Anda di halaman 1dari 5

Hujjah atau Hujjat (bahasa Arab: ‫ )الحجة‬adalah istilah yang banyak digunakan di dalam Al-Qur'an dan

literatur Islam yang bermakna tanda, bukti, dalil, alasan atau argumentasi. Sehingga kata kerja
"berhujjah" diartikan sebagai "memberikan alasan-alasan". Kadang kala kata hujjah disinonimkan
dengan kata burhan[1], yaitu argumentasi yang valid, sehingga dihasilkan kesimpulan yang dapat
diyakini dan dipertanggungjawabkan akan kebenarannya.

Definisi Hujjah Sunting

Hujjah dalam bahasa artinya keterangan, alasan, bukti, tanda, dalil, atau argumentasi. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an:

Allah Ta'ala berfirman:

َ‫ قُلْ فَلِلّ ِه ْال ُح َّجةُ ْالبَالِ َغةُ فَلَوْ شَاء لَهَدَا ُك ْم أَجْ َم ِعين‬. “Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka
jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya”.

— QS. Al-An’am:149

Dari pengertian seperti itulah hujjah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hujjah naqliyyah dan
hujjah ‘aqliyyah.

Kemudian kehujjahan dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

Hujjah Naqliyyah (Argumentasi Dogmatikal/Doktrin) Sunting

‫ حجة نقلية هي ما كان من الكتاب والسنة واإلجماع‬Hujjah Naqliyah ialah suatu keterangan, bukti, alasan, atau
argumentasi yang diambil (dinukil) dari firman Allah (Al-Qur'an) dan sunnah rasul-Nya (Hadits) serta
sunnah para sahabatnya (yaitu Khulafaur Rasyiddin[2]) dan ijma' mereka.

Contoh Shloat Fardhu

۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوٱرْ َكع‬


َ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِعين‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. QS. Al-
Baqarah [2] : 43

Hujjah ‘Aqliyyah (Argumentasi Rasional/Akal) Sunting

Hujjah ‘Aqliyyah maksudnya keterangan, alasan, bukti atau argumentasi yang berdasarkan pada hasil
pemikiran manusia secara logis dan sistematis. Berfikir seperti inilah yang kemudian menjadikan
sebuah metode pengembangan ilmu sebagai salah satu bukti akan berkembangnya konsep
epistimologi dalam Islam. Hal ini dapat dapat dibuktikan dengan cara memperlihatkan bagaimana
ilmu itu diturunkan kepada orang, dan untuk menjawab pertanyaan ini tidak bisa dengan hanya
melakukan observasi dan eksperimen saja, sebab untuk memulai progam pengkajian, diperlukanlah
hipotesis dan untuk bisa sampai pada jumlah hipotesis diperlukanlah adanya proses berfikir dan
berimajinasi yang intens, sehingga dari hipotesis tersebut dapat dilakukan observasi dan eksperimen
untuk kemudian mendapatkan suatu hasil penelitian atau penemuan-penemuan sekalipun hasil
akhirnya masih sangat terbatas.
Aplikasi istishab dalam transaksi ekonomi dan keuangan kontemporer

1. Istishab terbebas dari tanggungan contohnya : pembayaran kartu kedit

2. Istishab Maqlub/Pembalikan Contohnya : Pidana Hacker

3. Istishab Hukum Asal Contohnya : Hybird Contract

Anda mungkin juga menyukai