Anda di halaman 1dari 6

#LawanCOVID-19

#BelajarDiRumah

PESAN UNTUK ORANG TUA

Selamat pagi, apa kabar Ayah/Bunda? Semoga Ayah/Bunda senantiasa dalam keadaan sehat. Pada
hari ini kita masih melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah. Mohon bimbingan Ayah/Bunda
untuk mendampingi ananda dalam melakukan aktivitas pembelajaran di rumah.

Ayah/Bunda jangan lupa untuk mengingatkan ananda untuk mematuhi protokol kesehatan dalam
melakukan setiap aktivitas dan selalu menjaga kebersihan di lingkungan rumah agar terhindar dari
penyebaran virus COVID-19 dan wabah demam berdarah. Terima kasih.

SKENARIO PEMBELAJARAN
Kelas : VI
Tema : 2. Persatuan dalam perbedaan
Subtema : 1. Rukun dalam perbedaan
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 120 menit

Kompetensi Dasar Materi


Bahasa Indonesia Informasi penting
3.4 Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, peristiwa sejarah
kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. sekitar proklamasi
4.4 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, tulis, dan visual kemerdekaan
dengan menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana Indonesia
serta memperhatikan penggunaan kosakata baku dan kalimat efektif.
Matematika Operasi hitung
3.3 Menjelaskan dan melakukan operasi hitung campuran yang melibatkan bilangan campuran bilangan
cacah, pecahan, dan/atau desimal dalam berbagai bentuk sesuai urutan operasi. pecahan dan atau
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan operasi hitung campuran yang melibatkan desimal
bilangan cacah, pecahan, dan/atau desimal dalam berbagai bentuk sesuai urutan
operasi.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memaparkan informasi penting dari peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia;
menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan pecahan

Alat/Media
Whatsapp group (WAG) dan youtube antara guru, orang tua, dan siswa Orang tua/wali yang menggunakan WA
bersama anak. Jika anak yang mengoperasikan WA, maka orangtua/wali wajib mendampingi mereka

Bahan/Materi
Teks bacaan tentang peristiwa sekitar proklamasi, Video tentang cara melakukan operasi hitung campuran bilangan
pecahan

Penilaian
Penilaian tertulis
(1) Keaktifan partisipasi, (2) Refleksi atas pengetahuan yang diperoleh, (3) Voice note, foto, atau video hasil kerja

1
#LawanCOVID-19 #BelajarDiRumah

Anak-anak apakah sudah siap belajar hari ini? Ayo, kita periksa jentik nyamuk di kamar mandi serta genangan air
lainnya di rumahmu! Setelah itu jangan lupa cuci tangan dengan sabun pada air mengalir agar menjadi bersih
dan sehat! Nah, kalau kamu sudah mencuci tangan, mari kita bersiap untuk memulai pembelajaran hari ini. Kita
awali dengan membaca doa terlebih dahulu ya, semoga kita selalu sehat dan dan diberikan kemudahan dalam
melaksanakan kegiatan belajar hari ini! Mintalah bantuan kepada ayah/bunda untuk mendampingi Ananda
selama melakukan kegiatan pembelajaran ya! Jangan lupa mengucapkan kata tolong bila minta ingin meminta
bantuan, kata maaf apabila melakukan kesalahan, dan kata terima kasih setelah mendapatkan bantuan!

Kegiatan 1 Kegiatan 2
Selamat pagi anak-anak, apa kabar kalian semua? Anak-anak, mari kita lanjutkan pelajaran matematika.
Tentunya sehat dan bersemangat ya. Seperti Tentunya kalian masih ingat bukan, pada pertemuan
semangatnya para pemuda ketika menjelang yang lalu kita sudah bahas operasi hitung campuran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 bilangan cacah, kali ini kita lanjutkan dengan operasi
Agustus 1945. hitung campuran bilangan pecahan. Agar lebih paham,
mari kita simak video pada link berikut ini.
Ketika itu para pemuda ingin segera merdeka dari
Jepang yang saat itu sudah kalah dari Sekutu https://www.youtube.com/watch?v=r7BKmJ9-6r4
Amerika. Terjadi dialog antara para pemuda
dengan Soekarno yang sangat seru. Berikut ini Bagaimana sudah lebih paham bukan? Alhamdulillah.
terlampir bacaan tentang peristiwa sekitar Bagi Ananda yang ingin lebih mendalami lagi, Ananda
proklamasi Kemerdekaan Indonesia. boleh bertanya kepada anggota keluarga di rumah
atau kepada Bapak/Ibu Gurumu melalui WA atau video
(Teks bacaan terlampir dalam RPP ini)
call. Untuk memastikan pemahaman kalian, Bapak
Apakah Ananda sudah mendapatkan informasi akan berikan beberapa soal latihan yang harus kalian
penting dari teks bacaan tersebut? kerjakan pada link berikut ini.
Untuk membuktikan, sekarang coba Ananda https://forms.gle/aYSUMs1mwKyozKRE9
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ! Jika
mengalami kesulitan, Ananda boleh minta Silahkan Ananda kerjakan soal-soal tersebut dengan
bantuan ayah/bunda atau keluarga yang ada di cermat, tidak usah terburu-buru. Dengan ketelitian dan
rumah, ya. kesabaran Ananda pasti dapat mengerjakannya.
1. Mengapa pada tanggal 15 agustus 1945 para Setelah selesai Ananda screenshoot hasilnya lalu kirim
pemuda mendatangi tempat kediaman Bung kepada Bapak/Ibu Guru.
Karno?
2. Siapa saja tokoh pemuda yang hadir saat itu? Ucapkan terima kasih kepada ayah/bunda yang telah
3. Ke mana Bung Karno dibawa oleh para pemuda? mendampingi Ananda belajar di rumah hari ini!
Mari kita akhiri kegiatan belajar hari ini dengan
4. Mengapa Bung Karno memilih tanggal 17 membaca doa sesudah belajar.
Agustus untuk memproklamasikan kemerdekaan Terima kasih, sampai jumpa besok!
Indonesia?
5. Kapan proklamasi kemerdekaan Indonesia
dibacakan?
6. Sikap apa yang dapat kamu teladani dari sikap
para pemuda saat itu? TIM PENULIS:
Tulis jawabanmu di buku tulis, paparkan , dan 1. Amir Abdullah,SE., S.Pd.SD
kirim video/voice note paparanmu kepada 2. Rusto Wibowo, M.Pd
Bapak/Ibu Guru dengan WA! 3. Dr. Sri Handayani, MM.

Bagi siswa yang tidak menggunakan smartphone kalian bisa minta bantuan temanmu untuk mengirimkan
tugas atau simpan dulu tugasnya, nanti tunjukkan ke Bapak/Ibu Guru kalau sudah masuk sekolah kembali.
2
#LawanCOVID-19 #BelajarDiRumah
Suasana sebelum Kemerdekaan Indonesia
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung
Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi
Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58);
Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut: “… Sekarang Bung,
sekarang…! malam ini juga kita kobarkan revolusi…! kata Chaerul Saleh
dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah
siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang…”

“Kita harus segera merebut kekuasaan ! tukas Sukarni berapi-api. Kami


sudah siap mempertaruhkan jiwa kami… ! seru mereka bersahutan.
Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; … Jika
Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan
darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata: Ini batang
leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !.

Hatta kemudian memperingatkan Wikana; Jepang adalah masa silam.


Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk
kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju
dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah
siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan,
mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu
sendiri? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu?

Namun, para pemuda terus mendesak; Apakah kita harus


menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai
hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam Perang Sucinya !. Mengapa bukan rakyat itu
sendiri yang memproklamasikan kemerdekaannya? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri,
sebagai suatu bangsa?.
Dengan lirih, setelah amarahnya mereda, Soekarno berkata; kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan
kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya?Mana bukti
kekuatan yang diperhitungkan itu? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-
anak? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan? Kita tidak akan mendapat bantuan
dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri. Demikian jawab Bung
Karno dengan tenang.
Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu
pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa
ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan
Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa
Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro.

Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan
kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para
pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung
Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.
Rengasdengklok, 16 Agustus 1945

3
#LawanCOVID-19
#BelajarDiRumah
Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke
Rengasdengklok. Aksi penculikan itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah
Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan
pertimbangannya yang sehat.
Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas,
Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang
mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.
Rumah bersejarah rengas dengklok Karawang
Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda
untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer;
antara anggota PETA (Pembela Tanah Air) Daidan Purwakarta
dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka
mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok
letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang.
Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap
gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang
datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa
Tengah.
Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya
segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak
membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke
Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat
mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para
pemuda di Jakarta .
Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan
rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengahpersawahan Rengas dengklok, siang
itu terjadi perdebatan panas; Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung
tidak memulai revolusi malam ini, lalu…. Lalu apa ? teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan
kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; Yang paling
penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh
pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17.
Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ? tanya Sukarni. Bung Karno
memberi alasan bahwa dalam kalbuku , bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama
kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita.
tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Quran diturunkan
tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia .
Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis
Lasmidjah Hardi (1984:61).
Sumber : https://beritalima.com/peristiwa-peristiwa-penting-sejarah-kemerdekaan-indonesia/
4
5

Anda mungkin juga menyukai