Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TANAH

Nama : Raendy Arviansyah

NIM :195040207111069

Kelas :Q

Asisten : Christanti Agustina

PROGRAM STUDI AGROEKOSISTEM

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

Bogor merupakan salah suatu daerah yang berlokasi di pulau Jawa tepatnya di
provinsi Jawa Barat. Sebagian besar lahan di Bogor digunakan sebagai tempat tinggal dan
sebagian digunakan sebagai sumber penghasilan. Lahan pertanian yang terdapat di Bogor
umumnya dijadikan perkebunan karena ketinggiannya. Letak lahan pertanian yang tersisa yang
terdapat di beberapa daerah di Bogor seperti di di Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Barat,
Bogor Selatan. Menurut data BPS Bogor(2016), luas lahan pertanian di Bogor berjumlah
7.463.948 hektare (ha) dengan hasil produksi padi sebesar 4.543.93 ton. Selain digunakan
sebagai tempat tinggal dan lahan usaha, banyak lahan yang dialih fungsikan menjadi kawasan
industry. Walaupun banyak lahan yang sudah dibangun untuk tempat tinggal, tempat usaha dan
dialihfungsikan menjadi Kawasan industry Bogor masih memiliki lahan pertanian. Pengamatan
yang dilakukan yaitu karakteristik tanah berupa pengamatan tekstur, struktur, dan konsistensi
tanah.

1.1 Latar Belakang

Pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia. Untuk mendapatkan
produksi yang terbaik Seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
bertani, diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani.
Untuk mengetahui bagaimana teknik dan perlakuan yang tepat dalam bertani, maka tentu kita
harus mengetahui dan memahami sifat, dan kejadian apa saja yang terjadi baik pada tanaman
itu sendiri maupun pada lingkungannya. Untuk dapat memahami bagaimana hubungan yang
terjadi antara suatu organisme dengan lingkungannya, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap
pertanian, maka kita perlu mempelajari manajemen ekosistem, yakni suatu ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip ekologi didalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi sistem
pertanian yang produktif dan lestari, yang disana akan dipelajari tentang agroekosistem.
Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan, mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara
makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri
mauun yang merugikan.

Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat berbagai
komponen, baik abiotic sampai dan biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara
komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain. Dalam kondisi normal akan
terjadi keseimbangan agroekosistem, begitu pula sebaliknya berbagai resiko lainnya.
Agroekosistem tidak hanya terbatas pada lokasi dari kegiatan pertanian saja, tetapi juga
mencakup wilayah yang dipengaruhi oleh adanya kegiatan ini, biasanya terjadi perubahan pada
kompleksitas kumpulan spesies, aliran energi dan keseimbangan nutrisi (Soemarno, 2012).
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isi

Dari hasil survay atau pengamatan yang telah dilakukan pada tanggal 25 Juni 2021
dilahan Villa Nusa Indah III kelurahan Bojong Kulur kecamatan Gunung Putri yang
berkoordinat -6.336212,106.962873 , suhu rata-rata bulanan diperkirakan sekitar 27 °C – 35
°C, curah hujan per bulan berkisar antara 12 mm hingga 790 mm BMKG(2021). didapati bahwa
kondisi lahan tegalan tersebut baik. Dikatakan demikian karena diamati dari bentuk lahan
tersebut rata, dan terurus baik dari segi pengolahan lahannya maupun tanaman/vegetasi yang
terdapat dilahan tersebut.

2.2 Hasil overview

Pengamatan dilakukan pada jenis yaitu budidaya pertanian monokultur. Pengamatan


sifat fisik pada lahan monokultur dilakukan pada lahan persawahan padi tegalan, selain itu
penggunaan lahan ini dijadikan bahan pengamatan karena keterbatasan lahan. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan indicator mengenai kualitas lahan yang dilihat dari
aspek fisik tanah antara. Pengamatan hanya dilakukan secara langsung di lapang dikarenakan
keterbatasan alat dan bahan, sehingga banyak ada beberapa indicator sifat fisik tanah pada lahan
monokultur tersebut. Indikator tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan tanaman
terhadap kualitas tanah sangat baik secara berkelanjutan. Kualitas tanah yang baik membantu
produktivitas dan hasil tanaman meningkat (Suwardjo et al. 1984, Anonim 2013).
2.3 karakteristik Wilayah
Sifat Fisik

Indikator Monokultur
Tekstur Lempung berliat
Struktur Bulat
Erosi -
Konsistensi Kering(tanah
membongkah),
teguguh,lengket

Berdasarkan pengamatan sifat fisik tanah dapat diketahui melalui pengamatan tekstur,
konsistensi, dan kemantapan agregat tanah. Berdasarkan hasil pengamatan pada lahan
agroekosistem monokultur dapat diketahui tanah pada lahan tersebut memiliki konsistensi dalam
keadaan basah yaitu agak lekat, dan konsistensi gembur dalam keadaan lembab. Menurut Narka
(2016) Hal tersebut dapat diketahui karena bila diremas tanahnya dapat hancur, bila digenggam
masa tanah bergumpal, dan bila tanah ditekan melekat. Pada lahan monokultur dan polikultur ini
terdapat tekstur yang hampir sama yaitu berlempung sehinggga memiliki tekstur yang hampir
sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ali (2015) tanah bertekstur lempung akan mempunyai
partikel-partikel yangmempunyai rasa ketiganya secara proporsional, apabila yang terasa
lebihdominan adalah sifat pasir, maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir,dan seterusnya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapang tepatnya di Villa Nusa Indah III
Kelurahan Bojong Kulur Kecamatan Gunung Putri, dapat disimpulkan bahwa agroekosistem
monokultur disana termasuk agroekosistem yang cukup sehat. Hal tersebut dapat dilihat dari
ciri-ciri pengamatan melalui sifat fisika yang mana hasil pengamatan lahan termasuk tanah
yang sehat, baik dari kandungan unsur hara dan kandungan bahan organik yang ada di tanah.
Tanah yang subur juga memiliki mikroorganisme yang ada didalam tanah dan dapat ditumbuhi
berbagai macam tanaman.

Daftar Pustaka

Ali Hanafiah, Kemas. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Jakarta : CV RajaGrafindo

Persada.

I Wayan Narka, 2016. Sifat-sifat Fisik Tanah Kelas A Programstudi Agroekoteknologi.

Universitas Udayana

Prakiraan Cuaca Bekasi - Provinsi Jawa Barat | BMKG diakses pada 25 juni 2021.

Soemarno. 2012. Ekologi Tanah. Manajemen Agroekosistem Fakultas


Pertanian Universitas Brawijaya.
Suwardjo, H., Sinukaban, N., dan Barus, A. 2013.Masalah erosi dan konservasi tanahdi
Daerah Transmigrasi. Prosiding Pertemuan Teknis Peneliti PolaUsahataniMenunjang
transmigrasi. Badan Litbang Pertanian. Deptan. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai