Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PLH

BUdaya kebersihan

Makalah ini

disusun sebagai salah satu tugas Mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

kelas XI semester genap tahun pelajaran 2014/2015

Disusun oleh

1. Elgie Firdyan Eka Zhoga (09)


2. Fani Prihatini (11)
3. Ika Agusningtiyas (15)
4. Ilham Wibisono (16)
5. Lukjijatul Lutfiana (17)
6. Talista Vimala (28)

UPTD SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM


2015
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “BUDAYA KEBERSIHAN” ini disahkan pada :

Hari : ..........

Tanggal : ..........

Tanjunganom, .... April 2015

Sindy D.

NIP : -

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Mahaesa, atas rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BUDAYA KEBERSIHAN”.
Dalam penyusunan makalah ini kami juga mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Sindy selaku pembimbing dalam penyusunan makalah

2. Kedua orang tua kami yang memberi motivasi, dorongan, semangat dan do’a

demi kelancaran sekolah kami

3. Teman-teman kerja kelompok yang membantu dalam pembuatan tugas

Demikian yang dapat kami sampaikan walau dalam bentuk sederhana, kami berharap
dapat menambah wawasan bagi pembaca. Tetapi jika masih ada kekurangan kami bersedia
menerima saran perbaikan demi lengkapnya tugas kami.

Tanjunganom, .... April 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................

B. Tujuan...............................................................................................................

C. Rumusan Masalah............................................................................................

D. Landasan Teori................................................................................................

E. Sumber Data......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna Kebersihan................................................................................................

B. Perilaku Hidup Bersih..........................................................................................

C. Kebersihan di Lingkungan Keluarga...................................................................

D. Kebersihan di Lingkungan Sekolah.....................................................................

E. Cara Menjaga Kebersihan....................................................................................

F. Lingkungan Alam dan Manusia Saling Memengaruhi........................................

G. Perbandingan Budaya Kebersihan Indonesia dengan Jepang..............................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lingkungan adalah salah satu hal yang harus kita jaga, karena kelangsungan hidup
manusia tergantung pada kebersihan lingkungannya sendiri. Oleh sebab itu, kita sebagai manusia
perlu menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan dapat diawali dari hal-
hal yang kecil seperti, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, membantu orang tua
menyapu halaman, dan selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan
lingkungan.
Dari hal kecil di atas, maka dapat tercipta suatu budaya kebersihan yang dengan otomatis
melekat pada diri manusia itu sendiri.

B. Tujuan
1. Untuk melengkapi tugas PLH
2. Mengetahui budaya-budaya kebersihan
3. Mengetahui pengaruh lingkungan alam dengan manusia

C. Rumusan Masalah
1. Apakah makna dari kebersihan?
2. Bagaimana saja perilaku-perilaku hidup sehat?
3. Bagaimana cara menjaga kebersihan di lingkungan keluarga?
4. Bagaimana cara menjaga kebersihan di lingkungan sekolah?
5. Bagaimana pengaruh antara lingkungan alam dengan manusia?
6. Bagaimana perbandingan budaya kebersihan Indonesia dengan Jepang?

D. Landasan Teori

Budaya membuang sampah di sungai dan selokan, menyebabkan lingkungan yang bersih
sulit dicapai. Namun, untuk mengubah kebiasaan tersebut pun bukan hal yang mudah dilakukan.
Keterbatasan lahan untuk membuat tempat sampah, menjadi alasan masyarakat kota untuk
membuang sampah secara sembarangan. Karena itulah, wajar jika upaya melalui budaya hidup
bersih dan sehat belum juga maksimal dilakukan secara serentak di seluruh wilayah. Karenanya,
kerjasama pemerintah dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat pembuangan
sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan sehat terealisasi secara maksimal.

1
Pemerintah tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai kebersihan lingkungan itu
penting. Tapi, peran pemerintah lebih dari itu. Mulai dari memberikan contoh, langsung terjun ke
lingkungan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata penyediaan area
pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya. Melalui kerjasama yang baik
dan saling mendukung, tentu upaya memunculkan kesadaran budaya hidup sehat dan bersih akan
tampak ringnan dan mudah diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh kehidupan di
lingkungan masyarakat dengan kebersihan yang terjaga pun akan dapat segera dirasakan secara
langsung. Selain itu, ulasan ini pun juga akan membantu memberikan gambaran mengenai
beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan dengan kebersihan yang terjaga. Cara ini
termasuk cara yang mudah untuk dilakukan secara bersama antara individu, masyarakat hingga
pemerintah.

E. Sumber Data

Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan karya tulis ilmiah ini, maka kami
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan
Kami menggunakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan fasilitas internet.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Makna Dari Kebersihan

Bersih secara bahasa berarti bebas dari kotoran, suci, bening. Secara luas, makna
kebersihan dapat berarti keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal, atau pengetahuan
manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran. Kebersihan merupakan kunci kualitas
kesehatan seseorang. Apabila seseorang menjaga kebersihan dengan baik, maka dia akan terjaga
dari penyakit. Akan tetapi, jika ia tidak menjaga kebersihan dengan baik, maka akan cepat
terkena penyakit. Keadan kotor merupakan tempat hidup kuman-kuman yang menyebabkan
berbagai penyakit.


B. Perilaku Hidup Bersih

Perilaku hidup bersih sangat baik untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Kebersihan
membuat kualitas kesehatan menjadi lebih baik. Perilaku hidup bersih dapat dilakukan dimana
saja. Baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Selain diri kita sendiri yang
harus bersih, lingkungan sekitar juga harus bersih. Dampak kurang bersihnya lingkungan bukan
hanya menimbulkan penyakit, tetapi datangnya bencana alam yang ditimbulkan karena kurang
menjaga kebersihan. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan kurang
bersihnya lingkungan. Oleh karena itu menjaga kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang
harus dilakukan, apabila ingin hidup sehat dan jauh dari bencana alam.

Ada juga 6 unsur yang perlu kita ketahui mengenai kebersihan, yaitu :

1) Kebersihan tubuh
2) Kebersihan iklim, cuaca dan udara dari polusi
3) Kebersihan tempat dan lingkungan dari sesuatu yang membahayakan
4) Kebersihan air, sungai dan bak mandi.
5) Kebersihan anggota badan, dan
6) Kebersihan batin dari akhlak tercela.

3
C. Kebersihan di Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adanya di rumah, maka rumah merupakan tempat yang harus
diutamakan dalam penerapan perilaku hidup bersih. Rumah merupakan tempat tinggal keluarga
yang harus dijaga kebersihannya. Apabila rumah bersih, maka penghuni rumah tersebut akan
terjaga kesehatannya. Sebaliknya apabila rumah tersebut tidak bersih, maka yang bertempat
tinggal di dalam rumah tersebut tidak terjaga kesehatannya. Bahkan sangat rawan terkena
penyakit. Penyakit yang diakibatkan kurangnya menjaga kebersihan. Dengan melaksanakan
kegiata tersebut, maka rumah yang kalian jadikan tempat tinggal akan terjaga kebersihannya. Itu
berarti rumah kalian terjaga dari penyakit dan kuman-kuman.

D. Kebersihan di Lingkungan Sekolah

Sebagai pelajar, sekolah merupakan lingkungan kedua setelah rumah yang sering kita
tempati. Jadi, lingkungan sekolah berbeda dengan lingkungan rumah, karena yang berada di
lingkungan sekolah bukan keluarga. Tetapi seluruh siswa dari semua tingkatan.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan sekolah :

1. Melaksanakan tugas piket.


2. Membuang sampah pada tempatnya.
3. Tidak mengotori fasilitas sekolah.
4. Memakan makanan atau jajanan yang bersihdan sehat.
5. Mengadakan JUMSIH (Jum’at Bersih) yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat sekolah.

E. Cara Menjaga Kebersihan


Kita perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Caranya dengan membuang sampah
pada tempatnya, menyapu dan mengepel lantai rumah, menguras bak mandi minimal dua minggu
sekali, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan masih banyak cara-cara lainnya yang
dapat kita lakukan untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kita.

F. Lingkungan Alam dan Manusia Saling Memengaruhi

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Ketika berada di lingkungan yang


berbeda, manusia memberi tanggapan atau bertindak dengan cara yang berbeda pula. Pada
lingkungan bersuhu dingin, manusia menyesuaikannya dengan memakai pakaian tebal, berusaha
agar suhu ruang menjadi hangat dengan pemanas udara, atau menghangatkan badan dengan
minuman panas. Sebaliknya, pada lingkungan bersuhu panas, manusia menyesuaikan
dengan memakai pakaian tipis, mengibas-kibaskan kipas, atau menghidupkan penyejuk ruangan.

4
Faktor penting yang memengaruhi manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
adalah teknologi. Teknologi berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang
dimilikinya. Penduduk menggunakan teknologi dengan tingkat yang berbeda-beda. Di bidang
pertanian, sebagian penduduk mengolah lahan dengan teknologi sederhana, misalnya membajak
lahan menggunakan alat bajak yang ditarik kerbau atau sapi. Mereka membuat saluran air hanya
dengan cangkul. Sedang sebagian penduduk yang lain mengolah lahan pertanian dengan
teknologi modern, misalnya menggunakan traktor untuk membajak lahan dan ekskavator untuk
membuat saluran air.
Secara umum, penduduk yang menggunakan teknologi sederhana, kehidupannya masih
tergantung pada lingkungan alam. Kebutuhan pokok seperti air, pangan, pakaian, dan tempat
tinggal dicukupi dari lingkungan sekitar. Contoh: suku-suku di Papua masih banyak hidup di
hutan. Peralatan tombak dan panah digunakan untuk berburu dan mengumpulkan pangan.
Tempat tinggalnya dibangun dengan menggunakan bahan yang diperoleh dari lingkungan hutan
sekitar.

Di daerah lain, penduduk dengan teknologi maju berusaha meningkatkan kesejahteraan


dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan alam. Mereka telah membangun lingkungan
budaya yang terlihat berbeda dengan lingkungan alam aslinya. Mereka memanfaatkan
sumber daya lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Contoh: penduduk desa di
lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah membangun pembangkit listrik kecil dengan memanfaatkan
arus sungai. Dengan tersedianya listrik, mereka dapat menghidupkan lampu dan peralatan listrik.

Sumber daya alam merupakan bahan yang terdapat di lingkungan alam dan dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam dikelompokkan menjadi
sumber daya dapat diperbarui (renewable resource) dan tidak dapat diperbarui (non-
renewable resource). Sumber daya dapat diperbarui adalah sumber daya yang dapat dihasilkan
kembali secara ajek dan tidak akan kekurangan oleh penggunaan yang kontinu. Contoh: air,
udara, dan energi sinar matahari. Beberapa sumber daya lain yang dapat diperbarui seperti hutan,
tanah, dan hewan besar memerlukan waktu lama untuk memperolehnya kembali.

Manusia mampu mengubah nilai guna sumber daya hingga dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Pada tempat dan waktu tertentu suatu sumber daya dapat bernilai
tinggi dan menguntungkan. Sebagai contoh, dalam masyarakat pertanian berpindah, hutan
sangat berarti untuk lahan pertanian. Mereka membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian.
Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, hutan dimanfaatkan sebagai pembangunan.
Hutan menghasilkan kayu yang digunakan untuk bahan bangunan dan mebel. Inilah salah satu
contoh pengaruh manusia pada alam.

G. Perbandingan Budaya Kebersihan Indonesia dengan Jepang

Hampir semua orang suka kebersihan bahkan sangat mendambakan kebersihan


lingkungan dimana mereka hidup menetap, tinggal sementara, ataupun sekedar untuk datang
berkunjung dua atau tigahari. Lingkungan yang kotor dan tidak terpelihara tidak pernah menjadi
tempat yang ingin di kunjungi orang untuk keduakalinya, kalau tidak dalam keadaan terpaksa.

Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap
komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu.
Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan
antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang.

Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat 5
memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya atau kebiasaan yang berbeda. Kesulitan
utama dalam membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan
karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya memiliki sekitar
15 bahasa (tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk didalamnya sign language untuk tuna
rungu), dan telah memiliki sejarah yang jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih
mengkristal. Adapun bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700
bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili Indonesia
secara nasional. Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima secara nasional di Indonesia,
dan mana yang merupakan karakter yang unik disalah satu suku. Bahasan dalam hal ini
mengenai perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segicara menjaga kebersihan
lingkungan. Di seluruh pelosok negri Jepang terkenak dengan negara maju dengan penduduk
yang sangat padat dan lingkungan dengan penuh gedung dan sedikit pohon, sungai-sungai yang
tercemar oleh limbah pabrik, udara yang penuh asap karena pencemaran udara, suara bising
karena suara mesin. Namu semua pemikiran luar itu sangat salah, karena Jepang adalah sebuah
negara yang penuh disiplin dan sangat menghargai lingkungan hidup, sungai sungai yang jernih,
udara yang bersih, lingkungan yang tertata rapi tanpa sampah. Pengertian lingkungan bersih
adalah lingkungan yang terbebas dari sampah berserakan di jalan, selokan, ruang terbuka umum.
lingkungan mempunyai toilet umum bersih, sebanding dengan jumlah warga dan
pengunjungnya. Sedangkan warga masarakatnya diharapkan bisa mengubah paradigma sampah
dibuang (dioper-oper) menjadi sampah ditangani bersama, sehingga dengan jumlah petugas
kebersihan yang terbatas, namun bertanggungjawab kota tetap tampil bersih.

Adapun cara – cara orang jepang dalam menghargai sutu kebersihan lingkungan yang
sangat berbeda sekali dengan Indonesia,Orang – orang jepang dalam menjaga lingkunganya tetap
bersih banyak upaya yang dilakukan agar lingkunganya tidak tercemar dan terkotori dengan
sampah,limbah atau pun dengan gas – gas pabrik. Ada pun upaya yang sangat cocok ditiru orang
Indonesia,yaitu dengan cara:

1. Di jepang tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan, karena kedisiplinan yang
luar biasa, menjadikan ketaatan terhadap aturan begitu hebat, tidak ada orang yang membuang
sampah sembarangan. Sebagai contoh kecil, ketika seorang perokok berjalan-jalan ditaman
mereka membawa asbak dikantong mereka untuk membuang debu rokok dan puntung rokok
mereka, yang didesain khusus, yang nantinya bila ketemu tempat sampah akan bisa mereka
buang pada tempat sampah. Itu adalah sebuah contoh kecil yang sangat luar biasa, menghargai
detail kecil dalam penghargaan terhadap lingkungan.

2. Perusahaan dan Industri dengan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) yang ketat di
jepang ada sebuah perusahaan yang cukup besar yang , karyawannya 700 orang, luasnya hampir
4 hektar. Disebelah perusahaan itu mengalir Sungai kecil, dimana Air sisa pengolahan
diperusahaan itu dibuang ke situ setelah melalui proses pengolahan limbah. Sungai kecil itu
begitu jernih, ikan-ikan sebesar paha orang dewasa berenang dan kelihatan dengan begitu jelas
karena kejernihannya. Saya memasuki perusahaan itu, didalamnya suara sangat bising, sehingga
siapa saja yang masuk diwajibkan untuk memakai penutup telinga, tetapi begitu keluar, suara
bising itu hilang, perumahan didekan perusahaan itupun sama sekali tidak terganggu. Cerobong
asap dibuat sangat tinggi dengan gas buang yang sangat kecil.

3. Hutan yang terjaga,hutan - hutan begitu tak terjamah, begitu lebat, sementara hutan6 itu
bersebelahan langsung dengan sebuah daerah padat penuh sesak populasi manusia. Aturan
tentang ijin mendirikan bangunan, aturan tentang lingkungan dan hutan begitu ketat dilaksanakan
dan sangat dipatuhi orang – orang Jepang.

4. Aturan gas buang kendaraan bermotor yang dilaksanakan dengan ketat, ,mobil-mobil dan
kendaraan yang tidak lolos uji emisi tidak diijinkan berjalan, bahkan hampir tidak ada mobil
solar yang diijinkan berjalan karena tidak ada yang lolos uji emisi, bandingkan dengan
Indonesia, bagaimana Metro Mini, Truk-truk yang katanya sudah lolos KIR di dinas
perhubungan mengeluarkan asab tebal yang menyesakkan dada, membuat jalan jadi gelap hitam
oleh polusi.
5. Pembagian jenis sampah dan penjadwalan pembuangan sampah juga ada pembagian detail
tentang sampah, secara umum sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah yang bisa dibakar dan
tidak bisa dibakar, tetapi ada pembagian khusus lain, misalnya sampah elektronik, sampah
bahan-bahan berbahaya (korek gas, batu baterai, silet) botol plastik, gelas, botol aluminium dll.
dan pelaksanaan nya begitu dipatuhi oleh masyarakat. belum lagi penjadwalan dalam
pembuangan sampah, misal hari selasa dan jumat untuk sampah elektroik.

Di negeri Jepang selalu dikampanyekan slogan utsukushi kuni ( Negara Jepang yang
cantik ), miskipun disetiap sudut tempat sudah kelihatan bersih selogan itu tetap digunakan.
Kebersihan merupakan cirri utama dari Jepang, yang rasanya sangat sulit dijumpai di negara
lain, Contoh nya indonesi yang di jadikan perbandingan, Indonesia adalah negara yang sangat
suli menerapkan selogan yang dibuat oleh Jepang itu. Disiplin membuang sampah pada
tempatnya yang sangat membudidaya pada kehidupan masyarakat jepang yang sangat sulit
dihilangkan. Upaya pelestarian lingkungan di Jepang sangat lah bagus tidak seperti di Indonesia
masih bersifat slogan- slogan saja sehingga perilaku masyarakatnya tetap tidak peduli
lingkungan sehingga hal ini memerlukan perombakan mental dan budaya masyarakat terhadap
lingkungan tentunya masing - masing suku/etnis seharusnya sejak dulu mempunyai kearifan
lokal yang sifatnya religius dalam menghargai alam lingkungannya tapi karena masuknya agama
akhirnya nilai - nilai kearifan lokal mulai terkikis dan digantikan oleh nilai- nilai agama yang
sepertinya kurang menghargai alam semesta atau lingkungan. Pendidikan mengenal dan
melestarikan lingkungan alangkah baiknya ditanamkan semasa SD-SMP tidak hanya sebatas
ilmu tapi sampai kepada perlaku dan pola pikirnya tentunya.Masih banyak yang lain, tetapi 5 hal
sementara cukup sebagai bahan perbandingan antara Indonesia dan jepang dalam hal lingkungan
hidup.Bayangkan bagaimana Indonesia, sungai jorok, bau dan penuh sampah, udara penuh
polusi, sampah dimana mana, permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi dan harus ditangani
oleh pemerintah Indonesia. Tentunya, dengan peran aktif masyarakat menjaga dan melestarikan
lingkungannya. Kita lihat kebiasaan diri kita, keluarga kita, tetangga kita, warga kita sampai ke
bangsa kita dan kita belum bisa dikatakan bangsa yang sadar akan kebersihan lingkungan dan
seberapa pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.

Sampai Pengolahan limbah sanagat diperhatikan di Jepang dan memberikan contoh


pelajaran yang sangat tepat dicontoh indonesi agar Indonesia kedepan lebih bersih
danmencerminkan bangsa yang sangat menghargai kebersihan itu. Sampai cara pengolahan
limbah pun sudah dipaparkan secara detail. Mereka mengolah limbah perumahan dan pabrik,
menyalurkannya melalui pipa-pipa dalam tanah yang panjang, mengendapkan lumpur dan
pasirnya lalu mengalirkan air hasil saringan ke pipa lainnya untuk diolah dan disuling menjadi
air bersih siap pakai. Beda sekali dengan di Indonesi pengolahan limbah perumahan dan industri
yang bisa dilihat di daerah industri Jababeka, Cikarang.
7
Memang keduanya tampak rumit, tapi yang terlihat di Jepang menggunakan teknologi
yang lebih canggih. Bagaimana cara menyamainya? Dengan meningkatkan sumber daya
teknologi bangsa Indonesia. Selain itu,di Jepang ada cara mengetes kadar air sungai harian
apakah layak minum atau tidak. Begitu jauhnya mereka memperhatikan kebersihan lingkungan.
Sampai air sungai pun ada kelayakan minumnya. Tidak seperti sungai di Indonesi yang kotor,
bangunan-bangunan liar yang berdiri di sepanjangnya, orang-orang mandi, buang air, mencuci
pakaian dan bahkan mencuci beras yang akan mereka makan. Kebanyakan orang-orang di
Indonesi kurang mengerti tentang dampak pembakaran sampah. Mmembakar sampah justru akan
memperburuk keadaan dan bahkan bisa lebih mencemari udara yang kita hirup bahkan akan
menimbulkan ganguan pernapasan.
Apa yang mesti kita lakukan agar lingkungan atau kota kita bisa menjadi bersih? Inilah
pertanyaan sederhana yang harus kita dijawab bersama karena, keinginan untuk menciptakan
lingkungan bersih, dan sekalian memelihara kebersihannya tidak mungkin dilakukan sendiri-
sendiri. Harus dibuat sistem atau jaringan yang efektif untuk itu. Barangkali inilah tugas para
pemimpin, dan orang yang duduk di pemerintahan, untuk merancang sistem menerapkan
kebersihan, dan memelihara lingkungan. Tanpa sistem yang benar dengan sarana dan prasarana
yang memadai, mustahil satu lingkungan akan terpelihara kebersihannya. Inilah yang menjadi
masalah bagi Indonesia karena pemerintah belum juga membuat aturan mengenai pembungan
sampah.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebersihan merupakan kunci kualitas kesehatan seseorang. Apabila seseorang
menjaga kebersihan dengan baik, maka dia akan terjaga dari penyakit. Akan tetapi, jika ia
tidak menjaga kebersihan dengan baik, maka akan cepat terkena penyakit. Keadan kotor
merupakan tempat hidup kuman-kuman yang menyebabkan berbagai penyakit. Perilaku
hidup bersih sangat baik untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
menjaga kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang harus dilakukan, apabila ingin
hidup sehat dan jauh dari bencana alam.

B. SARAN
Kita sebagai generasi muda, sudah sepatutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan,
dan juga perlu menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan tersebut, yang bisa
diawali dari hal-hal yang kecil seperti, membiasakan membuang sampah pada tempatnya,
membantu orang tua menyapu halaman, dan selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kebersihan lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://tidakhanyamimpi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-jepang-denagan-indonesia.html

http://makalahtugasku.blogspot.com/2014/02/contoh-karya-tulis-tentang-kebersihan.html

http://texbuk.blogspot.com/2012/02/arti-penting-lingkungan-hidup-bagi.html

Anggie, Ayuningtyas. 2014. Makna dari kebersihan.

Dinda, Nurul, Insani. 2014. Perilaku Hidup Bersih.

Elis, Padilah. 2014. Kebersihan di Lingkungan Keluarga.

Tanti, Hardianti. 2014. Kebersihan di Lingkungan Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai