Nomor 006/PUU-IV/2006
Perbaikan Tgl 25 April 2006
I. PEMOHON
1. Asmara Nababan, SH. Ketua (ELSAM) ( Pemohon I)
2. Ibrahim Zakir. Ketua (KONTRAS) (Pemohon II)
3. Ester Indahyani Yusuf, SH. Ketua (SNB) (Pemohon III)
4. Rachlan Nashidik Ketua (IMPARSIAL) (Pemohon IV)
5. Soenarno Tomo Hardjono Ketua (LPKP 65) (Pemohon V)
6. Sumaun Utomo Ketua (LPR-KROB) (Pemohon VI)
7. Raharja Waluya Jati (Pemohon VII)
8. H. Tjasman Setyo Prawiro (Pemohon VIII)
KUASA HUKUM
A.H. Semendawai, SH., LL.M. dkk yang tergabung dalam LBH, ELSAM,
Kontras, SNB, Imparsial, YAPI yang kesemuanya tergabung dalam Tim
Advokasi Keadilan dan Kebenaran (Kuasa Hukum Pemohon).
Pasal 27
“Kompensasi dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dapat
diberikan apabila permohonan amnesti dikabulkan”
Pasal 44
“Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang telah diungkapkan dan
diselesaikan oleh Komisi, perkaranya tidak dapat diajukan lagi kepada Pengadilan
Hak Asasi Manusia Ad Hoc”
III. ALASAN
Pasal 27 , Pasal 44 dan Pasal 1 ayat (9) Undang-undang Nomor 27 Tahun 2004
tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi bertentangan dengan Pasal 27
ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28I ayat (1), (2), (4) dan (5) Undang-Undang
Dasar 1945 karena:
1. Ketentuan Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 yang membuat hak korban atas
kompensasi dan rehabilitasi bergantung pada pemberian maaf dan bukan pada
substansi perkara, telah mendiskriminasikan korban dan melanggar jaminan atas
perlindungan dan persamaan di depan hukum dan penghormatan terhadap
martabat manusia;
2. Berdasarkan Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 dan penjelasannya, Pemulihan
(kompensasi dan rehabilitasi) hanya dapat diberikan apabila permohonan
amnesti dikabulkan. Hal ini telah menegaskan hak korban terhadap pemulihan
karena pemulihan korban sama sekali tidak berhubungan dengan ada atau
tidaknya amnesti.
IV. PETITUM
1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian UU para Pemohon;
2. Menyatakan materi muatan Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi, bertentangan dengan UUD 1945, khususnya Pasal
27 ayat (1), Pasal 28 D ayat (1), Pasal 28 I ayat (2) UUD 1945;
3. Menyatakan materi muatan Pasal 44 UU Nomor 27 Tahun 2004 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi bertentangan dengan UUD 1945, khususnya Pasal
28 D ayat (1) dan Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945;
4. Menyatakan materi muatan Pasal 1 ayat (9) UU Nomor 27 Tahun 2004 tentang
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi bertentangan dengan UUD 1945,
khususnya Pasal 28 D ayat (1) dan Pasal 28 I ayat (5) UUD 1945;
5. Menyatakan materi muatan Pasal 27, Pasal 44 dan Pasal 1 ayat (9) UU Nomor
27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tidak mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat;