Anda di halaman 1dari 1

Berdialog!

Mungkin kita semua pernah sampai pada permenungan bahwa tidak ada yang benar-benar
statis di sekitar kita. Semuanya dinamis, penuh perubahan. Dalam bahasa teologis kita bisa
menyebutnya tidak kekal, tidak abadi. Sedangkan heraklitos sang filsuf itu pernah menyebut
bahwa kita itu bagaikan air yang mengalir. Manusia dengan pemikirannya tidak bergerak
stagnan. Begitu pula dengan alam, selalu berubah dari waktu ke waktu. Karena perubahan
yang demikian akhirnya kita bergerak dari suatu pengalaman tragis ke pengalaman tragis
lainnya. Inilah yang kemudian disebut Erick Hobswam sebagai abad aneka ekstrem. Abad di
mana semua kejahatan, kebaikan, perkembangan, kemajuaan, dan evolusi ideologis manusia
bercampur.
Ketika berwicara tentang kondisi manusia yang dinamis, kita akan selalu diarahkan untuk
memulainya dengan dialog. Dialog mengandaikan dua hal penting yakni kegilaan dan
kesedarajatan. Pertama, kegilaan dari para manusia yang berani menerobos batas-batas
dogma yang cenderung mengungkung manusia dalam keterpurukan sosial. Mengenai
kegialaan ini Robebbjbfa pernah menulis demikia Kegilaan di sini diartikan sebagai bentuk
sika

Anda mungkin juga menyukai