Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Isi dari makalah ini membahas tentang  “Gangguan
Makan (Eating Disorder)”.
Eating disorder ini menjadi masalah kesehatan utama yang sering dihadapi remaja.
Tuntutan untuk kurus membuat para remaja melakukan diet yang salah dan berujung pada
eating disorder.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Amin.

                                                                                    Maros, 18 juni 2019

                                                                                    Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1.Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .........................................................................................................1
1.3.Tujuan Penulisan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
2.1.Eating Disorder (Gangguan Makanan) .........................................................................3
2.2.Jenis-Jenis Eating Disorder ..........................................................................................3
2.3.Penyebab Eating Disorder ............................................................................................4
2.4.Dampak Eating Disorder ..............................................................................................7
2.5.Contoh Kasus Eating Disorder......................................................................................8
2.6.Eating Disorder dalam Pandangan Islam.......................................................................9
2.7.Upaya Pencegahan dan Cara Mengatasi Eating Disorder.............................................10

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................12


3.1.Kesimpulan ...................................................................................................................12
3.2.Saran .............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia
mencapai kematangan seksual.
Banyak sekali hal kesehatan yang berkaitan dengan masalah makanan di dunia ini.
Terdapat banyak restoran – restoran yang menyajikan makanan cepat saji dari harga yang
murah hingga mahal. Setiap orang selalu memiliki makanan favorit mereka sendiri dimana,
makanan-makanan tersebut pasti memiliki dampak positif serta negatif bagi kesehatan
manusia. Namun, bagaimana dengan permasalahan makan dan permasalahan psikologis yang
dipicu oleh makanan? Sekarang ini, sangat banyak yang mendambakan tubuh yang indah dan
langsing, khususnya bagi sebagian besar wanita di dunia. Setiap wanita selalu melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang kurus dan langsing. Mereka cenderung
melakukan diet ketat dan olahraga yang teratur namun, adapula yang melakukannya dengan
cara yang ekstrim seperti tidak makan atau memuntahkan makanan mereka dengan cara
mencolokkan jari mereka ke tenggorokan agar timbul rasa ingin muntah. Sebenarnya, dalam
ilmu psikologi hal tersebut merupakan penyakit psikis yang harus diperhatikan.
Mungkin tampak sederhana untuk mendefinisikan "gangguan makan", tetapi
kenyataannya adalah bahwa istilah ini mencakup berbagai perilaku abnormal yang dapat
hadir dalam sejumlah gambaran klinis. Salah satu cara paling dasar untuk mendefinisikan
gangguan makan adalah sebagai cluster kebiasaan makan abnormal yang berhubungan
dengan gangguan pikiran atau perasaan negatif.

1.2.    Rumusan Masalah
2.1.  Apa yang dimaksud dengan eating disorder (gangguan makanan)?
2.2.  Apa saja jenis-jenis dari eating disorder?
2.3.  Apa penyebab eating disorder ?
2.4.  Apa dampak eating disorder ?
2.5.  Siapa yang pernah mengalami eating disorder?
2.6.  Bagaimana eating disorder dalam pandangan islam?
2.7.  Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan eating disorder?

1.3.   Tujuan Penulisan
3.1.  Mengetahui pengertian eating disorder
3.2.  Mengetahui jenis-jenis eating disorder
3.3.  Mengetahui penyebab eating disorder 
3.4.  Mengetahui dampak eating disorder 

1
3.5.  Memberikan contoh kasus eating disorder
3.6.  Mengetahui eating disorder dalam pandangan islam
3.7.  Mengetahui upaya pencegahan dan cara mengatasi eating disorder

  

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Eating Disorder (Gangguan Makan)


Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah
laku makan, seperti mengurangi asupan makanan dengan ekstrem, makan terlalu banyak,
serta perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat dan bentuk tubuh yang ekstrem.
Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang
lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasanya, tetapi pada tahap tertentu, hal tersebut akan
terus menerus terjadi di luar keinginan. (American Psychiatric Association [APA], 2005).
Eating disorder adalah suatu gangguan mental yang dapat membinasakan dan
mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya, terutama di negara-negara barat
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Walaupun eating disorder berhubungan dengan
makanan, pola makan, dan berat badan, gangguan tersebut bukanlah mengenai makanan,
tetapi mengenai perasaan dan ekspresi diri. Gangguan makan digambarkan sebagai gangguan
berat dalam perilaku makan dan perhatian yang berlebihan tentang berat dan bentuk badan.
Pada tahun 2013, ada 38% orang di Indonesia yang memiliki gangguan pola
makan. Kebanyakan dari penderita adalah perempuan. Ini terjadi karena banyak
orang yang ingin melakukan apa saja untuk menjaga berat badan idealnya.
"Untuk terlihat kurus, banyak perempuan yang melakukan penurunan berat badan
dengan carayang salah. Padahal, cara-cara instant bisa memperparah keadaan seseorang," ujar
dr. Grace Judio-Kahl Weight Control Consultant dalam Press Conference Eating
Disorder Awareness Campaign di Jakarta, Rabu(19/02).
Namun, tidak hanya perempuan, laki-laki juga terkadang 'dituntut' untuk terlihat rapih
danberbadan proporsional. Untuk menjaga berat bedan, kadang seseorang menerapkan
pola makan yang tidaksehat.

2.2. Jenis-jenis Eating Disorder
Terdapat dua tipe utama gangguan makan yaitu anoreksia nervosa dan bulimia
nervosa. Namun terdapat pula kategori ketiga yaitu “gangguan makan lain yang tidak
ditetapkan” (EDNOS – eating disorders not otherwise specified).
Tipe ketiga ini meliputi beberapa variasi gangguan makan. Sebagian besar gejalanya
mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang sedikit berbeda. Binge-
eating disorder, yang mengalami peningkatan dalam sejumlah penelitian beberapa tahun
terakhir adalah salah satu tipe dari EDNOS.
1) Anoreksia Nervosa
Anorexia Nervosa (AN) merupakan gangguan makan dengan perilaku diet atau
olahraga yang berlebihan, sehingga mencapai kondisi tubuh kelaparan. Penderita Anorexia
bahkan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.

3
Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan
berat badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kekurangan nutrisi. Makanan dan
kontrol berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan senantiasa mengukur
berat badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, makan dengan
jumlah yang sangat kecil dan hanya sebagian jenis makanan saja.
Penderita anorexia nervosa makan dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga
berlebihan untuk menjadi kurus, hingga mencapai 15% sampai 60% dibawah berat badan
normal. Namun demikian, mereka tetap "merasa gemuk" walaupun sebenarnya sudah sangat
kurus. Mereka menganggap daging pada tubuh mereka sebagai lemak yang harus
dimusnahkan.
Penderita anorexia  biasanya memiliki kebiasaan makan yang aneh, seperti
menyisihkan makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil,
mengunyah lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka sangat suka
mengumpulkan resep-resep dan masak untuk keluarga dan teman-temannya, tetapi tidak
makan sedikitpun makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya gangguan ini,
penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.
2) Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa (BN) digambarkan sebagai makan berlebihan (binge eating) dengan
episode berulang yang kemudian diikuti dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa,
atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan dimana penderitanya merasa
kehilangan pengendalian diri ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja serta
penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin.
Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak
ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya
sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung perfeksionis. Namun dibalik itu, mereka rnemiliki
rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan
tingkah laku yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami
ketergantungan pada alkohol.
3) Binge-eating disorder
Kriteria binge-eating disorder (BED) terdiri dari episode makan berlebihan, sama
seperti BN, tetapi yang membedakan adalah BED tidak melibatkan perbuatan untuk melawan
perilaku makan berlebihan, seperti memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar
dan berpuasa secara berlebihan. Penderita EDNOS adalah seorang yang makan dengan tidak
terkontrol dan seringkali secara sembunyi-sembunyi.

2.3. Penyebab Eating Disorder 
Eating disorders  dapat dialami oleh semua orang, tidak mengenal status sosial dan
ekonominya. Menurut lembaga National Association of Neroosu and Associated Disorders,
90%  penderita eating disorders adalah wanita. Gangguan tersebut biasanya diderita oleh

4
remaja-remaja putri yang kembar atau memiliki adik-kakak perempuan dan berumur antara
12 sampai 25 tahun. Umur 17 adalah umur rata-rata dimana eating disorder  mulai
berkembang.
Menurut survey, antara 5% sampai 10% dari remaja-remaja menderita eating
disorder.Gangguan tersebut juga diderita oleh wanita-wanita berumur dan pria tetapi dalam
jumlah yang sedikit.
Adapun beberapa faktor penyebab eating disorder:

1. Faktor genetik

Sampai sekarang hubungan kondisi genetik dan perilaku makan menyimpang masih terus
diteliti. Namun, para ahli meyakini jika orang yang mengalami gangguan makan mungkin
saja memiliki genetik yang sedikit berbeda dengan orang yang tak punya perilaku makan
menyimpang ini. Dalam beberapa penelitian, diketahui juga bahwa gangguan makan ini bisa
diwariskan. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan makan memiliki
peluang 7-12 kali lebih mungkin untuk mengalami eating disorder juga.

2. Faktor biologi

Kondisi dari dalam tubuh, seperti kondisi hormon, neurotransmitter (zat kimia otak),
kurangnya energi atau zat gizi juga bisa memicu terjadinya gangguan makan. Penelitian
menemukan adanya perbedaan pada jumlah serotonin (zat kimia otak) pada orang yang
mengalami anoreksia dengan yang tidak. Perbedaan ini yang diduga membuat orang yang
anoreksia mampu menekan nafsu makannya secara ekstrem.

Keseimbangan hormon di dalam tubuh juga bisa memicu gangguan makan. Salah satunya
pada perempuan, hormon ovarium (estrogen dan progesteron) diketahui meningkatkan risiko
binge eating dan rasa emosional untuk makan. Maka itu kadar hormon ini harus terjaga
keseimbangannya. Orang yang kurang gizi juga berdampak pada kondisi keseimbangan
hormon di dalamnya, ini yang bisa memicu terjadinya gangguan makan.

3. Faktor psikologis

Penyebab gangguan makan juga berasal dari dalam diri sendiri. Kondisi psikologis sangat
menentukan kepuasan Anda terhadap tubuh sendiri.

 Perfeksionis

Orang memiliki sifat terlalu perfeksionis terutama orang perfeksionis yang selalu berorientasi


pada diri sendiri memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan makan. Orang dengan

5
kondisi seperti ini memiliki harapan yang selalu tinggi untuk dirinya sendiri termasuk
keadaan bentuk tubuhnya.

 Tidak puas dengan citra tubuh

Citra tubuh merupakan perasaan seseorang  terhadap bentuk tubuhnya sendiri. Orang yang
mengalami gangguan perilaku makan biasanya memiliki tingkat ketidakpuasan citra tubuh
yang sangat tinggi dibandingkan dengan orang pada umumnya.

 Mengalami gangguan kecemasan

Dilansir dalam laman National Eating Disorder Association, sebagian besar orang dengan
gangguan makan mengalami gangguan kecemasan. Tanda-tanda gangguan kecemasan yang
biasa menyertai orang dengan gangguan makan seperti kecemasan sosial, kecemasan umum,
gangguan obsessive compulsive.

4. Faktor lingkungan

Jangan pernah menyepelekan kondisi lingkungan atau sosial Anda. Faktor yang paling
sederhana ini adalah penyebab gangguan makan yang bahkan muncul sebagai pemicu awal.

 Stigma tentang berat badan

Pesan yang ada di media dan lingkungan selalu menekankan bahwa kurus atau langsing
adalah tujuan. Paparan ini yang secara terus menerus lama kelamaan meningkatkan
ketidakpuasan tubuh. Lama kelamaan rasa ketidakpuasan ini menyebabkan gangguan makan.

Stigma berat badan ini sudah terjadi dari dahulu sampai sekarang dan sudah masuk ke dalam
pola pikir  masyarakat bahwa kurus atau langsing itu yang paling bagus. Padahal bentuk
tubuh orang memiliki ciri khas nya sendiri, tidak selalu tubuh kurus dan tinggi yang paling
sempurna.

 Ejekan orang sekitar

Ejekan dari orang sekitar tentang berat badan ternyata juga bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami gangguan makan.

Dilansir dalam laman National Eating Disorder Association, 60 persen orang dengan eating
disorder mengatakan bahwa bullying tentang berat badan sangat memengaruhi perkembangan
gangguan makan mereka. Bahkan, dari ejekan atau bullying seputar berat badan ini bisa jadi
pemicu awal seseorang mengalami gangguan makan.

6
 Merasa kesepian

Kurangnya interaksi sosial atau teman untuk berinteraksi langsung juga memicu orang
mengalami gangguan makan seperti anoreksia. Seseorang yang mengalami kondisi merasa
kurang mendapatkan dukungan sosial di hidupnya. Lama kelamaan merasa terisolasi dari
lingkungan sekitar dan cemas.

 Tuntutan profesi atau karir

Profesi atau karir yang menuntut untuk kurus atau memiliki berat badan tertentu juga akan
membuat orang berusaha sekeras mungkin melakukan diet ketat. Misalnya sebagai model,
balerina, atau olahragawan yang membutuhkan butuh tubuh yang ramping, seperti rowing,
menyelam, senam, pelari jarak jauh.

2.4. Dampak Eating Disorder 
 Bulimia nervosa

Bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang membuat penderitanya ingin segera


membuang makanan yang dikonsumsinya dengan cara yang tidak sehat, antara lain dengan:

 Memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan.


 Menggunakan obat pencahar atau obat yang membuang cairan tubuh.

Tindakan tersebut dilakukan karena penderita merasa bersalah telah makan banyak dan takut
berat badannya berlebih. Akibat perilakunya, penderita bulimia dapat merasakan gangguan
berupa:

 Peradangan pada tenggorokan.


 Membengkaknya kelenjar ludah pada leher dan rahang.
 Dehidrasi parah karena kekurangan cairan.
 Gangguan pencernaan, seperti penyakit refluks asam lambung (GERD) atau irritable
bowel syndrome.
 Gigi sensitif dan rusak.
 Gangguan elektrolit.

 Anoreksia nervosa

Gangguan ini membuat penderitanya membatasi asupan makannya karena merasa berat
badannya berlebihan, meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah ramping atau justru
terlalu kurus. Penderita anoreksia nervosa juga akan menimbang berat badannya secara
berulang-ulang.

7
Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksi nervosa dapat menyebabkan
gangguan berupa:

 Tumbuhnya rambut atau bulu halus di seluruh tubuh (lanugo).


 Kulit kering.
 Otot menjadi lemah.
 Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah.
 Menstruasi menjadi tidak teratur, bahkan tidak mengalami haid.
 Hipotensi atau darah rendah.
 Anemia atau kurang darah.
 Tulang keropos.
 Beberapa organ tidak berfungsi (kegagalan multiorgan).

Gangguan di atas dapat berakibat fatal hingga mengakibatkan penderitanya meninggal.


Kelaparan juga dapat menyebabkan penderitanya merasa sangat putus asa hingga
melakukan percobaan bunuh diri.

 Gangguan makan berlebihan

Pada akan makan dengan cepat dan dalam porsi sangat banyak, meski tidak lapar.makan
berlebihan, penderita sering kehilangan kendali diri saat makan. Akibatnya, penderita
gangguan ini akan memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Gejala gangguan makan
berlebihan biasanya berupa:

 Mengonsumi makanan dalam jumlah banyak.


 Makan dengan sangat cepat.
 Tetap makan saat perut sudah kenyang.
 Bersembunyi saat makan karena malu bila terlihat orang.

2.5. Contoh Kasus Eating Disorder


Lucy Hale Bintang utama serial Pretty Little Liars, mengaku jika dia sempat
mengalami eating disorder. Saat itu Lucy masih berumur 15 tahun, ia dan ibunya
memutuskan pergi dari kampung halamannya untuk mengejar mimpinya menjadi aktris.
Di awal karirnya ini lah Lucy merasa tidak percaya diri dan stres akan body image
yang dia miliki. Ia merasa malu jika harus tampil sempurna untuk menjadi aktris yang sukses.
Hal ini mengakibatkan Lucy mempunyai kebiasaan makan yang buruk dan membahayakan
dirinya sendiri.
"Aku enggak pernah membicarakan tentang ini. Tapi dulu aku bisa beraktifitas
berhari-hari tanpa makan yang cukup. Paling aku hanya memakan beberapa potong buah lalu

8
nge- gym selama tiga jam. Aku tahu aku bermasalah," cerita Lucy tentang eating disorder
yang sempat membelenggunya selama dua tahun.
Beruntung, Lucy berhasil mengatasi masalahnya. Secara berangsur, dengan dukungan
dari sang ibu, kebiasaan makan sehat Lucy pun mulai pulih.
"Itu proses yang enggak gampang dan membutuhkan waktu. Tapi sekarang aku sudah
berubah," ujarnya.
Demi menyembuhkan eating disorder yang ia derita, Lucy berjuang untuk menjadi
perempuan yang lebih percaya diri dan mencintai dirinya sendiri. Ia berusaha untuk tidak
menghiraukan kritikan negatif yang ditujukan padanya, khsusunya tentang body image-nya
dan betapa ia harus tampil sempurna sebagai seleb.
"Aku sadar kalau kita enggak bisa selalu mendengarkan berbagai kritikan yang
diberikan orang. You just have to follow your own track," ungkap Lucy.
Hal ini juga mengajarkan Lucy untuk lebih berhati-hati dalam berteman. Ia tidak lagi
menghiraukan teman-temannya yang ternyata hanya bisa memberi kritik dan dampak negatif
baginya.
"Hidup itu terlalu singkat untuk dihabiskan bersama orang-orang yang enggak
membuat kamu bahagia," katanya.
Dengan menjadi lebih kuat dan selalu berfikir serta bersikap positif, Lucy pun
akhirnya dapat menjalani hidupnya lebih bahagia, termasuk sukses menjadi aktris remaja
yang hits di Hollywood. (Di Kutip dari KawanKu Magz).

2.6. Eating Disorder dalam Pandangan Islam


Soal makan atau minum, Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan, tidak
kekurangan dan tidak pula kelebihan. Dalam surat Al-araf ayat 31 Allah SWT berfirman :
ْ ‫س ِرفُوا إِنَّهُ ال يُ ِح ُّب ا ْل ُم‬
َ‫س ِرفِين‬ ْ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم‬
ْ ‫س ِج ٍد َو ُكلُوا َوا‬
ْ ُ‫ش َربُوا َوال ت‬
Artinya : Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.
            Nabi Muhammad mengatakan kelemahan terburuk tubuh manusia adalah
perut. Jika makan, pastikan mengisi sepertiga dari perut kita dengan makanan, sepertiga
dengan air dan sepertiga sisanya untuk udara.
Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad mengatakan, perut ibarat tangki dalam tubuh
dan pembuluh darah mengalir ke sana (untuk diisi sari makanan dan diedarkan ke seluruh
tubuh).
Ketika perut sehat pembuluh darah kembali dalam kondisi sehat, tetapi bila (perut)
dalam kondisi yang buruk, mereka (pembuluh darah) kembali (membawa) sakit.
Singkatnya, kaum muslim disarankan untuk selalu menjaga perut mereka dan
menahan diri dari makanan dan praktek-praktek yang mungkin mencemari perut dengan
berbagai penyakit.

9
Nabi Muhammad menyarankan kaum muslim untuk selalu berhenti makan sebelum
perut mereka benar-benar penuh. Maksudnya berhenti makan ketika dorongan untuk makan
lebih banyak masih ada.
Islam mengajarkan kita banyak etika tentang makan dan minum. Nabi Muhammad
selalu menekankan kebiasaan makan dan minum yang sehat kepada para sahabatnya.
Dia meminta para sahabat untuk mencuci tangan mereka sebelum dan sesudah makan,
memuji Allah sebelum makan, makan menggunakan tangan kanan, tidak makan sampai
benar-benar merasa lapar, serta tidak makan dan minum berlebihan. Akhirnya, dengan
memuji dan bersyukur kepada Allah atas makanan dan minuman yang terhidang dan
membuatnya mudah untuk ditelan.
Dari semua yang telah disebutkan, Alquran dan Sunnah telah mengajarkan tentang
pentingnya makan sehat, seimbang dan memenuhi syarat kebersihan. Islam telah menekankan
pentingnya hal-hal ini sejak awal kemunculannya.

2.7. Upaya Pencegahan dan Cara Mengatasi Eating Disorder


1. Hindari situasi yang dapat membuat stres. Kalaupun stres muncul, kita harus dapat
mengatasi stres yang dialami dengan cara-cara yang positif seperti berdiskusi dengan teman,
berolahraga, dan sebagainya. Jangan biarkan stres berlarut-larut dan diatasi dengan cara-cara
negatif seperti makan berlebihan, apalagi jika sengaja memuntahkan kembali makanan yang
telah dimakan.

2.  Membiasakan diri untuk makan tepat waktu dan teratur. Makan teratur tidak akan
membuat gemuk, pada kenyataannya orang mengalami kegemukan karena menahan napsu
makan sehingga begitu makan ia akan makan secara berlebihan, makan teratur dapat
mencegah hal tersebut.
3. Terima tubuh dan diri kita apa adanya dan jadilah diri sendiri. Jangan membanding-
bandingkan tubuh dan diri kita dengan orang lain. Selain itu, bergaullah dengan orang-orang
yang dapat menerima kita sebagaimana adanya. Lingkungan yang positif dapat menjadikan
kita positif, dan demikian sebaliknya.

4. Jangan mempercayai dan mempromosikan “iklan” yang keliru bahwa kurus dan penurunan
berat badan adalah baik, sedangkan lemak tubuh dan berat badan adalah buruk.

5. Banyak berolahraga. Seperti kata pepatah “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat”, selain dapat menyehatkan tubuh olahraga juga dapat mengusir stres.

6. Terapi keluarga juga dapat diberikan untuk pasien yang sudah parah. Terapi dilakukan agar
penderita merasa dirinya berharga dan diterima oleh keluarga dan masyarakat tanpa harus
menurunkan berat badan.

10
7. Jika anda memiliki anggota keluarga atau teman dengan kepercayaan diri yang rendah, diet
parah atau tidak puas terhadap penampilan, pertimbangkan untuk berbicara padanya
mengenai hal ini. Meskipun anda tidak memiliki kemampuan untuk mencegah gangguan
makan terjadi, anda dapat berbicara mengenai gaya hidup yang lebih sehat.
  

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Eating Disorder merupakan masalah yang biasa dijumpai, hal tersebut tidak terlepas dari
perubahan psikologis. Berbagai faktor, seperti trauma masa kecil, body image, dan media
dapat menjadi penyebab terjadinya eating disorder. Eating disorder dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, mallnutrisi dan gangguan
pertumbuhan. Perlu kerja sama berbagai pihak yang terkait untuk mengatasi masalah
tersebut. Dan perlu dilakukan penelitian tentang fenomena eating disorder pada remaja, baik
itu remaja fase awal, tengah maupun akhir. Perlu dilakukan penelitian tentang
fenomena eating disorder pada kelompok profesi tertentu seperti model maupun penari

3.2. Saran
Saran Untuk Masyarakat
Penderita eating disorder umumnya menggunakan makanan dan diet sebagai
cara untuk mengatasi masalah-masalah dalam hidup mereka. Banyak dari mereka berpikir
bahwa makanan adalah sumber kenyamanan atau penghilang stres sementara penurunan
berat badan dianggap sebagai cara agar diterima oleh teman-teman dan keluarga. Oleh karena
itu, masyarakat juga harus turut serta dalam kehidupan para remaja yang tengah tumbuh
dewasa. Jangan memberikan kesan buruk untuk mereka, berhati-hatilah dalam pengucapan
saat berbicara dengan mereka, dan berilah sedikit pujian untuk meningkatkan kepercayaan
diri mereka.
Saran Untuk Orang Tua
Orang tua sangat berperan penting dalam pencegahan gangguan makan. Sepanjang
kehidupan seorang anak, makanan tidak boleh digunakan sebagai hadiah atau
hukuman. Makan yang seimbang harus dipraktekkan dengan baik di rumah. Ibu perlu
mengenali perilaku anak perempuan mereka. Seorang ibu yang selalu diet, terobsesi dengan
kalori dan gram lemak, terus menimbang dirinya dan berfokus pada ukuran pakaian, akan
mendorong perilaku yang sama pada putrinya.
Fokus orangtua harus ditempatkan pada bakat unik serta prestasi putrinya. Halyang
paling penting, setiap anak harus sangat diperkuat kualitas kebaikannya, belas kasih atau
kemurahan hati.
Setiap hari, seorang gadis mendapatkan tekanan dari teman sebaya dan juga sejumlah
pesan negatif dari media. Itulah mengapa sangat penting untuk memperhatikan masalah ini
melalui komunikasi yang positif di rumah.  Melalui banyak kasih sayang, dukungan dan
komunikasi yang terbuka, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan

12
hubungan yang sehat dengan makanan, memerangi tekanan sosial untuk menjadi kurus, serta
menjaga harga diri yang kuat dan citra tubuh.
Saran Untuk Para Remaja
Eating disorder bukanlah suatu masalah yang dapat hilang dengan sendirinya
tanpa penanganan dan perawatan serius. Tetapkanlah dalam diri kita bahwa memiliki tubuh
yang sehat lebih penting daripada memiliki tubuh yang kurus. Selalu perhatikan pola makan
dan syukurilah kondisi tubuh yang kita miliki sebagaimana adanya diberikan oleh Sang
Pencipta

13
DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association (APA), 2005. Let’s Talk Facts About Eating Disorders.
Available from: http://www.healthyminds.org/letstalkfacts.cfm
Available from: https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/penyebab-gangguan-makan/
Available from : https://www.alodokter.com/gangguan-makan
Gangguan Makan (Termasuk Binge Eating, Anorexia & Bulimia), Gejala & Pengobatan
Gangguan Makan http://psychcentral.com/disorders/eating_disorders  di akses tanggal 8
April 2016
Islam and Eating Disorders in the Muslim Word http://waragainsteatingdisorder.com  
KawanKu Magazine posted 2013
Tinjauan Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara www.google.co.id/url?
q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23140/4/chapter%2520II.pdf 
Wikipedia Indonesia http://en.wikipedia.org

14

Anda mungkin juga menyukai