Oleh
RUSNA BAHROINI
NIM. 1710246019
Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan komitmen guru.
INFLUENCE OF SCHOOL LEADERSHIP LEADERSHIP AND WORK
MOTIVATION AGAINST MTS TEACHERS COMMITMENTS
IN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
1
Rusna Bahroini, 2Hasnah Faizah, 3Miharty
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Riau
E-mail: @gmail.com
This study aims to describe the effect of the Principal's leadership and
work motivation on the commitment of MTS teachers in the Tampan sub-district
of Pekanbaru City. This type of research is a quantitative descriptive study using
survey methods with correlational techniques (correlational resarch). The data
collection technique used was a questionnaire (questionnaire). Analysis of the
data used is descriptive and inferential statistics.
Based on the analysis of the data it is known that, there is an influence of
the Principal's leadership and Work Motivation on the Commitment of MTS
Teachers in the Tampan District of Pekanbaru City, both partially and jointly.
This research is expected to be useful for improving teacher work commitments in
carrying out their obligations.
Keywords: school principal leadership, work motivation and teacher commitment
PENDAHULUAN memiliki komitmen terhadap
organisasi sekolah. Komitmen kerja
ditunjukkan ketika seorang guru
Pendidikan memiliki peran melakukan tugasnya sebagai seorang
yang sangat penting dalam guru dan sebagai bagian organisasi
pembangunan negara. Pembangunan sekolah. Seorang guru dikatakan
negara mencakup seluruh aspek profesional jika memiliki komitmen
kehidupan masyarakat, seperti aspek yang tinggi, dalam hal ini ditandai
sosial, ekonomi, politik, dan kultural. dengan keinginan yang kuat untuk
Untuk meningkatkan dan memajukan tetap menjadi anggota organisasi,
seluruh aspek kehidupan masyarakat menerima tujuan organisasi, dan
tersebut, diperlukan pendidikan yang berusaha keras untuk memajukan
berkualitas. Kualitas pendidikan organisasi.
Indonesia terutama ditentukan oleh Menurut Ivancevich,
proses belajar mengajar yang Konopaske, dan Matteson (2006:234),
berlangsung di ruang-ruang kelas komitmen (commitment) adalah
(Zamroni dalam Elit Prambara Yudha perasaan identifikasi, keterlibatan,
dan Fatin Fadhilah Hasib, 2014:305). dan kesetiaan yang diekspresikan oleh
Peran guru dalam Undang- karyawan terhadap perusahaan atau
Undang Nomor 14 Tahun 2005 organisasi. Menurut Triana
tentang Guru dan Dosen pasal 1 (2015:120) komitmen organisasi
dinyatakan sebagai berikut “Guru sebagai suatu kadar kesetiaan
adalah pendidik profesional dengan karyawan terhadap organisasi yang
tugas utama mendidik, mengajar, dicirikan oleh keinginannya untuk
membimbing, mengarahkan, melatih, tetap menjadi bagian dari organisasi,
menilai, dan mengevaluasi peserta berbuat yang terbaik untuk organisasi,
didik pada pendidikan anak usia dini dan selalu menjaga nama baik
jalur pendidikan formal, pendidikan organisasi
dasar, dan pendidikan menengah”. Hendri (dalam Thaibah, dkk)
Sesuai dengan pernyataan di atas, menyatakan rendahnya komitmen
dapat disimpulkan bahwa guru guru dalam melaksanakan tugasnya
mempunyai peran utama dalam dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti
mendidik dan memberi bekal kepemimpinan, kecerdasan, kepuasan
pengetahuan dan keterampilan kepada kerja, motivasi kerja, kerja sama,
anak didik. kesesuaian penempatan karyawan dan
Sekolah merupakan suatu iklim organisasi. Dari pendapat ahli
organisasi yang dituntut untuk tersebut tentang faktor yang
menghasilkan anak didik yang mempengaruhi komitmen kerja, ada
mampu hidup dan bersaing di tengah- dua faktor yang layak untuk dikaji,
tengah masyarakat. Dalam upaya yaitu faktor kepemimpinan kepala
tersebut, sekolah dituntut untuk sekolah dan motivasi kerja guru.
memberikan bekal pengetahuan dan Kepemimpinan seorang kepala
keterampilan kepada anak didik. sekolah memiliki pengaruh yang
Tugas mendidik dan mengajar besar untuk meningkatkan komitmen
menjadi bagian yang tidak dapat guru dalam mengelola kegiatan
dipisahkan dari rutinitas seorang guru pembelajaran di sekolah serta
sebagai bagian organisasi sekolah. mempunyai peranan yang sangat
Oleh sebab itu, guru diharapkan penting terhadap perkembangan dan
kemajuan sekolah. Oleh karena itu, menunjukkan rasa bersahabat, dekat,
kepala sekolah harus melaksanakan dan penuh pertimbangan terhadap
tugasnya secara baik dan benar sesuai para guru, baik sebagai individu
dengan fungsi dan tugas kepala maupun sebagai kelompok. Perilaku
sekolah. Pembinaan-pembinaan yang kepala sekolah yang positif dapat
dilakukan kepala sekolah terhadap mendorong, mengarahkan, dan
guru dapat meningkatkan komitmen memotivasi seluruh warga sekolah
guru dalam dunia pendidikan. untuk bekerja sama dalam
Dengan demikian, guru akan mewujudkan visi, misi, dan tujuan
terbantu untuk selalu melakukan sekolah.
inovasi pembelajaran kepada peserta Persoalan-persoalan yang
didik sehingga nilai-nilai dihadapi oleh pendidik dan tenaga
pembelajaran dapat diserap secara kependidikan di lapangan harus
maksimal dan dapat membentuk diatasi dengan bimbingan kepala
kepribadian terbaik peserta didik. sekolah yang tidak hanya bersifat
Tugas kepala sekolah adalah birokratis, tetapi juga bersifat klinis
membantu, mendorong, dan (pembinaan teknis edukatif)
memberikan keyakinan kepada guru mengingat lingkup tugas kepala
bahwa proses belajar mengajar dapat sekolah mencakup berbagai aspek
memberikan pengembangan berbagai maka diperlukan pengetahuan dan
pengalaman, pengetahuan, sikap, dan wawasan yang luas. Salah satu dari
keterampilan guru dan proses tugas kepala sekolah adalah kepala
pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah sebagai motivator. Mulyasa
guru tersebut harus dibantu secara (2013:120) menegaskan “Sebagai
profesional sehingga guru dapat motivator, kepala sekolah memiliki
berkembang dalam pekerjaannya strategi yang tepat untuk memberikan
yaitu untuk meningkatkan efektivitas motivasi kepada para tenaga
dan efisiensi proses belajar mengajar. kependidikan dalam melakukan
Wahjosumidjo (2011:84) berbagai tugas dan fungsinya.”
menjelaskan bahwa kepala sekolah Motivasi guru sangat penting
adalah jabatan pemimpin yang tidak karena orang yang memiliki motivasi
bisa diisi oleh orang-orang tanpa dalam bekerja biasanya memiliki
didasarkan atas pertimbangan. komitmen tinggi pada pekerjaannya
Kepemimpinan kepala sekolah sehingga menghasilkan kinerja yang
menurut Musfah (2014:301) adalah maksimal. Biasanya orang yang
proses mempengaruhi dan memiliki motivasi dalam bekerja
membimbing seorang pemimpin akan menimbulkan karakter-karakter
kepada pendidik dan tenaga yang positif. Tanpa adanya motivasi
kependidikan untuk melaksanakan dan kepemimpinan kepala sekolah
tugas-tugas kependidikan dan yang baik, guru akan bekerja apa
penelitian dengan menggunakan adanya dan terkesan asal bekerja.
fasilitas pendidikan yang ada, baik Motivasi dianggap memiliki
secara individu maupun kelompok, peran yang penting dalam mendorong
agar tujuan pendidikan tercapai secara kinerja guru. Motivasi merupakan
efektif dan efisien. masalah yang kompleks pada sebuah
Mulyasa (2017:17) mengatakan organisasi karena motivasi setiap guru
perilaku kepala sekolah harus dapat berbeda satu sama lain. Sopiah
mendorong kinerja para guru dengan (2008:170) menyebutkan “Motivasi
dapat didefinisikan sebagai keadaan aktif secara emosional dan berusaha
di mana usaha dan kemauan keras semaksimal mungkin mencapai tujuan
seseorang diarahkan kepada sekolah.
pencapaian hasil-hasil atau tujuan
tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud Melihat peranan dan fungsi
bisa berupa produktivitas, kehadiran guru yang sangat signifikan di dalam
atau perilaku kerja kreatif lainnya.” dunia pendidikan, guru perlu
Madrasah Tsanawiyah (MTs) memberikan hasil kinerja yang
merupakan sekolah menengah tingkat maksimal. Untuk memberikan
pertama islam yang berada di bawah kepemimpinan kepala sekolah yang
naungan Kementerian Agama RI. baik, guru juga memerlukan motivasi
MTs memiliki muatan kurikulum kerja yang tinggi, dan keterlibatan
umum yang diadopsi dari penuh secara fisik dan emosional
Kementerian Pendidikan dan ketika melaksanakan pekerjaan
Kebudayaan Nasional dan kurikulum tersebut. Perasaan seseorang yang
agama, yang merupakan ciri khas merasa antusias, bergairah tentang
madrasah, dari Kementerian Agama. apa yang dilakukannya dan terlibat di
Sebagai sebuah organisasi dalam pekerjaan, mencintai
pendidikan, MTs sangat pekerjaannya serta termotivasi secara
membutuhkan guru-guru yang langsung oleh pekerjaannya,
memiliki komitmen tinggi terhadap cenderung bekerja lebih giat, merasa
organisasi karena guru merupakan dirinya adalah bagian penting dari
unsur penting dalam mengembangkan organisasinya dan menghasilkan
pendidikan dan menunjang komitmen kerja yang tinggi.
keberhasilan organisasi. Guru yang
memiliki komitmen organisasi tinggi Disamping itu, sumber daya
akan merasa menjadi bagian dari manusia juga merupakan hal
organisasi tersebut sehingga mereka terpenting dalam upaya untuk
akan bekerja sepenuh hati dengan mencapai tujuan pendidikan. Sumber
kesadaran yang tinggi sehingga daya manusia yang berkualitas
akhirnya akan mempermudah meliputi kualitas fisik dan kualitas
tercapainya tujuan serta visi dan misi non fisik. Peningkatan kualitas non
sekolah (Luluh Abdillah Kurniawan fisik dapat diupayakan melalui
dan Uza sukmana, 2017:61). program-program kesehatan,
Guru yang mempunyai perbaikan gizi, dan permasyarakatan
komitmen ditandai dengan 1) olah raga. Sedangkan untuk
memberi perhatian yang tinggi membangun kualitas non fisik dapat
kepada siswa, 2) menyediakan waktu diupayakan melalui pendidikan
dan energi yang lebih banyak untuk secara terprogram dan terencana.
profesinya, dan 3) berbuat lebih
banyak bagi orang lain (Rahmayani, Salah satu upaya untuk
dkk., 2017:51). Sagala (dalam mempersiapkan sumber daya yang
Rahmayani, dkk., 2017:51) berkualitas diperlukan
mengatakan guru yang memiliki penyelenggaraan pendidikan yang
komitmen dalam organisasi sekolah berkualitas. Pemerintah sebagai
cenderung memiliki loyalitas dan penyelenggara pendidikan yang
tanggung jawab yang tinggi terhadap mempunyai hubungan langsung
nilai-nilai organisasi sekolah, terlibat dengan sekolah harus menyadari
bahwa sekolah merupakan ujung sampel dalam penelitian ini
tombak dalam pencapaian tujuan menggunakan teknik Simple Random
pendidikan. Segala perencanaan Sampling, dimana jumlah sampel
disusun harus mencerminkan dalam penelitian ini ditentukan
bagaimana cara memberikan menggunakan rumus slovin dengan
pelayanan agar sekolah dapat taraf kesalahan 5% yang dikutip oleh
melaksanakan kegiatan dengan (Sugiyono, 2014:86), sehingga
sebaik-baiknya. diperoleh sampel 83 orang.