Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

APLIKASI HOSPITALIS

DosenPembimbing :

Indriatie, S.Kp., M.M.Kes

DisusunOleh :

1. P27820720076 Naris Wari Maswaiyah Konitat


2. P27820720078 Novia Rofiqoh Arifah
3. P27820720079 Octavia Salsyabilla Hartono
4. P27820720080 Rafida Indah Wastantri
5. P27820720081 Rendy Septian Bagaskara
6. P27820720082 Rita Novianisa
7. P27820720083 Sabrina Aracely Della Nabilah
8. P27820720084 Savitri
9. P27820720085 Shintia Febby Aschaina

TINGKAT II SEMESTER 3 SARJANA TERAPAN


POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Aplikasi Hospitalisasi


Disusun Oleh :
1. (P27820720076) Naris Wari Maswaiyah Konitat
2. (P27820720078) Novia Rofiqoh Arifah
3. (P27820720079) Octavia Salsyabilla Hartono
4. (P27820720080) Rafida Indah Wastantri
5. (P27820720081) Rendy Septian Bagaskara
6. (P27820720082) Rita Novianisa
7. (P27820720083) Sabrina Aracely Della Nabilah
8. (P27820720084) Savitri
9. (P27820720085) Shintia Febby Aschaina
Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan
Soetomo TK 2
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
ditetapkan oleh ibu guru/dosen.
Sidoarjo, 03 Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Penyusun) (Indriatie, S.Kp., M.M.Kes)


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga saya bisa menyusun Tugas Mata
Kuliah Keperawatan Dasar ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi Tugas Makalah Aplikasi Hospitalis oleh Indriatie, S.Kp., M.M.Kes
Selaku dosen pembimbing matakuliah Keperawatan Anak Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan KeperawatanPoliteknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.

Surabaya, 03 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................2
1.3.2 Tujuan khusus...................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1Aplikasi Hospitalis.............................................................................................3

BAB III......................................................................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................10
SARAN...............................................................................................................................11

DAFUS...............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat


yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan
perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah
besar dan menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi anak (Supartini, 2004).

Hospitalisasi menciptakan serangkaian peristiwa traumatic dan penuh stress


dalam iklim ketidakpastian bagi anak dan keluarga mereka, baik itu merupakan
prosedur elektif yang telah direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat
yang terjadi akibat trauma. Stressor yang akan dialami anak terkait dengan
hospitalisasi dapat menghasilkan berbagai reaksi. Anak bereaksi terhadap stress
hospitalisasi sebulum masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pulang (Kyle,
2017).

Menurut (Suparyo, 2010) anak usia sekolah adala anak pada usia 6 – 12 tahun
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-
anak mulai bertanggung jawab pada perilakunya sendiri dalam hubungan orang
tua, teman sebaya dan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah

1. Analisis data sesuai dampak hospitalisasi sesuai respon


2. Menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan dampak hospitalisasi
3. Menentukan rencana keperawatan sesuai dengan SLKI dan SIKI

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui analisis data sesuai dampak hospitalisasi sesuai respon
2. Mengetahui diagnosa keperawatan berdasarkan dampak hospitalisasi
3. Mengetahui rencana keperawatan sesuai dengan SLKI dan SIKI

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan
Anak
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca

1.4 Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak serta untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa tentang aplikasi hospitalisasi pada masa sekolah.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Analisis Data


2.1.1 Teori hospitalisasi pada anak usia sekolah
A. Pengertian Hospitalisasi
Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah.Selama proses
tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan
kebiasaan yang asing, Lingkungannya yang asing,orang tua yang
kurang yang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa
cemas. Rasacemas pada orangtua akan membuat stress anak
meningkat. Dengan demikan asuhan keperawatan tidak hanya terfokus
pada anak terapi tapi juga pada orang tuanya.
B. Pendekatan Yang di Gunakan Dalam Hospitalisasi
1. Pendekatan Empirik
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil
yang terlibatdalam hospitalisasi, Metode pendekatan empirik
menggunakan strategi, yaitu sebagai berikut.
a. Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada
peserta didik.
b. Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran
diri mereka sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Pendekatan Melalui Metode Permainan
Pendekatan dilakukan melalui permainan yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Raksi
hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit,
sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang
dimilikinya. Pada umumnya reaksi anak trhadap sakit adalah
kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan
rasa nyeri.
C Hospitalisasi Pada Anak
Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai berikut.
1. Pengalaman yang mengancam
2. Stressor

Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi


anak hal ini mungkin terjadi karena sebagai berikut.

1. Anak tidak memahami mengapa dirawat/terluka.


2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan,
lingkungan dan kebiasaan sehari-hari.
3. Keterbatasan mekanisme koping.

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi sebagai


berikut.

1. Tingkat perkembangan usia.


2. Pengalaman sebelumnya.
3. Support sistem dalam keluarga.
4. Keterampilan koping.
5. Berat ringannya penyakit.
D. Definisi Stres Hospitalisasi
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan
tekanan, perubahan, ketegangan emosi. Segala masalah atau tuntutan
penyesuaian diri, dan karena itu sesuatu yang mengganggu
keseimbangan (Sunaryo, 2004). Stress hospitalisasi adalah reaksi
yang harus dihadapi dengan lingkungan yang asing, pemberi asuhan
tidak dikenal, dan kehilangan kemandirian (Wong, 2003).
E. Penyebab Stress Hospitalisasi
Stres yang terjadi pada anak menurut Wong (2008) merupakan
akibat perubahan dari keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan
dan anak memiliki sejumlah keterbatasan mekanisme koping untuk
menyelesaikan masalah ataupun kejadian-kejadian yang bersifat
menekan. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres adalah kurang
kendali akan peningkatan fisik persepsi ancaman dan dapat
mempengaruhi keterampilan koping anak-anak, efek cahaya, suara
dan bau yang berlebihan mengganggu stimulasi sensorik, dan
ketergantungan diskusi dengan kelompok usianya. Stres yang dialami
10 anak adalah terjadi suatu perpisahan antara orang tua dan teman
sebaya, kehilangan kontrol, ketergantungan, perubahan peran
keluarga, cedera dan nyeri tubuh, dan rasa takut terhadap sakit itu
sendiri (Wong, 2003). Menurut Wong (2008), faktor resiko yang
meningkatkan kerentanan anak terhadap stress hospitalisasi adalah
temperamen sulit, ketidaksesuaian anak dengan orang tua, jenis
kelamin laki-laki, kecerdasan dibawah rata-rata.
F. Tanda dan Gejala Stres
Menurut Foster (1989), tanda dan gejala stres anak usia sekolah
terdiri dari sebagai berikut.
1. Fisik
Fisik yang ditandai dengan: peningkatan denyut nadi atau
HR, Peningkatan tekanan darah, kesulitan bernafas, sesak nafas,
sakit kepala, migran, kelelahan, sulit tidur, masalah pencernaan
yaitu diare, mual muntah, maag, radang usus besar, sakit perut,
gelisah, keluhan somatik, penyakit ringan, keluhan psikomatik,
Frekuensi buang air kecil, BB meningkat atau menurun atau lebih
4,5 kg.
2. Emosional
Emosional, yang ditandai dengan : gampang marah, reaksi
berlebihan terhadap situasi tertentu yang relative kecil, luapan
kemarahan, cepat marah, permusuhan, kurang minat, menarik
diri, apatis, tidak bisa bangun di pagi hari, cenderung menangis,
menyalahkan orang lain, sikap mencurigakan, khawatir, depresi,
sinis, sikap negatif, menutup diri dan ketidakpuasan.
3. Intelektual
Intelektual, yang ditandai dengan : menolak pendapat orang
lain, daya hayal tinggi (khawatir akan penyakitnya), konsentrasi
menurun terutama pada pekerjaan yang rumit, penurunan
kreatifitas, berpikir lambat, reaksi lambat, sulit dalam
pembelajaran, sikap yang tidak peduli, malas. 11
G. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Hospitalisasi
1. Cemas Karena Perpisahan
Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam 3 tahap,
yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Protes ( Phase of Protest )
Tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat,
menjerit, dan memanggil ibunya atau menggunakan tingkah
laku agresif, seperti menendang, menggigit, memukul,
mencubit, mencoba untuk membuat orang tuanya tetap
tinggal, dan menolak perhatian orang lain.
b. Tahap Putus Asa ( Phase of Despair )
Tahap ini anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak
aktif, kurang berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan,
menarik diri, tidak amu berkomunikasi, sedih, apatis, dan
regresi (mengompol atau menghisap jari)
c. Tahap Keintiman Kembali ( Phase of Detachment )
Tahap ini secara samar – samar anak menerima perpisahan,
mulai tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, dan
membina hubungan dangkal dengan orang lain. Anak mulai
kelihatan gembira. Fase ini terjadi setelah perpisahan yang
lama dengan orang tua. (Wong, 2002).
2. Kehilangan Kendali
Anak berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan
otonominya. Hal ini terlihat jelas dalam perilaku mereka dalam
hal kemampuan motorik, bermain, melakukan hubungan
interpersonal, melakukan aktivitas sehari – hari (Activity of Daily
Living – ADL ), dan komunikasi. (Nursalam, 2005). 12
3. Luka pada Tubuh dan Rasa Sakit
Reaksi anak terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu
masih bayi, namun jumlah variabel yang mempengaruhi
responnya lebih kompleks dan bermacam - macam. Anak akan
bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menyeringaikan wajah,
menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata
dengan lebar, atau melakukan tindakan yang agresif seperti
menggigit, menendeng, memukul, atau berlari keluar (Nursalam,
2005).
H. Penanganan Stres Hospitalisasi
Pada Anak Upaya penanganan stres hospitalisasi pada anak dapat
dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak
perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kendali, dan mengurangi
atau menimbulkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
(Supartini, 2004). Upaya ini diharapkan dapat meminimalkan reaksi
anak terhadap stres hospitalisasi.
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah rentang kehidupan yang dimulai
dari usia 6 tahun sampai mendekati 12 tahun atau disebut usia
sekolah yaitu periode mulai masuknya anak ke lingkungan
sekolah (Wong, Hockenberry, Eaton, Wilson, Winkelstein, &
Schwartz, 2009).
Usia sekolah merupakan usia dimana anak mulai
berkenalan dengan musik dilingkungan sosialnya secara luas.
Usia sekolah merupakan usia yang baik untuk belajar bermain
musik. Musik merupakan bentuk rangsangan yang menyenangkan
untuk anak (Satiadarma, 2004).
2. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah
Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli
psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan
label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak
usia sekolah, yaitu sebagai berikut.
a. Label yang digunakan oleh orang tua
 Usia yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
 Usia tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan
kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan
barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali
kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan
mengancam dengan hukuman.
b. Label yang digunakan oleh para pendidik
 Usia sekolah dasar
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-
dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan
mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik
keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
 Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali
terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau
sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai
dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi
pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi
dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
c. Label yang digunakan ahli psikologi
 Usia berkelompok
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota
kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam
pandangan temantemannya. Oleh karena itu, anak ingin
menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok
dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.
 Usia penyesuaian diri
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah
dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam
kelompok.
 Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan
ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau
pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-
dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa
kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada
umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-anak
belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
 Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk
bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak
dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat 10 tumpang tindih antara ciri-ciri
kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-
ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini
disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat
dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu
untuk bermain.
3. Respons emosional anak usia sekolah
Menurut Wong (2003) berbagai perasaan merupakan respons
emosional seperti sebagai berikut.
a. Cemas akibat perpisahan
Cemas akibat Perpisahan Kecemasan yang timbul
merupakan respon emosional terhadap penilaian sesuatu
yang berbahaya, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut Wong
(2003), Stres utama dari masa bayi pertengahan sampai usia
prasekolah, terutama untuk anak-anak yang berusia 6 bulan
sampai 30 bulan adalah kecemasan akibat perpisahan yang
disebut sebagai depresi anaklitik. Pada kondisi cemas
akibat perpisahan anak akan memberikan respon berupa
perubahan perilaku
b. Kehilangan kendali
Kehilangan kendali pada remaja; segala sesuatu
yang mempengaruhi kemandirian, pengakuan diri, dan
kebebasan dalam pencarian identitas diri pada remaja akan
menimbulkan ancaman dan kehilangan kendali. Penyakit
yang membatasi kemampuan fisik seseorang dan
hospitalisasi yang memisahkan seseorang dari sistem
pendukungnya merupakan krisis situasional yang utama.
Remaja dapat bereaksi terhadap ketergantungan
dengan penolakan, tidak mau bekerjasama atau menarik
diri. Mereka dapat berespon terhadap depersonalisasi
dengan pengkuan diri, marah atau frustasi sehingga staf
rumah sakit sering menganggap remaja sebagai pasien yang
sulit dan tidak dapat diatur
c. Cedera tubuh dan nyeri
Akit timbul pada saat anak usia sekolah tidak begitu
khawatir terhadap nyeri jika dibandingkan dengan
disabilitas, pemulihan yang tidak pasti atau kemungkinan
kematian. Anak usia sekolah mulai menunjukkan
kekhawatiran terhadap sebagai berikut.
 Kemungkinan efek prosedur yang dilakukan
 Tahu apakah prosedur tersebut akan menyakitkan atau
tidak,
 Untuk apa dan bagaimana prosedur tersebut dapat
membuat mereka lebih baik dancedera atau bahaya apa
yang dapat terjadi.

Seperti contoh tindakan anestesi, dimana anak usia


prasekolah takut terhadap masker atau lingkungan yang
asing sedangkan anak usia sekolah merasa takut terhadap
apa yang akan terjadi pada saat mereka tidur, apakah
mereka akan bangun kembali dan apakah mereka akan
mati. Anak usia sekolah mampu mengkomunikasikan
secara verbal nyeri yang mereka alami berkaitan dengan
letak, intensitas dan deskripsinya.

Secara umum, mereka telah mempelajari koping


menghadapi nyeri seperti berpegangan erat, mengepalkan
tangan atau mengatupkan gigi atau mencoba bertindak
berani dengan meringis atau berteriak. Pada anak yang
berusia di atas 8 tahun sudah mampu menggambarkan
nyeri dengan berbagai kata atau frase seperti, menyakitkan,
luka, terbakar, tersengat, sakit dan seperti pisau tajam
(Tesler dkk,1991 dikutip oleh Wong,2003).

2.1.2 Analisis Data pada anak usia sekolah

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : - Merasa bingung Krisis Situasional Ansietas

- Merasa cemas (D.0080)


- Merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi. Pemenuhan tidak

- Sulit berkonsentrasi terpenuhi


DO : - Tampak gelisah

- Tampak tegang Terpapar bahaya


- Sulit tidur lingkungan

Kurang terpapar
informasi
2 DS : - Mengungkapkan tidak Krisis Maturasional Koping
Tidak
mampu mengatasi
Efeketif
masalah
(D.0096)
DO : - Tidak mampu memenuhi keidakpercayaan

peran sesuai usia

- Menggunakan
mekanisme koping tidak
ketidakteraturan
sesuai usia
lingkungan

3. DS : - Mengeluh Nyeri Agen pencedera Nyeri Akut


fisiologis
DO : - Tampak meringis (D.0077)

- Bersikap protektif
- Gelisah Agen pencedera
- Frekuensi nadi kimiawi
meningkat
- Sulit tidur
Agen pencedera fisik

RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional yang ditandai dengan rasa
bingung, cemas, dan gelisah.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis maturasional yang
ditandai dengan mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera yang ditandai dengan
rasa nyeri dan muka tampak meringis.

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera yang ditandai dengan


rasa nyeri dan muka tampak meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional yang ditandai dengan rasa
bingung, cemas, dan gelisah.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis maturasional yang
ditandai dengan mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah.

Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Dampak Hospitalisasi Pada Masa Bayi


- Diagnosis Keperawatan 1
Ansietas (D.0080)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego

Definisi :
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor kekurangan (Temperamen, mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dll)
12. Kurang terpapar informasi

Gejala dan Tanda Mayor :

 Subjektif
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3. Sulit berkonsentrasi

 Objektif
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor :

 Subjektif
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya

 Objektif
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetas
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit kronis progresif (mis. Kanker, penyakit autoimun)


2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

- Diagnosis Keperawatan 2

Koping Tidak Efektif (D.0096)


Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas ego

Definisi :
Ketidakmampuan menilai dan merespon stressor dan/atau
ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi
masalah.

Penyebab :
1. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah
2. Ketidakadekuatan system pendukung
3. Ketidakadekuatan strategi koping
4. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
5. Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor
6. Disfungsi system keluarga
7. Krisis situasional
8. Krisis maturasional
9. Kerentanan personalitas
10. Ketidakpastian

Gejala dan Tanda Mayor :

 Subjektif
1. Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah

 Objektif
1. Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (sesuai usia)
2. Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai

Gejala dan Tanda Minor :

 Subjektif
1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
2. Kekhawatiran kronis

 Objektif
1. Penyalahgunaan zat
2. Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginannya
sendiri
3. Perilaku tidak asertif
4. Partisipasi sosial kurang

Kondisi Klinis Terkait :

1. Kondisi perawatan kritis


2. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
3. Gangguan perilaku
4. Oppositional defiant disorder
5. Gangguan kecemasan perpisahan
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Intoksikasi zat
10. Putus zat

- Diagnosis Keperawatan 3

Nyeri Akut (D.0077)


Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan

Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan.
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia irritant)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik berlebih)

Gejala dan Tanda Mayor :

 Subjektif
Mengeluh nyeri

 Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor :

 Subjektif
(Tidak tersedia)

 Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis

Kondisi Klinis Terkait :

1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
5. Glaukoma
 Standart Luaran Keperawatan 1
Tingkat Anisetas (L.09093)
Kriterian hasil:
1 Verbalisasi kebingungan menurun
2 Verbalisasi khawatiran akibat kondisi yang dihadapi menurun
3 Perilaku gelisah menurun
4 Perilaku tugang menurun
5 Pucat menurun
6 Konsentrasi membaik
7 Pola tidur membaik
 Standart Intervensi Keperawatan 1
Reduksi Anseitas (1.09314)

Tindakan:

- Observasi:
1 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
2 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
- Terapeutik:
1 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika dimungkinkan
3 Pahami situasi yang membuat anisetas dengakan dengan penuh
perhatian
4 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
6 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
7 Diskusikan perencanaan realistis tentang pristiwa yang akan dating
- Edukasi
1 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
3 Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu
4 Anjurkan melakukan kegatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
5 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
6 Latih legiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8 Latih teknik relaksasi
- Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian obat antlansietas, jika perlu
 Standart Luaran Keperawatan 2
Status Koping (L.09086)
Ekspektasi: membaik
Kriteria Hasil:
1 Kemampuan memenuhi peran sesuai usia meningkat
2 Perilaku koping edukatif membaik
3 Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah membaik
4 Verbalisasi pengakuan masalah membaik
5 Verbalisasi kelemaham diri membaik
6 Prilaku esertif membaik
7 Verbalisasi menyalakan orang lain menurun
8 Verbalisasi rasionalisasi kegagalan menurun
9 Hipersensitif terhadap kritik mnurun
 Standart Intervensi Keperawatan 2
Dukungan Pengambilan Keputusan (1.09265)

Tindakan:

- Observasi:
1 Identifikasi persepsi mengena masalah dan informasi yang memicu
konflik terapeutik
2 Fasilitasi mengklarifikasikan nilai dan harapan yang membantu
membuat pilihan
3 Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
4 Fasilitasi melihat situasi secara realistic
5 Motivasi menggungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
6 Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
7 Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
8 Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
9 Fasilitasi hubungan antara pasien , keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya
- Edukasi:
1 Informasikan alternatif solusi secara jelas
2 Berikan informasi yang diminta pasien
- Kolaborasi
1 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan
 Standart Luaran Keperawatan 3
Tingkat Nyeri (L.08066)
Ekspetasi : menurun
Kriteria hasil :
1 Keluhan nyeri menurun
2 Meringis menurun
3 Sikap protektif menurun
4 Gelisah menurun
5 Kesulitan tidur menurun
6 Frekuensi nadi membaik
 Standart Intervensi Keperawatan 3
Manajemen Nyeri (1.08238)
Tindakan :
- Observasi
1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2 Identifikasi skala nyeri
3 Identifikasi respon nyeri non verbal
4 Idenfifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9 Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Terapeutik
1 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi. Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3 Fasilitasi istirahat dan tidur
4 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
- Edukasi
1 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2 Jelaskan strategi meredakan nyeri
3 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4 Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
5 Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Hospitalisasi pada anak adalah suatu sindrom yang terjadi pada anak
yang dirawat di rumah sakit secara terpisah dari ibunya atau pengganti peran
ibu dalam kurun waktu yang lama. Kondisi ini ditandai dengan tidak adanya
kegairahan, tidak responsif, kurus, pucat, nafsu makan buruk, tidur terganggu,
episode demam, hilangnya kebiasaannya menghisap dan nampak tidak
bahagia. Gangguan ini dapat pulih kembali dengan anak dalam waktu 2-3
minggu. (Bastaman et al, 2004). Respon dari hospitalisasi pada anak akan
memicu rasa sedih, cemas, marah, takut, dan rasa bersalah.
Penelitian Coyne (2006) menyimpulkan bahwa anak-anak yang di rawat
inap mengalami banyak stres, ketakutan dan kecemasan, (terutama cemas
perpisahan dengan orang tua) dan lain-lain. Halstorme dan Elander
menyatakan kesimpulan dari penelitian mereka bahwa orang tua dari
anakanak yang di rawat inap juga membutuhkan dukungan dan adanya
perasaan aman. (Goodman, 2010; Commodori, 2010)

2. Saran
Pada saat pembuaatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali
kealahan dan jauh dari kesempurnaan, dengan sebuah pedoman yang bisa di
pertanggung jawab kan dari banyaknya sumber penulis akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta Saranya mengenai
makalah dalam kesimpulan di atas. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca
akan teredukasi dan memahami kondisi keadaan yang dialami seperti marah,
cemas, sedih, takut, dan rasa bersalah.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Ifdatul jannah. 2016. Gambaran Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah
dengan Hospitalisasi di RSUD Labuang Baji. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/1576/1/NUR%20IFDATUL%20JANNAH.pdf.

Fadlian, Agustina Konglian. 2014. Hospitalisasi pada Anak.


http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-pjs1a23e602aafull.pdf.

Yuli Utami. 2014. Dampak Hospitalisasi Pada Anak.


http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t
%21@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_891255124583.pdf.

Anda mungkin juga menyukai