Anda di halaman 1dari 4

dr.

Andi Budiarto

LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PENGOBATAN DASAR (F.6)

PELAYANAN POLI MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI


PUSKESMAS JATIBARANG

Tanggal Mulai Kegiatan : 23 Juni 2020

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 tahun 2014,
disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Walaupun
diutamakan kegiatan promotif dan preventif, puskesmas juga memiliki upaya kuratif
dalam menangani masalah kesehatan. Upaya kuratif ini lebih banyak dilakukan dalam
bentuk upaya kesehatan perseorangan (UKP). Puskesmas dalam melakukan upaya
kesehatan perseorangan terdapat 9 pelayanan yang dilakukan.
Poli manajemen terpadu balita sakit (MTBS) termasuk dalam upaya kesehatan
perseorangan. Berdasarkan Permenkes no. 75 tahun 2014, poli MTBS dikatakan sebagai
pelayanan kesehtan ibu dan anak. Pada MTBS melayani anak berusia dibawah 5 tahun.
Selain melakukan tindakan kuratif, MTBS juga sebagai fasilitas rujukan ke fasilitas
kesehatan lanjutan
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 tahun 2014,
Puskesmas harus melakukan upaya kesehatan perseorangan (UKP).
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Dikarenakan hal diatas perlu diadakan pelayanan MTBS dalam rangka melaksanakan
upaya kesehatan perseorangan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari mulai jam 08.00 s.d.
12.00. MTBS melakukan beberapa kegiatan yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pemberian resep pengobatan, pembuatan
dr. Andi Budiarto

rujukan faskes lanjutan, dan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh dokter, bidan, dan
staff puskesmas bagian administrasi.
D. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Juni 2021. Balita ditangani sebanyak 8
balita. Pelayanan dilakukan oleh dokter internsip, dan satu bidan. Masalah yang
ditemukan yaitu pneumonia, faringitis, influenza, ISPA, konjungtivitis viral dan
E. MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Petugas puskesmas menggunakan APD level 1
dalam melayani pasien. Sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi kontak pasien.
Selain itu, di pelayanan MTBS dapat dilakukan pemeriksaan darah sehingga dapat
membantu penentuan diagnosis pasti.

Brebes, Juni 2021


Pendamping

dr. Munaryo, M. kes


dr. Andi Budiarto

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PELAYANAN KIA DAN KB (F.3)

SAFARI KELIARGA BERENCANA (KB) DI PUSKESMAS JATIBARANG

Tanggal Kegiatan : 24 Juni 2021

A. Latar Belakang

Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan


nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang
sejahtera. Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, disebutkan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU 10/1992). Keluarga berencana juga berarti
mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak, untuk menghindari kehamilan yang bersifat
sementara dengan menggunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan
yang sifatnya menetap bisa dilakukan dengan cara sterilisasi Peran program KB sangat
besar pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi seseorang, baik itu untuk kesehatan
reproduksi wanita maupun kesehatan reproduksi pria. Peran KB bagi kesehatan
reproduksi wanita diantaranya yaitu menghindari dari bahaya infeksi, eklamsia, abortus,
emboli obstetri, komplikasi masa puerpureum (nifas), serta terjadinya pendarahan yang
disebabkan karena sering melakukan proses persalinan Selain itu program KB juga
bertujuan untuk mengatur umur ibu yang tepat untuk melakukan proses persalinan, sebab
jika umur ibu terlalu muda atau terlalu tua ketika melakukan persalinan, hal ini akan
sangat beresiko mengakibatkan perdarahan serius yang bisa mengakibatkan kematian
bagi ibu maupun bayinya (Depkes, 2007). Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI)
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per
1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih berada
pada posisi tertinggi di Asia untuk angka kematian ibu. Angka tersebut juga masih jauh
dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI 102 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu dengan program
KB yang terus digalakan pemerintah, diharapkan nantinya MDGs 2015 dapat tercapai
sesuai target. Program KB juga berperan bagi kesehatan reproduksi suami antara lain
untuk mencegah terkena Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti: sifilis, gonorhea, dan
penyakit kelamin lain yang diakibatkan oleh tidak menggunakan alat kontrasepsi
(kondom) ketika melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang terkena PMS . Selain
mencegah terkena penyakit menular seksual Program KB juga dimaksudkan untuk
dr. Andi Budiarto

membantu pria yang mengalami gangguan disfungsi seksual serta membantu pasangan
yang telah menikah lebih dari setahun tetapi belum juga memiliki keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. Masyarakat di lingkungan
Puskesmas Jatibarang masih sering lupa untuk kontrol KB jangka pendek. Akibatnya,
seringkali terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
intervensi berupa safari KB jangka panjang. Diharapkan, dengan kegiatan ini angka
kejadian kehamilan tidak diinginkan mampu ditekan.

B. Permasalahan
Banyak masyarakat yang sering lupa kontrol KB. Apabila hal ini dibiarkan, akan
berdampak pada penambahan jumlah penduduk dan berpengaruh terhadap masa depan
sumber daya manusia kedepannya.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Oleh karena permasalahan diatas, diperlukan intervensi berupa safari KB.
Diharapkan, dengan kegiatan ini dapat angka kelahiran dapat dibatasi, mengurangi angka
kematian ibu dan bayi, serta dapat terbentuk keluarga yang sejahtera.
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh Wanita yang telah menikah dan dalam usia subur.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Juni 2021 pukul 08.00-11.30. Kegiatan yang
dilakukan oleh dokter internsip meliputi :
1. Pemasangan KB implant pada 5 wanita usia subur.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Petugas puskesmas menggunakan APD level 1 dalam
melayani pasien. Sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi kontak pasien.

Pembimbing

dr. Munaryo, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai