Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sudut pandang filsafat ilmu, pelatihan memunculkan 3 pertanyaan, yaitu :

1. Ontologi, apakah yang dimaksud dengan pelatihan ?


2. Epistimologi, apakah manfaat pelatihan ?
3. Epistimologi, bagaimana cara mengkaji dan mengembangkan pelatihan ?

Perbedaan pelatihan dengan pendididkan :

1. UUSPN 2 Tahun 1989


Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2. UU SISDIKNAS 20 Tahun 2003
- Pasal 26 ayat 4 dinyatakan bahwa lembaga pelatihan merupakan satuan pendidikan
non formal, di samping satuan pendidikan lainnya seperti kursus, majelis ta’lim,
kelompok belajar, kelompok bermain, taman penitipan anak, pusat kegiatan belajar
masyarakat dan satuan pendidikan sejenis.
- Pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS 20 Tahub 2003 pasal 1 ayat 1 :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar,
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
RI, yang bersumber pada ajaran agama, keanekaragaman budaya Indonesia dan
tanggap terhadap perubahan zaman.
Secara ontologis pengertian pelatihan dijabarkan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1. Fieldman dan Yardrough (1985:4)
Pelatihan merupakan upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi untuk
pemenuhan kebutuhan dan untuk mencapai organisasi. Pelatihan dianggap berhasil bila
menyiapkan performan SDM yang seharusnya yang diinginkan oleh organisasi
penyelenggara pelatihan. Peran pelatih membantu membelajarkan peserta pelatihan
untuk mengubah perilaku yang biasa ditampilkan menjadi perilaku yang diharapkan
oleh organisasi.
2. George F. Kneller (1984)
Pelatihan mengandung beberapa arti :
a. Proses penyampaian dan pemilikan keterampilan, pengetahuan dan nilai-nilai.
b. Produk dari proses yaitu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam
pelatihan.
c. Kegiatan profesional memerlukan pengalaman khusus dan pengakuan (sertifikai).
d. Suatu disiplin akademik, yaitu kegiatan terorganisasi untuk pelajari proses,
produk, dan profesi pelatihan dengan menggunakan kajian filsafat, sejarah, dan
ilmu pengetahuan tentang manusia yang bermasyarakat.
3. Rothwell (1996:6-7)
Pelatihan sering diberi arti education, development, training dan development,
employee education, etc.

UUSPN 20 Tahun 2003


Pelatihan merupakan pendidikan non formal. Pelatihan adalah bentuk pendidikan
berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan, serta
pengembangan kepribadian profesional.
Department of Employment dalam Peter Bramley (1991:XIV)
Pelatihan merupakan upaya pengembangan sitematik suatu sikap/pengetahuan/keterampilan/
pola perilaku yang diperlukan oleh seseorang untuk memiliki kemampuan melakukan tugas
atau pekerjaan yang tepat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan
1. Secara epistimologis, kajian pelatihan dapat dilihat dari:
- Pengembangan system
- Komponen pelatihan, tujuan, dan proses
- Model pelatihan
- Pengelolaan pelatihan
2. Secara axiologis, kajian pelatihan berguna bagi individu/Lembaga/organisasi dan
masyarakat
Perbedaan pelatihan dengan Pendidikan menurut Soekidjo Notoatmojo (1982:28)

Aspek Kajian Pendidikan Pelatihan

Pengembangan Menyeluruh (overall) Mengkhususkan (spesific)


kemampuan

Area kemampuan Kognitif, Afektif, Psikomotorik Psikomotorik

Jangka waktu Relatif Panjang Relative pendek


pelaksanaan

Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus

Metode yang digunakan Konvensional Inkonvensional

Penghargaan terakhir Gelar (degree) Sertifikat (non gelar)


PENYUSUNAN KURIKULUM

1. Pendahuluan
A. Pelatihan kader kesehatan gigi
Pelatihan dilakukan untuk menciptakanfasilitator pemberdayaan masyarakat
maupun kader, dan terkhusus kader posyandu yang berkualitas, tersebar merata dan
mutu yang memadai dalam pencapaian tujuan.
Kebijakan pembangunan kesehatan terdapat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2014-2019 bidang kesehatan yang dititik beratkan pada
pendekatan preventif dan promotive serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
membentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) misalnya
posyandu.
B. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang diselenggarakan di masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Dengan demikian pelatihan diharapkan menghasilkan
kader yang handal dalam pengembangan Posyandu di daerahnya

2. Pendekatan Pelatihan
A. Berdasarkan masalah (problem based), proses pelatihan didekatkan pada
permasalahan nyata di lapangan
B. Berdasarkan kompetensi (competency based), proses pelatihan selalu berupaya
untuk mengembangkan keterampilan.
C. Pembelajaran orang dewasa (adult learning), proses pelatihan dilakukan dengan
pendekatan pembelajaran orang dewasa
D. Pembelajaran dengan melakukan (learning by doing), peserta berkesempatan untuk
mekakukan ekperimen materi dan pengulangan/perbaikan yang dirasa perlu

3. Peran dan kompetensi


A. Peran
Kader sebagai penyelenggara kegiatan UKGM di Posyandu
B. Kompetensi
1) Mampu memahami pengelolaan UKGM di posyandu
2) Mampu memahami masalah kesehatan gigi yang sederhana pada sasaran
posyandu
3) Mampu melakukan penyuluhan dan menggerakkan masyarakat

4. Peran
A. Peserta
B. Fasilitator
C. Narasumber
D. Penyelenggara

5. Struktur program
A. Materi dasar
B. Materi inti
C. Materi penunjang
6. Proses dan metode pembelajaran
A. Proses pembelajaran
1) Dinamisasi dan penggalian harapan peserta
2) Persiapan peserta terhadap perubahan perilaku
3) Penjajakan awal peserta, review materi dan evaluasi akhir
B. Metode pembelajaran
1) Orientasi peserta
2) Peran aktif peserta
3) Pembinaan yang demokratis dan dinamis untuk komunikasi ke berbagai arah
4) Pengalaman praktik lapangan
7. Garis besar program pembelajaran (GBPP)
A. Materi dasar
B. Materi inti
C. Materi penunjang
8. Evaluasi dan sertifikasi
A. Evaluasi
Evaluasi selama proses pembelajaran terhadap:
1) Peserta
2) Pelatih (fasilitator dan asisten, pembimbing PL)
3) Penyelenggara
B. Sertifikasi
Penentuan angka kredit pelatihan berdasarkan lamanya waktu
pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif, peserta yang
mengikuti pelatihan selama 30 jam pelajaran akan memperoleh
angka kredit 1 (satu)

Anda mungkin juga menyukai