III
GOLONGAN OKSIGEN
GOLONGAN KALKOGEN
Golongan Kalkogen yaitu golongan sebangsa oksigen
yang menempati golongan VI A pada Sistem
Periodik Unsur (SPU).
Unsur-unsurnya yaitu :
O (Oksigen)
S (Belerang)
Se (Selenium)
Te (Telurium)
Po (Polonium)
GOLONGAN
KALKOGEN
UNSUR UNSUR
GOLONGAN KALKOGEN
OKSIGEN (O)
Oksigen adalah unsur kimia dalam sistem
tabel periodik yang mempunyai lambang O dan
nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida)
Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta berdasarkan massa
dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas
oksigen diatomik mengisi 20,9% volume
atmosfer bumi.
KEGUNAAN OKSIGEN
Untuk membantu pernapasan makhluk hidup (manusia,
hewan dan tumbuhan).
tekstil.
Sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang,
kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan
penyelaman.
OKSIGEN DI DALAM AIR
BELERANG (S)
Belerang atau sulfur adalah suatu unsur Kimia
Ciri-cirinya:
- Zat padat (solid)
berasa
- Tak berbau dan multivalent
sulfate.
KEGUNAAN SULFUR
Penggunaan komersilnya terutama
dalam fertilizer serta pembuatan
bubuk mesiu,
korek api,
insektisida dan
fungisida.
GAMBAR UNSUR SULFUR
SELENIUM (SE)
Absen-nya orbital d
Oksigen membentuk hanya satu senyawa dengan
fluorin yaitu OF2, tetap belerang mampu membentuk beberapa
senyawa dengan fluorin termasuk SF6, Untuk mencapai hingga
enam ikatan kovalen ini atom belerang harus melibatkan
orbital d. Dengan demikian, tidak ditemuinya senyawa oksigen
–fluorin yang anak dengan SF6 berkaitan tidak bersedianya
orbital d dalam atom oksigen.
3. Oksigen
Oksigen di kenal dalam dua bentuk alotrop, dioksigen
O2, dan trioksigen atau ozon O3. Dioksigen berupa gas tak
berwarna yang mempunyai titik didih -183°C dan berwarna
biru dalam fase cairnya serta bersifat paramagnetik yang
dapat di jelaskan secara jitu oleh teori orbital molekular.
Dioksigen merupakan gas yang sangat reaktif bereaksi
dengan hampir semua unsur kecuali gas mulia, daya larutnya
dalam air tidak terlalu besar, 5 g per 100 mL pada 0°C, di
banding dengan karbon dioksida, 170 g per 100 mL.
Dalam laboratorium terdapat beberapa cara pembuatan gas dioksige
2KClO3 (S) MnO2 2KCl (S) + O2 (g)
4 . Belerang
Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai
unsurnya, mineral sulfida dan sulfat, gas H 2S dalam gas alam,
dan sebagai senyawa belerang organik dalam batu bara dan
minyak. Belerang dapat di timbang menurut Frasch, yaitu
campuran air super panas dan uap air 160°C dan 16 atm di
pompakan ke dalam tanah daerah mineral belerang melalui
pipa besar pertama dan mengakibatkan belerang mencair.
Udara dengan tekanan sekitar 20–25 atm di pompakan melalui
pipa kedua yang lebih kecil yang terdapat dalam pipa besar
pertama sehingga mengakibatkan belerang cair tertekan keluar
melalui pipa ke tiga untuk kemudian di kumpulkan sebagai
padatannya.
Belerang mempunyai kesamaan sifat dengan oksigen antara lain yaitu:
keduanya membentuk senyawa ionik dengan logam aktif, dan keduanya
membentuk senyawa kovalen seperti H2S dan H2O, CS2, dan CO2, SCl2,
dan
Cl2O. Tetapi, beberapa faktor yang membuat berbeda antara lain adalah panjang
ikatan kovalen tungal O adalah 74 pm dan S adalah 104 pm, elektronegativitas O
adalh 3,5 dan S hanya 2,6.
S 2000oC S2 1000oC S4 S6
4.1 Hidrogen Sulfida
Na 2S,
c h arge
Sketch of a 2 V
Sodium Sulfur Cell
Dalam baterai jenis ini berkemampuan tinggi, dan dapat diisi ulang;
sayangnya baterai ini beroperasi pada temperatur tinggi, 300 oC, dan tentu saja
baterai ini harus dibungkus rapat untuk mencegah terjadinya reaksi antara
natrium dan belerang dengan oksigen dan uap air dalam udara.
Oleh karena itu, gas belerang dioksida dalam laboratorium dapat dibuat dengan
mereaksikan larutan sulfit atau hidrosulfit dengan larutan asam encer menurut
persamaan reaksi berikut:
Fungsi asam sulfat yang demikian ini sangat penting dalam banyak
reaksi kimia organik. Sebagai contoh, penambahan asam sulfat pekat pada
etanol akan menghasilkan etena, C₂H₄, atau etoksi etana atau dietil eter,
(C₂H₅)₂O, bergantung pada kondisi reaksi yang bersangkutan menurut
persamaan reaksi:
Sulfat (SO4)
Sulfat dan nitrat adalah garam yang paling banyak
dihadapi untuk berbagai keperluan dengan alasan antara lain :
1. Sebagaian besar sulfat larut dalam air sehingga sangat
berfungsi sebagai sumber kation logam, kecuali PbSO 4 (putih)
dan BaSO4 (putih)
2. Anion sulfat bukan agen pengoksidasi ataupun pereduksi
sehingga dapat membentuk garam baik dari logam dengan
tingkat oksidasi rendah maupun tinggi, misalnya besi (II) sulfat
dan besi (III) sulfat
3. Ion sulfat merupakan basa konjugasi dari asam yang moderat
kuat (ion hidrogen sulfat), Oleh karena itu, ion sulfat tidak akan
mengubah secara signifikan nilai pH suatu larutan.
4. Garam sulfat cenderung stabil oleh pemanasan, paling tidak
lebih stabil daripada garam nitrat analog.
• •tt a t .
tI “I
- t • a a a I .
• It
tt • I •
•II
e • It I It •
tI “I
Hidrogen Sulfat (HSO4)
Seperti halnya hidrogen karbonat, hanya logam-logam
alkali dan alkali tanah yang mempunyai kerapatan muatan yang
cukup rendah yang mampu/menstabilkan kation-kation besar
dengan muatan rendah dalam fase padat. Nilai ionisasi kedua
asam sulfat sangat besar sehingga garam hidrogen sulfat bersifat
asam sebagaimana ditunjukan persamaan reaksi :
HSO4- (aq) + H2O (𝓁) H3O+ (aq) + SO42- (aq)
Hidrogen sulfat dapat di preparasi dengan mereaksikan
stiokiometrik natrium hidroksida dengan asam sulfat dan
kemudian menguapkan larutannya :
NaOH (aq) + H2SO4 (aq) NaHSO4 (aq) + H2O (𝓁)
Sulfit (SO3)