Oleh :
Juliana Simanjuntak
170204027
Oleh :
Juliana Simanjuntak
170204027
Skripsi ini telah dibimbing dam diperiksa oleh pembimbing dan layak untuk
dipresentasikan dalam sidang skripsi
Pembimbing
Disetujui Oleh
Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Ketua
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis
yang dicantumkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
(Juliana Simanjuntak)
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas
Nama : Juliana Simanjuntak
NIM : 170204027
Tempat/Tanggal Lahir : Siancimun,13 Juli 1999
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : Kedua dari empat bersaudara
Status Perkawinan : Belum Menikah
Email : julianasimanjuntak595@gmail.com
Nomor HP : 082370715995
Alamat Rumah : Jln. Bhakti luhur GG.Rahayu
3. Riwayat Pendidikan
Tahun 2004 - 2010 : SD N 100780
Tahun 2010 - 2013 : SMP RK Bintang Timur Rantauprapat
Tahun 2013 - 2016 : SMA Budi Murni 1 Medan
Tahun 2017 - sekarang : Sedang Menyelesaikan S1 Keperawatan Di
Program Studi Keperawatan Fakultas
Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
ii
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Skripsi, Agustus 2021
Juliana Simanjuntak
Pengaruh Bawang Putih Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di
Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua Tahun 2021
xi + 45 hal + 5 tabel+ 1 skema + 2 gambar + 14 lampiran
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian diseluruh dunia
dikarenakan jumlah prevalensi penyakit DM semakin meningkat. Diabetes Melitus mengatakan
bahwa bawang putih dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa secara bermakna pada
penderita diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh c
terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua.
Desain penelitian adalah penelitian penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan
metode one group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18
orang dengan teknik pengambilan sampel digunakan Purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkananalisa data dengan rata- rata frekuensi kadar glukosa darah sebelum diberikan
bawang putih adalah 175,28 mmHg. Sedangkan kadar glukosa darah setelah diberikan bawang
putih adalah 136,39 mmHg. Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan p value = 0,000 dengan
uji Paired Test dengan nilai α < 0,05. Kesimpulan dari penelitian adalahada pengaruh bawang
putih terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap Gunung
Tua.Saran diharapkan kepada masyarakat agar mampu memanfaatkan bawang putih sebagai salah
satu obat herbal yang bermanfaat bagi kesehatan khususnya untuk penurunan kadar glukosa darah
bagi penderita diabetes miletus sehingga nantinya kadar glukosa darah penderita diabetes miletus
dapat terkontrol dan stabil dalam batas normal.
iii
NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF PHARMACY AND HEALTH SCIENCES
SARI MUTIARA INDONESIA UNIVERSITY
Scription, Agustus 2021
Juliana Simanjuntak
The Effect of Garlic on Blood Glucose Levels in Diabetes Mellitus Patients
at the Gunung Tua Inpatient Health Center in 2021.
xi + 45 pages + 5 tables + 1 scheme + 2 picture + 14 descriptions
ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of the health problems of concern throughout the world
because the number of DM disease is increasing. Diabetes Mellitus said that
garlic can significantly reduce blood glucose levels in people with diabetes
mellitus. The purpose of this study was to determine the effect on blood glucose
levels in patients with diabetes mellitus at the Gunung Tua Inpatient Health
Center. The research design was a quasi-experimental with one group pretest-
posttest method. The population in this study were people with diabetes mellitus
in the working area of the Gunung Tua Inpatient Health Center. The sample in
this study found 18 people with the sampling technique used purposive sampling.
The results showed that data analysis showed that the average blood glucose
level before garlic was given was 175.28 mmHg. While the blood glucose level
after being given garlic was 136.39 mmHg. Statistical test results obtained a
significant value of p value = 0.000 with Paired Test with a value of <0.05. The
conclusion of the study is that there is an effect of garlic on blood glucose levels
in patients with diabetes mellitus at the Gunung Tua Inpatient Health Center.
miletus so that later blood glucose levels of diabetes mellitus patients can be
controlled and stable within normal limits.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Pengaruh Bawang Putih
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas
Rawat Inap Gunung TuaTahun 2021”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Keperawatan Program
Studi Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan.
Selama penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini, penulis tidak luput
dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi peneliti berkat adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin
menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Parlindungan Purba, SH, MM Selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth, SP, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep,selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Dr. Herlina Sonera Batubara, Selaku Direktur Puskesmas Gunung Tua.
6. Ns. Agnes Silvina Marbun, M.Kep, selaku Ketua Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan banyak arahan
serta masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Kesaktian Manurung, M.Biomed, selaku Penguji I yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak arahan serta masukan
kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Ns. Galvani Volta Simanjuntak, M.Kep, selaku Penguji II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan banyak arahan
v
serta masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
9. Teristimewa kepada orang tua tercinta, Ayah Jannes Simanjuntak dan Ibu
Romas Tauli Saragih yang telah banyak memberikan semangat, doa restu dan
kasih sayang baik berupa moral, moril maupun material kepada peneliti.
10. Seluruh staf pengajar Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah
membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa tingkat akhir yang telah
berjuang bersama-sama dan saling mendukung dengan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
(Juliana Simanjuntak)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ................................................................................................. i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
vii
2.3.1
Pengertian ....................................................................... 17
2.3.2
Klasifikasi Bawang Putih ............................................... 18
2.3.3
Manfaat Bawang Putih .................................................. 18
2.3.4
Kandungan Bawang Putih .............................................. 19
2.3.5
Efek Samping Bawang Putih ......................................... 21
2.3.6
Mekanisme Kerja Bawang Putih Terhadap Kadar Glukosa
Darah .............................................................................. 22
2.3.7 Cara Kerja Pembuatan Bawang Putih ............................ 22
2.4 Penelitian Terkait ....................................................................... 22
2.5 Kerangka Konsep ....................................................................... 24
2.6Hipotesis Penelitian...................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR SKEMA
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Survei Awal Penelitian dari Universitas Sari Mutiara
Indonesia
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Survei Awal dari Puskesmas Rawat Inap
Gunung Tua
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Informed Consent
Lampiran 5 : Kuesiner Penelitian
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyeluhan (SAP)
Lampiran 7 : Hasil Laboratorium
Lampiran 8 : Surat Uji Etik Penelitian
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lampiran 10 : Surat Balasan Izin Penelitian dari UPTD Puskesmas Rawat Inap
Gunung Tua
Lampiran 11 : Master Data
Lampiran 12 : Hasil Data Output
Lampiran 13 : Lembar Bukti Bimbingan
Lampiran 14 : Dokumentasi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
bahan makanan yang diyakini bermanfaat bagi penderita DM, salah satunya
adalah bawang putih. Dalam penanggulangan diabetes, obat hanya
merupakan pelengkapdari diet. Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan
diet secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan kadargula darah. Obat
diabetes Melitus oral yang digunakan pada saat ini adalah golongan
sulfonilurea, biguanida dan akarbose(Damayanti, 2015).
6
7
Kandungan kimia lain yang ada dalam bawang putih per 100 gram
sebagai berikut (Syamsiah, 2016):
1. Air dengan jumlah 66,2 – 71,0 g.
2. Kalori 95,0 – 122 kal.
3. Kalsium yang bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai
4. pencegah hipertensi, sebesar 26 – 42 mg.
5. Saltivine yang bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan
6. serta merangsang susunan sel.
7. Sulfur 60 – 20 mg.
8. Protein 4,5 – 7 g.
9. Lemak 0,2 – 0,3 g.
10. Karbohidrat 23,1 – 24,6 g.
11. Fosfor 15 – 109 mg.
12. Besi 1,4 – 1,5 mg.
13. Vitamin A, B, dan C.
14. Kalium 346 – 377 mg.
15. Selenium
Skema 2.1.
Kerangka Konsep
2.6. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh bawang putih terhadap kadar glukosa darah pada
pasien diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua
Tahun 2021.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pre-test Post-test
01 X1 02
03 X0 04
Keterangan :
01 = Pengukuran KGD sebelum intervensi
02 = Pengukuran KGD kedua setelah intervensi
X1 = Kelompok Intervensi
03 = Pengukuran KGD sebelum tanpa intervensi
04 = Pengukuran KGD setelah tanpa Intervensi
X0 = Kelompok kontrol
25
26
Keterangan :
n = Perkiraan jumlah sampel
N = Perkiraan besar populasi
z = Nilai standar normal untuk
α = 0,05 (1,96)
p = Perkiraan proporsi 50% (0,5)
q = 1 – p (100% - p)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (0,05)
Perhitungan :
180 x(1,92) 2 x0,5 x0,5
n= = 17,57 ~ dibulatkan = 18
0.05(180) + 1,92 x0,5 x0,5
Maka peneliti mengambil jumlah sampel adalah 18 responden.
Kriteria Inklusi :
1. Kadar gula darah >125 mg/dL
2. Penderita diabetes melitus yang bersedia di teliti
3. Penderita diabetes melitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Gunung Tua saat penelitian
27
Kriteria Eksklusi :
1. Pasien yang tidak hadir/ mengundurkan diri saat dilakukan penelitian
2. Pasien dengan penurunan kesadaran (delirium) atau meninggal saat
dilakukan penelitian.
3. Pasien dengan gangguan kejiwaan
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Bawang Meminum larutan SAP dan - - -
putih bawang putih Lembar
(Allim yang diolah Observasi
sativum menjadi obat
Linn). herbal (Bawang
putih sebanyak 3
siung diolah
dengan 200 ml air
biasa di minum1
kali sehari selama
7 hari).
2 Kadar Gula Kadar gula darah Kuesioner Darah diambil 1 : Normal Nominal
Darah merupakan Glucometer dari ujung jari (≤ 125 mg/dl)
pemeriksaan yang dengan 2 :Tidak Normal
di ambil melalui menggunakan (≥ 125 mg/dl)
pembuluh darah jarum yang
kapiler yang di disebut lancet,
periksa lalu kadar gula
mengunakan alat darah akan
glucometer yang dideteksi oleh
dilakukan oleh sensor yang ada
peneliti. pada blood
glucose test strip.
28
2. Lembar Observasi
Lembaran observasi kadar gula darah sebelum (Pre) dan sesudah
(Post) perlakuan Dan SAP Konsumsi bawang putih pada pasien
DM. Cara pengolahan bawang putih untuk kestabilan kadar
glukosa darah adalah 3 siung bawang putih dihaluskan, lalu
dimasukkan kedalam 200 ml air biasa, dan disaring. Larutan
bawang putih ini diberikan kepada responden dan diminum satu
kali sehari. Larutan diminum selama tujuh hari. Sedangkan untuk
cek gula darah merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
kadar gula di dalam darah. Cara kerjanya, darah diambil dari
ujung jari dengan menggunakan jarum yang disebut lancet. Lalu,
kadar gula darah akan dideteksi oleh sensor yang ada pada blood
glucose test strip.
2. Coding
Memberikan kode-kode pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden
atau pengkodean dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap
lembar pengumpulan data berdasarkan ketentuan yang ditetapkan penelitian
untuk mempermuda analisa data yaitu pengkodean umur pada umur 20-40
tahun dengan skor 1, umur 40-65tahun dengan skor 2, dan umur > 65 tahun
dengan skor 3. Jenis kelamin : laki-laki dengan skor 1 dan perempuan
dengan skor 2. Pendidikan : pendidikan rendah dengan skor 1, pendidikan
menegah dengan skor 2, dan pendidikan tinggi dengan skor 3. Pekrjaan :
PNS dengan skor 1, wiraswasta dengan skor 2, petani dengan skor 3, dan
tidak bekerja/IRT dengan skor 4. Penghasilah : < dari UMR dengan skor 1,
> dari UMR dengan skor 2. Kadar glukosa darah sebelum diberikan bawang
putih : normal dengan skor 1, tidak normal dengan skor 2Kadar glukosa
darah setelahdiberikan bawang putih: normal dengan skor 1, tidak normal
dengan skor 2.
3. Tabulating
Memasukkan data kedalam tabel distribusi frekuensi maupun tabulasi silang
dari kedua variabel untuk mempermudah pengolahan dan analisa data dan
pengambilan keputusan apakah ada pengaruh bawang putih terhadap kadar
glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap
Gunung Tua.
3.9.2.Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat
pengaruh setelah konsumsi bawang putih, dimana dapat dilakukan
dengan mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes melitus
33
Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua merupakan puskesmas rawat inap yang
berada di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara.
Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua memiliki layanan unggulan di bagian
pemeriksaan kadar gula darah gratis secara berkala dibawah pengawas
kepala Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa dalam darah
pada penderita diabetes miletus sebelum diberikan intervensi, kemudian
akan diberikan bawang putih dan selanjutnya dilakukan pengukuran kadar
gula darah setelah intervensi kepada responden penelitian. Meningkatkanya
jumlah pasien yang dirawat inap setiap tahunnya menandakan bahwa
Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua merupakan puskesmas yang cukup
menjadi pilihan masyarakat, baik yang tinggal di wilayah daerah Gunung
Tua maupun yang datang dari luar.
34
35
Berdasarkan tabel 4.4 rata- rata kadar glukosa darah pada penderita
diabetes miletus pada kelompok intervensi sebelum diberikan bawang
putih sebesar 175,28 mmHg sedangkan kadar glukosa darah pada
penderita diabetes miletus setelah diberikan bawang putih sebesar
136,39 mmHg serta diketahui rata-rata penurunan kadar glukosa darah
sebelum dan setelah diberikan bawang putih adalah 38,89 mmHg.
Sementara pada kelompok kontrol sebelum tanpa diberikan bawang
putih sebesar 185,78 mmHg sedangkan kadar glukosa darah pada
penderita diabetes miletus setelah tanpa diberikan bawang putih
sebesar 152,94 mmHg serta diketahui rata-rata penurunan kadar
glukosa darah sebelum dan setelahtanpa diberian bawang putih adalah
32,84 mmHg. Hasil uji statistik yaitu uji Paired T-test didapatkan nilai
p value = 0,000 maka pada alpha 5% terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata penurunan kadar glukosa darah pada penderita
diabetes melitus sebelum dan sesudah mengkonsumsi bawang putih.
38
4.3. Pembahasan
1. Kadar Gula Darah Sebelum Diberikan Bawang Putih Pada Penderita
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Gunung
Tua.
Berdasarkan hasil didapat kadar glukosa darah sebelum diberikan intervensi
bawang putih mayoritas tidak normal sebanyak 83,3% dengan nilai rata-rata
kadar glukosa darah sebelum diberikan bawang putih adalah 175,28 mmHg.
Penelitian sebelumnya menunjukkan dosis kombinasi ekstrak bulbus
bawang putih efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah 2,4
g/hari.
Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai hal,
termasuk sebagai pengobatan untuk hipertensi, hiperkolesterolemia,
diabetes, rheumatoid arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan
atherosclerosis, dan juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor. Banyak
juga terdapat publikasi yang menunjukan bahwa bawang putih memiliki
potensi farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan
antitrombotik. Dari beberapa kandungan yang terdapat pada bawang putih,
alisin adalah yang digunakan sebagai agen antidiabetes. Alisin adalah
senyawa organik alami yang ada pada tumbuhan secara umum. Alisin alami
banyak memainkan peran penting dalam pencegahan diabetes.
Ada 2 faktor resiko pada Diabetes melitus yaitu unchangeable risk faktor-
faktor resiko yang tidak dapat diubah dan changeable risk faktor-faktor
yang dapat diubah. Dalam unchangeable risk faktor terdiri dari kelainan
genetik dan usia, lalu changeable risk faktor terdiri dari pola makan yang
salah, obesitas, merokok, hipertensi, minimnya aktivitas fisik dan stress.
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makan yang manis-
manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak,
dimana serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan
stres tapi kandungan glukosa.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nisel, E.C tahun 2018
menunjukkan bahwa bawang putih (Allium Sativum) dengan lama
pemanasan 5 hari pada suhu 750C, dibiarkan dalam keadaan tertutup dan
dikonsumsi 4 gram/hari berpengaruh terhadap gula darah sewaktu lansia. Ini
karena bawang hitam (Allium Sativum) yang mengandung senyawa
antioksidan golongan polifenol yang meningkatkan aktivitas super-oksida
dismutase (SOD) dan enzim katalase (CAT) sehingga mengurangi stress
41
Hal ini juga dikatakan oleh penelitian Yuniarni, U., dkk pada tahun 2012
tentang Pengaruh Penggunaan Kombinasi Ekstrak Bawang Putih Dan
Kunyit Terhadap Hasil Laboratorium Klinik Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 yang mengatakan bahwa Uji klinik sebelumnya
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak bulbus bawang putih (Allium
sativum) dan dilaporkan dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa
secara bermakna pada penderita diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2).
Hasil penelitian Nisel, E.C tahun 2018 menunjukkan bahwa bawang putih
(Allium Sativum) dengan lama pemanasan 5 hari pada suhu 750C, dibiarkan
dalam keadaan tertutup dan dikonsumsi 4 gram/hari berpengaruh terhadap
gula darah sewaktu lansia. Ini karena bawang hitam (Allium Sativum) yang
mengandung senyawa antioksidan golongan polifenol yang meningkatkan
aktivitas super-oksida dismutase (SOD) dan enzim katalase (CAT) sehingga
mengurangi stress oksidatif, mampu mengontrol kadar glukosa darah,
mencegah komplikasi diabetes dan efektif dalam menurunkan gula darah
sewaktu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi
43
Hal ini juga dikatakan oleh penelitian Ame, dkk pada tahun 2018
mengatakan bahwa kombinasi ekstrak bulbus bawang putih (Allium sativum
Linn.) dapat digunakan sebagai obat antidiabetes oral pada penderita
diabetes melitus (DM) tipe 2, dan secara klinis telah terbukti dapat
menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian klinis dilakukan untuk melihat
efek antidiabetes kombinasi ekstrak dibandingkan dengan antidiabetik oral,
glibenklamid. Subjek adalah usia >35 tahun dengan DM tipe 2 yang berobat
ke poliklinik Penyakit Dalam dan Endokrin Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung periode November 2007–Agustus 2008 dan telah mendapat terapi
gizi medis selama 2 minggu.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua Tahun 2021, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar glukosa darah pada kelompok intervensi sebelum diberikan
bawang putihmayoritas tidak normal sebanyak 83,3% dengan nilai rata-
rata kadar glukosa darah sebesar 175,28 mmHg. Sementara pada
kelompok kontrol sebelum tanpa diberikan bawang putihmayoritas
tidak normal sebanyak 88,9% dengan nilai rata-rata kadar glukosa darah
sebesar 185,78 mmHg.
2. Kadar glukosa darahpada kelompok intervensi setelah diberikan
bawang putihmayoritas normal sebanyak 61,9% dengan nilai rata-rata
kadar glukosa darah sebesar 136,39 mmHg. Sementara pada kelompok
kontrol setelah diberikan bawang putihmayoritas normal sebanyak
55,6% dengan nilai rata-rata kadar glukosa darah sebesar 152,94 mmHg
3. Terdapat penurunan yang signifikan antara kadar glukosa darah
sebelum dan sesudah diberikan bawang putih dengan p value = 0,000.
5.2. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
kemungkinan manfaat pemberian bawang putih bagi kesehatan,
terutama diabetes melitus.
2. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat dapat menerakan/mendemostrasikan
pemberian bawang putih terhadap kadar gula darah pada pasien
diabetes Melitus sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keperawatan.
44
45
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan strategi dalam penerapan bawang putih terhadap
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus sesuai standar
operasional prosedur di puskesmas.
4. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah referensi dan acuan sehingga
meningkatkan kualitas peneliti selanjutnya
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk
melaksanakan data lebih lanjut yang berkaitan dengan bawang putih
terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA
ADA, A. D. (2018). Standards of Medical Care in Diabetes 2017. (hal. 41). USA:
ADA.
Ame Suciati (2018). Uji Khasiat Antidiabetes Kombinasi Ekstrak Bulbus Bawang
Putih (Allium sativum Linn.) dan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica
Val.) dengan Pembanding Glibenklamid pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2, Tesis, Institut Teknologi Bandung.
Borrelli F, Capasso R, Izzo A. Garlic (Allium sativum L.): adverse effects and
drug interactions in humans. Mol Nutr Food Res. 2017;51(11):1386–97.
Cahya, B. P., Mambo, C., & Wowor, M. P. (2015). Uji efek ekstrak umbi bawang
putih (Allium sativum L.) terhadap kadar glukosa darah tikus wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi aloksan. eBiomedik, 3(1).
Gloyn A.L., Nordam K., Willemsen M.A.A.P., Ellard S., Lam W.W.K., Campbell
I.W., Midgley P., Shiota C., Buettger C., Magnuson M.A., Matschinsky
F.M., Hattersley A.T. (2015). Insights Into the Biochemical and Genetic
Basis of Glucokinase Activation From Naturally Occurring Hypoglycemia
Mutations. Diabetes. 52(9). 2433-40.
IDF. (2020). IDF Diabetes Atlas (S. Karuranga, B. Malanda, P. Saeedi, & P.
Salpea (eds.); 9th ed.).
KemenkesRI. (2018). Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta Selatan: Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kasangke, J., Assa Y.A, & Panutu, M.E. (2015). Gambaran Kadar Glukosa Darah
Sesaat pada Dewasa Muda. Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol.3, Bo.3, SepDes
2015.
Lisiswanti, R., & Haryanto, F. P. (2017). Allicin Pada Bawang Putih (Allium
sativum) Sebagai Terapi Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Majority, 6(2), 33-38.
Londhe VP, Gavasane AT, Nipate SS, Bandawane DD, Chaudhari PD. Role of
garlic (Allium sativum) in various diseases: an overview. J Pharm Res Opin.
2017; 1:129–34.
Murray, R. K., Granner, D. K., dan Rodwell, V. W., (2013). Biokimia Harper.
Edisi 7. Jakarta: EGC, 119, 139-151,179-181.
Sulistiyowati, E. (2016). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.
Syamsiah, Iyam Siti. (2016). Khasiat & Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik
Alami. Depok: Agromedia Pustaka
Untari, Ida. (2015). Bawang Putih Sebagai Obat Paling Mujarab Bagi Kesehatan.
Artikel Penelitian: Dosen Akper Pku Muhammadiyah Surakarta.
Widiardani, N. K. (2016). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.
Yuniarni, U., Sukandar, E. Y., Adyana, I. K., & Sudjana, P. (2012). Pengaruh
Penggunaan Kombinasi Ekstrak Bawang Putih Dan Kunyit Terhadap Hasil
Laboratorium Klinik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Prosiding
SNaPP: Sains, Teknologi, 3(1), 81-86.
Rahmawati, F. (2017). Buku Panduan Budidaya Bawang Putih(Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada). Hal 2-102
.
.
.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 2
Lampiran 3
Kepada Yth:
Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Sarjana
Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan :
Nama : Juliana Simanjuntak
NIM : 170204027
Dengan ini saya memohon kesediaan bapak/ ibuk/ saudara/i untuk menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Bawang Putih
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Gunung tua Tahun 2021”.
Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan pendidikan saya
dan segala informasi yang bapak/ibu/saudara/i berikan akan dijamin
kerahasiaannya dan saya bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan
merugikan bapak/ibu/ saudara/i. Apabila bapak/ ibu/saudara/i menyetujui untuk
menjadi responden, maka saya mohon kesediaan bapak/ ibuk/ saudara/i untuk
menanda tangani lembaran persetujuan yang disertakan bersama surat ini.
Demikian informasi yang diberikan atas bantuan dan kerja sama bapak/ibu/
saudara/i saya ucapkan terima kasih.
(Juliana Simanjuntak)
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
(FORMAT PERSETUJUAN)
Responden Peneliti
( ) (Juliana Simanjuntak)
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
Pentujuk :
1. Bacalah pernyataan yang tersedia dengan baik.
2. Pilihlah jawaban pertanyaan dengan baik, menurut pendapat pribadi Bapak/
Ibu.
3. Beri tanda chek list (√) pada kotak yang tersedia untuk setiap jawaban.
4. Selamat mengisi dan terima kasih atas kerjasamanya.
A. Data Demografi
Umur :
20-40 tahun
40-65 tahun
≥ 65 tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan :
Pendidikan Rendah
Pendidikan Menegah
Pendidikan Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
PNS
Wiraswasta
Petani
Tidak Bekerja/ Ibu Rumah Tangga
Penghasilah :
≤ Dari UMR
≥ Dari UMR
B. KUESIONER KADAR GULA DARAH
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pelajaran tentang penyakit diabetes melitus dan
perawatannya dalam waktu 35 menit, diharapkan sasaran mampu
menjelaskan tentang penyakit diabetes Melitus dan menerapkan
perawatan yang tepat pada diri sendiri dan anggota keluarga dengan
penyakit diabetes melitus.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan pengertian diabetes melitus
b. Menyebutkan penyebab diabetes melitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Menyebutkan komplikasi diabetes melitus
e. Menyebutkan manfaat konsumsi bawang putih terhadap kadar
glukosa darah pad pasien diabetes melitus
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit diabetes melitus.
2. Penyebab penyakit diabetes melitus.
3. Tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus.
4. Komplikasi penyakit diabetes melitus.
5. Demostrasi konsumsi bawang putih terhadap kadar glukosa darah pada
pasien diabetes melitus
C. Penatalasanaan Kegiatan
Rencana Kegiata Penyeluhan Kegiatan Peserta Waktu
Persiapan :
1. Ruangan
2. Media (kursi)
3. Peralatan 5 menit
4. Bahan dan alat dalam
mendemostrasikan konsumsi
bawang putih
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian diabetes
melitus
2. Menyebutkan faktor-faktor
penyebab penyakit diabetes
Melitus
3. Menyebutkan tanda dan gejala- Menyimak dan
gejala diabetes melitus memberikan
20 menit
4. Menyebutkan komplikasi dari kesempatan untuk
diabettes Melitus bertanya
5. Menjelaskan cara mengurangi
faktor diabetes Melitus
6. Cara mendemostrasikan
konsumsi bawang putih
terhadap kadar glukosa darah
pada pasien diabetes Melitus
Evaluasi : Menyimak dan
1. Uraian penjelasan berpartisipasi aktif
2. Tanya jawab dalam menjawab
10 menit
3. Penutup pertanyaan
Mengerjakan
evaluasi
MASTER DATA
PENGARUH BAWANG PUTIH TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DIPUSKESMAS RAWAT INAP GUNUNG TUATAHUN 2021
Stadium
Usia
No Usia JK Pendidikan Pekerjaan Klinik KGD KGD KGD KGD
K Ket Ket Ket Ket
Penyakit Pre – Test Post - Test Pre - Test Post – Test
1 32 1 1 1 1 1 220 2 124 1 230 2 176 2
2 46 2 1 3 2 2 280 2 210 2 295 2 249 2
3 72 3 2 2 4 1 119 1 110 1 129 2 118 1
4 31 1 2 2 3 1 239 2 192 2 249 2 221 2
5 47 2 2 3 2 2 230 2 178 2 240 2 210 2
6 71 3 2 2 1 1 159 2 121 1 165 2 124 1
7 49 2 2 1 4 1 231 2 167 2 251 2 189 2
8 72 3 2 2 4 1 220 2 180 2 240 2 210 2
9 74 3 1 3 2 2 129 2 89 1 139 2 105 1
10 36 1 2 2 1 1 150 2 113 1 160 2 123 1
11 43 2 1 1 3 1 176 2 150 2 186 2 160 2
12 49 2 1 2 3 1 129 2 100 1 139 2 115 1
13 46 2 1 2 4 1 119 1 95 1 125 1 102 1
14 41 2 2 1 2 2 121 1 110 1 123 1 98 1
15 44 2 2 2 2 2 140 2 110 1 150 2 119 1
16 48 2 2 2 3 2 197 2 169 2 207 2 189 2
17 34 1 2 2 2 2 150 2 123 1 160 2 125 1
18 69 3 2 1 3 1 146 2 114 1 156 2 120 1
Keterangan:
Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan : Stadium Klinis Penyakit :
1 = 61-65 Tahun 1 = Laki-laki 1 = Petani 1 = SD 1 = < dari UMR
2 = 66-70 Tahun 2 = Perempuan 2 = Wiraswasta 2 = SMP 2 = > dari UMR
3 = 71-75 Tahun 3 = PNS 3 = SMA
4 = 76- 80 Tahun 4 = IRT 4 = S1 Kadar Glukosa Darah :
5 = DLL 5 = S2 1 = < 125 mmHg
2 = > 125 mmHg
Lampiran 12
Kelompok Intervensi
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 20-40 tahun 4 22,2 22,2 22,2
40-65 tahun 9 50 50 72,2
≥ 65 tahun 5 27,8 27,8 100.0
Total 18 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Laki-laki 6 33,3 33,3 33,3
Perempan 12 66,7 66,7 100.0
Total 18 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Pendidikan Rendah 5 27,8 27,8 27,8
Pendidikan Menegah 10 55,6 55,6 83,4
Pendidikan Perguruan Tinggi 3 16,6 16,6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid PNS 3 16,7 16,7 16,7
Wiraswasta 6 33,3 33,3 50
Petani 5 27,8 27,8 77,8
Tidak Bekerja/IRT 4 22,2 22,2 100.0
Total 18 100.0 100.0
Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid ≤ dari UMR 11 61,1 61,1 61,1
≥ dari UMR 7 38,9 38,9 100.0
Total 18 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Normal (<125 mmHg) 3 16,7 16,7 16,7
Tidak Normal (>125 15 83,3 83,3 100,0
Valid
mmHg)
Total 18 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Normal (<125 mmHg) 11 61,1 61,1 61,1
Tidak Normal (>125 7 38,9 38,9 100,0
Valid
mmHg)
Total 18 100,0 100,0
Kelompok Kontrol
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 20-40 tahun 5 27,8 27,8 27,8
40-65 tahun 6 33,3 33,3 61,1
≥ 65 tahun 7 38,9 38,9 100.0
Total 18 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Laki-laki 10 55,6 55,6 55,6
Perempan 8 44,4 44,4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Pendidikan Rendah 8 44,5 44,5 44,5
Pendidikan Menegah 6 33,3 33,3 77,8
Pendidikan Perguruan Tinggi 4 22,2 22,2 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid PNS 6 33,3 33,3 33,3
Wiraswasta 5 27,8 27,8 61,1
Petani 4 22,2 22,2 83,3
Tidak Bekerja/IRT 3 16,7 16,7 100.0
Total 18 100.0 100.0
Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid ≤ dari UMR 8 44,4 44,4 44,4
≥ dari UMR 10 55,6 55,6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Normal (<125 mmHg) 2 11,1 11,1 11,1
Tidak Normal (>125 16 88,9 88,9 100,0
Valid
mmHg)
Total 18 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Normal (<125 mmHg) 10 55,6 55,6 55,6
Tidak Normal (>125 8 44,4 44,4 100,0
Valid
mmHg)
Total 18 100,0 100,0
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
Sebelum Diberikan 18 ,925 ,000
Pair 1 Intervensi & Setelah
Diberikan Intervensi
Sebelum Tanpa Intervensi 18 ,975 ,000
Pair 2
& Setelah Tanpa Intervensi
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Sebelum 38,889 21,210 4,999 28,341 49,436 7,779 17 ,000
1 Diberikan
Intervensi -
Setelah
Diberikan
Intervensi
Pair Sebelum 32,833 12,354 2,912 26,690 38,977 11,276 17 ,000
2 Tanpa
Intervensi -
Setelah
Tanpa
Intervensi
Lampiran 13
DOKUMENTASI PENELITIAN