TUGAS 2
2. Jelaskan macam-macam bentuk respon penderita terhadap obat, baik berdasarkan aspek
fisiologi, patologi dan lingkungan!
Jawab :
a. Fisiologis
Kondisi fisiologis penderita harus diperhatikan sebelum memilih obat yang tepat
karena setiap penderita memiliki kondisi fisiologis yang berbeda. Faktor fisiologi
memengaruhi respon penderita terhadap obat. Faktor-faktor fisiologi yang
mempengaruhi respon penderita terhadap obat dapat digolongkan berdasarkan usia.
1) Pemberian obat untuk anak-anak dibawah 20 tahun membutuhkan perhitungan
khusus karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan
dengan orang dewasa. Bayi baru lahir (neonatus) : lebih rentan obat karena fungsi
hati, ginjal dan sistem enzim belum berkembang sempurna
2) Untuk orang lanjut usia, sensitif obat karena sirkulasi darah menurun, albumin
darah menurun, fungsi hari dan ginjal turun, eliminasi lambat, yang keadaan
fisiknya sudah mulai menurun, dosis yang diberikan harus lebih kecil daripada
dosis maksimum
3) Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya obat diberikan
dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan, beberapa obat yang dapat mengakibatkan
abortus dan kelainan janin dilarang penggunaannya. Wanita menyusui juga tidak
boleh menggunakan obat-oabatan tersebut karena obat dapat diserap oleh bayinya
melalui air susu ibu (ASI).
b. Patologis
Ketentuan umum pada pemilihan obat berdasarkan kondisi patologis penderita harus
diperhatikan. Faktor patologi memengaruhi respon penderita terhadap obat. Faktor-
faktor patologis yang mempengaruhi respon penderita terhdap obat terbagai menjadi
beberapa golongan berdasarkan organ utama yang melakukan fungsi farmakokinetik
tubuh sebagai sebut :
1) Penyakit/ Gangguan Saluran Pencernaan
Penyakit ini dapat mengurangi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi pada
pemberian oral melalui perlambatan pengosongan lambung, percepatan waktu
transit dalam saluran cerna, malabsorpsi, dan metabolisme dalam saluran cerna
2) Penyakit Kardiovaskuler
Pengakit ini mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hati dan ginjal untuk
eliminasi obat, sehingga kadar obat tinggi dalam darah dan menimbulkan efek
yang berlebihan atau bahkan efek toksik
3) Penyakit Hati
Penyakit ini mengurangi metabolisme obat di hati dan sistesis protein plasma
sehingga meningkatkan kadar obat, terutama kadar obat bebasnya dalam darah
dan jaringan, sehingga mengakibatkan terjadinya respon yang berlebihan atau efek
toksik
4) Penyakit Ginjal
Penyakit ini mengurangi ekskresi obat aktif maupun metabolitnya yang aktif
melalui ginjal sehingga meningkatkan kadarnya dalam darah dan jaringan, dan
menimbulkan respons yang berlebihan atau efek toksik.
4. Jelaskan macam-macam bentuk respon penderita terhadap obat, baik berdasarkan aspek
farmakoinetika dan farmakodinamika
Jawab :
a. Berdasarkan aspek farmakokinetik
Farmakokinetik adalah proses obat memasuki tubuh dan akhirnya keluar dari tubuh
Proses ini terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat dari tubuh
manusia.
1) Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah
Aadaa beberapa hal yang harus diperhatikan pada absorpsi obat :
a) Metode absorpsi ada yang disebut sebagai transport pasif dan transport aktif
- Transport pasif, tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses
difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke
daerah dengan konsentrasi rendah
- Transport aktif, transport aktif memerlukan energi untuk menggerakkan
obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah konsentrasi
obat tinggi.
b) Kecepatan absorpsi. Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi
sistematik hanya sedikit sel, maka absorpsi terjadi cepat dan obat segera
mencapai level pengobatan dalam tubuh. Kecepatan absorpsi itu adalah
sebagai berikut :
- Detik s/d menit : SL, IV, inhalasi
- Lebih lambat : oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
- Lambat sekali, berjam-jam/ nerhari-hari : per rektal/ sustained frelease
c) Faktor yang memengaruhi penyerapan
- Aliran arah ke tempat absorpsi
- Totaal luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi
- Waktu kontak permukaan absorpsi
d) Kecepatan absorpsi
2) Distribusi obat. Adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh. Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor,
yaitu
a) Aliran darah
b) Permeabilitas kapiler
c) Ikatan protein
3) Metabolisme obat. Adalah proses tubuh merubahan komposisi obat sehingga
menjadi lebih larut ait/ untuk dapat dibuang keluar tubuh. Faktor – faktor yang
memengaruhi metabolisme adalah
a) Kondisi khusus, beberapa penyakit tertentu antara lain penyakit hepar seperti
sirosis
b) Pengaruh gen
c) Pengaruh lingkungan, contohnya rokok, keadaaam stress, penyakit lama,
operasi, cedera
d) Usia
4) Ekskresi obat. Artinya eliminasi/ pembuangan obat dari tubuh. Sebagain besar
obat dibuang dari tubuh oleh ginjal melalui urin, obat juga dapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kuliat dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal.
b. Farmakodinamika
Yaitu subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat,
serta mekanisme kerjanya.
1) Mekanisme kerja obat
Kebanyak obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organisme. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan
biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tertentu
2) Reseptor
Obat protein merupakan reseptor obat yang paling penting.
3) Transmisi sinyal biologis
Penghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor
yang terdapat dipermukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim.
4) Interaksi obat-reseptor
Ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah
(ikatan ion, hydrogen, hindrofilik, van der Waaks), mirip ikatan antara substrat
dengan enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.
5) Antagonisme farmakodinamik
- Antagonis fisiologik yang terjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem
reseptor yang berlainan; dan
- Antagonisme pada reseptor, yaitu obat yang menduduki resptor yang sama
tetapi tidak mampu menimbulkan efek farmakologi secara instinsik
6) Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor
5. Bagaimana hubungan antara dosis, rute pemberian obat terkait respon tubuh terhadap
obat?
Jawab :