Anda di halaman 1dari 15

Halogen dan Gas Mulia

A. Pengertian Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan
17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit
ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena
unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna
terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Untuk mencapai keadaan stabil
(struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom
lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk
ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk
ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh
ion ini disebut halida. Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang
paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2
np5. Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin
(Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.

B. Sifat Fisik Halogen


Sifat F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53
[He] [Ne] [Ar] [Kr]
Konfigurasi
Elektron
Jari-jari kovalen
0,64 0,99 1,14 1,33
( )

Jari-jari Ion ( ) 1,19 1,67 1,82 2,06


Energi Ionosasi
1681 1251 1140 1008
Tinkat I (kJ/mol)
Afinitas electron -328 -349 -325 -295
Potensial reduksi
2,87 1,36 1,06 0,54
Standar, (volt)
Energi ikatan X-X
155 242 193 151
(kJ/mol)
Energi ikatan H-X
562 431 366 299 [1]
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5
Titik didih -233 -103 -7,2 113,5

Titik beku ( ) -188 -34,5 58,8 184,4

Wujud pada C Gas Gas (Biru Cair (Merah) Padat (Metalik


(Kuning pucat) gelap) [2]
pucat)

I.Wujud halogen

Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X berkurang dari Cl2
sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin
lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin
rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini
berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan semakin
mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil.

II. Titik Cair dan Titik Didih

Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini
disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya
massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu
kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.

III. Warna

Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau merangsang. Fluor
berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu.

C. Sifat Kimia Halogen

I. Kelarutan

Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
juga bereaksi dengan air. 2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g) Iodin sukar larut dalam air, tetapi
mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-,
misalnya I2 larut dalam larutan KI. I2(s) + KI(aq) KI3(aq) Karena molekul halogen nonpolar
sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan
sebagainya.

II. Kereaktifan

Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di
alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar
kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi
keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin
kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif
halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan
kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.

1. Kereaktifan fluor dan klor

Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan
dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat
membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah
satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar
dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa
termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.

2. Kereaktifan brom

Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai
tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum
yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm
bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar
yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.

3. Kereaktifan iodium

Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau
tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan
selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.

4. Kereaktifan astatin

Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa
diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa
yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.

III. Daya Oksidasi


Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin
lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. F2 + 2KCl 2KF +
Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl- 2F- + Cl2 Cl2 + 2I- 2Cl- + I2 Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau
ditulis Br2 + F- (tidak terjadi reaksi) Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat
reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.

D. Ciri Khas Halogen

Sifat-sifat Kimia HalogenSemua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan


penarikan satu elektron dari luar, maupun secara kovalen.Umumnya unsur-unsur halogen
memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1,
+3, +5 dan +7, kecuali flourin.Semua unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat.
Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin ke iodin.Semua unsur halogen dapat bereaksi
dengan semua unsur logam dan beberapa unsur non logam. Fluorin merupakan unsur yang paling
reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang lain sesuai dengan
kenaikan nomor atom.Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam
halida (HX).Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam oksi dengan rumus
HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat, dan
asam perhalat.Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen
membenuk senyawa antar halogen. Senyawa-senyawa ini dapat dibedakan ke dalam empat
kelompok senyawa yaitu : Kelompok AX, contoh : ClF, BrCl, IClKelompok AX3, contoh :
ClF3, BrF3, IF3Kelompok AX5, contoh : BrF5, IF5Kelompok AX7, contoh : IF7

E. Pembuatan Halogen

Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi
ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari
berbagai proses yang dapat terjadi.

Fluorin (F2)

Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam
kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk
menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja
dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan
oksidasinya.

Klorin

Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :

Bromin

Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan
gas Br2 sebagai berikut:
 Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
 Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
 Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.

Iodin

Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin
juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui
reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.

F. Kegunaan Halogen
Fluorin
 Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon.
 Membuat Teflon
 Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalu proses difusi gas

Senyawa Fluorin
 CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan
kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot.
Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon.
 Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan
panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat
rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket.
 Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat
tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca.
 Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan
gigi.

Klorin
 Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.
 Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
 Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra
etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
 Untuk industri sebagai jenis pestisida.
 Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
 Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil.
 Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.
Senyawa Klorin
 Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian.
 Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH,
mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim
dingin.
 Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada
elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan
obat-obatan, plastik, dan zat warna.
 Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau
pemutih pada kain
 Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
 Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
 Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
 Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik.
 KCl untuk pembuatan pupuk.
 KClO3 untuk bahan pembuatan korek api

Bromin

 Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).


 Untuk pembuatan AgBr.
 Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida

Senyawa Bromin
 Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal
(TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal
tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan
gas buangan dan akan mencemarkan udara.
 AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film
fotografi.
 Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.

Iodin
 Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal
dengan iodium tingtur)
 Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI)
 Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.

Senyawa Iodin
 KI digunakan sebagai obat anti jamur.
 Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik
 AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi
 NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok.
Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi
yang dikandungnya.

G. Kelimpahan Halogen Di Alam Dalam Bentuk Mineral

1. Fluorine

Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F. dengan
penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan garam Calsium sulfat.
Selanjutnya lelehan asam florida di elektrolisis untuk menghasilkan gas F2. CaF2 + H2SO4 -->
CaSO4 + 2HF

2. Klorin

Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di air
laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap
1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsure klorin adalah
melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas H2,
dan NaOH pada katode.

3. Bromin

Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan
garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati de
ngan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas

4. Iodine

Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada
deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar
sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat
pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut : 2IO3- + 5HSO3- --> I2 +
3HSO4- + 2SO42- + H2O

Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII
A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F),
klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum
ditemukan. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron
(oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit
terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam
keadaan bebas dialam, karena sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa
dengan unsur-unsur yang lain. Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia)
atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen
sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut
ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Golongan halogen terdiri dari
beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur
Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “ Film
CharLes Bronson Idaman ATi” . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring
dengan bertambahnya jari-jari atomnya.

A. Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang
terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe),
Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka
akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :

Helium=0,00052%
Neon=0,00182%
Argon=0,934%
Kripton=0,00011%
Xenon=0,000008
Radon = Radioaktif*
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena
Helium meupakan bahan bakar dari matahari.

* Radon = amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat
sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

SEJARAH GAS MULIA


Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan
sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun
sudah melibatkan gas-gas atmosfer.

Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu
unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum.
Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi
nama argon.
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari
sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland.

Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta
Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.

Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai
niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang
paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.

Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut
diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett
barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas
mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti.
Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil
atau sukar berreaksi.

Asal-usul nama unsur gas mulia:


-Helium →Helios (Yunani) : matahari
-Argon →Argos (Yunani) : malas
-Neon →Neos (Yunani) : baru
-Kripton →Kriptos (Yunani) : tersembunyi
-Xenon →Xenos (Yunani) : asing
- Radon → Radium

A. Sifat gas mulia


Sifat-Sifat Umum :

     Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
     Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2

     Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).


Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.

Gas Mulia Nomor Atom Titik Leleh (˚C) Titik Didih (˚C) Energi Ionisasi Jari-jari Atom
(kJ/mol) (Angstrom)
He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50
Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65
Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95
Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10
Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30
Rn 86 -71 -62 1040 1,45

Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan, semakin
keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat sukar
dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas
mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin besar, energi
ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke
bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi
suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi),  artinya
sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah
atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya
yang bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih
mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak
reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan
bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe,
Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan
kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (25 0C
atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas
mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur – unsur
gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih
pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada
ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron
pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan
kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion
positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel Konfigurasi elektron gas mulia
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang
lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia
bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.

1.Sifat Fisis

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas
titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis,
titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn.
Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan. Dan
bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang.

2.SifatKimia

Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia
akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya
tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang
sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

B. Reaksi pada gas mulia

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom
lain. Karena sebenarnyan tidak semua sub kulit pada
gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit
d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Nama senyawa yang
Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk
Senyawa ini dihasilkan
oleh fotolisis dan
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida
matriks Ar padat dan
stabil pada suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan
dengan cara
mendinginkan Kr dan
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
F2pada suhu -196 0C lalu
diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X

XeF2 dan XeF4 dapat


Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) diperoleh dari
pemanasan Xe dan
Xenon flourida
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) F2pada tekanan6 atm,
jika umlah peraksi F2
Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s) lebih besar maka akan
diperoleh XeF6
Xe(Xenon)
XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) XeO4 dibuat dari reaksi
+ 6HF(aq)6XeF4(s) + Xenon oksida disproporsionasi(reaksi
12H2O(l) → 2XeO3(s) + dimana unsur pereaksi
4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq) yang sama sebagian
teroksidasi dan
sebagian lagi tereduksi)
yang kompleks dari
larutan XeO3 yang
bersifat alkain
Bereaksi secara
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida
spontan.

C. Pembuatan gas mulia


a.       Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas helium dari
gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan
gas helium terpisah dari gas alam.

b.      Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam
industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.

Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga
terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen
dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih
gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara
katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk.
Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas
argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan
terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat sebagai
isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan
88
Ra226 → 86Rn222 + 2He4

E.   Pembentukan senyawa pada gas mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170
kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan
menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF 2. Radon dapat bereaksi
langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak
stabil).

F. Kegunaan gas mulia


a.      Helium.
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para
pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2
yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah
jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan
perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear. Aplikasi lainnya sedang dikembangkan oleh
militer AS adalah untuk mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa
AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk mengambil sampel atmosfer
di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil
gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

b.     Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat
digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal
petir, dan mengisi tabung televisi.

c.      Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga
digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak
bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
d.     Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton
juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

e.      Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.

f.      Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga
dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar
radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

Anda mungkin juga menyukai