Balikpapan memang terkenal dengan sebutan kota minyak. Selain kota minyak, Balikpapan
merupakan kota yang memiliki banyak pendatang dari dalam negeri dan luar negeri. Ini
merupakan salah satu keunikan yang dimiliki oleh Balikpapan. Kota berlambangkan
beruang madu ini memiliki motto “Balikpapan Kubangun, Kujaga, dan Kubela”. Lewat motto
inilah para penduduk dan pemerintah memutar otak untuk tetap membangun kota ini dan
tetap tidak meninggalkan sesuatu yang merupakan “core”-nya Balikpapan.
Pontensi yang dimiliki oleh Balikpapan, tidak membutakan pemerintah dari iming iming para
Selain memperketat pemberian IMB, pemerintah kotad dan DCKTR (Dinas Cipta Karya
Tata Ruang) Balikpapan membuat aturan untuk membuang sampah dari pukul 18.00-06.00,
untuk menghindari bau sampah yang menyengat ketika pagi dan siang hari. Selain itu,
DCKTR juga rutin menyemprot tanaman karena karakteristik Balikpapan yang kering, agar
dapat memberikan oksigen yang cukup, udara yang bersih serta mengurangi debu.
Ketersediaan tempat sampah di taman kota dan titik keramaian inilah mengajak masyarakat
secara tidak langsung untuk membuang sampah pada tempatnya.
Para ilmuwan mengklaim bahwa mereka telah membuat rekaman pertama dari pohon yang
sedang terengah – engah karena air. Sama seperti manusia yang bersuara saat mereka
menghirup udara, pohon juga membuat suara ultrasonik bermunculan. Mereka menarik
kelembapan sebanyak mungkin untuk bertahan hidup selama musim kemarau.
Penelitian ini dilakukan menggunakan irisan kayu pohon pinus mati yang diberi banyak
hidrogel. Kondisinya dibuat semirip mungkin seperti pohon hidup.
Gel tersebut mulai mengering karena pengaruh lingkungan. Dari sini peneliti mendengarkan
kayu yang mulai memunculkan suara. Kebisingan tersebut berasal darigelembung udara
yang naik kemudian menghilang. Proses ini disebut dengan kavitasi.
Seperti halnya daun di pohon yang mengumpulkan karbon dioksida, mereka membuka pori
– pori sehingga rentan kehilangan air. Untuk mengatasi ini, pohon mengambil air dari tanah
melalui sistem akar mereka. Upaya untuk menarik air
Kami bisa melacak artikulasi gelembung, dan apa yang kami temukan adalah mayoritas
suara yang didengar terkait dengan gelembung,” kata Marmottant. Menurut dia, suara itu
mungkin karena ada penyebab lain, seperti retakan kayu atau serangga. Namun sebagian
besar dari suara tersebut yang terjadi selama kavitasi adalah gelembung ini.
Sebuah pengingat bagi kita manusia, untuk lebih peduli lagi pada sesama, termasuk
dengan tumbuhan dan pepohonan. Mereka ada dan kita seharusnya menjaganya.
BUMI
Jika bumi tertutup sampah dan polusi
Dimanakah tempat untuk kaki berdiri?
Masih adakah sesuatu yang akan menyejukan hati?
Masih adakah cahaya matahari mengenai diri?
Mengapa kau masih ada disini
Terdiam memperhatikan bumi perlahan-lahan pergi
Melihat sesuatu yang sudah pasti terjadi
Tidakkah kau tau bahwa alam ini memanggilmu
Menunggu uluran tanganmu
Perhatianmu...
Berharap kau ada bersamaku
Untuk menjaga bumi..
Dengan keajaiban kecil yang ada pada dirimu.
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna: tempat yang baik dan ideal dimana
dapat diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita menuju keada
cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata adalah : salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapakan setiap warga sekolah
ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari
dampak lingkungan yang negatif.
Tujuan Program Adiwiyata adalah : menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian
hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan
lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Program Adiwiyata harus
berdasarkan norma-norma Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan
Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
Untuk menjadikan sekolah yang Peduli dan berbudaya Lingkungan maka diperlukan
beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakan kegiatan pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip dasar program
Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah yang
diperlukan untuk meujutkan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan tersebut adalah: