Anda di halaman 1dari 7

JDEP Vol. 4 No.

1 (2021)

JDEP Vol. 4, No. 1, pp 390 - 396, 2021


© 2021 FEB UPNVJT. All right reserved
e-ISSN - 2614-2546

Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan (JDEP)


UR L: h tt p:/ /j dep.up nj atim.ac.id /i ndex .p hp /j dep

PENGARUH DER, ROA, NPM DAN EPS TERHADAP UNDERPRICING


Studi Kasus: Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering di BEI

Meutia Octafian1, Anita Wijayanti2, & Endang Masitoh3


I N FO R M A S I A R T IK E L ABSTRACT
Fakultas Ekonomi Akuntansi, Universitas Islam Batik Surakarta Jl. Agus Salim No.10, Sondakan,
Laweyan, Surakarta, Email: meutiaoctafiani21@gmail.com
Article history: This study aims to look at the effect of each variable (DER, ROA, NPM, EPS) on
Dikirim tanggal: 17 Oktober 2020 underpricing in companies conducting an initial public offering on the Stock Exchange in
Diterima tanggal: 28 Desember 2020 2016-2018. Testing is done by using a sample of 31 companies that conducted an initial
Tersedia online tanggal: 29 Januari 2021 public offering listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016 -2018, using purposive
sampling method. Data processing methods use SPSS with descriptive tests, classic
assumption tests, and in the measurement of hypotheses using multiple regression analysis.
The results in this study address the influence of ROA and EPS on underpricing, while DER
and NPM have no effect on underpricing. It is expected that this research can be used as a
material consideration for investors in analyzing financial statements that will be used as a
reference in investing, while for academics can add knowledge related to the influence of
several fundamental factors on underpricing.

Keywords: DER, ROA, NPM, EPS, Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh masing masing variabel (DER, ROA, NPM,
Underpricing EPS) terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering di BEI
tahun 2016 -2018.Pengujian dilakukan dengan mengunakan sampel 31 perusahan yang
melakukan initial public offering terdaftar di BEI tahun 2016 -2018, mengunakan metode
purposive sampling. Metode pengolahan data mengunakan SPSS dengan uji deskriptif, uji
asumsi klasik, serta dalam pengukuran hipotesis mengunakan analisis regresi berganda.
Hasil di penelitian ini menujukan adanya pengaruh ROA dan EPS terhadap underpricing,
sedangkan DER dan NPM tidak berpengaruh terhadap underpricing. Diharapkan penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk investor dalam menganalisis
laporan keuangan yang akan dijadikan acuan dalam berinvestasi, sedangkan untuk
akademisi dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh beberapa
faktor fundamental terhadap underpricing.
.

2021 FEB UPNVJT. All rights reserved

390
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

1. PENDAHULUAN Share) memiliki pengaruh terhadap Underpricing?.


Pada pasar perdana perusahaan melakukan Harapan peneliti, dengan penelitian yang telah
kegiatan penjualan sekuritas (saham) yang sering dilakukan dapat memberikan manfaat bagi
disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO). Akademisi: dapat menambah ilmu pengetahuan
Masalah yang sering muncul dari IPO adalah yang berkaitan dengan pengaruh beberapa faktor
terjadinya Underpricing, yang menunjukan bahwa faktor terhadap underpricing. Bagi Praktisi:
sebenarnya harga saham pada waktu perdana relatif sebagai bahan pertimbangan untuk investor dalam
lebih rendah dibanding saat diperdagangkan menganalisis laporan keuangan yang akan
dipasar sekunder. Kondisi underpricing tidak dijadikan acuan dalam berinvestasi.
menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan
Go Public karena dana yang diperoleh tidak 2. AJIAN LITERATUR
maksimal.Di Indonesia sendiri, sebagian besar A. Teori Signaling
perusahaan yang melakukan IPO di BEI Signaling Theory menyatakan bahwa
mengalami fenomena underpricing. Hal ini dapat perusahaan yang bereputasi baik akan sengaja
dilihat pada Gambar 1. berikut. memberikan sinyal kepada pasar dengan harapan
pasar dapat membedakan perusahaan yang baik dan
80 79
80 63
buruk. Pada penelitian ini investor membutuhkan
56
60 44
sinyal dari manajemen perusahan lewat laporan
40 28
35 keuangan yang akan dijadikan pertimbangan dalam
20
10
16 melakukan investasi.
0
Perusahaan memiliki informasi mengenai
2016 2017 2018 kualitas dan prospek perusahaan yang tidak
diketahui oleh investor. Perusahaan dengan tingkat
ekspektasi yang baik akan berusaha menunjukkan
kualitas perusahaannya dengan underpricing. Hal
PERUSAHAAN UNDERPRICING
ini dikarenakan hanya perusahaan yang memiliki
PERUSAHAAN IPO
Gambar 1. Perusahan yang IPO dan mengalami
kualitas baik yang berani megambil risiko atas
kerugian selama IPO dan mampu mengembalikan
Underpricing dari Tahun 2016 - 2018
Sumber : Data diolah, 2020
kerugian yang dialami saat IPO. Perusahaan yang
memiliki proyek investasi yang bagus akan
Pada Gambar 1. dapat diketahui persentase menarik investor dengan menawarkan saham yang
perusahaan yang mengalami peristiwa underpricing rendah karena perusahaan telah mengetahui bahwa
pada saat melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia harga sahamnya di masa datang lebih tinggi dari
periode 2016- 2018. Presentase underpricing pada harga perdana saat IPO. Sehingga jika harga saham
tahun 2016 sebesar 63 %, tahun 2017 sebesar 80% di pasar sekunder naik, maka diharapkan emiten
dan tahun 2018 sebesar 79%. Hal ini menjadi akan memperoleh keuntungan yang lebih pada saat
indikasi yang kuat bahwa sebagian besar melakukan penawaran saham selanjutnya.
perusahaan yang melaksanakan IPO di Bursa Efek B. Underpricing
Indonesia mengalami underpricing. Berdasarkan Underpricing adalah perbedaan antara harga
fenomena tersebut, beberapa penelitian telah awal di mana saham perusahaan ditawarkan dan
melakukan faktor faktor yang diduga harga penutupan saham pada hari pertama
mempengaruhi terjadinya Underpricing pada perdagangan. Harga yang dijual di pasar perdana
perusahaan yang melakukan IPO. ditentukan berdasarkan kesepakatan antara emiten
Dalam penelitian ini dapat ditentukan rumusan dengan penjamin emisi (Underwriter). Sedangkan
maslahnya: 1) Apakah DER (Debt Equity Ratio) harga yang terealisasi di pasar sekunder terbentuk
memiliki pengaruh terhadap Underpricing?; 2) dari mekanisme pasar, sesuai dengan permintaan
Apakah ROA (Return On Asset) memiliki dan penawaran saham tersebut.
pengaruh terhadap Underpricing?; 3) Apakah NPM C. DER (Debt to Equity Ratio)
(Net Profit Margin) memiliki pengaruh terhadap
Debt to Equity Ratio merupakan persentase dari
Underpricing?; dan 4) Apakah EPS (Earning Per
perbandingan total hutang terhadap total ekuitas

391
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

perusahaan pada saat perusahaan melakukan H4: Earning Per Share (EPS) berpengaruh
penawaran perdana. Menurut penelitian Putu terhadap Underpricing Initial Public Offering
Widhiastina Rida Prihatni (2016) Debt to Equity (IPO) di BEI
Ratio berpengaruh signifikan dan hubungan positif
G. Kerangka Berpikir
dengan underpricing karena semakin tinggi DER
Semakin tinggi pula risiko finansial atau risiko DER (X1)
kegagalan perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman. Oleh sebab itu perusahaan dengan DER ROA (X2)
Underpricing
yang tinggi memiliki ketidakpastian yang tinggi NPM (X3) (Y)
dan mengakibatkan tingkat underpricing yang
tinggi pula. EPS (X4)
H1: DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh
positif terhadap Underpricing Initial Public 3. METODOLOGI PENELITIAN
Offering (IPO) di BEI. Penelitian ini mengunakan jenis analisis
D. ROA (Return on Assets) deskriptif dan memakai pendekatan kuantitatif.
Return On Assets merupakan informasi tingkat Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan sebagai
profitabilitas atau keuntungan yang dicapai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
perusahaan. Menurut Penelitian Nanda Din positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi
Nurazizah, Majidah (2019) menyimpulkan bahwa atau sample tertentu (Priyatno, 2014). Terdapat 2
secara parsial ROA berpengaruh negatif terhadap Variabel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
tingkat underpricing Semakin tinggi ROA suatu Variabel independen dan Variabel dependen.
perusahaan maka semakin rendah tingkat Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
underpricing karena investor menilai bahwa Underpricing. Menurut Pahlevi (2014)
perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga Underpricing adalah Selisih harga penutupan
investor bersedia membeli saham perdana dengan (Closing Price) di hari pertama pasar sekunder
harga yang lebih tinggi. dengan harga penawaran umum (Offering Price).
H2: ROA (Return on Assets) berpengaruh negatif Sedangkan Underpricing, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
terhadap Underpricing Initial Public Offering
(IPO) di BEI. IR= Pt1- Pt0
E. NPM (Net Profit Margine) Pt0 X 100 %
Net Profit Margin disebut juga dengan rasio
Keterangan :
pendapatan terhadap penjualan. Margin laba yang
tinggi lebih disukai karena menunjukan bahwa IR = initial return
perusahaan mendapatkan hasil yang baik. Net Pt0 = harga penawaran perdana
Profit Margin disebut juga dengan rasio (Offering Price)
pendapatan terhadap penjualan. Menurut Penelitian Pt1 = harga pertama penutupan pada
Pahlevi (2014) menunjukkan adanya pengaruh pasar sekunder (Closing Price)
NPM terhadap underpricing. Variabel Independen dari penelitian ini adalah:
H3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh 1. DER (Debt to Equity Ratio) menunjukan
terhadap Underpricing Initial Public Offering kemampuan perusahaan dalam membayar
(IPO) di BEI. hutangnya dengan ekuitas yang dimiliki.
F. EPS (Earning Per Share) Variabel ini diukur dengan persentase dari total
Earning Per Share (EPS) dapat digunakan hutang terhadap total ekuitas perusahaan pada
sebagai gambaran bagi investor mengenai
saat perusahaan melakukan penawaran perdana.
keuntungan yang akan diperoleh dalam suatu
periode tertentu dengan memiliki suatu saham. DER : Total Liability
Penelitian Handayani (2008) menunjukkan adanya Total Equity
hubungan antara EPS dengan tingkat underpricing.

392
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

2. ROA (Return On Asset) merupakan rasio penelitian ini adalah 31 perusahaan yang melakukan
penting yang dapat dipergunakan untuk initial public offering (IPO) tahun 2016-2018 di BEI.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
mengukur kemampuan perusahaan dengan ini adalah analisis regresi linier berganda yang
investasi yang telah ditanamkan (aset yang sebelumnya telah diuji dengan menggunakan Uji
dimilikinya) untuk mendapatkan keuntungan deskriptif dan Uji Asumsi Klasik.
(Ghozali dan Mansur, 2002). Rasio Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian Jumlah
No Keterangan
ini adalah ROA terakhir sebelum perusahaan Perusahaan
melakukan penawaran saham perdana. Return Perusahaan yang
melakukan Initial Public
on Assets dihitung menggunakan rasio antara
1. Offering (IPO) Di BEI 107
jumlah laba bersih perusahaan dengan total aset selama Periode 2016-
yang dimiliknya 2018
Perusahaan yang
ROA : Laba Bersih setelah pajak
mengalami underpricing
Total Aktiva 2. 82
selama periode 2016 -
2018
3. NPM (Net Profit Margin) menggambarkan Perusahaan yang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Underpricing dan
3. 56
mengalami laba periode
pendapatan atau meningkatkan jumlah
2016 -2018
penjualan. Net Profit Margin merupakan Perusahaan yang
perbandingan antara laba bersih setelah pajak memiliki data lengkap
4. 40
dengan penjualan bersih. yang disajikan di website
IDX
NPM : Laba Bersih setelah pajak
5. Data Outliner 9
Penjualan Bersih
Jumlah Sampel
4. EPS (Earning Per Share) merupakan 6. 31
Perusahaan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak
pada satu tahun buku dengan jumlah saham 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diterbitkan (outstanding shares). Rasio Dari hasil statistik deskriptif menunjukkan
laba per lembar saham ini dapat digunakan bahwa variabel DER memiliki nilai minimum
sebagai gambaran bagi investor mengenai sebesar 0,03 nilai maximum sebesar 3,4 nilai rata-
rata sebesar 0,7929 nilai standar deviasi sebesar
keuntungan yang akan diperoleh dalam suatu
0,82875 . Variabel ROA memiliki nilai minimum
periode tertentu dengan memiliki suatu saham sebesar 0,00 nilai maximum sebesar 0,15 nilai rata-
(Tandelilin, 2001). Earning Per Share (EPS) rata sebesar nilai 0,0542 standar deviasi sebesar
dapat dirumuskan sebagai berikut: 0,03705.
EPS : Laba Bersih setelah pajak Tabel 2. Hasil dari Uji Statistik Deskriptif
Jumlah Saham Yang beredar Std.
Variabel N Min Max Mean
Dalam penelitian ini data yang digunakan Dev
adalah dokumentasi data-data sekunder yang DER 31 0,03 3,40 0,79 0,82
dilakukan di BEI dengan menggunakan data-data ROA 31 0,00 0,15 0,05 0,03
yang dapat diakses melalui website IDX yaitu NPM 31 0,00 22,02 0,83 3,93
http://www.idx.co.id/.Instrumen penelitian berupa
EPS 31 0,28 126,57 28,02 36,26
laporan keuangan perusahaan perusahan yang
melakukan initial public offering (IPO) tahun 2016- Underpricing 31 0,06 63,75 3,96 11,33
2018. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Sumber: data diolah, 2020
perusahaan perusahan yang melakukan initial public Variabel NPM memiliki nilai minimum sebesar
offering (IPO) tahun 2016-2018. Sampel dalam 0,00 nilai maximum sebesar 22,02 nilai rata-rata
393
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

sebesar 0,8351 nilai standar deviasi sebesar


3,93337. Variabel EPS memiliki nilai minimum Tabel 5. Uji Autokolerasi
sebesar 0,28 nilai maximum sebesar 126,57 nilai DW Dl dU 4-dL 4-dU
rata-rata sebesar 28,0255 nilai standar deviasi
1,923 1,0904 1,8252 2,9096 2,1748
sebesar 36,26866.Variabel Underpricing memiliki
Sumber: data diolah
nilai minimum sebesar 0,06 nilai maximum 63,75
sebesar nilai rata-rata sebesar 3,9646 nilai standar B. Uji Regresi Linear Berganda
deviasi sebesar 11,33272. Tabel6. Uji Regresi Linear Berganda
A. Uji Asumsi Klasik Variabel B
1. Uji Normalitas Data Constant -0,545
Tabel 3. Hasil dari Uji One DER 0,724
Sample Kolmogorov Smirnov Test ROA 0,456
N Kolmogorov- Asymp.Sig Keterangan NPM -0,029
Smirnov Z (2- tailed)
EPS 0,130
31 1,242 Normal Sumber: data diolah, 2020
0,092 Berdasarkan tabel 6. Dapat dirumuskan
Sumber: data diolah, 2020 persamaan regresi linier berganda adalah sebagai
Hasil uji Tabel 3 diatas menunjukan bahwa berikut:
nilai sig 0,092 >0,05, yang berarti bahwa data Underpricing = - 0,545 +0,724X1 + 0,456X2 -
distribusi dengan normal. 0,029X3 +0,130X4+ e
2. Uji Multikolinearitas Keterangan :
Tabel 4. Hasil dari Uji Multikolinearitas a. Nilai Konstanta Variabel Underpricing (Y)
Variabel = - 0,545. Uji model regresi memiliki nilai
Tolerance VIF Keterangan
Independen
konstanta sebesar -0,545 secara sistematis
DER 0,732 1,367 Tidak Multikolerasi
ROA 0,392 2,551 Tidak Multikolerasi menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas
NPM 0,925 1,081 Tidak Multikolerasi DER, ROA,NPM, EPS sama dengan nol (0)
EPS 0,461 2,171 Tidak Multikolerasi maka nilai variabel Underpricing adalah -
Sumber: data diolah, 2020 0,545.
Hasil uji tabel 4 menunjukan nilai Tolerence
b. Koefisien Regresi Variabel DER (X1) =
dari semua variabel Independen > 0,10 dan VIF <
10, berarti tidak terdapat multikolerasi yang terjadi 0,724. Nilai koefisien regressi DER (X1)
diantar variabel bebas. bertanda positif. Hal ini menunjukan bahwa
3. Uji Heteroskedasistas DER memiliki hubungan yang berlawanan
Gambar 2. Uji Heteroskedasistas arah terhadap Y (Underpricing) yaitu setiap
kenaikan DER sebesar 1 satuan, maka akan
terjadi penurunan underpricing sebesar
0,724.
c. Koefisien Regresi Variabel ROA (X2) =
0,456. Nilai koefisien regressi ROA (X2)
bertanda positif. Hal ini menunjukan bahwa
ROA memiliki hubungan yang berlawanan
Hasil Uji Heteroskedasistas di gambar 2. arah terhadap Y (Underpricing) yaitu setiap
menunjukan titik titik menyebar secara acak serta kenaikan ROA sebesar 1 satuan, maka akan
tanpa menunjukan pola yang khusus, yang berarti terjadi penurunan underpricing sebesar
tidak terjadi Heteroskedasistas.
0,456.
4. Uji Autokorelasi
d. Koefisien Regresi Variabel NPM (X3) = -
Metode pengujian mengunakan dengan uji
Durbin-Watson (DW test). 0,029. Nilai koefisien regressi NPM (X3)

394
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

bertanda negatif. Hal ini menunjukan 3. T- hitung untuk NPM didapat sebesar -0,101
bahwa NPM memiliki hubungan yang dan sig 0,920> 0,05 maka dapat diartikan
searah terhadap Y (Underpricing) yaitu bahwa NPM mempunyai tidak berpengaruh
pada return saham secara signifikan.
setiap kenaikan NPM sebesar 1 satuan,
4. T- hitung untuk EPS didapat sebesar 2,711 dan
maka akan terjadi peningkatan sig 0,012> 0,05 maka dapat diartikan bahwa
underpricing sebesar 0,029. EPS mempunyai pengaruh pada Underpricing
e. Koefisien Regresi Variabel EPS (X4) = secara signifikan.
0,130. Nilai koefisien regressi EPS (X4) 2. Koefisien Determinasi
bertanda positif. Hal ini menunjukan bahwa Tabel 10. Uji Koefisien Determinasi
EPS memiliki hubungan yang berlawanan Adjusted R
R R Square
Square
arah terhadap Y (Underpricing) yaitu setiap
0,473 0,224 0,105
kenaikan EPS sebesar 1 satuan, maka akan Sumber: data diolah, 2020
terjadi peningkatan underpricing sebesar Analisis korelasi (R) adalah sebesar 0,473
0,029. menunjukkan bahwa korelasi DER (X1), ROA
C. Uji Kelayakan Model (Uji F) (X2), NPM(X3) dan EPS (X4), pada Underpricing
Tabel 7. Uji F memiliki hubungan yang kuat. Analisis nilai
Variabel Fhitung Ftabel Sig Kriteria Ket. determinasi (R2) sebesar 0.224 dalam penelitian ini
Ho dapat diartikan bahwa kontribusi pengaruh DER,
Regression 4,608 2,743 0,006 <0,05
Ditolak ROA, NPM, dan EPS terhadap Underpricing
Sumber: data diolah, 2020
adalah 22,4%, sedangkan sisanya 77,6% adalah
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi
0,006 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
4,608 lebih besar dari pada Ftabel sebesar 2,743. Maka dalam penelitian ini.
dapat disimpulkan bahwa model regresi variabel DER,
ROA, NPM , EPS berpengaruh signifikan secara 5. KESIMPULAN DAN SARAN
bersama-sama terhadap Underpricing. A. KESIMPULAN
D. Uji Hipotesis Pengujian dilakukan untuk mengetahui pada
1. Uji t variabel DER, ROA, NPM, EPS apakah memiliki
Tabel 8. Uji t pengaruh pada Underpricing.Berdasarkan pembahasan
Variabel Thitung Ttabel Sig Kriteria Ket. yang telah diuraikan diatas, penelitian ini menunjukan
H1 bahwa ROA dan EPS memiliki pengaruh yang
DER 0,526 2,056 0.604 <0,05 Ditolak signifikan terhadap Underpricing disini berarti semakin
H2 banyak laba yang dihasilkan dapat mempengaruhi
ROA 2,852 2,056 0,008 <0,05 Diterima jumlah Underpricing yang akan diterima oleh investor.
H3 Kemudian untuk DER, NPM tidak mempunyai
NPM -0,101 2,056 0,920 <0,05 Ditolak pengaruh signifikan terhadap Underpricing yang
H4
artinya kemampuan perusahaan dalam membayar
EPS 2,711 2,056 0,012 <0,05 Diterima hutang dan rasio pendapatan tidak berpengaruh pada
Underpricing. Dengan ini, investor dapat menjadikan
Sumber: data diolah, 2020
bahan pertimbangan dalam menganalisis laporan
Dari hasil pengujian statistik uji t dihasilkan keuangan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
adalah: Underpricing.
1. Nilai T-hitung untuk DER di dapat sebesar Penelitian ini tentunya tidak terlepas dengan adanya
0,526 dan sig 0,604> 0,05 maka dapat diartikan keterbatasan, dimana penelitian ini hanya mengunakan
bahwa DER tidak mempunyai pengaruh pada beberapa variabel penelitian sebagai proposi pengaruh
Underpricing secara signifikan dari faktor fundamental terhadap Underpricing juga
2. T- hitung untuk ROA didapat sebesar 2,852 dan masih relatif kecil yang ditunjukan dari nilai
sig 0,008< 0,05 maka dapat diartikan bahwa determinasi senilai 22,4%. Sehingga untuk penelitian
ROA mempunyai pengaruh pada Underpricing selanjutnya alangkah lebih baik bila menambah variabel
secara signifikan lain untuk melihat pengaruh terhadap Underpricing

395
JDEP Vol. 4 No. 1 (2021)

seperti, likuiditas dan ukuran perusahan, maupun Mahatidana, Muhamad Rexy Aji; Yunita, Irni
inflasi. (2017). An Examination Factors Influencing
B. SARAN Underpricing Of Ipos In Financial And
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan Manufacturing Industries On The Indonesia
diatas, maka saran yang peneliti berikan terhadap Stock Exchange Over The Period Of 2011-
pihak-pihak yang berkepentingan adalah: 2016. International Journal Of Scientific And
1. Bagi perusahaan yang melakukan initial public Research Publication.
offering sebaiknya menggunakan underwriter Mayasari, Triya, Yusuf Yulianto, Agung (2018).
yang bereputasi baik dan sudah berpengalaman Pengaruh Return On Equity,Net Profit
agar dapat meminimalkan resiko kegagalan Margin, Ukuran Perusahaan Terhadap
dalam melakukan IPO. Karena underwriter Underpricing. Jurnal Kajian Akuntansi.
yang bereputasi tinggi berani menetapkan harga Nurazizah, Nanda Din, Majidah (2019). Analisis
saham perdana sesuai dengan kondisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
perusahaan tersebut. Underpricing Pada Saat Initial Public Offering
2. Bagi investor yang melaukan investasi pada (Ipo) Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
perusahaan yang melakukan initial public Mea (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi).
offering sebaiknya mempertimbangkan faktor- Priyatno, D. (2014). Spss22 Pengolah Data
faktor yang terbukti mempengaruhi Terpraktis . Yogyakarta: Andipublisher.
underpricing agar dapat meminimalkan resiko Rahmawati, Dia, Saifudin (2016). Pengaruh
dalam melakukan investasi. Informasi Akuntansi Dan Non Akuntansi
Terhadap Underpricing Ketika Initial Public
DAFTAR PUSTAKA Offering Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Choie, K. S. (2016). Factors Of Ipo Underpricing Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.
In Korea. International Journal Of Economics Setiawan, D. (2018). Determinan Underpricing
And Finance. Pada Saat Penawaran Saham Perdana. Jurnal
Daily, Catherine M; S, Trevis Cetro; Dan , R Akuntansi Dan Pendidikan.
Dalton; Rungpen, Roengpitya (2003). Ipo Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi Dan
Underpricing: A Meta-Analysis And Research Manajemen Portofolio. Yogyakarta: Bpfe-
Syntesis. Journal Enterpreneursip Theory And Yogyakarta.
Practic. Widhiastina, Putu; Prihatni, Rida (2016). Pengaruh
Djashan, I. A. (2017). Analisis Faktor-Faktor Return On Asset, Financial Leverage, Dan
Terhadap Underpricing Saham Perdana. Ukuran Perusahaan Terhadapunderpricing
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial
Hartono, J. (2003). Teori Portofolio Dan Analisis Public Offering (Ipo) Di Bursaefek Indonesia.
Investasi. Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta. Jurnal Ilmiahwahana Akuntansi.

396

Anda mungkin juga menyukai