Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA

Oleh:

INGRIT LUMBAN BATU 18130301006

KELAS: VA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
I. Judul
Pembuatan Minyak Kelapa

II. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pembuatan minyak kelapa yang baik.
2. Untuk mengetahui rendemen minyak yang dihasilkan dari teknik pembuatan minyak
kelapa
3. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam pembuatan minyak kelapa
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah rendemen yang dihasilkan
dari pembuatan minyak kelapa.

III. Landasan Teori


Buah kelapa merupakan salah satu bahan baku pembuatan minyak nabati yang utama,
daging buah kelapa kaya akan kandungan lemak, karbohidrat, protein dan vitamin.
Pengolahan minyak kelapa dengan bahan baku kelapa segar telah lama dilakukan oleh petani
kelapa, hasil minyaknya langsung dikonsumsi, hanya masih ditemukan kelemahan-
kelemahan antara lain kadar air masih cukup tinggi sekitar 1,6% dan asam lemak bebas 1,9%
sehingga cepat menjadi tengik dan tidak tahan lama disimpan.
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa. Minyak kelapa dapat
diekstrak dari daging buah kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang sudah
dikeringkan. Minyak kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa
digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Selain itu,
minyak kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai
penyakit seperti diabetes, jantung, kolesterol, kanker, dan lain-lain. Hal ini salah satunya
dikarenakan miyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi.
Komponen dalam minyak kelapa Sebagian mengandung asam lemak jenuh. Selain
mengandung asam lemak berantai pendek, minyak kelapa juga mengandung asam lemak
rantai sedang atau Medium Chain Fatty Acid (MCFA).

Asam Lemak Jumlah (%)


Asam lemak jenuh

Asam kaproat 0,0 – 0,8


Asam kaprilat 5,5 – 9,5
Asam kaprat 4,5 – 9,5
Asam laurat 44,0 – 52,0
Asam miristat 13,0 – 19,0
Asam palmitat 7,5 – 10,5
Asam stearat 1,0- 3,0
Asam arachidat 0,0 – 0,4
Asam lemak tidak jenuh

Asam palmitoleat 0,0 – 1,3


Asam oleat 5,0 – 8,0
Asam inoleat 1,5 – 2,5

Virgin Coconut Oil merupakan minyak hasil olahan dari kelapa dengan melakukan
proses pemanasan terkendali maupun tanpa pemanasan dan tidak melalui proses RBD
(Refined, Bleached, Deodorized). VCO (Virgin Coconut Oil) memiliki bebrapa kelebihan
antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi sehingga tidak mudah teroksidasi dan
tengik
2. Memiliki kandungan gizi yang cukup besar dikarenakan dalam proses pembuatannya
tidak melalui pemanasan suhu tinggi dan tidak melalui proses RBD
3. Tidak mengalami hidrogenasi
4. Memiliki bau dan rasa khas kelapa.

Dalam pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) terdapat bebrapa teknik, antara lain sebagai
berikut:

1. Metode pemanasan, yaitu proses pembuatan melalui pemanasan suhu sedang 65-70 oC
pada krim santan. Tujuan dari pemasanasan ini adalah untuk menguapkan air yang masih
terkandung pada krim dan kemudian panas akan merusak protein sehingga lemak (VCO)
akan terpisah dari protein.
2. Metode fermentasi, yaitu proses pembuatan melalui penambahan ragi yang kemudian
diaduk rata, ditutup dan didiamkan selama 24 jam.
3. Metode pancingan, yaitu proses yang menggunakan minyak VCO yang ditambahkan
pada krim santan dan diaduk hingga rata. Penggunaan minyak VCO bertujuan untuk
mempercepat proses pemecahan protein.
4. Metode sentrifugasi, yaitu dengan memanfaatkan proses mekanik atau menggunakan alat
pemusing yang memutar minyak dalam wadah dengan gaya sentrifugal. Prinsip dalam
pemusingan ini mengandalkan perbedaan berat jenis minyak dengan air sehingga
keduanya akan terpisah dengan sendirinya.
5. Metode enzimatis, yaitu dengan memanfaatkan enzim (papain dari papaya, bromelin dari
nanas) yang ditambahkan pada krim santan dengan tujuan untuk mempercepat
pemecahan protein.
6. Metode pengasaman, yaitu dengan memanfaatkan asam asetat yang ditambahkan pada
krim santan hingga mencapai kondisi pH 4,5. Metode pengasaman berprinsip pada
denaturasi protein dengan kondisi iso elektrik.

Adapun teknik yang digunakan dalam percobaan pembuatan minyak kelapa berikut adalah
dengan metode pemanasan.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat

No Alat Jumlah
1 Parutan Kelapa 1 buah
2 Saringan 1 buah
3 Wadah 2 buah
4 Kuali 1 buah
5 Alat pengaduk 1 buah
6 Pemanas 1 buah

b. Bahan

No Bahan Jumlah
1 Kelapa (Hasil parutan) 2 buah
2 Air (aquades) Secukupnya

V. Prosedur Kerja
1. Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan kulit sabut dan
tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah dikupas ditempatkan di dalam
satu wadah dan siap untuk diparut.
2. Kelapa diparut dan dikumpullam dalam wadah yang cukup besar, agar hasil parutan tidak
berhamburan
3. Hasil parutan kelapa dicampur dengan air bersih, lalu diperas. Hasil perasan kelapa
ditampung di dalam wadah transparan.
4. Air hasil perasan yang ada di dalam wadah didiamkan sekitar 3 jam, sehingga terdapat 2
lapisan, yaitu lapisan atas adalah kanil (krim) dan bagian bawah adalah air (skim)
5. Krim santan yang terbentuk dipisahkan dari air yang ada di bagian bawah ke dalam
wadah yang berbeda.
6. Krim santan yang telah dipisahkan dimasak di atas pemanas (kompor) dengan
menggunakan suhu (api) sedang sekitar 65-70 oC menggunakan wajan. Panaskan hingga
mendidih dan selama proses pemanasan krim santan diaduk-aduk agar panas yang
diterima santan bisa merata.
7. Pemanas (kompor) dimatikan bila sudah terbentuk minyak dan blondo.
8. Minyak dan blondo yang terbentuk disaring dengan menggunakan saringan.
9. Dilakukan pengamatan pada hasil minyak kelapa.

VI. Hasil dan Pembahasan


Perolehan VCO dengan metode pemanasan adalah dengan cara memanaskan krim santan
dengan suhu 65-70 oC hingga terpisah antara minyak blondo dan air, metode pemanasan
dapat memperpendek umur VCO. Hasil pengujian VCO dengan metode pemanasan adalah
warnanya putih keruh,aromanya khas santan. Metode pemanasan memiliki warna yang
paling bagus diantara metode yang lain dan berat jenis VCO nya sesuai dengan standar mutu
APCC (2004). Panas minimum dikatakan sebagai suhu ideal karena pada suhu tertentu air
yang terdapat dalam santan akan menguap, dengan demikian, protein yang berikatan dengan
air pun akan pecah. Protein yang terdenaturasi akan mengikat minyak dari santan kelapa dan
akan rusak juga. Minyak kelapa tersebut akan bebas dari ikatan-ikatan emulsi dengan protein
sebagai emulgatornya. Dengan lepasnya ikatan tersebut, minyak akan mengumpul tersendiri.
Rendemen yang dihasilkan tergolong sedikit karena dilakukan dengan tangan langsung
penyaringannya sehingga banyak VCO yang tertinggal atau jatuh.

Anda mungkin juga menyukai