Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL APPRAISAL JOURNAL

Respon Antibodi Maternal, Potensi Netralisasi dan


Transfer Antibodi Plasenta Setelah Infeksi
Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-Cov-2)

Pembimbing:
dr. Harnoprihadi N., SpOG

Oleh:
Vincentius Michael Willianto

NRP. 1522319033

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
RS PRIMASATYA HUSADA CITRA
SURABAYA
2021
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL

Respon Antibodi Maternal, Potensi Netralisasi dan


Transfer Antibodi Plasenta Setelah Infeksi
Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-Cov-2)

Oleh:
Vincentius Michael Willianto

NRP. 1522319033

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
RS PRIMASATYA HUSADA CITRA
SURABAYA
2021
“Respon Antibodi Maternal, Potensi Netralisasi dan Transfer Antibodi Plasenta Setelah
Infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-Cov-2)”

Naima T. Joseph, Carolynn M. Dude, Hans P. Verkerke, Les’Shon S. Irby, Anne L. Dunlop, Ravi M. Patel, Kirik A. Easley,
Alicia K. Smith, Sean R. Stowell, Denise J. Jamieson, Vijayakumar Velu, dan Martina L. Badell

ABSTRAK
Tujuan: Untuk menyelidiki respon imun ibu setelah infeksi Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus (SARS-CoV-2) selama kehamilan dan mengukur efisiensi
transfer antibodi transplasenta.
Metode: penelitian ini menggunakan metode studi kohort prospektif terhadap pasien
hamil yang dites positif terinfeksi SARS CoV-2 saat masa kehamilan dan mengambil
sampel darah ibu dan tali pusat pada saat melahirkan. Enzym-Linked Immunosorbent
Assay (ELISA) dan netrualization assays dipakai untuk mengukur konsentrasi dan
potensi netralisasi imunoglobulin (Ig)G, IgA, dan IgM antibodi terhadap protein spike
SARS-CoV-2 di plasma darah ibu dan darah tali pusat. Perbedaan konsentrasi antibody
menurut ada tidaknya gejala infeksi SARS CoV-2 dan perbandingan lamanya waktu
diketahuinya pasien positif dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dianalisis
menggunakan uji signifikansi non-parametrik. Rasio tali pusat terhadap titer anti-
receptor binding domain IgG maternal dianalisis untuk menilai efisiensi transfer antibodi
tranplasenta.
Hasil: Tiga puluh dua sampel berpasangan dianalisis dalam penelitian ini. Anti-receptor
binding domain IgG terdeteksi pada 100% (n = 32) pada sampel darah ibu dan 91%
(n=29) dari sampel darah tali pusat. Antibodi yang mampu menetralisir terdapat 94%
(n=30) pada sampel darah ibu dan 25% (n=8) pada sampel darah tali pusat. Infeksi
dengan gejala dibandingkan dengan infeksi tanpa gejala perbedaan dalam median
(rentang interkuartil) anti-receptor binding domain IgG ibu ,mendapat hasil yang
signifikan (log 3.2 [3.5–2.4] vs log 2.7 [2.9–1.4],P=.03) . Median (rentang interkuartil)
titer Anti-reseptor binding domain IgG ibu tidak signifikan antara pasien rawat inap yang
melahirkan lebih dari 14 hari setelah hasil tes PCR positif dengan dibandingkan dengan
mereka yang melahirkan kurang dari 14 hari setelah hasil tes positif (log 3.3 [3.5–2.4] vs
log 2.67 [2.8– 1.6],P5.05). Rasio antibodi darah tali pusat neonatal/plasma ibu adalah
0,81 (0,67-0,88).
Kesimpulan: Hasil reaksi penetralan antibody ibu dan respons Anti-reseptor binding
domain IgG setelah infeksi SARS-CoV-2, menunjukan bahwa efisiensi transfer anti-
tubuh transplasenta jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Pengurangan fungsi
netralisasi oleh antibodi antara darah ibu dan darah tali pusat juga didapatkan hasil yang
signifikan. Infeksi ibu memang memberikan perlindungan antibodi neonatal tetapi potensi
perlindungan memerlukan studi lebih lanjut.
PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan kondisi yang berisiko untuk terinfeksi coronavirus


disease 2019 (COVID-19), termasuk beresiko untuk dirawat di unit perawatan
intensif, ventilasi mekanis, kebutuhan oksigenasi, dan kematian jika
dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak hamil.1 Infeksi ini juga terkait
dengan peningkatan risiko komplikasi obstetrik, termasuk persalinan caesarea,
kelahiran prematur, dan kemungkinan lahir mati. 2 Neonatus juga mewakili
populasi yang rentan yang mengalami kondisi yang lebih buruk. Anak-anak di
bawah 1 tahun, kelompok usia yang kekebalannya sebagian besar terjadi secara
pasif, terdiri dari hampir sepertiga dari rawat inap COVID-19 pediatrik. 3 Strategi
mitigasi sangat diperlukan untuk melindungi orang hamil dan bayi yang baru
lahir.
Pengetahuan akan respon imun ibu dalam menangani infeksi merupakan
langkah penting dalam menggambarkan risiko ibu untuk infeksi, reinfeksi,
pengobatan, dan pencegahan. Evaluasi transfer antibodi in utero pasif setelah
infeksi alami dapat membantu untuk memahami pengurangan resiko terhadap
infeksi dengan transfer antibodi spesifik transplasental. Selain itu, mempelajari
respon imun ibu setelah infeksi alami dapat memberikan petunjuk untuk
memahami respon imun serta perlindungan ibu dan bayi setelah vaksinasi.
Banyak penelitian telah menganalisis respons serologis ibu setelah infeksi alami
yang berfokus pada respons imunoglobulin (Ig)G dan IgM, namun tidak disertai
dengan mengukur potensi netralisasinya, yang justru merupakan pencegahan
utama penyakit dan infeksi berulang untuk jangka panjang.4 –7
Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk menyelidiki antibodi dan respon
penetralan ibu terhadap infeksi coronavirus 2 (SARS-CoV-2) selama kehamilan,
dan untuk menilai perbedaan konsentrasi antibodi ibu menurut infeksi simtomatik
dan asimtomatik, serta jumlah waktu antara SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi
positif dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Peneliti juga melihat dan
mengukur transfer transplasenta antibodi terhadap SARS-CoV-2.
METODE

Sampel yang diambil adalah pasien hamil berusia 18 tahun atau lebih
yang terkonfirmasi positif terinfeksi SARS-CoV-2 oleh PCR antara April hingga
Desember 2020. Kemudian pasien tersebut yang berencana melahirkan di Grady
Memorial Hospital atau Emory University Hospital-Midtown untuk ditawarkan
ke salah satu studi: SPORE (Study of Pregnancy Out-comes in women with
REspiratory illness due tosuspected or confirmed coronavirus infection) di Grady
Memorial Hospital atau EmPOWR (Emory Prospective Opportunity for Women's
Health Research Initiative) di Emory University Hospital Midtown di Atlanta,
Georgia. Selama jangka waktu ini, skrining SARS-CoV-2 dilakukan pada semua
individu hamil yang dirawat di unit persalinan.8 Pasien yang tidak berbicara
bahasa Inggris atau Spanyol sebagai bahasa utama mereka tidak dimasukan
menjadi sampel untuk penelitian ini.
Informasi demografi dan kesehatan, termasuk usia ibu, ras-etnis, status
asuransi, dan komorbiditas medis seperti obesitas, hipertensi kronis, dan diabetes
pregestasional diambil dari catatan medis oleh abstraktor medis yang terlatih.
Karakteristik klinis yang diambil terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 seperti
waktu infeksi, adanya gejala seperti yang didokumentasikan dalam rekam medis
elektronik, perjalanan klinis, serta data rawat inap. Data yang diambil juga berupa
data ibu, neonatal, dan obstetrik seperti usia kehamilan saat lahir, cara persalinan,
berat lahir neonatus, dan status neonatus SARS-CoV-2. Pengujian SARS-CoV-2
neonatus pada awalnya dilakukan atas kebijaksanaan provider pediatrik atau
neonatal, tetapi pengujian universal terhadap bayi yang lahir dari ibu dengan
infeksi SARS-CoV-2 dimulai pada November 2020 berdasarkan rekomendasi
American Academy of Pediatrics.9
Setelah pendaftaran, darah vena ibu dikumpulkan ke dalam tabung EDTA
ketika pasien datang untuk pengambilan darah klinis dan saat masuk rumah sakit
persalinan. Darah tali pusat dikumpulkan ke dalam kotak khusus (kit) darah tali
pusat menggunakan teknik steril pada saat persalinan; semua sampel diproses
untuk mendapatkan plasma dan disimpan pada suhu – 80 oC.
Tingkat antibodi anti-SARS-CoV-2 IgG, IgA, dan IgM yang ada dalam
darah ibu dan tali pusat dinilai menggunakan uji Enzym-Linked Immuno-sorbent
Assay (ELISA) yang dikembangkan bekerja sama dengan Emory Medical Lab.10
Titer akhir log dihitung dengan imputasi setelah pemasangan sigmoidal
menggunakan perangkat lunak GraphPad Prism di bawah batas Optical Density
(OD) yang divalidasi secara klinis (0,2 untuk IgG, 0,15 untuk IgA, dan 0,35
untuk IgM), ditentukan relatif terhadap kontrol negatif prapandemi dan plasma
konvalesen.
Aktivitas penetralan SARS-CoV-2 dalam darah ibu dan tali pusat
dikuantifikasi menggunakan uji yang dikembangkan oleh Crawford,
menggunakan strain Wuhan-Hu-1.11,12 Untuk mengukur aktivitas penetralan
antigen spike SARS-CoV-2 dalam plasma, disiapkan dengan pengenceran lima
kali lipat untuk setiap sampel dan diinkubasi dengan jumlah standar pseudovirus
SARS-CoV-2. Konsentrasi penghambatan-pengenceran 50% (IC50) untuk setiap
sampel plasma yang diuji ditentukan dengan menormalkan sinyal pendaran di
setiap pengenceran sampel ke sinyal maksimum dalam kontrol pseudovirus saja.
Pengenceran log IC50 kemudian dihitung dengan inputasi setelah pemasangan
sigmoidal dari setiap kurva netralisasi menggunakan GraphPad Prism.
Sampel plasma diencerkan 1:2 dalam buffer Quanterixassay sebelum
diuji pada immunoassay susunan molekul tunggal yang sangat sensitif pada
Quanterix HD-X instrument untuk mendeteksi protein nukleokapsid SARS-CoV-
2. Pengujian dilakukan seperti yang dijelaskan oleh pabrikan dan divalidasi dari
plasma.13
Distribusi yang mendasari tingkat antibodi ibu dan tali pusat dinilai
normalitasnya. Perbedaan median dalam titer antibodi titik akhir log ibu dan
darah tali pusat antara keduanya dengan infeksi tanpa gejala dan gejala serta
waktu dari infeksi yang dikonfirmasi hingga persalinan dievaluasi menggunakan
tes parametrik dan tes signifikansi non-parametrik menggunakan 2-sided P-
values jika sesuai (t Test digunakan untuk uji parametrik, sedangkan uji Mann-
Whitney U untuk uji non parametrik).
Rasio antibodi darah tali pusat neonatal/plasma ibu dihitung sebagai rasio
antara darah tali pusat dan titer Anti-reseptor binding domain IgG plasma ibu.
Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara titer antibodi
darah ibu dan tali pusat, dan tes parametrik digunakan untuk membandingkan
rasio janin/ibu antara mereka dengan infeksi simtomatik dan asimtomatik (dua uji
sampel dengan varian yang sama) dan dengan latensi dari infeksi hingga
persalinan.
Analisis univariat untuk membandingkan perbedaan sampel rasio antibodi
neonatal/ibu di antara variabel kategoris yang berbeda, khususnya berat lahir,
jenis kelamin neonatus, dan adanya obesitas ibu dilakukan dengan menggunakan
t Test atau analisis of varians (ANOVA) bila sesuai.
Analisis regresi linier dilakukan untuk menganalisis hubungan antara
interval titer anti-reseptor binding domain IgG maternal dari infeksi ibu hingga
persalinan (hari logaritma natural), infeksi simtomatik atau asimtomatik, serta
untuk menganalisis hubungan antara anti-reseptor binding domain IgG antara
tali pusat dan plasma ibu.
Analisis dilakukan menggunakan software statistik GraphPad Prism9.0
dan software R-statistical ; P<0,05 dianggap signifikan secara statistik untuk
semua analisis.
Penelitian ini telah disetujui oleh Emory University Institutional Review
Board dan Grady Research Oversight Committee; semua pasien diberikan
persetujuan tertulis untuk partisipasi.
HASIL
Dari April hingga Desember 2020, ada 83 pasien hamil yang terdaftar di
SPORE (n=62) atau EmPOWR (n=21); dari jumlah tersebut, 32 pasang sampel
darah ibu dan tali pusat yang yang termasuk kriteria inklusi untuk analisis. Semua
sampel berasal dari pasien hamil dengan hasil tes PCR SARS-CoV-2 positif.
Demografi dilaporkan pada Tabel 1. Kondisi komorbiditas yang dominan yaitu
obesitas dan asma maupun komorbid kondisi paru lainnya.
Gejala pasien yang ditemukan dalam penelitian ini akibat infeksi
dijelaskan pada Tabel 2. Gejala yang dominan pada kelompok ini antara lain
batuk (n=14; 82%), kesulitan bernapas (n=9; 53%), demam (n=5; 29%), dan
anosmia atau ageusia (n=4; 24%). Hasil persalinan, maternal, dan neonatal juga
dirangkum dalam Tabel 2.

Anti-SARS-CoV-2 reseptor-binding domain IgG, IgA, dan IgM terbentuk sampel


plasma ibu , dengan presentase 100% (n=32), 75% (n=24), dan 94% (n=30), serta untuk
antibodi pada tali pusat, terbilang 9% (n=3) dari jumlah total sampel, dapat dilihat dalam
gambar 1. Antibodi yang mampu menetralisasi secara fungsional terdapat pada 94%
(n=30) sampel plasma ibu dan 25% (n=8) sampel serum tali pusat.
Gambar 1. Presentase sampel ibu dan tali pusat dengan kadar antibodi serta
antigen nukleokapsid

Titer antibodi median plasma ibu keseluruhan dihitung dengan ELISA.


Median (rentang interkuartil) anti-reseptor-binding domain IgG maternal adalah
log 2,77 (3,2-2,1), titer anti-reseptor-binding domain IgA adalah log 1,83 (2,09-
0), dan anti-reseptor-binding domain IgM adalah log 2.27 (2.8–1.9). Median
(rentang interkuartil) untuk fungsi netralisir (lebih besar dari 50%) [IC50] adalah
log 2.78 (3,2-0) dengan netrualization assays.

Anti-reseptor-binding domain IgM terdeteksi dalam tiga sampel darah tali


pusat; semuanya berasal dari neonatus yang ibunya menunjukkan gejala pada
trimester ketiga dan melahirkan 24, 38, dan 96 hari setelah hasil tes positif
SARS-CoV-2 pertama. Dua dari pasien ini memerlukan rawat inap untuk SARS-
CoV-2, meskipun tidak ada yang memerlukan perawatan intensif. Semua pasien
memiliki hasil tes PCR negatif pada saat melahirkan dan dua pasien dilakukan
operasi caesar. Tidak ada neonatus ini di tes PCR untuk SARS-CoV-2 saat lahir.
Konsentrasi antibodi kemudian dianalisis menurut ada gelaja (n=17) atau
tidak ada gelaja (n=15) pada saat pengujian SARS-CoV-2 (Gambar.2). Ada
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam median (rentang interkuartil)
titer anti-reseptor-binding domain IgG antara pasien bergejala dan tidak bergejala
(log 3.2 [3.5–2.4] vs log 2.7[2.9–1.4],P=.03) dan untuk anti-reseptor-binding
domain IgA yaitu (log 2.09[2.2-0.6] vs 1.3 [1.9-0],P=.04). Namun, tidak ada
perbedaan yang signifikan terlihat pada konsentrasi antibodi anti-reseptor-
binding domain IgM ibu, baik yang bergejala, maupun tidak bergejala.
Konsentrasi anti-reseptor-binding domain IgG darah tali pusat juga berbeda
secara signifikan menurut ada atau tidak adanya gejala pada saat infeksi (log
EDT 2.4 [2.9-1.8] vs 1.8 [2.2-0.6],P=.02).

Gambar 2. Perbandingan konsentrasi antibodi dengan ada tidaknya gejala infeksi


pada ibu

Pasien kemudian dikategorikan menurut waktu dari hasil tes PCR positif
pertama hingga melahirkan (14 hari atau kurang [n=13] vs lebih dari 14 hari
[n=19]) (Gambar. 3). Median (rentang interkuartil) titer anti-reseptor-binding
domain IgG ibu tidak lebih tinggi secara signifikan pada pasien yang melahirkan
lebih dari 14 hari setelah hasil tes PCR positif dibandingkan dengan mereka yang
melahirkan dalam 14 hari (log 3,3 [3,5-2,4] vs log2,67 [2,8-1,6], P=.05).
Meskipun anti-reseptor-binding domain IgG tali pusat lebih tinggi pada mereka
yang melahirkan lebih dari 14 hari setelah diagnosis, hal ini tidak signifikan
secara statistik (log 2.4 [2.9-1.7] vs log 1.8 [2.2-0.9], P=.07). Analisis regresi
linier dilakukan untuk menganalisis hubungan antara titer anti-reseptor-binding
domain IgG dan waktu dari hasil tes PCR positif awal sebagai paparan
berkelanjutan (hari logaritma natural). Setiap hari diperkirakan peningkatan titer

ibu adalah log 0,05 (P=0.049).

Gambar 3. Presentase antibodi ibu terhadap waktu dari hasil tes PCR positif
pertama hingga melahirkan.

Antigen nukleokapsid terdapat pada 5 (16%) sampel plasma ibu (tiga dari
pasien bergejala, dua dari pasien tanpa gejala) dan satu sampel darah tali pusat.
Sampel darah tali pusat yang positif (18,15 pg/mL) diperoleh setelah pelahiran
pada pasien yang menjalani pelahiran sesar yang emergensi karena ibu
mengalami gagal napas pada usia kehamilan 37 minggu; kadar antigen
nukleokapsid plasma ibu adalah 1.780 pg/mL, dan tidak ada IgM yang terdeteksi
dalam darah tali pusat dari pasien ini. Neonatus dirawat dan dipulangkan ke
rumah pada hari ke-3 kehidupan. Konsentrasi antigen sampel pasien ibu (empat
yang lainnya) berkisar antara 0,3-11,3pg/mL.

Hubungan antara titer anti-reseptor-binding domain IgG ibu dan tali pusat
kemudian dianalisis dan rasio antibodi darah tali pusat neonatal/plasma ibu
dihitung untuk setiap sampel berpasangan. Secara keseluruhan, ada korelasi
moderat antara konsentrasi anti-reseptor-binding domain IgG ibu dan tali pusat
IgG, dengan memprediksi titer antibodi ibu yang lebih tinggi akan memberikan
titer pada darah tali pusat yang lebih tinggi [Pearson, r(30)=0.78, P<.001].
Namun, lamanya infeksi ibu tidak dapat memprediksi titer anti-reseptor-binding
domain IgG terhadap antibodi tali pusat (P=.62). Rasio antibodi darah tali pusat
neonatal/plasma ibu untuk anti-reseptor-binding domain IgG berkisar antara 0
hingga 1,03 (median 0,81 [0,67-0,88]), sesuai dengan efisiensi keseluruhan
sebesar 81%. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efisiensi transfer jika
dibandingkan antara pasien bergejala dengan yang tidak bergejala (P=.44)
maupun dengan waktu laten dari infeksi sampai melahirkan (P=.82) (Gambar. 4).
Demikian pula, tidak ada perbedaan yang terlihat berdasarkan indeks massa
tubuh ibu lebih dari 30 (P=.97), jenis kelamin neonatus (P=.98), atau berat lahir
lebih besar atau kurang dari 3.000 gram (P=.80).

Gambar 4. Rasio antibodi Neonatal/Maternal berdasarkan ada tidaknya gejala dan


waktu dari hasil tes PCR positif pertama hingga melahirkan.
DISKUSI

Dalam studi sero-epidemiologi prospektif ini, menunjukkan bahwa infeksi


SARS-CoV-2 selama kehamilan menghasilkan respons imun ibu yang adekuat.
Analisis ini berfokus pada anti-reseptor-binding domain dari protein spike
SARS-CoV-2,14 yang memberikan respon antibodi terhadap virus SARS-CoV-
2,15 sehingga menjadi target utama untuk pengembangan vaksin. 16,17 Konsentrasi
antibodi reseptor-binding domain IgG merupakan yang tertinggi di antara pasien
hamil dengan infeksi simtomatik; namun, potensi netralisasi tidak berbeda secara
signifikan berdasarkan gejala atau waktu dari diagnosis hingga kelahiran.
Meskipun konsentrasi IgG ibu berkorelasi sedang dengan IgG darah tali pusat,
efisiensi transfer yang melintasi plasenta kurang dari yang diharapkan dan hanya
25% dari sampel darah tali pusat menunjukkan potensi netralisasi.
Kubiak dkk5 menganalisis respon antibodi (IgG, IgM) pada 88 pasien
hamil dengan infeksi SARS-CoV-2 dan menemukan bahwa: 1) IgM memuncak
pada 15 hari, 2) IgG memuncak dalam 30 hari, 3) respons lebih tinggi pada
pasien yang bergejala dan 4) kadar antibodi ibu berkorelasi dengan kadar darah
tali pusat. Peneliti juga mendemonstrasikan respons imun ibu yang kuat, korelasi
antara kadar IgG darah ibu dan tali pusat, dan juga menunjukkan respons IgA dan
penetralan ibu yang kuat.
Anti-reseptor-binding domain IgA ditemukan pada 74% sampel ibu.
Penelitian sebelumnya menunjukkan replikasi virus terjadi di saluran pencernaan
dan IgA berkontribusi pada respon penetralan awal organ yang memiliki
mukosa.18,19 Respon ini juga berimplikasi dalam transfer pasif melalui ASI.
Selain itu, temuan respons penetralan ibu penting karena respons penetralan
terhadap SARS-CoV-2 mencegah infeksi setelah vaksinasi dan infeksi ulang
setelah infeksi alami. Respon penetralisir juga memodulasi keparahan penyakit
dan mengurangi mortalitas.14,20,21
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa respon imun yang dibentuk
neonatus kurang berkembang dan sangat bergantung pada antibodi ibu yang
ditransfer in utero.22 Anti-reseptor-binding domain IgM hadir dalam tiga sampel
darah tali pusat dan IgA dalam satu sampel. Penemuan IgM dalam darah tali
pusat setelah infeksi COVID-19 berat ibu dan dalam kasus dugaan penularan
vertikal dapat terjadi, mesikipun kasus yang ditemukan sangat jarang.23 Penemuan
IgA dalam darah tali pusat sulit untuk dijelaskan. IgA tidak diketahui melewati
sawar plasenta meskipun telah dilaporkan24; Hal ini mungkin menunjukkan
kesalahan uji laboratorium atau kontaminasi dari pengumpulan darah tali pusat.
Meskipun anti-reseptor-binding domain IgG terdeteksi pada 91% sampel
darah tali pusat, hanya 25% sampel darah tali pusat yang memiliki potensi
penetralan. Kadar IgG dalam darah tali pusat berhubungan dengan konsentrasi
IgG ibu, namun efisiensi in utero transfer hanya 81%. Hal ini secara signifikan
jauh lebih rendah daripada yang terlihat setelah infeksi ibu alami pertusis dan
influenza, yang memiliki efisiensi transfer jauh di atas 300%. 25,26 Proses ini
mungkin terkait dengan efek infeksi SARS-CoV-2 pada plasenta. Plasenta dari
pasien hamil dengan infeksi SARS-CoV-2 telah terbukti meningkatkan
kemungkinan malperfusi vaskular maternal, abnormalitas atau cedera pembuluh
darah maternal, dan trombus intervili.27
Edlow dkk6 menerbitkan data tentang respon imun ibu dan efisiensi
transfer antibodi transplasenta. Dalam penelitan mereka dari 37 ibu dan neonatal
dengan infeksi yang dikonfirmasi, 65% plasma ibu dan 62% sampel darah tali
pusat dari wanita hamil memiliki anti-reseptor-binding domain IgG yang
terdeteksi, dengan rasio transfer antibodi rata-rata (SD) 0,72 (0,57). Temuan ini
juga ditunjukkan dalam penelitian kedua oleh Flannery dkk, di mana rasio
antibodi transplasenta (SD) rata-rata adalah 0,90 (4); kedua temuan ini serupa
dengan penelitian ini. Sebuah studi baru-baru ini oleh Gray dkk 28 menunjukkan
efisiensi transfer antibodi IgG keseluruhan sebesar 91% pada pasien yang telah
menerima vaksin Moderna atau Pfizer SARS-CoV-2, meskipun titer imun lebih
tinggi pada pasien hamil yang divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang
memiliki infeksi.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pendaftaran pasien dalam
penelitian ini didasarkan pada rujukan dokter, sehingga sampel yang didapatkan
tidak memiliki data untuk pasien-pasien yang ditawarkan maupun yang menolak
pendaftaran. Penelitian ini juga tidak mengambil sampel usia reproduksi serupa
secara klinis dan tidak hamil, yang bisa digunakan sebagai kelompok kontrol.
Pada penelitian ini juga didapatkan tumpang tindih antara variabel bebasnya
(misalnya, pasien dengan infeksi simtomatik juga memiliki durasi infeksi lebih
dari 14 hari), sehingga penelitian tidak melihat efek independen dari paparan
serta respons antibodi darah ibu dan tali pusat. Keterbatasan lain berupa tidak
adanya data yang cukup untuk membuat profil respons serologis dari waktu ke
waktu.
Penelitian ini mencakup definisi paparan yang ketat (semua pasien yang
dimasukkan memiliki infeksi yang dikonfirmasi dengan PCR). Peneliti
menganalisis sampel darah ibu dan tali pusat yang dipasangkan pada saat
persalinan, memberikan interpretasi yang seragam tentang hubungan antara
konsentrasi antibodi darah ibu dan tali pusat. sebagian besar sampel penelitian ini
merupakan pasien yang berkulit hitam dengan komorbiditas medis yang
signifikan, dan secara populasi kurang dipelajari dalam di berbagai literatur.8,29
Data penelitian ini menunjukkan bahwa wanita hamil mampu membentuk
anti-reseptor-binding domain IgG yang kuat dan menetralkan respons terhadap
infeksi SARS-CoV-2, bahkan jika tidak menunjukkan gejala pada saat diagnosis.
Selain itu, data penelitian menunjukkan bahwa respon antibodi yang dibentuk
memberikan efek yang tahan lama, sehingga memberikan dukungan vaksinasi
pada populasi wanita hamil ini akan efektif. Namun, antibodi yang ditransfer
secara transplasenta yang tidak efisien, hanya 81% yang tersalurkan. Penelitian
lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah vaksinasi akan memiliki
transfer antibodi serupa ke plasenta
DAFTAR PUSTAKA

1. Zambrano LD, Ellington S, Strid P, Galang RR, Oduyebo T,Tong VT, et al.
Update: characteristics of symptomatic womenof reproductive age with
laboratory-confirmed SARS-CoV-2infection by pregnancy status—United States,
January 22–October 3, 2020. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2020;69:1641–7.
doi: 10.15585/mmwr.mm6944e3

2. Joseph NT, Rasmussen SA, Jamieson DJ. The effects ofCOVID-19 on pregnancy
and implications for reproductivemedicine. Fertil Steril 2021;115:824–30. doi:
10.1016/j.fertn-stert.2020.12.032

3. Kim L, Whitaker M, O’Halloran A, Kambhampati A, Chai S,Reingold A, et al.


Hospitalization rates and characteristics ofchildren aged,18 years hospitalized
with laboratory-confirmed COVID-19-COVID-NET, 14 states, March 1–July25,
2020. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2020;69:1081–8.doi:
10.15585/mmwr.mm6932e3

4. Flannery DD, Gouma S, Dhudasia MB, Mukhopadhyay S, Pfei-fer MR,


Woodford EC, et al. Assessment of maternal and neo-natal cord blood SARS-
CoV-2 antibodies and placental transferratios. JAMA Pediatr 2021 Jan 29 [Epub
ahead of print]. doi:10.1001/jamapediatrics.2021.0038

5. Kubiak JM, Murphy EA, Yee J, Cagino K, Friedlander RL,Glynn SM, et al.
severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 serology levels in pregnant
women and their neonates. Am JObstet Gynecol 2021 Jan 23 [Epub ahead of
print]. doi: 10.1016/j.ajog.2021.01.016

6. Edlow AG, Li JZ, Collier AY, Atyeo C, James KE, Boatin AA,et al. Assessment
of maternal and neonatal SARS-CoV-2 viralload, transplacental antibody
transfer, and placental pathologyin pregnancies during the COVID-19 pandemic.
JAMA NetwOpen 2020;3:e2030455. doi: 10.1001/jamanetworkopen.2020.30455

7. Kellam P, Barclay W. The dynamics of humoral immuneresponses following


SARS-CoV-2 infection and the potentialfor reinfection. J Gen Virol
2020;101:791–7. doi: 10.1099/jgv.0.001439

8. Joseph NT, Stanhope KK, Badell ML, Horton JP, Boulet SL,Jamieson DJ.
Sociodemographic predictors of SARS-CoV-2infection in obstetric patients,
Georgia, USA. Emerg InfectDis 2020;26:2787–9. doi: 10.3201/eid2611.203091

9. American Academy of Pediatrics. FAQs: management ofinfants born to mothers


with suspected or confirmed COVID-19. Accessed February 17, 2021.
https://services.aap.org/en/pages/2019-novel-coronavirus-covid-19-
infections/clinical-guidance/faqs-management-of-infants-born-to-covid-19-
mothers/

10. Verkerke H, Horwath M, Saeedi B, Boyer D, Allen JW, OwensJ, et al.


Comparison of antibody class specific SARS-CoV-2serology for the diagnosis of
acute COVID-19. J Clin Microbiol2021;59:e02026–20. doi: 10.1128/JCM.02026-
20

11. Crawford KHD, Eguia R, Dingens AS, Loes AN, Malone KD,Wolf CR, et al.
Protocol and reagents for pseudotyping lenti-viral particles with SARS-CoV-2
spike protein for neutraliza-tion assays. Viruses 2020;12:513. doi:
10.3390/v12050513

12. Wu F, Zhao S, Yu B, Chen YM, Wang W, Song ZG, et al. Anew coronavirus
associated with human respiratory disease inChina. Nature 2020;579:265–9. doi:
10.1038/s41586-020-2008-3

13. Shan D, Johnson JM, Fernandes SC, Suib H, Hwang S, Wuelf-ing D, et al. N-
protein presents early in blood, dried blood andsaliva during asymptomatic and
symptomatic SARS-CoV-2infection. Nat Commun 2021;12:1931. doi:
10.1038/s41467-021-22072-9

14. Suthar MS, Zimmerman MG, Kauffman RC, Mantus G, Lin-derman SL,
Hudson WH, et al. Rapid generation of neutraliz-ing antibody responses in
COVID-19 patients. Cell Rep Med2020;1:100040. doi:
10.1016/j.xcrm.2020.100040

15. Liu W, Liu L, Kou G, Zheng Y, Ding Y, Ni W, et al. Evaluationof nucleocapsid


and spike protein-based ELISAs for detectingantibodies against SARS-CoV-2. J
Clin Microbiol 2020;18:e00461–20. doi: 10.1128/JCM.00461-20

16. Corbett KS, Flynn B, Foulds KE, Francica JR, Boyoglu-BarnumS, Werner AP,
et al. Evaluation of the mRNA-1273 vaccineagainst SARS-CoV-2 in nonhuman
primates. N Engl J Med2020;383:1544–55. doi: 10.1056/nejmoa2024671

17. Sadoff J, Le Gars M, Shukarev G, Heerwegh D, Truyers C, deGroot AM, et al.


Interim results of a phase 1–2a trial of Ad26.COV2.S Covid-19 vaccine. N Engl J
Med 2021 Jan 13 [Epubahead of print]. doi: 10.1056/NEJMoa2034201

18. Sterlin D, Mathian A, Miyara M, Mohr A, Anna F, Claër L,et al. IgA dominates
the early neutralizing antibody response toSARS-CoV-2. Sci Transl Med
2021;13:eabd2223. doi: 10.1126/scitranslmed.abd2223

19. Wang Z, Lorenzi JCC, Muecksch F, Finkin S, Viant C, GaeblerC, et al.


Enhanced SARS-CoV-2 neutralization by dimeric IgA.Sci Transl Med
2021;13:eabf1555. doi: 10.1126/scitranslmed.abf1555

20. Gaebler C, Wang Z, Lorenzi JCC, Muecksch F, Finkin S, To-kuyama M, et al.


Evolution of antibody immunity to SARS-CoV-2. Nature 2021;591:639–44. doi:
10.1038/s41586-021-03207-w

21. Atyeo C, Fischinger S, Zohar T, Slein MD, Burke J, Loos C,et al. Distinct early
serological signatures track with SARS-CoV-2 survival. Immunity 2020;53:524–
32.e4. doi: 10.1016/j.immuni.2020.07.020

22. Albrecht M, Arck PC. Vertically transferred immunity in neo-nates: mothers,


mechanisms and mediators. Front Immunol2020;11:555. doi:
10.3389/fimmu.2020.00555

23. Vivanti AJ, Vauloup-Fellous C, Prevot S, Zupan V, Suffee C,Do Cao J, et al.
Transplacental transmission of SARS-CoV-2infection. Nat Commun
2020;11:3572. doi: 10.1038/s41467-020-17436-6

24. Borte S, Janzi M, Pan-Hammarström Q, von Döbeln U, Nord-vall L, Winiarski


J, et al. Placental transfer of maternally-derived IgA precludes the use of guthrie
card eluates as ascreening tool for primary immunodeficiency diseases. PLoSOne
2012;7:e43419. doi: 10.1371/journal.pone.0043419

25. Healy CM, Rench MA, Swaim LS, Smith EOB, Sangi-Hagh-peykar H, Mathis
MH, et al. Association between third-trimester Tdap immunization and neonatal
pertussis antibodyconcentration. JAMA 2018;320:1464–
70.10.1001/jama.2018.14298

26. Zhong Z, Haltalli M, Holder B, Rice T, Donaldson B, O’Dris-coll M, et al. The


impact of timing of maternal influenza immu-nization on infant antibody levels at
birth. Clin Exp Immunol2019;195:139–52. doi: 10.1111/cei.13234

27. Shanes ED, Mithal LB, Otero S, Azad HA, Miller ES, GoldsteinJA. Placental
pathology in COVID-19. Am J Clin Pathol 2020;154:23–32. doi:
10.1093/ajcp/aqaa089.

28. Gray KJ, Bordt EA, Atyeo C, Deriso E, Akinwunmi B, YoungN, et al. COVID-
19 vaccine response in pregnant and lactatingwomen: a cohort study. Am J Obstet
Gynecol 2021 Mar 24[Epub ahead of print]. doi: 10.1016/j.ajog.2021.03.023

29. Moore JT, Ricaldi JN, Rose CE, Fuld J, Parise M, Kang GJ.Disparities in
incidence of COVID-19 among underrepre-sented racial/ethnic groups in
counties identified as hotspotsduring June 5–18, 2020. Morb Mortal Wkly Rep
2020;69:1–5. doi: 10.15585/mmwr.mm6933e1
JUDUL JURNAL : Respon Antibodi Maternal, Potensi Netralisasi dan
Transfer
Antibodi Plasenta Setelah Infeksi Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus (SARS Cov-2) (Maternal Antibody
Response, Netralizing Potency and Placental Antibody
transfer After Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-CoV-2) Infection)

PENULIS : Naima T. Joseph, Carolynn M. Dude, Hans P. Verkerke,


Les’Shon S. Irby, Anne L. Dunlop, Ravi M. Patel, Kirik A.
Easley, Alicia K. Smith, Sean R. Stowell, Denise J. Jamieson,
Vijayakumar Velu, dan Martina L. Badell

SUMBER : Jurnal Wolters Kluwer Health, Inc Vol 0, No. 0 Tahun 2021

TELAAH KRITIS UMUM STRUKTUR DAN ISI MAKALAH


TIDAK
NO ASPEK YA TIDAK
RELEVAN
20 Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya V
21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai V
Komponen-komponen rumus besar sampel dan
22 V
alasannya
Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci
23 V
sehingga orang lain dapat mengulanginya
24 Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci V
25 Pengukuran dilakukan secara tersamar V
26 Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) V
27 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan V
28 Ethical clearance diperoleh V TIDAK
NO ASPEK YA TIDAK
29 Persetujuan subyek diperoleh V RELEVAN
Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power
30 JUDUL V
penelitian
1 Tidak terlalu panjang atau pendek V
31 Disebutkan program komputer yang dipakai V
2 Menggambarkan isi utama penelitian V
HASIL
3 Cukup menarik V
32 Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian V
4 Tanpa singkatan selain yang baku V
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsi V
PENGARANG & INSTITUSI
Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra- V
34 5 Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal V
intervensi
35 ABSTRAK
Disebutkan jumlah subyek yang diteliti V
36 Dijelaskan subyek
Abstrak satuyang dropatau
paragraf out dengan alasannya
terstruktur (beri tanda yang VV
6
sesuai)
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar V
7 Mencakup komponen IMRaD V
8 Secara
38 Penulisan tabelkeseluruhan informatif
dilakukan dengan tepat V V
9 dan
39 Tabel Tanpa singkatan,
ilustrasi selaindan
informatif yang baku diperlukan
memang V V
10 semua
Tidak Kuranghasil
daridi250 katatabel disebutkan pada
dalam V
40 naskah V
PENDAHULUAN
41 Semua
11 outcome terdiri
Ringkas, yang penting
dari 2-3disebutkan
paragraf dalam hasil V V
42 SubyekParagraf
yang drop out diikutkan
pertama dalam analisis
mengemukakan alasan dilakukannya V V
12
penelitian
43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai V
Paragraf berikutnya menyatakan hipotesis atau tujuan
13 penelitian
44 Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom & nilai p V V
Tidak dilakukan analisis yang semula tidak
45 14 Didukung oleh pustaka yang relevan V V
direncanakan
15 Kurang dari 1 halaman
46 Disertakan interval kepercayaan V V
47 METODE
Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat V
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian
DISKUSI V
48 Semua hal yang relevan
17 Disebutkan dibahas
populasi sumber V V
49 Tidak
18 sering diulang
Dijelaskan hal yang
kriteria dikemukakan
inklusi pada hasil
dan eksklusi V V
19 Disebutkan
Dibahas cara
keterbatasan pemilihan
penelitian dansubyek (teknik sampling)
dampaknya V
50 V
terhadap hasil
Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya
51 V
terhadap hasil
52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian V
Dibahas hubungan antara hasil dengan teori /
53 V
penelitian terdahulu
TIDAK
NO ASPEK YA TIDAK
RELEVAN
54 Dibahas hubungan antara hasil dengan praktek klinis V
55 Efek samping dikemukakan dan dibahas V
56 Disebutkan hasil tambahan selama observasi V
Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara
57 V
statistika
58 Disertakan simpulan utama penelitian V
59 Simpulan didasarkan pada data penelitian V
60 Simpulan tersebut sahih V
61 Disebutkan generalisasi hasil penelitian V
62 Disertakan saran penelitian selanjutnya V
UCAPAN TERIMA KASIH
V
63 Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang yang tepat

64 Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar V

DAFTAR PUSTAKA
65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal V
66 Kesesuaian sitasi pada naskah dan daftar pustaka V
LAIN-LAIN
Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif
67 V
dan efektif
68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat azas V

Anda mungkin juga menyukai