55-Article Text-277-1-10-20200922
55-Article Text-277-1-10-20200922
Baroroh Indiani
ABSTRAK
Peraturan physical Distanding pada masa pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID 19) telah merubah hampir semua
aspek kehidupan baik aspek kesehatan, sosial, ekonomi, termasuk dunia pendidikan. Perubahan dunia pendidikan
yaitu proses belajar yang semula bertatap muka atau pertemuan kearah pendidkan dengan cara virtual. Fenomena
pembelajaran jarak jauh saat ini membuat kerepotan bagi pendidik. pandemi ini memaksa merubah proses
pembelajaran yang sebelumnya tidak pernah dipersiapkan, memaksa pendidik untuk menggunakan perangkat yang
ada guna mendukung pendidikan secara virtual. Media daring adalah alternatif yang sangat membantu pendidik dalam
proses pembelajaran. Banyak media daring yang bisa digunakan saat ini baik melalui whatsaap group, goggle classroom,
kelas maya, email, telegram, google form, zoom dll. Media yang baik belum tentu menghasilkan output yang maksimal.
Faktor kesiapan pendidik dalam menggunakan media dan pemilihan media daring yang tepat adalah faktor yang
menentukan proses pembelajaran berjalan optimal. Semua media daring memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penggunaannya, maka pemilihan media yang sesuai dengan peruntukannya, menarik perhatian peserta didik, bahkan
kolaborasi penggunaan media daring menjadi sangat penting bagi proses pembelajaran agar berjalan optimal.
PENDAHULUAN
Kejadian luar biasa yang melanda dunia pada akhir tahun 2019 yang muncul dari Wuhan,
yaitu Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah melumpuhkan semua aspek kehidupan, baik
aspek kesehatan, sosial, ekonomi, tidak terkecuali dunia pendidikan. Pengertian Virus corona
dari beberapa pendapat, yaitu “Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.” (Yezli & Khan, 2020
(Pramudya, 2020)). Di Indonesia pun tidak terhindar dari penyebaran Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) mulai muncul kasus pada akhir bulan Februari 2020. Dengan adanya fakta bahwa di
Indonesia terdapat yang positif terinfeksi COVID-19 pertama kali dan telah diumumkan oleh
Pemerintah, secara psikologis telah menyerang sendi-sendi kehidupan. Sejak munculnya kasus
pertama, dan untuk pencegahan penyebaran COVID-19 tersebut, maka untuk penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di dunia pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020, Tanggal 17
Maret 2020 Perihal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19).(Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2020). Selanjutnya diterbitkan kembali Surat Edaran Nomor 4
Tahun 2020 di lingkungan Kemendikbud tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).(Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2020)
227
ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
BAGIAN INTI
Media yang baik belum tentu menghasilkan output yang maksimal. Banyak faktor yang
harus dipersiapkan dalam proses pembelajaran media daring agar dapat optimal, tidak hanya dari
kesiapan pendidik tetapi pemilihan aplikasi dalam media daring menjadi faktor yang penting
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pendidik juga merupakan faktor penting yang harus
dipersiapkan terkait dengan ketrampilan menggunakan media untuk pembelajaran, karena tidak
semua pendidik terampil dalam menggunakan media. Hal tersebut selaras dengan pendapat Faris
Agung Nur Wibowo dalam jurnal Media Pembelajaran E-Learning saat PJJ (Pendidikan Jarak
Jauh ) yaitu: “kekurangan dan atau hambatan dalam penggunaan media E-Learning
dibandingkan media konvensional yaitu; mudah kehilangan fokus, pembelajaran yang monoton
dengan media yang sama, forum diskusi yang kurang optimal, dan kendala- kendala teknis
seperti keterampilan IT, akses internet, kebutuhan akan gawai, dll.” (Agung & Wibowo, 2020)
Kesiapan pendidik sebenarnya bisa dipersiapkan secara singkat tergantung dari kemauan
dan kemampuan pendidik. Untuk meningkatkan kemampuan pendidik, saat ini banyak diklat E-
learning yang bisa diikuti para pendidik dalam masa pandemi. Diklat e-learning sangat
bermanfaat bagi pendidik dalam mengembangkan kemampuan Information And Teknologi (IT),
228
ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
selain itu kemampuan IT tersebut nanti bisa dipraktekkan langsung ketika melakukan proses
pembelajaran kepada peserta didiknya dengan memberi tutorial. Selama ini Diklat E-learning
baru sebatas inisiatif guru dan dilakukan secara mandiri karena Work From Home (WFH). Selain
mengikuti Diklat E-learning, banyak sekali panduan-panduan dari youtube untuk menggunakan
aplikasi dalam media daring. Contohnya aplikasi dari yang paling sederhana misalnya, whatsApp,
whatsApp group, email, telegram sampai yang membutuhkan tutorial misalnya, Goggle Classroom,
Google form, Zoom, Meet, Webex Meet, dll. Lancarnya proses pembelajaran tentu saja tidak hanya
dari faktor pendidik dalam menyampaikan materi, akan tetapi harus diimbangi dengan
kemampuan para peserta didik dalam menggunakan media. Apabila guru sudah terampil
menggunakan media daring maka dengan kemampuan yang dimiliki akan sangat membantu
dalam memandu siswa dalam menggunakan media daring. Ketrampilan guru dalam
membimbing siswa akan meminimalisir tingkat stress siswa dalam proses pembelajaran. Bisa
dibayangkan sebelum menerima pelajaran peserta didik atau siswa sudah stress lebih dahulu
karena belum bisa menggunakan media, maka tentu hasil dari pembelajaran tidak optimal. Lain
halnya apabila peserta didik sudah terampil menggunakan media, maka secara psikologis peserta
didik sudah merasa nyaman dan menambah kepercayaan dirinya sehingga hasil dari
pembelajaran bisa optimal.
Selain faktor kesiapan pendidik, pemilihan media daring yang tepat adalah faktor yang
menentukan dapat tidaknya proses pembelajaran berjalan dengan baik. Media yang biasa
digunakan dalam media daring antara lain : WhatsAap, whatsAap group, telegram, email, Zoom ,
Meet, Webex Meet, Google form, Goggle classroom, kelas maya, dan lain-lain. Dalam berkomunikasi
dengan peserta didik media yang paling sederhana dan hampir semua peserta didik
menggunakannya mutlak diperlukan, misalnya whatsApp. Media ini paling digemari karena
mudah penggunaannya sehingga paling efektif jika dijadikan sarana penghubung dalam
komunikasi dengan peserta didik baik secara pribadi maupun dibuat grup per kelas. Hal tersebut
selaras dengan hasil dari penelitian Pranajaya , Hendra, Wicaksono, yaitu: Bahwa 70% siswa
menguasai penggunaan whatsapp, 57 % menyatakan bahwa whatsapp bermanfaat. Yang paling
tinggi adalah nilai untuk pernyataan bahwa whatsapp tidak mempengaruhi nilai belajar yakni
91%(Kalangan et al., 2018).
Apabila membutuhkan anggota yang banyak dengan melibatkan seluruh peserta didik bisa
menggunakan grup Telegram karena bisa memuat grup yang lebih banyak. Aplikasi email
dibutuhkan dalam mengirimkan tugas-tugas dari peserta didik kepada guru pengampu. Aplikasi
Zoom, Meet, Webex Meet merupakan aplikasi yang memungkinkan pendidik dan peserta didik
berkomunikasi tatap muka jarak jauh untuk membicarakan suatu permasalahan bersama-sama,
sebagaimana hasil penelitian Ismail Akbar Brahma, “bahwa zoom menjadi alternatif media
pembelajaran online ditengah pandemi covid 19.” (Brahma, 2020). Komunikasi langsung serta
tatap muka antara pendidik dan peserta didik merupakan hal yang penting selama masa
pandemi, agar peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh belajar sendiri di rumah, dengan
bertatap muka jarak jauh akan mengusir kebosanan dan kejenuhan dalam belajar, dan proses
belajar lebih menarik serta bervariasi. Aplikasi Google form sangat efektif digunakan dalam
penggalian data. Sebagai bukti telah melaksanakan pembelajaran, bisa menggunakan aplikasi
google form atau zoho sebagai presensi kehadiran peserta didik. Umpan balik dari proses
pembelajaran berupa penilaian bisa dibuat kuis dari google form atau aplikasi bank soal dari rumah
belajar bisa digunakan agar lebih menarik. Aplikasi yang berikutnya yang mirip dengan model
pembelajaran klasikal adalah Goggle Classroom dan kelas maya dari rumah belajar. Kedua aplikasi
tersebut adalah contoh aplikasi learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus
untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran online (daring) antara peserta didik dan pendidik .
Aplikasi ini memudahkan bagi pendidik dalam mengelola kelas yang diampunya, begitu juga
bagi siswa akan lebih mudah untuk melihat tugas-tugas yang diberikan guru pengampu,
mempelajari materi yang disampaikan dan lebih mudah mengirimkan tugas-tugas kepada guru
pengampunya. Hal tersebut diperkuat dengan pengertian tentang Google Clasroom oleh Nirfayanti
& Nurbaeti dalam journalnya dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom
Dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa, yaitu: “Google
Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia
229
ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
maya. Selain itu, google classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan
menilai tugas-tugas yang dikumpulkan.” (Herman dalam Hammi, 2017 (Nirfayanti & Nurbaeti,
2019).
Semua contoh media daring diatas memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penggunaannya, hampir tidak ada yang bisa berdiri sendiri, maka pemilihan media yang sesuai
bahkan kolaborasi penggunaan media daring menjadi sangat penting bagi proses pembelajaran
agar berjalan optimal. Pemilihan penggunaan media yang tepat akan menambah ketertarikan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Bertambahnya minat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran ini membuat siswa lebih rajin dan giat dalam belajar sehingga output
yang dihasilkan diharapkan akan lebih baik. Dengan adanya media pembelajaran E-Learning
peserta didik akan menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat memanfaatkan
kemampuan atau perkembangan teknologi secara maksimal untuk mengakses informasi yang
dibutuhkan. Peserta didik akan lebih menekankan suatu kompetensi dan juga memiliki motivasi
yang besar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik mempunyai tuntutan
lebih besar untuk kegiatan pembelajaran dalam mendapatkan bahan materi atau informasi yang
dibutuhkan(Kusumarini, 2020). Begitu juga bagi seorang pendidik, pemilihan media yang tepat
akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagaimana hasil penelitian (Irianti & Wijaya, 2017) dalam Faris Agung Nur Wibowo (jurnal
Media Pembelajaran E-Learning saat Pendidikan Jarak Jauh ) yaitu, “hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar saat menggunakan media pembelajaran E-
Learning.” (Agung & Wibowo, 2020)
Contoh sebagai ilustrasi proses pembelajaran melalui media daring guru bimbingan dan
konseling menggunakan media WhatsApp, Google form, Goggle classroom, dan meet sekaligus untuk
mendukung pembelajaran. Saat pandemi COVID-19 beberapa siswa yang berkonsultasi secara
pribadi kepada guru BK melalui WhatsApp dengan permasalahan yang sama bisa diberi layanan
bimbingan kelompok. Pemilihan layanan bimbingan disesuaikan dengan jumlah siswa dan topik
yang akan diangkat dalam layanan. Pemilihan bimbingan kelompok karena jumlah siswa yang
konsultasi tidak semua peserta didik dalam satu kelas dan terdiri dari sekelompok siswa.
Selanjutnya karena tema yang akan diangkat ditentukan guru maka lebih tepat diberi layanan
bimbingan kelompok. Agar pembelajaran efektif dan efisien dalam membantu mengatasi
permasalahan siswa maka dibuat whatsApp group untuk mempermudah komunikasi dengan
peserta bimbingan kelompok. Tidak semua siswa lancar dalam memanfaatkan teknologi yang
ada maka perlu arahan dan bimbingan terlebih dahulu untuk melanjutkan kegiatan melalui
media yang paling sederhana dan mudah digunakan. Bimbingan kelompok secara online biar
lebih menarik minat siswa selanjutnya menggunakan media Goggle classroom agar guru bisa
merancang, menyampaikan, dan mengatur jalannya pembelajaran lebih mudah meskipun
bimbingan kelompok hanya terdiri dari sekelompok siswa. Sebagaimana hasil penelitian Nirfanti
& Nurbaeti menunjukkan bahwa “ terdapat pengaruh signifikan motivasi belajar mahasiswa
setelah diterapkan pembelajaran google classroom”(Nirfayanti & Nurbaeti, 2019).
Media Goggle classroom memungkinkan siswa untuk lebih aktif karena ada fitur-fitur yang
memuat materi dari guru yang bisa diunduh atau dipelajari secara mandiri oleh siswa dan fitur
tugas untuk siswa sehingga siswa bisa mengunggah tugas yang sudah dikerjakan. Materi dalam
bimbingan kelompok diberikan kepada siswa yang memiliki masalah yang sama yaitu bagaimana
cara melepaskan kecemasan/ketegangan emosi yang merupakan permasalahan psikologis siswa
saat pandemi COVID-19 sesuai dengan permasalahan yang dialami peserta bimbingan
kelompok. Guru BK mengaploud materi-materi tentang cara/teknik melepaskan
kecemasan/ketegangan emosi. Materi tata cara/teknik untuk melepaskan kecemasan/
ketegangan di share dalam bentuk audio SEFT (Spiritual Emotional Freedom Teqnique) didalam
media Goggle classroom, kemudian meminta peserta bimbingan kelompok untuk mempraktekkan
sekaligus merekam kegiatan yang dilakukan, selanjutnya diminta untuk mengirimkan hasil
rekaman sekaligus menuliskan perasaan setelah mempraktekkan kegiatan tersebut. Dari hasil
tugas yang dikirim siswa maka guru BK bisa melaksanakan evaluasi, analisis, dan tindak lanjut
sebagai umpan balik dan tindakan lanjutan. Layanan bimbingan kelompok agar lebih hidup bisa
memanfaatkan media yang memungkinkan untuk tatap muka dan komunikasi langsung dengan
230
ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
guru dan peserta bimbingan kelompok lain dalam forum diskusi. Media meet dipilih karena tatap
muka diadakan dengan sekelompok kecil peserta bimbingan kelompok sehingga tidak perlu
menggunakan aplikasi yang memungkinkan pertemuan dengan skala besar. Sebagai bukti adanya
proses pembelajaran metode daring, peserta bimbingan kelompok mengisi presensi dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan media Google form yang di
share di grup whatsApp group.
Dari ilustrasi proses pembelajaran bimbingan kelompok diatas meskipun dilaksanakan
secara online tidak mengurangi esensi yang akan disampaikan dalam pembelajaran karena
dikemas dengan memadukan berbagai media. Pemilihan media yang menarik dan kolaborasi
berbagai media diharapkan menambah minat siswa sekaligus memperlancar jalannya proses
pembelajaran dalam mengikuti layanan sehingga menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Dari pemaparan diatas sebuah contoh ilustrasi proses pembelajaran melalui media daring
guru bimbingan dan konseling menggunakan media WhatsApp, Google form, Goggle classroom, dan
meet sekaligus untuk mendukung pembelajaran bimbingan konseling melalui media daring dapat
digambarkan dalam sebuah gambar bagan sebagai berikut:
1. WhatsApp Group
GURU (Guru BK) 2. Google Classroom. Download Materi
3. Google Form Bmbingan Kelompok:
4. Meet
Uploud Materi 1. Materi I.
Bmbingan Kelompok:
1. Materi I. 2. Materi II (audio)
2. Materi II (audio)
: Melaksanakan tugas:
Layanan BK:
1. Menirukan instruksi:
1. Konseling Indovidu
2.: Merekam kegiatan.
2. Bimbingan Kelompok.
3. Mencatat hasil
3. Konseling Kelompok. :
4. Layanan Klasikal.
5. Layanan Konsultasi.
6. Layanan Mediasi
7. Dll.
Hasil tugas
Evaluasi Hasil Uploud Hasil Siswa
tugas Siswa tugas Siswa
:
: :
Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Melalui Media Daring
PENUTUP
231
ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
Memang dalam pelaksanaannya terdapat berbagai permasalahan diluar dari yang telah
direncanakan, hal ini merupakan sesuatu yang wajar, mengingat pembelajaran melalui media
daring belum terbiasa digunakan dalam proses pembelajaran, serta kondisi yang memaksa tanpa
adanya persiapan Sumber Daya Manusia baik guru maupun siswa. Namun solusi media daring
pada kondisi saat ini merupakan cara yang tepat untuk memberikan pembelajaran secara optimal
dan tidak membosankan apabila dikemas dengan baik. Bahkan model pembelajaran media
daring ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran pada masa mendatang karena media
daring tidak mengurangi esensi daripada proses pembelajaran, misal dapat juga dilakukan tatap
muka secara online.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, F., & Wibowo, N. (2020). Media Pembelajaran E-Learning saat PJJ ( Pendidikan Jarak Jauh ).
May, 8–11.
Brahma, I. A. (2020). Penggunaan Zoom Sebagai Pembelajaran Berbasis Online Dalam Mata Kuliah
Sosiologi dan Antropologi Pada Mahasiswa PPKN di STKIP Kusumanegara Jakarta. 97–102.
Kalangan, D. I., Studi, P., Mts, D. I., Muddatsiriyah, A. L., Mts, D. A. N., & Pusat, J. (2018).
PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP ( WA ). 14(1), 59–67.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, R. I. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (COVID-19). 1–3.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Surat Edaran Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35952/MPK.A/HK/2020. 1–2.
Nirfayanti, & Nurbaeti. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom Dalam
Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Proximal, 2(1), 50–59.
Pramudya, K. (2020). Artikel Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Dalam. April.
https://www.researchgate.net/profile/Kevin_Pramudya/publication/340916503_ARTI
KEL_KENDALA_PELAKSANAAN_PEMBELAJARAN_JARAK_JAUH_DALAM_
MASA_PANDEMI/links/5ea3db7292851c1a906d1a4d/ARTIKEL-KENDALA-
PELAKSANAAN-PEMBELAJARAN-JARAK-JAUH-DALAM-MASA-
PANDEMI.pdf
232