Anda di halaman 1dari 2

TERAPI KELOMPOK

1. Mekanisme Dalam Terapi Kelompok


Mekanisme terapi aktifitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada
terapi individual, oleh karena itu untuk pemimpinnya memerlukan pengalaman
dalam psikoterapi individual. Terapis mengawali dengan menciptakan suasana
yang tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuk membuka diri.
Setiap permulaan dari suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat
yang kritis karena prosedurnya merupakan sesuatu yang belum pernah dialami
oleh anggota kelompok dan mereka dihadapkan dengan orang lain. Terapis
memulai dengan memperkenalkan diri kemudian mempersilakan anggota
memperkenalkan diri secara bergilir, bila ada anggota yang tidak mampu maka
terapis memperkenalkannya. Terapis kemudian menjelaskan maksud dan tujuan
serta prosedur terapi kelompok dan juga masalah yang akan dibicarakan dalam
kelompok. Topik atau masalah dapat ditentukan oleh terapis atau usul klien.

Setiap komentar atau permintaan yang datang dari anggota diperhatikan


dengan sungguh-sungguh dan di tanggapi dengan sungguh-sungguh. Diakhir
terapi aktifitas kelompok, terapis menyimpulkan secara singkat pembicaraan yang
telah berlangsung/permasalahan dan solusi yang mungkin dilakukan. Dilanjutkan
kemudian dengan membuat perjanjian pada anggota untuk pertemuan berikutnya.

2. Pelaksanaan Terapi Kelompok


Menurut Purwaningsih, fase-fase dalam pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut :
a) Pre Kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber-sumber yang
diperlukan kelompok.
b) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
1) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing-masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
2) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya
dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
3) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
c) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan nengatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok
lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses

DAPUS

Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:


Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai