Anda di halaman 1dari 6

Milyareder Pemilik Kedai Kopi

Howard Schultz adalah seorang pebisnis yang berasal dari Amerika Serikat. Ia


dikenal sebagai ketua dan CEO Starbucks, sebuah perusahaan kedai kopi yang
terkenal di dunia, dan juga dikenal sebagai salah satu bisnis kedai kopi waralaba
terbesar di dunia. Howard juga mantan pemilik Seattle SuperSonics. Howard juga
mendirikan Maveron, sebuah perusahaan investasi, pada tahun 1998 bersama Dan
Levitan. Howard Schultz lahir pada tanggal 19 Juli 1953 di Brooklyn, New York.
Howard Schultz merupakan putra dari Fred Schlutz mantan tentara Angkatan Darat
AS yang kemudian menjadi sopir truk, ibunya bernama Elaine Schlutz yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kehidupan sehari-hari
keluarganya. Bersama adik perempuannya, Ronnie, dan adik laki-lakinya, Michael,
ia dibesarkan di Canarsie Bayview Houses milik New York City Housing
Authority.

Howard Schlutz dilahirkan dari keluarga miskin, Masa kecil Howard dihabiskan di
lingkungan rumahnya dimana penduduknya masih bersifat sederhana dan
berpenghasilan rendah. Di lingkungan tersebut juga tidak mempunyai apa-apa,
kecuali sebuah lapangan basket. Sebagian besar penduduknya miskin, sehingga
anak-anak diwilayah itu dituntut untuk ikut bekerja keras membantu kehidupan
keluarganya. Saat itu Howard kecil sadar bahwa sangat sulit bagi dia untuk keluar
dari kemiskinan yang diderita oleh keluarganya. Akan tetapi impiannya untuk
berhasil lebih kuat, ia ingin merubah kehidupan keluarganya agar menjadi lebih
baik dari kondisi yang dialaminya pada saat itu. Howards Schultz bersekolah
di Canarsie High School dan lulus pada tahun 1971. Di SMA, Howard ia unggul di
bidang olahraga, ia mendapat nilai tinggi dalam pelajaran olahraga dan
mendapatkan beasiswa atletik ke Northern Michigan University, orang pertama di
keluarganya yang masuk perguruan tinggi. Howard mendapat gelar sarjananya
dalam bidang Komunikasi tahun 1975.  Sebelum lulus kuliah Howard Schultz
menikah dengan  Sheri Kersch Schultz dari pernikahan tersebut mereka memiliki
dua orang anak, yang bernama Jordan dan Addison. Setelah lulus kuliah
dari Northern Michigan University, Howard Schultz bekerja sebagai Sales
Manager di Xerox selama tiga tahun. Selanjutnya dia bekerja di sebuah perusahaan
Swedia, Hamamaplast. Di sana ia menjual berbagai macam peralatan rumah
tangga, termasuk memasarkan mesin pembuat kopi. 

Pada tahun 1981, ketika ia pergi dari New York ke Seattle untuk memeriksa
sebuah toko biji kopi yang sangat populer, Starbucks. Ia sadar bahwa ada sebuah
kedai kopi di Seattle yang selalu membeli kopi mesin pembuat espresso dari
kantornya yang bernama Starbucks. Starbucks sering memesan benda khusus
pembuat kopi dari Hammarplast tempat ia bekerja.
Starbucks adalah sebuah perusahaan kopi yang berasal dari Amerika sekaligus
kedai kopi yang pusatnya berada di Seattle, Washington. Nama “Starbucks” sendiri
diambil dari nama salah satu tokoh dalam novel “Moby-Dick” karangan Herman
Melville. Sesosok monster duyung yang memiliki sepasang ekor dalam mitologi
Yunani yang dijadikan logo oleh perusahaan tersebut. Logo itu menggambarkan
kalau kopi yang disajikan Starbucks didatangkan dari berbagai wilayah dipenjuru
dunia. Logo pertama Starbuck terdapat di kedai pertamanya di Seattle.
Ia mencoba meminum kopi buatan Starbucks, Howard langsung jatuh hati dengan
cita rasanya yang jauh lebih nikmat dibanding kopi manapun yang pernah ia coba.
Ia juga terkesan dengan dedikasi pemilik untuk mendidik masyarakat tentang
keajaiban cita rasa kopi.Tidak hanya itu, ketika Howard bertemu dengan founder
dari Starbuck dia melihat dan kagum oleh semangatnya dalam membuat kopi yang
nikmat. Hal inilah yang membuat antusias Howard, untuk segera melamar kerja di
Starbucks. Butuh waktu satu tahun bagi Howard untuk dapat bekerja di sana, ia
direkrut sebagai seorang manager retail operations dan marketing. Ia pun segera
dekat dengan Jerry baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon
Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Howard tetap berusaha
beradaptasi dan mencoba mengenalkan pembaruan untuk membesarkan Starbucks.

Pada tahun 1983 saat dalam perjalanan untuk berbelanja kopi di Milan, Italia.
Howard tertarik melihat salah satu kedai kopi dengan konsep Cafe di Italia, yang ia
kunjungi disana yang membuatnya mempunyai ide cemerlang, yaitu merubah
Starbucks tidak hanya sebagai kedai kopi, namun menjadi tempat orang atau
komunitas berkumpul dan bersosialisasi, kemudian ia berusaha meyakinkan
Baldwin kalau perusahaan mampu membuka kedai kopi lebih banyak lagi, namun
ide itu ditolak  oleh Baldwin karena ia merasa hal itu akan mengakibatkan
hilangnya ciri khas Starbucks yang sebenarnya. Tetapi Howard tetap berusaha dan
mencoba mengenalkan pembaruan untuk membesarkan Starbucks. Idenya tidak
begitu diterima Howard merasa para pendiri Starbucks adalah orang-orang dengan
pemikiran tidak maju dan tradisional yang menganggap kopi sejatinya dibuat
“rumahan”. Namun ide membuat kedai kopi agar lebih dikenal luas dipercaya
Howard akan mendatangkan lebih banyak keuntungan, hingga akhirnya dia
memutuskan untuk berhenti dari Starbucks dan mulai membuka bisnisnya yang
baru. Howard memerlukan dana 1,7 juta dollar Amerika untuk memulai bisnis
barunya terebut. Para pendiri Starbucks meminjamkannya setengah dan sisanya ia
pinjam di Bank. Pada April 1986, Howard berhasil membuka Kedai Kopi di
Seattle yang ia beri nama berbau Italia ‘Il Giornale’. Usaha Howard sukses dimana
300 orang berkunjung di hari pertama kedai ini buka.
Setahun kemudian, Howard mendengar kalau pemilik Starbucks ingin menjual
seluruh kedai kopi, tempat penggilingan kopi beserta merk dagang mereka
dikarenakan cukup kewalahan mengelola usaha yang sudah sangat besar tersebut.
Starbucks dijual dengan harga 4 juta US Dollar, mengetahui hal tersebut Howard
lalu meminta pinjaman kredit dan berusaha meyakinkan para kreditor. Ketiga
pendiri Starbucks akhirnya menjual usaha mereka itu kepada Howard Schultz dan
menjadikannya pemilik satu-satunya sekaligus sebagai Manager di StarbStarbucks
saat itu sudah menyediakan Bar Counter di setiap kedai kopinya dengan seorang
Barista (Ahli Pembuat Kopi) yang bertugas untuk menghaluskan biji kopi, meracik
dan menyajikan kopi segar. Barista juga harus menghafal nama, kebiasaan dan
minat para pelanggan. Dua tahun kemudian, untuk kedua kalinya Howard
berangkat ke Italia. Dia pulang tidak hanya membawa beberapa foto dan menu
resep tapi juga ia membawa video dokumentasi para Barista dari Italia. Video
tersebut kemudian ia jadikan materi latihan bagi para staffnya, dan inilah yng
menjadi kunci sukses dari Starbucks di hingga saat ini.Pada tahun 1992 ia berhasil
membuka gerai lebih banyak lagi. Dia memulainya dari New England, sekalgus di
Boston dan Chicago dan sampai ke California. Dalam bisnisnya Howard
mengadopsi sistem waralaba (franchise) yang sebelumnya sudah diterapkan di
McDonalds dan segera memulai membangun bisnisnya dengan semangat untuk
lebih memajukan Starbucks. Dengan bertambahnya gerai Starbucks, Howard
sangat berhati-hati dalam pemasaran produknya. Howard memperkuat produknya
dalam hal kuantitas, kualitas, dan publisitas. Slogan iklan yag dibuat pun mudah
diingat, yaitu senyum akan muncul saat menikmati kopi yang penuh cita rasa ini
dan Howard memastikan kalau iklan tersebut tidak berbeda dengan realita yang
sebenarnya di dalam Starbucks.
Pada tahun 1992 pula, Howard membawa Starbucks menjadi perusahaan publik.
Hingga Juni 1992, ia memasang saham Starbucks di New York Stock Exchange di
harga 14 dollar Amerika per lembar, dan harga sahamnya naik menjadi 33 dollar
Amerika. Popularitas Starbucks tidak hanya menginspirasi para pelanggannya tapi
juga kompetitor lainnya. Kedai kopi sejenis tiba-tiba bermunculan diseluruh
penjuru kota dengan harga yang relatif murah. Bahkan restoran fast-food ikut-
ikutan menyediakan menu “Espresso” untuk memikat para pelanggannya.
Menghadapi kondisi itu, Starbucks tetap mempertahankan prinsip utama mereka,
yaitu Romantisme, kemewahan yang terjangkau, Ketenangan, dan informalitas.
Akhirnya disadari jika ingin menerapkan prinsip tersebut, Starbucks harus
merubah landasan disemua konsep pengembangan jaringan mereka. Konsep Cafe
Italia yang menjadi model dasar cafe Starbucks dirasa sudah tidak sesuai lagi
dengan gaya hidup warga Amerika. Melakukan perubahan yang cukup besar,
tempat cafe dirombak total, kursi bar yang tinggi diganti dengan kursi dan meja
yang nyaman. Dibuatnya tempat khusus dan tertutup di Starbucks yang berhasil
memancing pengunjung melaksanakan meeting disana. Popularitas Starbucks
langsung tersebar luas, namun ada sedikit masalah. Tingkat penjualan yang tinggi,
menyebabkan sulitnya mempertahankan kualitas produk dengan banyaknya macam
menu yang disediakan. Perusahaan lalu mencari metode baru bagaimana agar
ekstrak kopi yang mereka hasilkan tetap berkualitas baik saat dikemas menjadi
kopi instant. Para ahli Starbucks berhasil menjaga rasa kopi instant tetap natural
disaat yang tepat. Hal itu berdampak pada peningkatan penjualan yang sangat
besar. Pada tahun 1996, Howard, memutuskan sudah waktunya bagi Starbucks
untuk ekspansi ke luar Amerika. Mereka lalu membuka Cabang pertamanya di
Jepang, kemudian berlanjut di Singapura, Korea, Taiwan, Inggris, Belanda,
Swedia, dan Israel. Hingga April 2000, sudah dibuka lebih dari 2.400 cabang
Starbucks di Amerika Serikat dan 350 cabang di seluruh Eropa, Asia, Timur
Tengah, dan Kanada. 

Pada April 2000, saat Howard berusia 46 tahun, menyerahkan jabatannya ke


Executive Director CEO Starbucks, Orin C. Smith, sementara itu ia ingin fokus
pada ekspansi usaha ke dunia Internasional. Dia bahkan punya target sendiri, yaitu
membuka 1200 cabang baru diawal 2001. Kondisi keuangan Starbucks meningkat
sangat pesat, selama satu dekade , dan mereka terus berkembang pesat.Pada akhir
2005, Howard mengumumkan Starbucks akan melakukan ekspansi hingga sepuluh
ribu cabang. Howard menambahkan kalau mereka harus berkembang cepat, karena
para kompetitor sudah mulai memasuki pangsa pasar mereka. Starbucks mulai
membuat ide baru. Howard Schultz mulai membuat menu makanan Fast-Food,
yang dimulai dengan memasukkan hidangan makanan ringan seperti Sandwitch
dalam menu Starbucks. Uniknya ide tersebut muncul dari kegagalan mereka
membaca pasar yang ada di Cina dan Taiwan. Akhirnya, semua cabang Starbucks
diseluruh dunia menerapkan konsep tersebut, mulailah setiap kedai Starbucks
menyajikan Roti, Snack, Sandwich dan makanan lainnya dalam menu mereka.
Howard melihat kalau Starbucks sudah sukses dan stabil, faktor inilah yang
membuat ia memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis olahraga dengan membeli
NBA Seattle, Supersonic, sebuah tim bola Basket terkenal dan untuk sementara
meninggalkan posisi Direct Management di Starbucks. Dan menyerahkan
jabatannya kepada Orin C. Smith.

Pesan yang dapat diambil dari kutipan cerita diatas adalah,jadilah seseorang yang
tidak mudah menyerah kepada hal apapun yang kita hadapi meskipun mendapat
pertentangan dari lingkungan sekitar kita. Howard Schultz tidak pernah
menanamkan rasa mudah menyerah dalam dirinya meskipun idenya untuk
mengembangkan Starbucks tidak begitu diterima oleh pemilik Starbucks sebelum
dirinya. Ketekunan dan kesabaran seseorang dalam berusaha akan menghasilkan
sesuatu yang besar yang mampu mengangkat namanya. Berkat usahanya yang
tekun dalam mengembangkan kedai kopi Starbucks membuat dirinya menjadi
seseorang yang kini dikenal sebagai Manager dari sebuah kedai kopi terbesar di
dunia. Pemikiran yang selalu berkembang menjadi inovasi inovasi baru sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis. Seperti halnya Howardz Schlutz yang
mengembangkan Starbucks dengan menjual beberapa makanan fast food di
Starbuks sebagai pelengkap kopi yang disajikan

Anda mungkin juga menyukai