DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBASAN
2.1 Potret Pekembangan hukum Islam di Indonesia.................................
2.2 Hukum Islam dan Perkembangan Sosial............................................
2.1 Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
di Indonesia.
Perubahan Sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Ulama’ dan Ilmu-ilmu keagamaan.
Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan islam di Indonesia
terutama terletak di pundak para ulama. Paling tidak, ada dua cara yang
dapat dilakukannya. Pertama, membentuk kader kader ulama yang akan
bertugas sebagai muballig ke daerah-daerah yang lebih luas. kedua,
melalui karya-karya yang tersebar dan dapat dibaca berbagai tempat yang
jauh, karya tersebut mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-
ilmu keagamaan di Indonesia pada masa itu.
B. Kemerdekaan
1. Departemen Agama
Setelah Sebagaimana telah disebutkan sejak awal kebangkitan
nasional, posisi agama sudah mulai dibicarakan dalam kaitannya dengan
politik atau Negara. Ada dua pendapat yang didukung oleh dua golongan
4
yang bertentangan tentang hal itu. satu golongan berpendapat, Negra
Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah Negara “sekuler”,
Negara yang dengan jelas memisahkn persoalan agama dan politik,
sebagaimana diterapkan di Negara Turki oleh Mustafa Kamal. Golongan
lainnya berpendapat, Negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”.
Kedua pendapat itu terlihat misalnya, sebelum kemerdekaan, dalam
polemik antara Soekarno dengan Agus Salim, kemdian dengan M.
Natsir diakhir tahun 1930-an dan awal 1940-an; diskusi dan perdebatan
didalam siding-sidang BPUPKI yang menghasilkan Piagam Jakarta.
Setelah kemerdekaan, persoalan itu juga terangkat kembali didalam
sidang-sidang konstituante hasil pemilihan umum 1955 M yang berakhir
dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yaitu kembali kepada UUD
1945.1
1
Dr. Badri Yatim, M.A, Penyunting H.A. Hafiz Anshari AZ, Sejarah Peradaban
Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993, cetakan ke-26, mei 2015), hlm.
306
2
B. J. Boland, Pergumulan Islam di Indonesia, (Jakarta: Grafitipers, 1985,
cetakan pertama), hlm. 110
3
Ibid, hlm. 307
5
3.pendidikan
6
memiliki fakultas nitia persiapan di bawah pimpinan Mohammad Hatta, wakil
presiden RI pertama, mengerjakan rencana pelaksanaanya. Perguruan tinggi
islam yang khusus terdiri dari fakultas-fakultas keagamaan mulai mendapat
perhatian kementrian Agama pada tahun 1950. rian Agama. 6
6
Ibid, hlm. 312-313
7
Ibid, hlm. 315
8
Ibid, hlm. 316
7
2. Haji
Indonesia termasuk negeri yang banyak mengirim jamaah haji. Di
masa penjajahan tahun kemuncak ialah tahun 1926/1927 ketika sekitar
52.000 orang pergi ke Makkah. Sejakn awal 1907-an, banyak para pejabat
tinggi pemerintah, termasuk menteri, yang tidak ketinggalan berangkat ke
tanah suci. Bahkan, dari kalangan merekalah amir al-hajj (pemimpin
jamaah haji) Indonesia ditunjuk. Semejak zaman penjajahan Belanda,
umat Islam Indonesia ingin mempunyai kapal laut untuk dipergunakan
dalam penyelenggaraan perjalanan haji. Iuran di kumpulkan, saham
diedarkan, tetapi selama zaman jajahan, keinganan ini tidak terwujud.
Setelah Indonesia merdeka, usaha ini dilanjutkan.9
9
Ibid, hlm. 317
8
(ONH) plus, yang tentu berbeda dengan ONH biasa dalam hal pelayanan,
karena n” pelayanan itu, maka biayanya juga mahal dari ONH biasa.10
10
Ibid, hlm. 318-319
11
Ibid, hlm. 320-322
9
Majelis Ulama telah menerbitkan buku-buku kecil yang berkenaan
dengan tuntunan bagi umat Islam dalam berbagai persoalan kehidupan.
Majelis Ulama juga menerbitkan majalah bulanan yang bernama Mimbar
Ulama. Di akhir tahun 1991, Majelis Ulama Indonesia menerbitkan buku
Sejarah Umat Islam Indonesia, yang disunting oleh Taufik Abdullah.12
12
Ibid, hlm.323
10
Memerhatikan tradisi (adat, urf) setempat sebagai acara
pembentukan sebuah format pemikiran hukum islambaru, dalam
pengamatan hasbi menjadi suatu keniscayaan. Syariat islam mengandung
asas persamaan. Egalitarianisme islam memandang semua masyarakat
adalah masa di hadapan allah. Konsekuensinya semua urf dari setiap
semasyarakat islam. Tidak hanya urf dari masyarakat arab saja yang
menjadi sumber hukum. Dengan demikian, semua urf dalam batas batas
tertentu akan selalu dapat di terima sebagai hukum islam. Dari titik ini,
pembentukan fiqh di indonesia harus memperhitungkan urf yang
berkembang di indonesia.
2. Hazairin
Berbeda dengan pandangan hasbi yang menginginkan membentuk
fiqh indonesia menggunakan dengan semua mahzab hukum yang ada
(mukaramah al-mazhahib) sebagai bahan dasar dan sumber materi
utamanya, hazairin justu menginginkan membentukan fiqh mahzab
nasional ini dengan titik berangkat hanya dari perkembangan mahzab
syafi'i. Pandangan hazairin ini adalah lebih didasarkan oleh kenyataan
bahwa mahzab syafi'i telah semakin lama dianut oleh masyarakat islam
diindonesia sehingga karekternya bisa dikatakan paralel nilai-nilai adat
indonesia. Selain itu, bagi hazairin eksistensi hukum adat tidak bisa
dikesampingkan begitu saja didalam proses pembuatan hukum islam di
indonesia (84) ibid hlm 77
11
temuan hazairin yang dilakukan oleh al-yasa abu bakar, dapat ditarik
kesimpulan bahwa karakter sumber-sumber hukum islam, yakni sunnah,
ijma', qiyas memungkinkan untuk digugat hasil ijtihatnya.
Hukum Islam
Hukum islam adalah gabungan dari dua kata,yaitu hukum dan syari. Kata
hukum diadopsi dari kosakata bahasa arab yang secara bahasa berarti
memutuskan,menetapkan dan menyelesaikan .sedangkan ,kata syari secara bahasa
berarti jalan yang biasa dilalui oleh air. Maksudnya adalah jalan yang dilalui manusia
untuk menuju kebahagiaan dunia akhirat.untuk semua umat yang beragama islam. 13
13
Suyatno,dasar-dasar ilmu fiqih dan ushul fiqh (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011),hlm.109
12
perintah memilih atau berupa ketetapan itu dengan nama hukum taklifi (hukum
tuntutan).
Lalu kepada hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukalaf dari segi ketetapan
dengan sebutan hukum wadhi.jadi hukum islam dibagi menjadi dua yaitu:
1.Hukum taklifi
a.wajib
Tuntutan untuk memperkuat secara pasti dengan artiharusdiperbuat
sehingga orang-orang yang memperbuat patut diberi ganjaran dan tidak dapat
sama sekali ditinggalkan sehingga orang yang meninggalkan patut mendapat
ancaman allah
b.sunah
tuntutan untuk memperbuat secara tidak pasti dengan arti perbuatan itu
dituntut untuk dilakukan.terhadap yang melakukan berhak mendapatkan pahala
tetapi bila ditinggalakan tidak menyebabkan ia berdosa.
c.mubah
dalam hal ini sebenarnya tidak ada tuntutan baik mengerjakan
maupunmeninggalakan.bila seseorang mengerjakan ia tidak diberi ganjaran dan
tidak pula ia dapat ancaman.
d.makruh
tuntutan untuk meninggalkan atau larangan secara tidak pasti dengan arti
masih mungkin ia tidak meninggalkan larangan itu.apa yang dituntut untuk
ditinggalkan dengan tuntutan yang tidak tegas dimana pelakunya tidak akan
disiksa sementara meninggalkan lebih baik,terpuji dan akan diganjar oleh allah.
e.haram
tuntutan untuk meninggalkan secara pasti dengan arti yang dituntut harus
meniggalkanya.bila seseorang meninggalkanya berarti ia telah patuh kepada yang
13
melarang karena ia berhak mendapatkan pahala.orang yang tidak meninggalkan
larangan berarti ia menyalahi tuntutan allah sehingga mendapatkan dosa.
2.hukum wadh’i
14
Suyatno,dasar-dasar ilmu fiqh dan ushul fiqh (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011)hlm.122
14
3.mahkum alaih
Mahkum alaih atau subjek hukum adalah orang-orang yang dituntut oleh
hakim (pembuat hukum) segala tingkah lakunya telah diperhitungkan berdasarkan
tuntutan hakim itu.
Perkembangan social
Perdebatan dikalangan publik internasional maupun nasional tentang
hukum islam sejak awal dasawarsa syariah bermakna hukum islam yang
terkandung dalam wahyu al qur’an sehingga tidak berubah.kini syariah berarti fiqh
, hasil ijtihad para ulama yang bias berubah.hal ini missal terlihat dalam berbagai
fenomena sejak perbankan syariah ,asuransi syariah,sampai hotel syariah dan
wisata syariah.
baru meningkat dan terus berlanjut.islam khususnya, yang artinya
cenderung kian campur aduk dengan fiqh menjadi perdebatan yang seolah yang
tidak pernah selesai. Apalagi ketika diindonesia sejumlah daerah menetapkan apa
komprehensif seperti yang diharapkan oeneliti, pengkaji,mahasiswa/i
, dan peminat huku
fenomena tentang sejarah social hukum islam dalam sepanjanng lebih
tiga dasawarsa yang disebut sebagai kalaningkataninternasional juga terjadi
kehebohan ketika kalangan akaum imigran muslim menyatakan hanya mengikuti
hukum islam tidak hukum nasional negara setempat.pada awalnya ,
Dalam pendekatan teologis dan syariah normatif tidak banyak
membantu dalam upaya memahami perkembangan syariah, fiqh atau hukum islam
umumnya.namun mendalami sejarah social – intelektual islam masih dalam
bidang langka.tidak banyak literatur yang tersedia dalam bidang ini baik pada
tingkat internasional, regional muslim,dan nasional seperti Indonesia.
15
cukuo banyak ahli hukum islam dan ushul fiqh, tetapi jelas belum banyak diantara
mereka yang memiliki minat dan melakukan kajian tentang hukum islam dalam
kontek dinamika dan perubahan social dimana pemikiran dan produk hukum islam
muncul dan berkembang.
15
“Hukum Islam Dan Perubahan Sosial” .jurnal ilmiah syariah.vol.18 No.1,
http://drive.google.com/open?id=1hj_XwHM5Nd4ZSr131Ku-MLeNnNgnh. 6 Maret 2019
16
17
16
16
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
20