini karena semua serba online. Semua bisa dikondisikan
dan acara dapat diselesaikan.
3. Hasil
Acara terselenggara dengan lancar dan audience terlihat antusias dan
semangat sekali.
Dalam sesi diskusi ada 5 penanya dengan pertanyaan yang sangat menarik
dan dapat dijawab dengan baik oleh penjawab. Kemudian dalam sesi
evaluasi, audience juga dapat menjawab dengan baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa audience menerima materi yang telah disampaikan.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus
ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk diantaranya adalah kelelawar dan
unta. Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius
seperti MERS dan SARS. Sub-family virus corona dikategorikan kedalam empat
genus; α, β, ү, danan ō.
2. SARAN
Kementrian Dalam Negri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lam, N., Muravez, S. N., & Boyce, R. W. (2015). A comparison of the Indian
Health Service counseling technique with traditional, lecture-style
counseling. In Journal of the American Pharmacists Association (Vol. 55).
https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R.,
… Cipto, R. (2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur
Terkini Coronavirus Disease 2019 : Review of Current Literatures.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.
T.Heather Herdman, S. K. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.
Wang, Z., Qiang, W., & Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia
Control and Prevention. Hubei Science and Technology Press, 1–108.
Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur.
Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 187–192.