Anda di halaman 1dari 2

Yudhi Sutana / 1850300057

Semester 5 Akuntansi

UTS Akuntansi Pemerintah

12 November 2020

NOMOR 7

Di Indonesia apa peran akuntan (accountant role) berkaitan dengan SDG’30 ? Jelaskan !

Jawab:

Pertama-tama sebelum masuk peran akuntan berkaitan dengan SDG’30, sebaiknya mengetahui
dahulu apa yang dimaksudkan dengan SDG’30. SDG’30 atau yang dikenal dengan SDGs atau
Sustainable Development Goals merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para
pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemisikinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada
tahun 2030. Telah diketahui bahwa PBB mencanangkan SDGs ini dan para akuntan pun dapat turut
andil dalam SDGs ini, memang tidak semua tujuan dari SDGs berkaitan dengan peran akuntan tetapi
setidaknya akuntan dapat mengambil peran di 6 Tujuan SDGs. Adapun peran akuntan dalam SDGs
atau SDG’30 adalah sebagai berikut:

1. Peran dalam mempersempit kesenjangan gender; organisasi akuntan di beberapa negara


telah berkontribusi dengan mempertahankan dan mengadvokasi perempuan untuk
memasuki berbagai macam profesi, tak terkecuali profesi akuntan, dengan berbagai macam
program dan kemitraan.
2. Peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan; profesi ini juga bekerja dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai inisiatif untuk memberikan
kepemimpinan, keterampilan bisnis dan kewirausahaan dan pendidikan profesional yang
relevan untuk memperluas jalur ke dalam profesi. Organisasi akuntansi di seluruh dunia juga
mendanai dan mendukung program pendidikan keaksaraan keuangan, yang mengarah ke
lebih banyak kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan.
3. Peran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi; pertumbuhan ekonomi memiliki dampak
besar bagi kehidupan warga di seluruh dunia, dan profesi akuntansi global adalah penggerak
pertumbuban dan stabilitas ekonomi. Akuntan menggunakan keterampilan profesional
untuk mendorong para pemimpin mengarahkan organisasi menuju pencapai kinerja
ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, akuntan memiliki kesempatan
untuk berkontribusi pada kemakmuran yang lebih besar dan meningkatkan standar hidup
secara lebih luas. Kesempatan tersebut terletak pada informasi, pelaporan, pengukuran, dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan
kemakmuran di seluruh dunia.
4. Peran dalam mempromosikan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; semua
organisasi diharapkan untuk memberikan kontribusi positif-bersih terhadap lingkungan,
ekonomi dan masyarakat. Untuk akuntan dalam sektor bisnis, ini berarti membangun tata
kelola perusahaan dan rencana keberlanjutan terpadu yang mengoptimalkan proses bisnis,
menghindari pemborosan dan menerapkan inovasi dan teknologi yang mampu mendorong
efisiensi.
5. Peran dalam memajukan aksi iklim; kesepakatan Paris bulan Desember 2015 mungkin
tampak seperti sejarah kuno, tetapi masalah yang dibahas selama konvensi tetap bersifat
mendesak. Profesi akuntan dapat mendukung pemerintah dan organisasi global dalam
mengimplementasikan rencana untuk perubahan iklim. Misalnya, auditor memainkan peran
utama dalam meminta pertanggungjawaban pemerintah ataupun sektor swasta atas kinerja,
termasuk kemajuan menuju sasaran dan target iklim. Dengan menggunakan pelaporan
terpadu untuk lebih memahami risiko perubahan iklim, akuntan dapat membantu organisasi
menyelaraskan tujuan dan sasaran bisnis mereka dengan persiapan untuk perubahan iklim.
6. Peran dalam menjaga perdamaian dan keadilan; pemerintah dan perusahaan yang
transparan, serta menjunjung tinggi keadilan adalah cerminan dari masyarakat yang aman
dan adil. Kecurangan dan korupsi global mampu mengancam pencapaian SDGs, mencegah
pertumbuhan bisnis, serta menghalangi investasi publik dan asing. Secara khusus, profesi
akuntan turut membantu menjaga perdamaian dan keadilan dengan memegang teguh
prinsip kejujuran dalam membangun laporan keuangan perusahaan. Pada akhirnya, akuntan
berperan penting sebagai value keeper yang menjaga perusahaan untuk tetap berpegang
terhadap komitmennya dalam mencapai nilai-nilai yang sudah dijadikan visi dan misi
perusahaan. Tanpa peran akuntan, target-target SDGs mungkin hanya menjadi slogan-slogan
belaka dalam strategi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. Kita sebagai
akuntan yang baik harus turut mendukung keberhasilan dalam pencapaian SDGs.

NOMOR 8

Apa yang dimaksud dengan Teori Dana ? Berikan contoh Akuntansi Dana di pemerintahan !

Teori Dana (Fund Theory) merupakan dasar akuntansi bukanlah pemilik atau kesatuan tetapi
sekelompok aktiva dan kewajiban serta modalnya yang disebut dana yang mengatur penggunaan
aktiva (asset centered). Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi
(dana) serta kewajiban dan rekrisi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Biasanya teori dana
digunakan untuk perusahaan nirlaba dimana terdapat pemisahan dana yang digunakan dalam
laporan keuangan. Dalam pelaksanaan akuntansi dana, pemerintah membagi dananya menjadi dua
yaitu:

1. Expendable Fund, atau dapat disebut juga Government Fund yang digunakan untuk belanja
operasional atau pengurusan keperluan pemerintahan sehari-hari.
2. Non-expendable Fund, atau dapat disebut juga Propriertary Fund yang tidak boleh
dibelanjakan untuk urusan pemerintah karena telah dipisahkan dan digunakan untuk
aktivitas bisnis.

Adapun Expendable Fund atau Government Fund kemudian dibagi menjadi beberapa dana
mengingat pemerintah memiliki beragam keperluan

1. Dana Umum (General Fund) digunakan untuk keperluan umum pemerintah. Contohnya
adalah APBN, dll.
2. Dana Proyek Modal (Capital Project Fund) digunakan untuk membiayai proyek-proyek
pembangunan. Contohnya adalah pembangunan infrastruktur seperti bangunan
pemerintahan, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), dll.
3. Dana Pelunasan Utang (Debt Service Fund) digunakan untuk membiayai utang-utang
pemerintah. Contohnya adalah pelunasan hutang atau pembayaran hutang negara kepada
negara lain, dll.

Anda mungkin juga menyukai