Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pendahuluan
Ringkasan

Pada pertemuan ini akan membahas mengenai anatomi dan fisiologi sistem imun.

Tujuan Pembelajaran

Pada bagian akhir pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep


anatomi dan fisiologi sistem imun.

Cakupan Materi

1. Sistem Limfatik
2. Sistem Imun

Langkah-Langkah Pembelajaran 

1. Baca dan pahami bagian Pendahuluan ini


2. Pelajari Modul 1 dan kerjakan latihan yang diberikan
3. Kerjakan Diskusi 1. Berikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan serta
balas jawaban teman anda minimal satu orang
4. Kerjakan Kusi 1
5. Baca catatan Penutup dan kerjakan tindak lanjut sesuai arahan yang diberikan
6. Kerjakan Tugas 1 sesuai petunjuk

Modul
Halaman 1 (Sistem Limfatik)

Sistem limfatik meliputi :

1.       Pembuluh limfe : muara kaoiler limfe, menyerupai vena kecil terdiri atas 3
lapis dan mempunyai katup pada lumen yang bertujuan mencegah cairan limfe ke
dalam jaringan kontraksi otot yang berdekatan serta mencegah limfe keluar dari
pembuluh.

2.       Nodus limfe :

Secara antomi terdir atas : cortex dan medulla


3.       Organ limfe :

4.       Nodul limfatik : Kelompok sel imfatik yang diselubungi oleh matrix extra
celuler. Bagian tengah disebut pusat benih yang berisi proliferasi limfosit B dan
makrofag. Limfosit T terdapat di luar pusat benih. Nodul limfatik berfungsi
menyaring dan membunuh antigen.

5.       Sel limfatik

Halaman 2 (Fungsi Sistem Limfatik)

Sistem limfatik tersusun atas serangkaian pembuluh yang menyebar ke seluruh tubuh.
Sistem ini memiliki sejumlah fungsi di antaranya :

-          Transportasi kelebihan cairan intersitisial ke aliran darah

-          Transportasi diet lipd

-          Merupakan tempat limfosit

-          Meningkatkan respon imun

Pembuluh ini berawal dari kapiler limfa yang mengalirkan plasma yang tidak
terabsorbsi jaringan. Kemudian bergabung menjadi pembuluh limfa, yang pada
waktunya melewati nodus limfa dan akhirnya mengosongkan diri ke duktus
toraksikus besar dan bergabung dengan vena jugularis di sisi kiri leher.

Cairan limfa memiliki komposisi yang hampir sama dengan komposisi kimia plasma
darah. Cairan ini juga mengandug sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang
pembuluh limfe untuk masuk ke dalam aliran darah.

Modul
Halaman 3 (Sistem Imun)

Sistem Imun

Sistem imun memiliki sejumlah fungsi bagi tubuh diantaranya :

   Bekerja melindungi tubuh dari berbagai infeksi oleh mikroorganisme


   Membantu proses penyembuhan
   Membuang ataupun memperbaiki sel-sel yang telah rusak dikarenakan infeksi
ataupun cedera

Modul
Halaman 4 (Jenis-Jenis Imunitas)

Jenis-Jenis Imunitas :

1)      Imunitas Alami

Imunitas jenis ini merupakan kekebalan yang sudah didapatkan pada saat lahir.
Imunitas ini terjadi dikarenakan resistensi alami organisme. Bentuk imunitas ini
seperti sawar (barier) terhadap infeksi yang dihasilkan kulit, asam lambung, usus, air
mata, maupun mediator-mediator peradangan yang non spesifik melaui mekanisme
fagositosis, sel natural killer (NK), respon inflamasi, protein antimikroba pada cairan
darah dan jaringan

2)      Imunitas Didapat/Pasif

Imunitas ini merujuk kepada imunitas yang diberikan kepada seseorang melalui
transfer antibodi dari orang lain ataupun melalui pemberian sistem antitoksin yang
telah dipersiapkan. Antitoksin merupakan antibodi yang dihasilkan secara spesifik
terhadap suatu toksin bakteri tertentu seperti antitoksin dipteri . Dengan kata lain,
imunitas yang didapat tidak ditemukan pada saat lahir namun diperoleh kemudian
dalam hidup seseorang.

Jenis imunitas didapat terbagi menjadi dua :

a)       Imunitas Aktif

Pada imunitas ini, respon imun selular dan humoral dibentuk seseorang yang pernah
terpapar/terpajan suatu mikroorganisme atau toksin. Paparan atau pajanan ini dapat
berupa imunisasi ataupun penyakit.

b)      Imunitas Pasif

Imunitas pasif merujuk kepada imunitas yang diberikan kepada seseorang dari orang
lain yang sudah memiliki kekebalan setelah menderita sakit ataupun menjalani
imunisasi. Sebagai contoh imunitas pasif ini terjadi jika antibodi dari suatu individu
untuk melawan virus hepatitis B diambil dan dipindahkan ke individu lain yang
terpajan pada  virus, namun sel-selnya belum terinfeksi oleh virus tersebut.
Modul
Halaman 5 (Pertahanan sistem imun)

Pada saat tubuh diserang oleh bakteri maupun virus ataupun mikroorganisme patogen
lainnya, terdapat tiga macam cara yang dilakukan dalam mempertahankan dirinya.
Adapun sistem pertahanan tersebut sebagai berikut :

a)       Respon imun fagositik

Meliputi sel-sel darah putih (granulosit dan makrofag) yang dapat memakan partikel-
partikel asing. Sel-sel ini akan bergerak ke tempat serangan dan kemudian menelan
serta menghancurkan mikroorganisme penyerang tersebut.

Makrofag merupakan sel fagosit utama, dapat digambarkan seperti di bawah ini :

-          Sel yang rusak melepaskan signal kimiawai

-          Pembuluh darah berdilatasi dan mudah bocor, darah merembes ke luka

-          Fagosit memakan bakteri dan sampah seluler

Inflamasi

Inflamasi merupakan suatu respon peradangan terhadap adanya suatu infeksi atau
cedera jaringan. Respon vaskuler peradangan dimulai hampir segera setelah cedera
atau ketika terjadi infeksi atau terpajan toksin. Kemudian diawali dengan banjir
mediator inflamasi seperti kinin, prostaglandin, komplemen, dan sitokin yang
dilepaskan oleh jaringan yang cesera, fagosit, limfosit, dan sel mast. Hal ini
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan menghasilkan kondisi hiperemia dan
peningkatan permeabilitas kapiler secara lokal. Eksudat (cairan yang berisi protein,
clotting factor, dan antibodi) masuk ke ruang antara pada jaringan menyebabkan
edema lokal yang berkontribusi terhadap rasa sakit (pain).

b)      Respon humoral

Respon humoral ditandai dengan pembentukan  antibodi oleh limfosit B yang


merupakan hasil reaksi terhadap adanya antigen yang spesifik. Namun demikian
makrofag dan sel limfosit T khusus dari imunitas seluler juga terlibat dalam
pengenalan terhadap substansi asing serta produksi antibodi.

c)       Respon imun seluler


Melibatkan limfosit yang dapat mengubah dirinya menjadi sel plasma, juga dapat
berubah menjadi sel-sel T sitotoksik khusus yang dapat menyerang mikroorganisme
patogen itu sendiri.

Secara umum limfosit T memiliki terbagi menjadi beberapa jenis dan memiliki
sejumlah fungsi :

 Sel T

T -helper cells : T4 helper berfungsi untuk antigen secara langsung dan memulai serta
memperkuat respon inflamasi;  T1 helper : meningkatkan produksi antibodi dari sel
B; T2 helper : meningkatkan sel T sitotoksik yang diaktifkan, T supresor : mensupresi
sistem imun; T killer : menyebabkan lisis sel yang terinfeksi oleh virus

 Limfosit Non T atau B

Sel NK (natural killer) : mampu lisis serta membunuh sel kanker dan sel yang
terinfeksi virus.

Modul
Halaman 6 (Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun :

a)       Usia

Pada orang dengan usia lanjut terjadi penurunan kemampun untuk dapat bereaksi
secara adekuat terhadap mikroorganisme yang menginvasi. Hal ini akan
mengakibatkan terganggungya produksi dan fungsi dari limfosit T dan B

b)      Jenis Kelamin

Hormon estrogen pada wanita cenderung meningkatkan imunitas. Sementara hormon


androgen bersifat imunosupresif

c)       Nutrisi

Gangguan fungsi imun dapat disebabkan kekurangan protein-kalori, terjadi akibat


kekurangan vitamin untuk sintesis DNA dan protein. Vitamin membantu dalam
proliferasi sel dan maturasi sel imun.

d)      Faktor psikoneuri-imunologik


Limfosit serta makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi neurotransmitter serta
hormon -hormon endokrin. Di lain hal, proses imun dapat mempengaruhi fungsi
neural dan endokrin termasuk perilaku. Jadi, interaksi sistem saraf dan sistem imun
bersifat dua arah .

e)      Kelaianan organ yang lain

Kondisi seperti luka bakar, infeksi, maupun kanker apat mengubah sistem imun. 

f)        Obat-obatan

g)       Radiasi

Anda mungkin juga menyukai