Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IFRS No.1 First Adoption Of IFRS

Oleh:

Siti Aisah
NIM 1911070334

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN


BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
BEKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021
1. PENDAHULUAN

International Financial Reporting Standar (IFRS) merupakan standar yang dibuat


oleh International Accountuing Standards Boards (IASB) memiliki tujuan yaitu untuk
memberikan keseragaman standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh
dunia. Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi
pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang
terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal,
mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan
modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.
Dewan Standar Akuntansi Internasional mengeluarkan IFRS 1 pada Juni 2003.
IFRS berlaku ketika entitas mengadopsi IFRS untuk pertama kalinya dengan pernyataan
kepatuhan yang eksplisit dan tanpa syarat terhadap IFRS. Secara umum, IFRS
mengharuskan entitas untuk mematuhi setiap IFRS yang berlaku efektif pada akhir
periode pelaporan IFRS pertamanya. Secara khusus, IFRS mengharuskan entitas untuk
melakukan hal berikut dalam laporan posisi keuangan IFRS pembuka yang disiapkannya
sebagai titik awal untuk akuntansinya berdasarkan IFRS:
 mengakui semua aset dan liabilitas yang pengakuannya disyaratkan oleh SAK;
 tidak mengakui item sebagai aset atau liabilitas jika IFRS tidak mengizinkan
pengakuan tersebut.
 mereklasifikasi item yang diakui berdasarkan GAAP sebelumnya sebagai satu jenis
aset, kewajiban, atau komponen ekuitas, tetapi merupakan jenis aset yang berbeda.
kewajiban atau komponen ekuitas berdasarkan SAK; dan
 menerapkan SAK dalam mengukur semua aset dan kewajiban yang diakui.

Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan keuangan global,


yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia (global market). Firma
akuntansi big four mengatakan bahwa banyak klien mereka yang telah mengadopsi
IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global. Dengan
kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia
akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi lintasnegara.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan saat pertama kali memakai IFRS
adalah kesiapan dari akunting perusahaan agar segera mengupdate pengetahuannya tentang
IFRS sehubungan dengan perubahan SAK. Akuntan Manajemen/ Perusahaan dapat
mengatisipasi dengan segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang
bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajemen/ Perusahaan, melakukan gap
analysis, dan menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan proyek
lainnya untuk optimalisasi sumber daya, dikarenakan dalam IFRS terdapat beberapa hal
besar perbedaan dibandingkan dengan prinsip yang saat ini berlaku, antara lain :

Penggunaan Fair-value Basis dalam penilaian aktiva, baik aktiva tetap, saham, obligasi dan
lain-lain, sementara sampai dengan saat ini penggunaan harga perolehan masih menjadi
basic mind akuntansi Indonesia. Sayangnya IFRS sendiri belum memiliki definisi
dan petunjuk yang jelas dan seragam tentang pengukuran berdasarkan nilai wajar.

Jenis laporan keuangan berdasarkan PSAK terdiri dari 4 elemen (Neraca, Rugi-Laba dan
Perubahan Ekuitas, Cashflow, dan Catatan atas Laporan keuangan). Dalam draft usulan
IFRS menjadi 6 elemen (Neraca, Rugi-Laba Komprehensif, Perubahan Ekuitas, Cashflow,
Catatan atas Laporan keuangan, dan Neraca Komparatif). Penyajian Neraca dalam IFRS
tidak lagi didasarkan pada susunan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas, tapi dengan urutan
Aktiva dan Kewajiban usaha, Investasi, Pendanaan, Perpajakan dan Ekuitas. Laporan
Cashflow tidak disajikan berdasarkan kegiatan Operasional, Investasi dan Pendanaan,
melainkan berdasarkan Cashflow Usaha (Operasional dan investasi), Cashflow
perpajakan dan Cashflow penghentian usaha.

2. Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat

IAI 2011: IFRS Internasional Financial Accounting Standard adalah Suatu upaya
untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keungan intern perusahaan untuk
periode-periode yang dimasukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang : commit to user 13
1) Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode
yang disajikan.
2) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada
IFRS.
3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.

Manfaat dari adanya suatu standar global:


1) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
2) Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik.
3) Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi
4) Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat
mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Standar akuntansi
internasional IAS adalah standar yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang
dapat menjembatani perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan
multinasional.

3. Penyesuaian yang diperlukan dalam menyusun laporan posisi keuangan awal


menurut standar pelaporan keuangan Internasional

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS
adalah :
1) Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi
2) Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih
3) Employee benefits
4) Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uasng asing, muhibah
(goodwill), dan penyesuain nilai wajar
5) Instrument keuangan termasuk akuntansi lindung nilai (hedging)

Dalam menyajikan laporan posisi keuangan IFRS pembuka ini, kebijakan akuntansi
yang digunakan sebuah entitas mungkin berbeda dengan yang digunakan pada tanggal yang
sama menggunakan GAAP sebelumnya. Hal ini akan menghasilkan adjustment yang akan
diakui secara langsung dalam laba ditahan pada tanggal transisi. (karena adjustment tersebut
dihasilkan dari kejadian dan transaksi sebelum tanggal transisi IFRS). Ada beberapa hal
yang dibebaskan dalam IFRS 1 yang tidak harus diterapkan retrospektif. Beberapa hal
tersebut adalah:

 Kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis (IFRS 3) tidak diterapkan secara retrospektif karena (a) Kombinasi
bisnis menghasilkan klasifikasi yang sama (contoh Akuisisi, penyatuan kepentingan)
seperti Laporan keuangan dalam GAAP sebelumnya. (2) Semua asset dan kewajiban
telah diakui. (3) Item-item yang tidak memenuhi IFRS harus dikeluarkan dari
laporan posisi keuangan IFRS pembuka, contohnya aset tak berwujud yang
sebagiannya tidak sesuai dengan persyaratan IFRS dapat direklasifikasi
sebagai goodwill. Dan (4) Nilai tercatat goodwill dalam laporan posisi keuangan
IFRS pembuka adalah sama dengan nilai tercatat berdasarkan GAAP sebelumnya.
 Aset tetap
Aset tetap (IAS 16) dikecualikan karena entitas dapat melakukan revaluasi
menggunakan GAAP sebelumnya sebagai deemed cost nya (deemed cost adalah nilai
yang digunakan sebagai pengganti untuk beban dan beban depresiasi pada tanggal
yang ditentukan). Pengecualian ini juga berlaku untuk Properti Investasi (IAS 40)
dan aset tak berwujud yang memenuhi kriteria revaluasi di IAS 38.
 Imbalan kerja
Berdasarkan IAS 19, sebuah entitas dapat memutuskan menggunakan pendekatan
koridor dan pendekatan komprehensif lainnya dalam mengukur kuntungan/kerugian
aktuarial. Pendekatan koridor sudah terdapat dalam GAAP sebelumnya sehingga
dikecualikan.
 Perbedaan translasi kumulatif
Sesuai dengan IAS 21, pengecualiaan ini menyatakan bahwa perbedaan translasi
kumulatif untuk semua operasi luar negeri dianggap nihil pada tanggal transisi.
 Instrumen keuangan majemuk
Contoh instumen keuangan majemuk adalah convertible bond. IAS 32
mensyaratkan convertible bond dipisah (mana yang menjadi bagian ekuitas dan mana
yang menjadi bagian liabilitas). Jika komponen liabilitasnya tidak lagi beredar pada
tanggal transisi maka pemisahan tersebut tidak diperlukan lagi.
 Penentuan instrumen keuangan yang diakui sebelumnya Berdasarkan IAS 39, ketika
instrumen keuangan diakui pertamakalinya, mereka harus ditentukan sebagai asset
keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi atau sebagai tersedia untuk dijual. Sebuah entitas dapat menggunakan
penentuan tersebut pada tanggal transisi
 Transaksi Pembayaran berbasis saham
Entitas tidak disarankan untuk menerapkan IFRS 2 untuk (1) instrumen ekuitas yang
yang diperoleh dan berakhir (vested) sebelum tanggal transisi IFRS; dan (2) liabilitas
yang muncul dari transaksi berbasis saham yang diselesaikan sebelum tanggal
transisi IFRS.

Selain dari yang dibebaskan di atas, ada juga yang dilarang oleh IFRS untuk diterapkan
retrosepktif yaitu:

1. Penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan. IAS 39 diterapkan


retrosepktif sejak 1 Januari 2001 (tanggal efektif). Itu artinya bahwa aset keuangan
dan kewajiban keuangan yang dihentikan pengakuannya berdasarkan GAAP
sebelumnya sebelum tanggal ini tidak boleh diakui.
2. Akuntansi lindung nilai. Akuntansi lindung nilai hanya diterapkan sejak tanggal
transisi IFRS.
3. Estimasi. Estimasi yang dilakukan berdasarkan IFRS pada tanggal transisi harus
sama dengan estimasi berdasarakn GAAP sebelumnya, kecuali jika ada bukti
objektif bahwa estimasi tersebut adalah error.

Sebagai akibat transisi tersebut, entitas juga diharuskan mengungkapkan dampak


perubahan yang terjadi dalam laporan keuangannya. Entitas harus menjelaskan dampak
transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas dengan menyediakan rekonsiliasi ekuitas dan laba rugi.

3. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah mengenai bagaimana memilih kebijakan akuntansi.


IAS 8/PSAK 25 ini mengatur hirerarki atau urutan acuan yang perlu kita ikuti dalam rangka
memilih suatu kebijakan akuntansi.
Ada beberapa ketentuan yang harus ditaati sebelum merubah kebijakan
akuntansi yang ada :

 Dalam kondisi terdapat standar akuntansi yang mengatur secara spesifik mengikuti
ketentuan yang ditetapkan dalam standar tersebut. Namun ketentuan dalam paragraf
selanjutnya memberikan sedikit kelonggaran yaitu diijinkan untuk tidak mengikuti
ketentuan dalam suatu standar dalam kondisi dampak penerapannya tidak
material dan tidak dimaksudkan untuk mencapai tujuan suatu penyajian teretentu
yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pelaporan keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berisi informasi relevan dan andal.
 Dalam kondisi tidak terdapat standar akuntansi yang mengatur secara spesifik Jika
tidak terdapat standar akuntansi yang secara spesifik mengatur transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, maka mangement dari perusahaan
tersebut diberikan kewenangan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri
untuk menentukan kebijkan akuntansi bagi transaksi tersebut. Kebijakan akuntansi
yang dipilih harus menghasilkan informasi yang relevan dan andal dengan beberapa
kriteria sebagaimana disebutkan dalam paragraf diatas. Ketentuan ini memperjelas
arti pentingnya pencapaian tujuan dibuatnya standar akuntansi yaitu
untukmenghasilkan informasi yang relevan dan andal.

4. Periode Pelaporan

Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal nearaca untuk laporan


keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai
dengan IFRS. Laporan keuangan disusun sekurang-kurangnya sekali dalam satu
tahun. Jika entitas mengubah periode pelaporan dan menyusun laporan keuangan untuk
periode yang bukan satu tahun, entitas harus mengungkapkan alasan perubahan itu dan
menegaskan bahwa jumlah – jumlah yang disajikan tidak sepenuhnya dapat
dibandingkan.
5. PENGECUALIAN MANDATORI TERHADAP PENERAPAN BERLAKU SURUT
STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL LAINNYA.

Tahun pertama perusahaan menerapkan IFRS memberikan kejadian unik ketika


akan melaporkan laporan keuangan di tahun tersebut, karena persyaratan transisi dari
IFRS 1, laporan keuangan untuk setidaknya satu tahun sebelum pergeseran yang
tersedia di bawah dua set standar akuntansi: GAAP lokal dan IFRS. Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan Indonesia bergeser ke IFRS pada tahun 2009, itu diperlukan
untuk menyajikan laporan keuangan komparatif retrospektif disesuaikan dengan
IFRS untuk setidaknya satu tahun sebelum tahun 2009, yaitu untuk tahun 2008. Dalam
hal ini, laporan keuangan penuh 2008 yang tersedia di bawah kedua PSAK Indonesia dan
IFRS, termasuk neraca pembukaan. Hal ini memungkinkan untuk perbandingan dan
identifikasi perbedaan antara mereka. Namun, perbandingan itu tidak
sepenuhnya tepat sebagai IFRS 1 dipersalahkannya pengecualian tertentu dan
pembebasan. Dalam aplikasi retrospektif, SAK efektif pada tanggal pelaporan
sepenuhnya diterapkan, tidak termasuk pengecualian wajib dan pengecualian
opsional. Pengecualian dan pembebasan dari IFRS 1 adalah satu kali perawatan yang
mungkin tidak mewakili aplikasi yang sedang berlangsung dari SAK.
Pengecualian mengacu pada kebijakan akuntansi yang tidak retrospektif karena
mereka biasanya akan membutuhkan pengecualian, pada gilirannya, memberikan
perlakuan akuntansi beberapa alternatif yang tersedia secara opsional.

6. PENGECUALIAN OPSIONAL DARI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN


INTERNASIONAL LAINNYA.

Sebuah Entitas juga harus membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka pada
tanggal transisi IFRS. Tanggal transisi IFRS adalah awal periode dimana sebua entitas
menyajikan informasi komparatif berdasarkan IFRS dalam laporan keuanga IFRSnya.
Sebagai contoh, bila berdasarkan target IAI Indonesia akan full convergence
pada 1 Januari 2012, itu artinya pada laporan keuangan akhir tahunnya per 31 Desember
2012 semua perusahaan di Indonesia harus membuat laporan keuangan
komparatif per 31 Desember 2011 juga, dan juga harus menyajikan laporan posisi
keuangan (hanya laporan posisi keuangan saja) pada awal periode komparatif yaitu per 1
Januari 2011. Sehingga dalam contoh ini tanggal transisi IFRS adalah tanggal 1 Januari
2011 (dalam IFRS 1, tanggal ini disebut dengan laporan posisi keuangan IFRS pembuka
(opening IFRS statement of financial position)).Penerapan mundur ini disebut
dengan istilah retrospektif.

7. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Basis penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial


statements) diatur dalam IAS 1 yang sebagian besar ketentuannya diadopsi di
Indonesia menjadi PSAK 1. Laporan keuangan bertujuan umum, selanjutnya disebut
laporan keuangan, adalah laporan keuangan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang tidak berada dalam posisi untuk meminta entitas
menyiapkan laporan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Semua laporan
keuangan harus disajikan dan dipandang sama pentingnya. Penerapan IFRS/SAK
dengan pengungkapan tambahan yang diperlukan seharusnya akan menghasilkan
laporan keuangan yang menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar berarti menggambarkan secara apa
adanya (jujur) dampak transaksi, kejadian, serta kondisi lainnya sesuai dengan definisi
dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan beban yang dinyatakan dalam
Kerangka Konseptual.

PENERAPAN IFRS PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK


Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) dalam Pelaporan Keuangan
PT Adhi Karya Tbk
Laporan keuangan konsolidasian ini disajikan sesuai dengan Standar
AkuntansiKeuangan(“SAK”) di Indonesia yang ditetapkan oleh Dewan Stadar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam)-Lembaga Keuangan No. VIII.G.7 lampiran Surat Keputusan No.
KEP- 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Penerapan dari perubahan interpretasi standar
akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014, tidak menyebabkan
perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Grup dan tidak memberikan dampak yang
material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan konsolidasian :
- ISAK 27 (revisi 2013) “Pengalihan aset daripelanggan”
- ISAK 28 (revisi 2013) “Pengakhiran liabilitas keuangan dengan instrumen Ekuitas”
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55
(Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui
sesuai dengan kebijakan akuntansi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Baru
Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014 sebagai berikut:
 PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan”
 PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri”
 SAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan venturanbersama”
 PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”
 PSAK 46 (revisi 2014) “Pajak penghasilan”
 PSAK 48 (revisi 2014) "Penurunan nilai”
 PSAK 50 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Penyajian”
 PSAK 55 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
 PSAK 60 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Pengungkapan”
 PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian”
 PSAK 66 “Pengaturan bersama”
 PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain”
 PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar”
 ISAK 26 (revisi 2014) “Penilaian ulang derivative”
 Pencabutan PSAK 12 (revisi 2009) “Bagian partisipasi ventura bersama”
 Pencabutan ISAK 12 "Pengendalian bersama entitas: Kontribusi non moneter oleh
venturer"
 Pencabutan ISAK 7 "Konsolidasi entitas bertujuan khusus"

Revisi, standar baru dan pencabutan atas standar di atas akan berlaku efektif pada tahun
buku yang dimulai 1 januari 2015 dan penerapan dini tidak diperkenankan.
PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

2.c. Pernyataan dan Interpretasi Standar 2.c. New and Revised Statements and
Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Interpretation of Financial Accounting
Efektif pada Tahun Berjalan Standards Effective in the Current Year
Berikut adalah standar baru, perubahan atas The following are new standards,
standar dan interpretasi standar yang telah amendments of standards and interpretation
diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif of standard issued by DSAK-IAI and
untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 effectively applied for the period starting on or
Januari 2015, yaitu: after January 1, 2015, as follows:
- PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian - PSAK No. 1 (Revised 2013) “Presentation
Laporan Keuangan” of Financial Statements”
- PSAK No. 4 (Revisi 2013) “Laporan - PSAK No. 4 (Revised 2013) “Separate
Keuangan Tersendiri” Financial Statements”
- PSAK No. 15 (Revisi 2013) “Investasi pada - PSAK No. 15 (Revised 2013) “Investment
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” in Associates and Joint Ventures”
- PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja” - PSAK No. 24 (Revised 2013) “Employee
Benefits”
- PSAK No. 46 (Revisi 2014) “Pajak - PSAK No. 46 (Revised 2014) “Income
Penghasilan” Taxes”
- PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai - PSAK No. 48 (Revised 2014) “Impairment
Aset” of Assets”
- PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen - PSAK No. 50 (Revised 2014) “Financial
Keuangan: Penyajian” Instruments: Presentation”
- PSAK No. 55 (Revisi 2014) “Instrumen - PSAK No. 55 (Revised 2014) “Financial
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” Instruments: Recognition and
Measurement”
- PSAK No. 60 (Revisi 2014) “Instrumen - PSAK No. 60 (Revised 2014) “Financial
Keuangan: Pengungkapan” Instruments: Disclosure”
- PSAK No. 65 “Laporan Keuangan - PSAK No. 65 “Consolidated Financial
Konsolidasian” Statements”
- PSAK No. 66 “Pengaturan Bersama” - PSAK No. 66 “Joint Arrangements”
- PSAK No. 67 “Pengungkapan Kepentingan - PSAK No. 67 “Disclosure of Interests in
Dalam Entitas Lain” Other Entities”
- PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar” - PSAK No.68 “Fair Value Measurement”
- ISAK No. 26 (Revisi 2014) “Penilaian Kembali - ISAK No. 26 “Reassessment of Embedded
Derivatif Melekat” Derivatives

Berikut ini adalah dampak atas perubahan The following is the impact of the
standar akuntansi diatas yang relevan dan amendments in accounting standards that are
signifikan terhadap laporan keuangan relevant and significant to the consolidated
konsolidasian Grup: financial statements of the Group:

 PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan  PSAK No. 1 (Revised 2013) “Presentation
keuangan”. of financial statements”.
PSAK No.1 (Revisi 2013) mengatur PSAK No. 1 (Revised 2013) has introduce
perubahan dalam format serta revisi judul changes in the format and revision of the
laporan. Dampak signifikan perubahan dari title of the report. The significant impact of
standar akuntansi tersebut terhadap Grup changes of this accounting standar to the
adalah: Group:

- Perubahan nama laporan yang - Change of report title which previously


sebelumnya adalah “Laporan Laba Rugi named “Statement of Comprehensive
Komprehensif” menjadi “Laporan Laba Income” become “Statement of Profit or
Rugi dan Penghasilan Komprehensif Loss and Other Comprehensive
Lain”; Income”;

d6/February 5, 2014 13 paraf:


PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

- Adanya persyaratan penyajian - Requirement for the presentation of


penghasilan komprehensif lain yang other comprehensive income are
dikelompokkan menjadi (a) pos-pos yang grouped into (a). items that will not be
tidak akan direklasifikasi ke laba rugi; dan reclassified to profit or loss; and (b).
(b) pos-pos yang akan direklasifikasi ke items that will be reclassified to profit or
laba rugi. loss.

Standar ini berlaku retrospektif dan oleh This standard is applied retrospectively
karenanya informasi pembanding tertentu and therefore certain comparative
telah disajikan kembali. information have been restated.

 PSAK No. 4 (Revisi 2013) “Laporan  PSAK No. 4 (Revised 2013) “Separate
Keuangan Tersendiri”. Financial Statements”
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated
Keuangan Konsolidasian dan Laporan and Separate Financial Statements” has
Keuangan Tersendiri” telah revisi dan diubah been revised and re-titled into PSAK No. 4
namanya menjadi PSAK No. 4 (Revisi 2013) (Revised 2013) “Separate Financial
“Laporan Keuangan Tersendiri” yang menjadi Statements” which became a standard only
suatu standar yang hanya mengatur laporan deals with requirement for separate
keuangan tersendiri. Panduan yang telah ada financial statements. The existing guidance
untuk laporan keuangan tersendiri tetap tidak for separate financial statements remains
diubah. unchanged.

 PSAK No.15 (Revisi 2013) “Investasi pada  PSAK No. 15 (Revised 2013) “Investment
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” in Associates and Joint Ventures”
PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi pada PSAK No. 15 (Revised 2009) “Investments
Entitas Asosiasi” telah direvisi dan diubah in Associates” has been revised and re-
namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), titled into PSAK 15 (Revised 2013)
“Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura “Investments in Associates and Joint
Bersama”. Standar ini mengatur ketentuan Ventures”. This standard sets out the
mengenai penerapan metode ekuitas sebagai requirements for the application of the
metode akuntansi untuk investasi pada equity method when accounting for
entitas asosiasi dan ventura bersama. investments in associates and joint
ventures.

Standar ini mendefinisikan “pengaruh It defines “significant influence”, provides


signifikan”, memberikan panduan mengenai guidance on how the equity method of
bagaimana metode ekuitas diterapkan dan accounting is to be applied and prescribes
menetapkan bagaimana investasi pada how investments in associates and joint
entitas asosiasi dan ventura bersama diuji ventures should be tested for impairment.
penurunan nilainya.

Penerapan standar revisi ini tidak The adoption of the revised standard had
memberikan pengaruh material terhadap no material effect to the consolidated
laporan keuangan konsolidasian. financial statements.

 PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”.  PSAK No. 24 (Revised 2013) “Employee
Benefits”.
PSAK ini mengubah beberapa ketentuan This PSAK amending some accounting
akuntansi terkait program imbalan pasti. provisions related to defined benefit plans.
Perubahan utama mencakup penghapusan The key amendments include elimination of
“pendekatan koridor”, modifikasi akuntansi the “corridor approach”, modification of
untuk pesangon dan penyempurnaan accounting for termination benefits and
ketentuan mengenai pengakuan, penyajian improvement of the recognition,
dan pengakuan untuk program imbalan kerja presentation and disclosure requirements
imbalan pasti. for defined benefit plans.

d6/February 5, 2014 14 paraf:


PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

Perubahan ketentuan yang berdampak pada Aman provisions that impacting the Group's
laporan keuangan konsolidasian Grup antara consolidated financial statements are as
lain sebagai berikut: follows:
a. pengakuan keuntungan (kerugian) a. the recognition of actuarial gains
aktuaria melalui penghasilan (losses) through other
komprehensif lain. comprehensive income.
b. semua biaya jasa lalu diakui sebagai b. all past service cost is recognized as
beban pada tanggal yang lebih awal an expense at the earlier date when
antara ketika amandemen/kurtailmen the amendment/curtailment program
program terjadi atau ketika entitas occurs or when the entity recognizes
mengakui biaya terkait restrukturisasi related restructuring costs or
atau pesangon. Sehingga biaya jasa lalu severance. So the cost has not been
yang belum vested tidak lagi dapat vested past service can no longer be
ditangguhkan dan diakui sepanjang deferred and recognized over the
periode vesting. vesting period.
c. beban bunga dan imbal hasil aset c. interest expense and returns on plan
program yang digunakan dalam PSAK assets used in the previous PSAK
No. 24 terdahulu diganti dengan konsep No. 24 is replaced by the concept of
bunga neto, yang dihitung dengan net interest, which is calculated using
menggunakan tingkat diskonto liabilitas a discount rate net defined benefit
(aset) neto imbalan pasti pada awal liabilities (assets) at the beginning of
setiap periode pelaporan tahunan. each annual reporting period.

Perubahan ini diterapkan secara retrospektif This amendments have been applied
(kecuali perubahan nilai tercatat aset yang retrospectively (except for changes to the
mencakup biaya imbalan kerja dalam nilai carrying value of assets that include
tercatatnya) dan dampak perubahan dari employee benefit costs in the carrying
standar ini dijelaskan pada Catatan 49. amount) and the effect of the revised
standard is presented in Note 49.

 PSAK No. 46 (Revisi 2013) “Pajak  PSAK No. 46 (Revised 2013) “Income
Penghasilan” Taxes”
PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan This PSAK No. 46 (Revised 2013)
penekanan pada pengukuran pajak emphasize on measurement of deferred tax
tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai on assets measured at fair value, assuming
wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah that the carrying amount of the assets will
tercatat aset akan dipulihkan melalui be recovered through sales. In addition,
penjualan. Selain itu, standar ini juga this standard also removes provision on
menghilangkan pengaturan tentang pajak final tax.
final.

Penerapan standar revisi ini tidak The adoption of the revised standard had
memberikan pengaruh material terhadap no material effectt to the consolidated
laporan keuangan konsolidasian. financial statements.

 PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai  PSAK No. 48 (Revised 2014) “Impairment
Aset” of Assets”
Perubahan dalam PSAK No. 48 (Revisi Changes in PSAK No. 48 (Revised 2014),
2014), terutama berkaitan dengan perubahan mainly to incorporate the changes in
definisi dan pengaturan nilai wajar definition and requirements of fair value as
sebagaimana diatur dalam PSAK No. 68. governed in PSAK No. 68.

Penerapan standar revisi ini tidak The adoption of the revised standard had
memberikan pengaruh material terhadap no material effect to the consolidated
laporan keuangan konsolidasian. financial statements.

d6/February 5, 2014 15 paraf:


PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

 PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen  PSAK No. 50 (Revised 2014) “Financial
Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi Instrument: Presentation”, PSAK No. 55
2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan (Revised 2014) “Financial Instrument:
Pengukuran”, dan PSAK No. 60 (Revisi 2014) Recognition and Measurement”, and PSAK
“Instrumen Keuangan: Pengungkapan” No. 60 (Revised 2014) “Financial
Instrument: Disclosures”

Perubahan pada ketiga PSAK ini, terutama The amendment of these PSAKs mainly
merupakan penyesuaian akibat related to the changes as an impact the
diterbitkannya PSAK No. 68 mengenai nilai issuance of PSAK No. 68 concerning fair
wajar. value.

PSAK No. 50 (Revisi 2014) menghapus PSAK No. 50 (Revised 2014) removing
pengaturan pajak penghasilan yang terkait arrangement of income tax related to
dengan dividen dan akan mengacu pada dividend and will refer to PSAK No. 46.
PSAK No. 46. Selain itu, PSAK No. 50 Furthermore, PSAK No. 50 (Revised 2014)
(Revisi 2014) memberikan pengaturan provides more specific arrangement
(pedoman aplikasi) yang lebih spesifik terkait (application guidelines) related to the
kriteria untuk melakukan saling hapus dan criteria for offsetting and net settlement of
penyelesaian neto aset dan liabilitas financial asset and financial liability.
keuangan.

Perubahan PSAK No. 55 (Revisi 2014) The changes in PSAK No. 55 (Revised
mengatur tentang pengukuran dan 2014) deals with measurement and
reklasifikasi derivatif melekat, pengaturan reclassification of embedded derivative,
kriteria dan penghentian instrumen lindung arrangement of criteria and derecognition
nilai, serta pengaturan tanggal pencatatan of hedging instrument, and arrangement of
instrumen keuangan. date of recording financial instrument.
PSAK No. 60 (Revisi 2014) mengatur PSAK No. 60 (Revised 2014) deals with
pengungkapan tambahan terkait nilai wajar, additional disclosures relates to the fair
saling hapus aset dan liabilitas keuangan, value, offetting financial asset and liability,
serta pengalihan aset keuangan. and transfers of financial assets.

Grup telah menerapkan PSAK-PSAK ini dan The Group had adopting these PSAKs and
telah melengkapi persyaratan pengungkapan had completed the required disclosures
yang diminta. requirements.

 PSAK No. 65 “Laporan Keuangan  PSAK No. 65 “Consolidated Financial


Konsolidasian”. Statements”.
Standar ini mengganti semua pedoman This standard replaces all of the guidance
mengenai pengendalian dan konsolidasi on control and consolidation in PSAK No. 4
dalam PSAK No. 4 (Revisi 2009) dan ISAK (Revised 2009) and ISAK No.7. The core
No.7. Prinsip dasar bahwa suatu entitas principle that a consolidated entity presents
konsolidasian menyajikan suatu induk dan a parent and its subsidiaries as if they are a
entitas-entitas anaknya seolah-olah single economic entity remains unchanged,
merupakan satu entitas ekonomi tunggal, as do the consolidation procedures.
beserta prosedur konsolidasinya, tidak
berubah.

PSAK 65 memperkenalkan suatu model PSAK 65 introduces a single consolidation


konsolidasi tunggal yang menggunakan model that identifies control as the basis for
pengendalian sebagai dasar untuk consolidation for all types of entities, where
mengkonsolidasikan seluruh jenis entitas, control is based on whether an investor has
dimana pengendalian didasarkan pada power over the investee, exposure / rights
apakah suatu investor memiliki kekuasaan to variable returns from its involvement with

d6/February 5, 2014 16 paraf:


PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

atas investee, eksposur/hak atas imbal hasil the investee and the ability to use its power
variabel dari keterlibatannya dengan investee over the investee to affect the amount of
serta kemampuannya menggunakan the returns.
kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi jumlah imbal hasil.

Standar baru ini juga mencakup pedoman The new standard also includes guidance
mengenai hak subtantif dan protektif serta on subtantive and protective rights and on
mengenai hubungan prinsipal-agen. agent-principal relationships.

Penerapan PSAK No. 65 ini tidak The adoption of the PSAK No. 65 has no
memberikan pengaruh terhadap laporan impact to the consolidated financial
keuangan konsolidasian pada penerapan statements upon initial adoption, as its
awal, karena lingkup konsolidasi tetap tidak scope of consolidation remains unchanged.
berubah.

 PSAK No. 66 “Pengaturan Bersama”  PSAK No. 66 “Joint Arrangements”


Standar ini (yang menggantikan PSAK No.12 This standard (that replaces PSAK No 12
(revisi 2009) dan ISAK No. 12) (revised 2009) and ISAK No. 12) introduces
memperkenalkan terminologi “pengaturan terminology “joint arrangement”. This
bersama”. Standar ini mengharuskan satu standard requires a party to a joint
pihak dalam suatu pengaturan bersama arrangement to determine the type of joint
untuk menentukan jenis pengaturan bersama arrangement in which it is involved by
dengan menilai hak dan kewajibannya, dan assessing its rights and obligations, and
kemudian mempertanggungjawabkan hak then account for those rights and
dan kewajibannya tersebut sesuai dengan obligations in accordance with that type of
jenis pengaturan bersama. joint arrangement.

Pengaturan bersama dapat berbentuk Joint arrangements are either joint


operasi bersama atau ventura bersama. operations or joint ventures.: This standard
Standar ini juga menghapus pilihan kebijakan also remove selection of proportionate
akuntansi metode konsolidasi proporsional. consolidation method.

Dampak PSAK No. 66 terhadap laporan The effect of PSAK No. 66 on the Group’s
keuangan konsolidasian Grup tidak material. consolidated financial statements is
immaterial.

 PSAK No. 67 “Pengungkapan Kepentingan  PSAK No. 67 “Disclosure of Interests in


dalam Entitas Lain” Other Entities”
PSAK No. 67 menggabungkan, PSAK No. 67 combines, enhances, and
meningkatkan, dan menggantikan replaces the disclosure requirements for
persyaratan pengungkapan untuk entitas subsidiaries, joint arrangements,
anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi, associates, and unconsolidated structured
dan entitas terstruktur yang tidak entities. This standard requires the Group
dikonsolidasi. Standar ini mensyaratkan Grup to disclose information that enables users
untuk mengungkapkan informasi yang of financial statements to evaluate the
memungkinkan para pengguna laporan nature of, and risks associated with, its
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan, interests in other entities and the effects of
risiko yang terkait dengan, kepentingannya those interests on Group’s consolidated
dalam entitas lain dan dampak dari financial statements.
kepentingan tersebut terhadap laporan
keuangan konsolidasian Grup.

d6/February 5, 2014 17 paraf:


PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) STATEMENTS(Continued)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir For the Years Ended
31 Desember 2015 dan 2014 December 31, 2015 and 2014
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full of Rupiah)

Penerapan standar ini menyebabkan The application of this standard has


pengungkapan yang lebih ekstensif dalam resulted in more extensive disclosures in
laporan keuangan konsolidasian Grup. the Group’s consolidated financial
statements.

 PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar”  PSAK No. 68 “Fair Value Measurement”
PSAK No. 68 mendefinisikan nilai wajar, PSAK No. 68 defines fair value, sets out a
menetapkan satu kerangka tunggal untuk single framework for measuring fair value
mengukur nilai wajar dan menetapkan and requires disclosures about fair value
pengungkapan mengenai pengukuran nilai measurements. PSAK No.68 applies when
wajar. PSAK No. 68 berlaku saat SAK lain other SAKs require or permit fair value
mengharuskan dan mengizinkan pengukuran measurements.
nilai wajar.

Grup telah melengkapi persyaratan The Group has completed the disclosures
pengungkapan yang diminta sesuai standar requirement as required under this
ini. standard.
2.d. Prinsip - prinsip Konsolidasi 2.d. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup The consolidated financial statements
laporan keuangan Perusahaan dan entitas- incorporate the financial statements of the
entitas yang dikendalikan seperti disebutkan Company and controlled entities as described
pada Catatan 1.c. in Note 1.c.

Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan A subsidiary is an entity controlled by the
oleh Grup, yakni Grup terekspos, atau memiliki Group, ie the Group is exposed, or has rights,
hak, atas imbal hasil variabel dari to variable returns from its involvement with
keterlibatannya dengan entitas dan memiliki the entity and has the ability to affect those
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil returns through its current ability to direct the
tersebut melalui kemampuan kini untuk entity’s relevant activities (power over the
mengarahkan aktivitas relevan dari entitas investee).
(kekuasaan atas investee).
Keberadaan dan dampak dari hak suara The existence and effect of substantive
potensial dimana Grup memiliki kemampuan potential voting rights that the Group has the
praktis untuk melaksanakan (yakni hak practical ability to exercise (ie substantive
substantif) dipertimbangkan saat menilai apakah rights) are considered when assessing
Grup mengendalikan entitas lain. whether the Group controls another entity.

Laporan keuangan Grup mencakup hasil usaha, The Group’s financial statements incorporate
arus kas, aset dan liabilitas dari Perusahaan dan the results, cash flows, assets and liabilities of
seluruh entitas anak yang, secara lagsung dan the Company and all of its directly and
tidak langsung, dikendalikan oleh Perusahaan. indirectly controlled subsidiaries. Subsidiaries
Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal are consolidated from the effective date of
efektif akuisisi, yaitu tanggal dimana Grup acquisition, which is the date on which the
secara efektif memperoleh pengendalian atas Group effectively obtains control of the
bisnis yang diakuisisi, sampai tanggal acquired business, until that control ceases.
pengendalian berakhir.
Entitas induk menyusun laporan keuangan A parent prepares consolidated financial
konsolidasian dengan menggunakan kebijakan statements using uniform accounting policies
akuntansi yang sama untuk transaksi dan for like transactions and other events in
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. similar circumstances. All intragroup
Seluruh transaksi, saldo, laba, beban, dan arus transactions, balances, income, expenses and
kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan cash flows are eliminated in full on
transaksi antar entitas dalam grup dieliminasi consolidation.
secara penuh.

d6/February 5, 2014 18 paraf:

Anda mungkin juga menyukai