Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENELITIAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI


KERJA TERHADAP KOMITMEN GURU
MTS DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

Oleh

RUSNA BAHROINI
NIM. 1710246019

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KOMITMEN GURU MTS
DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
1
Rusna Bahroini, 2Hasnah Faizah, 3Miharty
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Riau
E-mail: @gmail.com

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan Kepala


Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Guru MTS Di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif menggunakan metode Survey dengan teknik korelasional
(correlational resarch). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuisioner (angket). Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan
inferensial.
Berdasarkan dari analisis data diketahui bahwa, terdapat pengaruh
kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Guru
MTS Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, baik sebagian maupun secara
bersama-sama. Penelitian ini diharapkan berguna untuk perbaikan komitmen kerja
guru dalam melaksanakan kewajibannya.

Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan komitmen guru.
INFLUENCE OF SCHOOL LEADERSHIP LEADERSHIP AND WORK
MOTIVATION AGAINST MTS TEACHERS COMMITMENTS
IN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
1
Rusna Bahroini, 2Hasnah Faizah, 3Miharty
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Riau
E-mail: @gmail.com

This study aims to describe the effect of the Principal's leadership and
work motivation on the commitment of MTS teachers in the Tampan sub-district
of Pekanbaru City. This type of research is a quantitative descriptive study using
survey methods with correlational techniques (correlational resarch). The data
collection technique used was a questionnaire (questionnaire). Analysis of the
data used is descriptive and inferential statistics.
Based on the analysis of the data it is known that, there is an influence of
the Principal's leadership and Work Motivation on the Commitment of MTS
Teachers in the Tampan District of Pekanbaru City, both partially and jointly.
This research is expected to be useful for improving teacher work commitments in
carrying out their obligations.
Keywords: school principal leadership, work motivation and teacher commitment
PENDAHULUAN memiliki komitmen terhadap
organisasi sekolah. Komitmen kerja
ditunjukkan ketika seorang guru
Pendidikan memiliki peran melakukan tugasnya sebagai seorang
yang sangat penting dalam guru dan sebagai bagian organisasi
pembangunan negara. Pembangunan sekolah. Seorang guru dikatakan
negara mencakup seluruh aspek profesional jika memiliki komitmen
kehidupan masyarakat, seperti aspek yang tinggi, dalam hal ini ditandai
sosial, ekonomi, politik, dan kultural. dengan keinginan yang kuat untuk
Untuk meningkatkan dan memajukan tetap menjadi anggota organisasi,
seluruh aspek kehidupan masyarakat menerima tujuan organisasi, dan
tersebut, diperlukan pendidikan yang berusaha keras untuk memajukan
berkualitas. Kualitas pendidikan organisasi.
Indonesia terutama ditentukan oleh Menurut Ivancevich,
proses belajar mengajar yang Konopaske, dan Matteson (2006:234),
berlangsung di ruang-ruang kelas komitmen (commitment) adalah
(Zamroni dalam Elit Prambara Yudha perasaan identifikasi, keterlibatan,
dan Fatin Fadhilah Hasib, 2014:305). dan kesetiaan yang diekspresikan oleh
Peran guru dalam Undang- karyawan terhadap perusahaan atau
Undang Nomor 14 Tahun 2005 organisasi. Menurut Triana
tentang Guru dan Dosen pasal 1 (2015:120) komitmen organisasi
dinyatakan sebagai berikut “Guru sebagai suatu kadar kesetiaan
adalah pendidik profesional dengan karyawan terhadap organisasi yang
tugas utama mendidik, mengajar, dicirikan oleh keinginannya untuk
membimbing, mengarahkan, melatih, tetap menjadi bagian dari organisasi,
menilai, dan mengevaluasi peserta berbuat yang terbaik untuk organisasi,
didik pada pendidikan anak usia dini dan selalu menjaga nama baik
jalur pendidikan formal, pendidikan organisasi
dasar, dan pendidikan menengah”. Hendri (dalam Thaibah, dkk)
Sesuai dengan pernyataan di atas, menyatakan rendahnya komitmen
dapat disimpulkan bahwa guru guru dalam melaksanakan tugasnya
mempunyai peran utama dalam dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti
mendidik dan memberi bekal kepemimpinan, kecerdasan, kepuasan
pengetahuan dan keterampilan kepada kerja, motivasi kerja, kerja sama,
anak didik. kesesuaian penempatan karyawan dan
Sekolah merupakan suatu iklim organisasi. Dari pendapat ahli
organisasi yang dituntut untuk tersebut tentang faktor yang
menghasilkan anak didik yang mempengaruhi komitmen kerja, ada
mampu hidup dan bersaing di tengah- dua faktor yang layak untuk dikaji,
tengah masyarakat. Dalam upaya yaitu faktor kepemimpinan kepala
tersebut, sekolah dituntut untuk sekolah dan motivasi kerja guru.
memberikan bekal pengetahuan dan Kepemimpinan seorang kepala
keterampilan kepada anak didik. sekolah memiliki pengaruh yang
Tugas mendidik dan mengajar besar untuk meningkatkan komitmen
menjadi bagian yang tidak dapat guru dalam mengelola kegiatan
dipisahkan dari rutinitas seorang guru pembelajaran di sekolah serta
sebagai bagian organisasi sekolah. mempunyai peranan yang sangat
Oleh sebab itu, guru diharapkan penting terhadap perkembangan dan
kemajuan sekolah. Oleh karena itu, menunjukkan rasa bersahabat, dekat,
kepala sekolah harus melaksanakan dan penuh pertimbangan terhadap
tugasnya secara baik dan benar sesuai para guru, baik sebagai individu
dengan fungsi dan tugas kepala maupun sebagai kelompok. Perilaku
sekolah. Pembinaan-pembinaan yang kepala sekolah yang positif dapat
dilakukan kepala sekolah terhadap mendorong, mengarahkan, dan
guru dapat meningkatkan komitmen memotivasi seluruh warga sekolah
guru dalam dunia pendidikan. untuk bekerja sama dalam
Dengan demikian, guru akan mewujudkan visi, misi, dan tujuan
terbantu untuk selalu melakukan sekolah.
inovasi pembelajaran kepada peserta Persoalan-persoalan yang
didik sehingga nilai-nilai dihadapi oleh pendidik dan tenaga
pembelajaran dapat diserap secara kependidikan di lapangan harus
maksimal dan dapat membentuk diatasi dengan bimbingan kepala
kepribadian terbaik peserta didik. sekolah yang tidak hanya bersifat
Tugas kepala sekolah adalah birokratis, tetapi juga bersifat klinis
membantu, mendorong, dan (pembinaan teknis edukatif)
memberikan keyakinan kepada guru mengingat lingkup tugas kepala
bahwa proses belajar mengajar dapat sekolah mencakup berbagai aspek
memberikan pengembangan berbagai maka diperlukan pengetahuan dan
pengalaman, pengetahuan, sikap, dan wawasan yang luas. Salah satu dari
keterampilan guru dan proses tugas kepala sekolah adalah kepala
pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah sebagai motivator. Mulyasa
guru tersebut harus dibantu secara (2013:120) menegaskan “Sebagai
profesional sehingga guru dapat motivator, kepala sekolah memiliki
berkembang dalam pekerjaannya strategi yang tepat untuk memberikan
yaitu untuk meningkatkan efektivitas motivasi kepada para tenaga
dan efisiensi proses belajar mengajar. kependidikan dalam melakukan
Wahjosumidjo (2011:84) berbagai tugas dan fungsinya.”
menjelaskan bahwa kepala sekolah Motivasi guru sangat penting
adalah jabatan pemimpin yang tidak karena orang yang memiliki motivasi
bisa diisi oleh orang-orang tanpa dalam bekerja biasanya memiliki
didasarkan atas pertimbangan. komitmen tinggi pada pekerjaannya
Kepemimpinan kepala sekolah sehingga menghasilkan kinerja yang
menurut Musfah (2014:301) adalah maksimal. Biasanya orang yang
proses mempengaruhi dan memiliki motivasi dalam bekerja
membimbing seorang pemimpin akan menimbulkan karakter-karakter
kepada pendidik dan tenaga yang positif. Tanpa adanya motivasi
kependidikan untuk melaksanakan dan kepemimpinan kepala sekolah
tugas-tugas kependidikan dan yang baik, guru akan bekerja apa
penelitian dengan menggunakan adanya dan terkesan asal bekerja.
fasilitas pendidikan yang ada, baik Motivasi dianggap memiliki
secara individu maupun kelompok, peran yang penting dalam mendorong
agar tujuan pendidikan tercapai secara kinerja guru. Motivasi merupakan
efektif dan efisien. masalah yang kompleks pada sebuah
Mulyasa (2017:17) mengatakan organisasi karena motivasi setiap guru
perilaku kepala sekolah harus dapat berbeda satu sama lain. Sopiah
mendorong kinerja para guru dengan (2008:170) menyebutkan “Motivasi
dapat didefinisikan sebagai keadaan aktif secara emosional dan berusaha
di mana usaha dan kemauan keras semaksimal mungkin mencapai tujuan
seseorang diarahkan kepada sekolah.
pencapaian hasil-hasil atau tujuan
tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud Melihat peranan dan fungsi
bisa berupa produktivitas, kehadiran guru yang sangat signifikan di dalam
atau perilaku kerja kreatif lainnya.” dunia pendidikan, guru perlu
Madrasah Tsanawiyah (MTs) memberikan hasil kinerja yang
merupakan sekolah menengah tingkat maksimal. Untuk memberikan
pertama islam yang berada di bawah kepemimpinan kepala sekolah yang
naungan Kementerian Agama RI. baik, guru juga memerlukan motivasi
MTs memiliki muatan kurikulum kerja yang tinggi, dan keterlibatan
umum yang diadopsi dari penuh secara fisik dan emosional
Kementerian Pendidikan dan ketika melaksanakan pekerjaan
Kebudayaan Nasional dan kurikulum tersebut. Perasaan seseorang yang
agama, yang merupakan ciri khas merasa antusias, bergairah tentang
madrasah, dari Kementerian Agama. apa yang dilakukannya dan terlibat di
Sebagai sebuah organisasi dalam pekerjaan, mencintai
pendidikan, MTs sangat pekerjaannya serta termotivasi secara
membutuhkan guru-guru yang langsung oleh pekerjaannya,
memiliki komitmen tinggi terhadap cenderung bekerja lebih giat, merasa
organisasi karena guru merupakan dirinya adalah bagian penting dari
unsur penting dalam mengembangkan organisasinya dan menghasilkan
pendidikan dan menunjang komitmen kerja yang tinggi.
keberhasilan organisasi. Guru yang
memiliki komitmen organisasi tinggi Disamping itu, sumber daya
akan merasa menjadi bagian dari manusia juga merupakan hal
organisasi tersebut sehingga mereka terpenting dalam upaya untuk
akan bekerja sepenuh hati dengan mencapai tujuan pendidikan. Sumber
kesadaran yang tinggi sehingga daya manusia yang berkualitas
akhirnya akan mempermudah meliputi kualitas fisik dan kualitas
tercapainya tujuan serta visi dan misi non fisik. Peningkatan kualitas non
sekolah (Luluh Abdillah Kurniawan fisik dapat diupayakan melalui
dan Uza sukmana, 2017:61). program-program kesehatan,
Guru yang mempunyai perbaikan gizi, dan permasyarakatan
komitmen ditandai dengan 1) olah raga. Sedangkan untuk
memberi perhatian yang tinggi membangun kualitas non fisik dapat
kepada siswa, 2) menyediakan waktu diupayakan melalui pendidikan
dan energi yang lebih banyak untuk secara terprogram dan terencana.
profesinya, dan 3) berbuat lebih
banyak bagi orang lain (Rahmayani, Salah satu upaya untuk
dkk., 2017:51). Sagala (dalam mempersiapkan sumber daya yang
Rahmayani, dkk., 2017:51) berkualitas diperlukan
mengatakan guru yang memiliki penyelenggaraan pendidikan yang
komitmen dalam organisasi sekolah berkualitas. Pemerintah sebagai
cenderung memiliki loyalitas dan penyelenggara pendidikan yang
tanggung jawab yang tinggi terhadap mempunyai hubungan langsung
nilai-nilai organisasi sekolah, terlibat dengan sekolah harus menyadari
bahwa sekolah merupakan ujung sampel dalam penelitian ini
tombak dalam pencapaian tujuan menggunakan teknik Simple Random
pendidikan. Segala perencanaan Sampling, dimana jumlah sampel
disusun harus mencerminkan dalam penelitian ini ditentukan
bagaimana cara memberikan menggunakan rumus slovin dengan
pelayanan agar sekolah dapat taraf kesalahan 5% yang dikutip oleh
melaksanakan kegiatan dengan (Sugiyono, 2014:86), sehingga
sebaik-baiknya. diperoleh sampel 83 orang.

Selain pengaruh kepemimpinan Teknik pengumpulan data yang


kepala sekolah, terdapat pula digunakan dalam penelitian ini adalah
pengaruh motivasi kerja oleh individu menggunakan survei, maka teknik
(guru) terhadap pekerjaannya. pengumpulan data yang digunakan
Motivasi kerja merupakan salah satu adalah instumen berupa kuisioner
faktor yang sangat penting untuk (angket). Angket dibuat berdasarkan
mendapatkan komitmen kerja yang pada indikator dari variabel-variabel
tinggi. Seorang guru dengan tingkat yang diteliti yaitu membuat
motivasi kerja guru yang tinggi akan pernyataan-pernyataan tentang
dapat memungkinkan guru untuk Kepemimpinan Kepala sekolah,
dapat berkerja dan menyelesaikan motivasi kerja dan komitmen guru.
tugasnya sehingga akan menunjang Kuisioner dibuat dengan
kemampuan mereka dalam proses menggunakan skala rating dengan
belajar mengajar maupun terhadap lima alternatif jawaban, yaitu sangat
profesi. setuju, setuju, kurang setuju,tidak
setuju, dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian di atas dan
didukung oleh pernyataan para ahli, Instrumen dari variabel
maka penulis tertarik untuk mengkaji penelitian tersebut sebelum digunakan
lebih dalam dengan cara melakukan terlebih dahulu dilakukan uji coba.
penelitian secara ilmiah tentang Uji coba instrumen dilakukan untuk
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala menentukan validitas dan reliabilitas.
Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Validitas dihitung dengan
Komitmen Guru MTs di Kecamatan menggunakan rumus Pearson
Tampan Kota Pekanbaru”. Product Moment. Selanjutnya,
Reliabilitas instrumen digunakan
METODOLOGI PENELITIAN untuk mengetahui kehandalan
instrumen yang dihitung dengan
Penelitan ini dilaksanakan menggunakan Alpha Cronbach.
terhadap guru MTS di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. Populasi Penelitian ini menggunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh teknik analisis statistik deskriptif dan
guru MTS Swasta di Kecamatan analisis statistik inferensial yang
Tampan Kota Pekanbaru yang terdiri dihitung dengan menggunakan
dari 4 Madrasah berjumlah 105 orang. program Microsoft Excel dan SPSS
versi 24 for windows. Analisis
Sampel merupakan subset dari statistik deskriptif dilakukan untuk
populasi, terdiri dari beberapa memaparkan data dalam bentuk
anggota populasi. Pengambilan distribusi Mean hasil angket.
Analisis statistik deskriptif adalah 70,20% sedangkan sisanya
bertujuan untuk mengetahui seberapa sebesar 20,80% ditentukan oleh faktor
tinggikepemimpinan kepala sekolah, lain yang tidak menjadi bagian dari
dan motivasi kerja berdasarkan penelitian ini. Persamaan regresi yang
deskriptif berkaitan dengan komitmen diperoleh, Y = 243 + 0,673 X1
guru berdasarkan indikator. artinya jika tidak adanya
Kepemimpinan Kepala sekolah maka
Analisis statistik inferensial nilai dari komitmen guru sebesar 243
digunakan untuk melakukan satu satuan dan apabila kenaikan
pengujian terhadap hipotesis hingga setiap satu satuan pada
sampai pada suatu kesimpulan. Kepemimpinan Kepala sekolah maka
Analisis ini diawali dengan uji akan diikuti peningkatan terhadap
normalitas dan uji linieritas. Uji komitmen guru sebesar 0,673 satu
normalitas dilakukan untuk satuan.
mengetahui apakah sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. b) Diperoleh pengaruh variabel
Sedangkan uji linieritas digunakan motivasi kerja terhadap komitmen
untuk mengetahui apakah dua guru MTs Swasta di Kecamatan
variabel mempunyai hubungan linier Tampan Kota Pekanbaru adalah
atau tidak secara signifikan. 58,00%, sedangkan sisanya sebesar
42,00% ditentukan oleh faktor lain
Pengujian hipotesis dilakukan yang tidak menjadi bagian dari
dengan melakukan uji regresi penelitian ini. Persamaan regresi
sederhana dan regresi berganda. Uji yang diperoleh, Y = 243+0,253X2
regresi sederhana dilakukan untuk artinya jika tidak adanya motivasi
melihat hubungan antara variabel- kerja guru maka nilai dari komitmen
variabel bebas dengan variabel guru sebesar 243 satu satuan dan
terikat, Sedangkan uji regresi apabila kenaikan setiap satu satuan
berganda dilakukan untuk melihat pada motivasi kerja maka akan diikuti
apakah ada korelasi yang berarti peningkatan terhadap motivasi kerja
apabila kedua variabel bebas secara guru guru sebesar 0,253 satu satuan.
bersama-sama dikorelasikan dengan
variabel terikat. c) Diperoleh pengaruh variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan
HASIL PENELITIAN motivasi kerja secara bersama-sama
terhadap komitmen guru MTs Swasta
Setelah melakukan pengujian di Kecamatan Tampan Kota
deskriptif data, pengujian hipotesis, Pekanbaru adalah 72,30%, sedangkan
mencari kontribusi antar variabel sisanya sebesar 27,70% lagi
Kepemimpinan Kepala sekolah, ditentukan oleh faktor lain yang tidak
variabel motivasi kerja terhadap menjadi bagian dari penelitian ini.
variabel komitmen guru maka didapat Persamaan regresi yang diperoleh,
hasil penelitian sebagai berikut: a) Y= 243 +0,673X1+0,253X2 artinya
Diperoleh pengaruh yang signifikan jika tidak ada Kepemimpinan Kepala
antara variabel Kepemimpinan sekolah dan motivasi kerja maka nilai
Kepala sekolah X1 terhadap komitmen guru sebesar 243 satu
Komitmen guru Y MTS di satuan. Apabila Kepemimpinan
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Kepala sekolah mengalami kenaikan
satu satuan dengan asumsi motivasi motivasi kerja guru di lingkungannya
kerja tetap maka nilai dari komitmen dengan melakukan serta
guru sebesar 0,673 satu satuan membiasakan diri untuk memberi
sedangkan motivasi kerja mengalami motif atau keinginan, harapan, dan
kenaikan satu satuan dengan asumsi insentif.
Kepemimpinan Kepala sekolah tetap
maka nilai motivasi kerja guru Ketiga, Terdapat pengaruh
sebesar 0,253 satu satuan. positif yang signifikan antara
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
KESIMPULAN DAN SARAN dan Motivasi Kerja (X2) secara
bersama-sama terhadap Komitmen
1. Kesimpulan Guru (Y). Semakin tinggi
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Berdasarkan hasil penelitian Motivasi kerja maka semakin tinggi
maka dapat disimpulkan beberapa hal pula tingkat komitmen Guru. Artinya
sebagai berikut. bahwa, guru mampu meningkatkan
komitmen untuk meningkatkan dan
Pertama, Terdapat pengaruh memperkuat serta mengedepankan
positif yang signifikan antara komitmen guru dengan melihat
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) keterlibatan guru dalam kegiatan
terhadap Komitmen Guru (Y). sekolah, loyalitas terhadap organisasi
Semakin tinggi kualitas sekolah, memiliki rasa tanggung
Kepemimpinan Kepala Sekolah jawab, dan keinginan guru untuk
maka semakin tinggi pula tingkat bekerja keras.
komitmen guru. Ini bermakna, bahwa
kepemimpinan kepala sekolah sangat 2. Saran
dibutuhkan dalam bekerja.
Kepemimpinan Kepala sekolah Kepala sekolah dan para pihak
dianggap penting karena keberhasilan yang berkaitan dengan pengelolaan
suatu sekolah dipengaruhi oleh lembaga sekolah diharapkan agar
Motivasi kerja dankomitmen guru. dapat meningkatkan dan memperkuat
Kepemimpinan Kepala sekolah Kepemimpinan Kepala Sekolah atas
merupakan salah satu aspek yang kemampuan yang dimilikinya, hal ini
penting pada guru, yang meliputi: dapat diterapkan dengan melakukan
leader, motivator, supervisor, Leader, Motivator, Supervisor,
praising, dan providing security. Providing security, dan Praising.
Kepala sekolah dan para pihak
Kedua, Terdapat pengaruh yang berkaitan dengan pengelolaan
positif yang signifikan antara lembaga sekolah diharapkan agar
Motivasi kerja (X2) terhadap dapat meningkatkan dan memperkuat
Komitmen Guru (Y). Semakin tinggi motivasi kerja guru di lingkungannya
Motivasi kerja yang dimiliki guru dengan melakukan serta
maka semakin tinggi pula tingkat membiasakan diri untuk memberi
Komitmen Guru. Artinya bahwa, guru motif atau keinginan, harapan, dan
mampu meningkatkan motivasi kerja insentif. Kepala sekolah dan para
untuk bekerja bersama mencapai pihak yang berkaitan dengan
tujuan yang diinginkan, dengan cara pengelolaan lembaga sekolah
meningkatkan dan memperkuat diharapkan agar dapat meningkatkan
dan memperkuat serta Rahmayani, dkk. 2017. Pengaruh
mengedepankan komitmen guru Iklim Organisasi, Motivasi
dengan melihat keterlibatan guru Kerja dan Kepuasan Kerja
dalam kegiatan sekolah, loyalitas terhadap Komitmen Organisasi
terhadap organisasi sekolah, memiliki Guru SMP Negeri di
rasa tanggung jawab, dan keinginan Kecamatan Silih Nara
guru untuk bekerja keras. Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal
Kepada para peneliti dan Manajemen Pendidikan Vol.9
peminat masalah guru, kiranya dapat No.2
menindaklanjuti penelitian ini dengan
melakukan penelitian yang sama pada Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.
objek yang berbeda serta indikator Yogyakarta: Andi Yogyakarta
yang berbeda atau sama, sehingga
diperoleh cara atau strategi yang tepat Sugiono. 2012. Metode Penelitian
dalam meningkatkan dan Pendidikan Pendekatan
memperbaiki komitmen guru. Kuantitatif, Pendekatan
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
DAFTAR BACAAN Alfabeta
Elit Pramana Yudha, dkk. 2014.
Pengaruh Motivasi terhadap Triatna, Cepi. 2015. Perilaku
Komitmen Organisasional pada Organisasi. Bandung: Remaja
Guru Madrasah Ibtidaiyah Rosdakarya.
Islamiyah Kota Madiun.
JESTT. Vol. 1 No. 5. Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Ivancevich, et.al. 2006. Raja Grafindo Persada.
Organizational Behavior and
Management. New York:
McGraw Hill Companies.

Kurniawan, Luluh Abdillah. 2017.


Pengaruh Motivasi Kerja
terhadap Komitmen Organisasi
Guru SMK Negeri Lampung
Barat. Jurnal Serambi
Academia, Volume 5 No. 2.

Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala


Sekolah Profesional. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. 2017. Manajemen dan


Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Musfah, Jejen. 2014. Manajemen


Pendidikan (Teori, Kebijakan,
dan Praktik). Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai