Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK KONSEP MOL

(INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG)

Disusun Oleh : Muhammad Syahru Ahmad


190707954028
Pendidkan Sains 2019 Kelas C

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
S2-PENDIDIKAN SAINS
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya ilmu kimia menjelaskan tentang susunan, komposisi, sifat-


sifat dan perubahan materi serta perubahan energi yang menyertainya (Brady,
2012). Salah satu materi pelajaran kimia yang dipelajari di kelas X adalah konsep
mol. Konsep mol mengkaji tentang jumlah partikel. Mol dijadikan sebagai
besaran yang menghubungkan satuan massa zat, jumlah partikel, dan volume gas-
gas yang terlibat dalam reaksi kimia. Perhitungan kimia akan lebih mudah
diterapkan dengan konsep mol. Adapun rincian materi dari konsep mol meliputi:
(1) Pengukuran Materi, (2) Massa dan Mol, (3) Mol dari Senyawa, (4) Rumus
Empris dan Rumus Molekul, (5) Rumus Senyawa Hidrat (Glenco,2004).
Profesionalisme seorang guru bukanlah hanya mengembangkan ilmu
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Berbicara mengenai model-model pembelajaran, banyak sekali model-
model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru, salah satunya
adalah model inquiri. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh
yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan
individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Sejak manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-
indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus
berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang
dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu.

2
Selain model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran yang sering
digunakan juga adalah model pembelajaran langsung. Model pengajaran langsung
dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang
sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstrukturdengan baik dapat
dipelajari selangkah demi selangkah.
Adapun pembahasan dalam makalah ini mengenai pengertian inkuiri dan
model pembelajaran langsung, teori-teori belajar yang melandasi pembelajaran
model inkuiri dan model pembelajaran langsung, Langkah-langkah pembelajaran
inkuiri dan model pembelajaran langsung, dan hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran inquiri dan model pembelajaran langsung.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inkuiri
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan,
pemeriksaan, atau penyelidikan.
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,
2006).
Menurut piaget bahwa model pembelajaran inquiry adalah model
pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri,
serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain
(mulyasa, 2008).
Dengan melihat kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan
siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir
secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.

B. Teori-Teori Belajar yang Melandasi Model Inkuiri


Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan
model inkuiri antara lain:
1. Teori belajar kontruktivisme,
Menurut pandangan teori ini siswa mengkontruksi pengetahuan
mereka sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-
fakta, pengalaman dan lingkungannya.

4
Pengetahuan yang dikontruksi dianggap benar, bila pengetahuan
tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
Kontruktivisme juga beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari sesorang kepada orang lain, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing individu. Artinya, pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan proses yang berkembang terus
menerus.
Salah satu tokoh kontruktivisme yaitu Pieget berpendapat bahwa:
‘pengetahuan yang dibuat dalam pikiran anak, selama anak tersebut terlibat
dalam proses pembelajaran merupakan akibat dari interaksi secara aktif
dengan lingkunganya melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah suatu proses kognitif untuk menyerap setiap informasi baru kedalam
pikirannya seperti: presepsi, konsep, dan sebagainya. Selanjutnya akomodasi
masalah suatu proses restrukrisasi informasi yang sudah ada atau kemampuan
menyusun kembali struktur pikirannya karena pengaruh informasi yang baru
saja diterima’.
Selain piaget, ahli konstruktivisme Vygostsky berpendapat bahwa
“perkembangan intelektual seorang anak yang sedang mengalami proses
pembelajaran juga oleh faktor sosialnya”. Maksudnya, perkembangan anak
secara kognitif dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana anak itu berada.
Jadi, belajar dianggap sebagai proses untuk mengkonstruksi
pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Karena siswa
diarahkan untuk menjawab materi sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimilikinya saat itu. Disamping itu, dalam konstruktivisme
proses belajar dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan lingkungan yang
mendukung dalam memecahkan masalah, melakukan penyelidikan, dan
menarik suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan rancangan materi yang
disesuaikan dengan masalah yang baisa dialami dilingkungan sehari-hari.
Dengan demikian teori kontruktivisme berkaitan dengan penjelasan melalui
metode inkuiri.

5
2. Belajar bermakna dari Ausubel
Belajar menurut Ausubel (Dahar,1996:111) ada dua jenis, yaitu 1)
belajar bermakna (meaningful learning), dan 2) belajar menghafal (rate
learning).
Belajar bermakna merupakan suatu proses dimana setiap
informasi atau pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian
atau pemahaman yang sudah dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar
bermakna terjadi bila siswa mampu menghubungkan setiap informasi baru
kedalam struktur pengetahuan mereka. Hal ini terjadi melalui pemahaman
siswa terhadap sebuah konsep, mampu mengubah konsep melalui proses
asimilasi dan akomodasi konsep. Sehingga menyebabkan peningkatan
kemampuan untuk memecahkan masalah. Untuk itu dapat dikatakan teori
belajar bermakna dari Ausubel sesuai dengan model pembelajaran inkuiri.
Karena siswa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan materi secara
mandiri tanpa dibimbing oleh guru.
3. Belajar penemuan dari Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh
ialah model dari Jerome Bruner (1996) yang dikenal dengan nama belajar
penemuan. Bruner menganggap, bahwa “belajar penemuan sesuai dengan
pencarian secara aktif oleh manusia”. Menurut Bruner, siswa disarankan
berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan
lingkungan, agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen
dan menemukan konsep itu sendiri.
Catatan dalam bukunya “The act Discovery” (1961), Bruner
(Dahar,1996:92) mengemukakan beberapa kebaikan dari belajar penemuan
yaitu: • Meningkatkan potensi intelektual • Mengalihkan ketergantungan
dari hadiah eksentrik ke hadiah intrinsik • Menguasai heuristika penemuan •
Meningkatkan daya ingat Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bruner,
model inkuiri mempunyai kesesuaian dengan teori belajar penemuan.
Karena siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pada lembar

6
kerja sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan sendiri. Setelah itu siswa
berdiskusi dan dapat menarik kesimpulan sendiri mengenai materi yang
diberikan.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan
kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.

2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-
teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu

7
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.

D. Kelebihan dan kekurangan


1. Kelebihan
a. Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
b. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

8
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
c. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2. Kekurangan
a. Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran,
maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
E. Metode Pembelajaran Inkuiri
1. Inkuiri terbimbing
Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing,
siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk
seperlunya dari seorang guru.Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya
berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing (Wartono
1999). Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan
penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan
percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan.
Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang

9
belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Pada
tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit
bimbingan itu dikurangi.
2. Inkuiri bebas
Metode inkuiri bebas digunakan bagi siswa yang telah
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam
pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja
seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan
permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah
secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang
diperlukan.
3. Inkuiri bebas modifikasi
Metode inkuiri bebas termodifikasi merupakan kolaborasi atau
modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri
terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan
yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau
mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam metode
ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki
secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan metode ini menerima
masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh
bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri
terbimbing dan tidak terstruktur.
F. Karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran inquiry
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama
pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self believe).

10
3. Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4. Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5. Mendorong siswa untuk berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
6. Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher
centered kepada student centered. (Muslich: 2008),
G. Keefektifan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila :
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan.
2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan dan kemampuan berpikir.
5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
H. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu. Dan pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
I. Teori Belajaran yang melandasi Pembelajarn Langsung
Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa
belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah

11
laku guru. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam
menerapkan model pembelajaran langsung adalah menghindari penyampaian
yang terlalu kompleks.
Diantara teori- teori belajar yang melandasi model pembelajaran Langsung
adalah:
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang
lebih abstrak diperlukan untuk mencernakan gagasan- gasan dalam
berbagai mata pelajaran akademik. Piaget meyakini bahwa pengalaman-
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya
perubbahan perkembanagn peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan
pelatihan terbimbing serta memberikan kesempatan siswa untuk
mengadakan pelatihan mandiri sehingga siswa dapat menemukan
pengalaman- pengalaman nyata tentang suatu materi tertentu.
2. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang
digagas Albert Bandura. Menurut Bandura sbagian besar manusi belajar
melalui pengamatan secara selektiv dan mengingat tingkah laku orang
lain. Seorang belajar menurut Teori ini, dilakukan dengan mengamati
tingkah laku orang lain ( model), hasil pengamatan itu kemudian
dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan
pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini
memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan
tingkah laku yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung pada fase
kedua guru mendemonstrasikan pembelajaran sehingga siswa mendapat
pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase kedua pengalaman
yang telah diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam
pengawasan guru.

12
J. Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks
atau tahapan-tahapan pembelajaran yang harus diperhatikan guru. Adapun
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung , sebagai berikut:
Tahap Pertama : Orientation (Orientasi). Sebelum menyajikan dan
menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan
kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran;
(3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
(4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka
pelajaran.
Tahap Kedua: Presentation (Presentasi). Pada fase ini guru dapat menyajikan
materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian
materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil
sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2)
pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan
dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap
tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Tahap Ketiga : Structured Practice (Latihan terstruktur). Pada fase ini guru
memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting
dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi
respon siswa yang salah.
Tahap keempat: Guided Practice (Latihan terbimbing). Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini
peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

13
Tahap Kelima: Independent Practice (Latihan mandiri). Pada fase ini siswa
melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan
latihan

K. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung


Kelebihan model pemebelajaran langsng adalah:
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi
mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat
merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Sedangkan kelemahan model Pembelajaran Langsung:
1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,
mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki
keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya
kepada siswa.

14
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit ksesempatan untuk terlibat secara
aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak
tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,
siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran
mereka akan terhambat.
5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali
guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi
karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif
terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.

15
BAB III
KESIMPULAN

Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang


mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga
dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, merumuskan kesimpulan.
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan
baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah.
Adapun langkah atau sintaks dari pembelajaran langsung adalah: Fase
1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, Fase 2: Mendemontrasikan
pengetahuan dan keterampilan, Fase 3: Membimbing pelatihan, Fase 4:
Mengecek dan memberikan umpan balik dan Fase 5: Memberikan kesempatan
untuk latihan lanjutan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2013). Belajar untuk Mengajar Edisi 9 Buku 2 Terjemahan Bahasa


Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Humatika.

Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

17

Anda mungkin juga menyukai