Anda di halaman 1dari 11

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BLOK 7.1 (FORENSIK DAN HUKUM KESEHATAN)

DI SUSUN OLEH :

TIM BAGIAN MIKROBIOLOGI

KEMENTERIAN TEKNOLOGI, RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

Diatom merupakan mikroalga uniseluler dari kelas Bacillariophyceae yang berukuran


1-1000 µm. Diatom telah sejak lama digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan akuatik.
Hal ini disebabkan karena kelimpahan dan diversitasnya yang tinggi dan terdistribusi hampir di
seluruh lingkungan akuatik, baik di lingkungan freshwater, transisi maupun salinewater
(Cholnoky, 1968; Conley et al., 1998; Soeprobowati, 2016). Diatom diketahui memiliki struktur
silika sebagai cangkang luarnya yang disebut sebagai frustul (Ludes et al., 1999). Secara
tradisional, klasifikasi diatom berdasarkan bentuk frustul dibagi menjadi 2, diatom centric dan
diatom pennate. Diatom centric memiliki lempeng frustul silinder, sedangkan diatom pennate
memiliki lempeng frustul memanjang (Batarbee et al., 2001).

Gambar 2.1 Mikroarsitektur Diatom a. Diatom Centric b. Diatom Pennate (Gell et al., 1999)

Diatom memiliki niche ekologi yang sangat luas namun memiliki rentang gradien
lingkungan yang sempit untuk bertahan hidup. Distribusi diatom tersebar dari habitat terrestrial,
neritic hingga pelagic. Benito et al. (2015) mengklasifikasikan diatom berdasarkan lingkungan
fisiknya, diatom dapat melayang mengikuti pola gerakan air (planktonik), berasosisasi dengan
makrofit (epifitik), berasosiasi dengan organisme lain (epibiontik), menempel pada pasir atau
substrat (epipsammik), atau permukaan batu (epilitik) .
Diatom dengan struktur cangkang yang terbuat dari silika yang membuatnya mampu
terpreservasi dalam suatu substrat dalam waktu yang sangat lama (Juggins, 2001). Diatom
bahkan mampu terpreservasi di dalam lapisan sedimen dalam waktu ribuan tahun sebagai
mikrofosil. Cangkang silika pada diatom mampu melindungi diatom, sehingga diatom dapat
MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 2|Page
FAKULTAS KEDOKTERAN
resisten terhadap reaksi asam dan hidrolisis lainnya (Smol and Stoermer, 1999). Dengan
memanfaatkan karakter diatom tersebut, di usulkan penggunaan diatom dalam menganalisis
kematian yang terjadi pada korban yang ditemukan mati mengambang/tenggelam. Teknik
analisis diatom pada dasarnya diusulkan mengingat pada saat proses tenggelam, terjadi inhasi air
ke dalam paru-paru. Air yang terinhalasi ke dalam paru-paru mengandung diatom, sehingga
diatom akan masuk ke dalam sistem sirkulasi korban melalui proses difusi. Selanjutnya akan
terjadi proses embolisasi baik air maupun diatom kedalam organ dalam. Proses ekstraksi diatom
dari jaringan post-mortem korban tenggelam memungkinkan karena diatom masih akan
tersimpan di dalam jaringan karena terlindungi oleh cangkangnya dari reaksi enzimatik dan
digesti asam (Horton et al., 2006).
Penggunan diatom tentunya akan menjadi data primer yang dapat dijadikan sebagai
landasan determinasi kematian korban yang ditemukan mati mengambang/tenggelam. Selain itu,
diatom merupakan organisme yang dapat bervariasi secara spasial, sehingga ekstraksi diatom
yang diperoleh dari jaringan post-mortem korban mampu menjabarkan lokasi tepat dimana
proses tenggelam terjadi. Untuk merekosntruksi penyebab maupun lokasi kematian korban,
maka diperlukan komparasi data diatom hasil ekstraksi dari jaringan, maupun dari sampel air
lokasi korban ditemukan dan lokasi-lokasi dimana korban di duga mengalami tenggelam. Dalam
penelitian ini akan digunakan hewan uji berupa tikus putih/mencit untuk membuktikan signifikan
si penggunaan diatom sebagai bukti forensik dalam kasus kematian yang disebabkan ataupun
diduga disebabkan karena tenggelam.
Diagnosis kejadian tenggelam masih sulit dilakukan dalam patologi forensik. Kematian
karena tenggelam dapat didukung oleh kesamaan data tipe diatom yang terinhalasi masuk ke
dalam organ korban, diatom yang menempel di pakaian korban dengan tipe diatom yang ada
didalam air atau media korban tenggelam (Yamazaki et al., 2002). Kesamaan tersebut dianalisis
korelasi sehingga dapat merepresentasikan data kesamaan yang valid. Dengan demikian semakin
tinggi tingkat kesamaan antara sampel diatom pada organ dan pakaian dengan diatom pada
medium, semakin terkonfirmasi bahwa penyebab kematian adalah tenggelam. Metode ini dapat
mendukung analisis patologi forensik yang masih memiliki banyak kekurangan dalam kasus
kematian karena tenggelam (Piette dan Letter, 2004).
Dalam studi yang dilakukan oleh Horton dan koleganya (2006), berhasil membuktikan
bahwa diatom dapat dijadikan sebagai indikator lokasi tenggelam. Penelitian tersebut dilakukan
dengan mengambil sampel diatom yang melekat pada pakaian, sepatu dan kaos kaki korban
dengan 20 kasus tenggelam dengan lokasi yang telah diketahui dan 20 kasus tenggelam dari
lokasi yang masih belum diketahui secara tepat. Hasil analisis komposisi diatom yang menempel
MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 3|Page
FAKULTAS KEDOKTERAN
pada korban tenggelam maupun dengan medium tenggelam menunjukan kecocokan yang
signifikan. Kecocokan komposisis diatom tersebut dilihat dari kesamaan kelimpahan relatif tiap
jenis diatom yang dutemukan dan juga jumlah jenis diatom yang ditemukan. Hasil kecocokan
diatom menunjukan indeks ketidaksamaan atau dissimiliarity yang kecil. Hasil ini dapat
menyimpulkan lokasi kejadian dimana korban tenggelam.

Diatom merupakan organisme yang kosmopolit, tersebar luas dan dapat bervariasi secara
spasial. Keraguan data diatom yang diperoleh dari sampel luar, seperti baju, kaos kaki, dan
cairan paru-paru cukup representatif sehingga dibutuhkan metode yang lebih meyakinkan.
Dengan memanfaatkan prinsip proses tenggelam, dimana cairan medium yang mengandung
diatom akan terinhalasi masuk kedalam paru-paru dan akan masuk ke jaringan organ-organ
dalam seperti otak, ginjal dan hati, maka dalam penelitian ini analisis kecocokan diatom akan
dilakukan dengan hasil ekstraksi diatom yang ditemukan didalam jaringan organ dalam. Diatom
memilki ukuran bervariasi. Diatom dengan ukuran frustul yang kecil dimungkinkan masuk ke
dalam jaringan organ dalam tubuh melalui proses embolisasi (Piette dan Letter, 2004).
Perbandingan dan melihat kecocokan antara diatom yang ditemukan antara hasil ekstraksi
diatom didalam jaringan organ dengan diatom dalam medium tenggelam akan menambah
kevalidan data. Kecocokan hasil ekstraksi dari organ dengan medium tenggelm akan
MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 4|Page
FAKULTAS KEDOKTERAN
menyimpulkan secara 100% bahwa kematian disebabkan karena tenggelam. Apabila korban
bukan mati karena tenggelam, maka jumlah diatom yang ditemukan dalam jaringan akan jauh
lebih sedikit dengan tingkat kecocokan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena proses
embolisasi dan difusi jauh lebih rendah karena korban yang telah mati diluar medium tidak akan
menginhalasi medium, sehingga laju masuknya diatom kedalam tubuh korban hanya bergantung
pada proses difusi air.

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan untuk pengenalan tentang diatom dan menginventarisasi diatom
dalam suatu perairan serta aplikasinya dalam kajian forensik (kematian akibat tenggelam).

III. ALAT DAN BAHAN

1. Sampel air medium 10. Ember plastik


2. Tikus percobaan 11. Batang Pengaduk
3. Sampel air paru atau jaringan korban 12. Objectglass
4. Botol sampel air 13. CoverGlass
5. H2O2 10% sampai 20% (Disesuaikan) 14. Mikroskop Cahaya
6. HCl 15% sampai 25% (Disesuaikan) 15. Entellan (Agen mounting apabila
7. Gelas Bekker 500 ml diperlukan)
8. Pipet tetes 16. Hotplate
9. Mikropipet 200 mikroliter 17. Waterbath

IV. CARA KERJA

A. Persiapan Bahan
1. Siapkan ember yang berisi air sampel 5 liter
2. Masukkan tikus percobaan ke dalam ember supaya tikus tenggelam dan didiamkan
selama 1 x 24 jam atau sampai tikus mati
3. Setelah tikus mati tenggelam, kemudian dilakukan pembedahan untuk diambil organ
paru dan sumsum tulang.
4. Organ tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan dextruksi (POINT D)

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 5|Page


FAKULTAS KEDOKTERAN
B. Pengambilan Sampel Air Medium Tenggelam
1. Sediakan botol sampel 200 ml
2. Ambil sampel air dengan baskom 10 Liter, dengan bantuan plankton net (jaring untuk
menyaring diatom dari air).
3. Pindahkan sampel air ke dalam botol sampel 200 ml
4. Tambahkan lugols 3-5 tetes (Apabila diperlukan untuk preservasi sampel amatan yang
akan diobservasi >24 jam

C. Preparasi Sampel air Medium dan Pengamatan Diatom


1. Homogenkan sampel air medium didalam botol sampel yang telah diperoleh (Dikocok
pelan pelan)
2. Ambil sampel air dengan pipet tetes dan diteteskan diatas object glass, lalu tutup
dengan cover glass. Ulangi amatan hingga jumlah diatom ditemukan cukup
representatif untuk dianalisis (Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop cahaya
dengan perbesaran total 400X untuk enumerasi, dan determinasi spesies pada
perbesaran 1000X

D. Pemeriksaan Dextruksi (Digesti Asam) pada Paru


1. Ambil 10 gram jaringan paru, masukkan ke dalam labu Kjedahl dan tambahkan asam
sulfat pekat sampai jaringan paru terendam dan diamkan kurang lebih setengah hari.
2. Kemudian panaskan dalam lemari asam sambil ditetesi asam nitrat pekat sampai
terbentuk cairan dan pusingkan dalam centrifuge
3. Cairan dibuang, sedimen yang terbentuk ditambah akuades dan dipusingkan kembali.
Sedimen yang terbentuk diamati di bawah mikroskop.
4. Pemeriksaan diatom positif apabila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak,
4-5/LPB, atau 10 -20 per satu sediaan, atau pada sumsum tulang cukup ditemukan hanya
satu.

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 6|Page


FAKULTAS KEDOKTERAN
V. HASIL

A. Air

B. Paru

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 7|Page


FAKULTAS KEDOKTERAN
C. Sumsum Tulang

D. Hepar

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 8|Page


FAKULTAS KEDOKTERAN
E. Ginjal

F. Usus Halus

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 9|Page


FAKULTAS KEDOKTERAN
G. Duodenum

CATATAN :
Pencocokan gambar untuk menentukan spesies diatom dapat dilakukan di website
https://westerndiatoms.colorado.edu/

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 10 |


Page
FAKULTAS KEDOKTERAN
Petunjuk Pengenalan Diatom Berdasarkan Klasifikasi Morfologi

MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK 7.1 11 |


Page
FAKULTAS KEDOKTERAN

Anda mungkin juga menyukai