Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

1. Jelaskan prinsip dasar pemberian obat?


Jawaban :
2. Jelaskan apa yang dimaksud penggunaan obat yang rasional dan bagaimana kriteria
pengobatan rasional?
Jawaban :
 Penggunaan obat secara rasional (POR) atau Rational Use of Medicine (RUM)
merupakan upaya intervensi untuk mencapai pengobatan yang efektif.
 Penggunaan obat rasional adalah menggunakan obat berdasarkan indikasi yang
manfaatnya jelas terlihat dapat diramalkan (evidence based therapy).
 Manfaat tersebut dinilai dengan menimbang semua bukti tertulis uji klinik yang
dimuat dalam Pustaka yang dilakukan melalui evaluasi yang sangat bijaksana.
Menurut WHO (1987), pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria :
a. Sesuai dengan indikasi penyakit
b. Tersedia setiap saat dengan harga terjangkau
c. Diberikan dengan dosis yang tepat
d. Cara pemberian dengan interval waktu pemberian obat yang tepat
e. Lama pemberian yang tepat
f. Obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu terjamin dan aman
3. Apa yang dimaksud dengan “benar” dalam pemberian obat, dalam praktek keperawatan?
Jawaban : supaya dapat tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus
melakukan 6 hal yang benar :
a. Benar klien/pasien
b. Benar obat
c. Benar dosis
d. Benar wakru pemberian
e. Benar cara/rute
f. Benar dokumentasi
4. Jelaskan indikator dari penggunaan obat yang rasional!
Jawaban :
a. Indikator inti
1) indikator peresepan
a) Rerata jumlah item dalam setiap resep
b) Persentase peresepan dengan nama generic
c) Persentase peresepan dengan antibiotic
d) Persentase peresepan dengan suntikan
e) Persentase peresepan yang sesuai dengan daftar obat esensial
2) indikator pelayanan
a) Rerata waktu konsultasi
b) Rerata waktu penyerahan obat
c) Persentase obat yang sesungguhnnya diserahkan
d) Persentase obat yang di label secara adekuat
3) indikator Fasilitas
a) Pengetahuan pasien mengenai dosis yang benar
b) Ketersediaan daftar obat esensial
c) Ketersediaan key drugs
b. indikator tambahan
indikator ini dapat diperlukan sebagai tambahan terhadap indikator inti. indikator ini
tidak kurang pentingnya dibandingkan indikator inti, namun sering datanya
dipergunakan sulit diperoleh atau interpretasi terhadap data tersebut mungkin sarat
muatan lokal.
1) Persentase pasien yang diterapi tanpa obat
2) Rerata biaya obat tiap peresepan
3) Persentase biaya untuk antibiotic
4) Persentase biaya untuk suntikan
5) Peresepan yang sesuai dengan pedoman pengobatan
6) Persentase pasien yang puas dengan pelayanan yang diberikan
7) Persentase fasilitas Kesehatan yang mempunyai akses kepada informasi yang
obyektif
5. Apa dampak dari pengobatan yang tidak rasional dan berikan contoh pengobatan yang
tidak rasional tersebut!
Jawaban :
Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional
 Sulitnya mendapatkan obat dan dosis yang tidak tepat menyebabkan kejadian
morbiditas dan mortalitas serius
 Terutama pada penyakit infeksi pada anak dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes,
epilepsy, dan gangguan mental)
 Penggunaan obat yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan pemborosan
sumber obat (terutama vital) dan keuangan, outcome yang buruk dan ADR
 Penggunaan antibiotic yang berlebihan menyebabkan peningkatan kejadian resitensi
antimikroba
 Penggunaan injeksi non-steril meningkatkan resiko transmisi hepatitis, HIV/AIDS
dan penyakit yang ditularkan melalui darah lainnnya
 Pada akhirnya, penggunaan obat yang irasional dan berlebihan dapat menstimulasi
peningkatan permintaan obat (yang tidak tepat) dan mengurangi kunjungan pasien,
kepercayaan terhadap system Kesehatan
 Dampak psikososial : pasien mulai percaya “a pill of every ill”→ Increased demand

Contoh pengobatan yang tidak rasional :

a. Pemberian obat untuk penderita yang tidak memerlukan terapi obat


Contoh : pemberian roboransia untuk perangsang nafsu makan pada anak padahal
intervensi gizi jauh lebih bermanfaat.
b. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit
Contoh : pemberian injeksi vitamin B12 untuk keluhan pegal linu
c. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan
Contoh : cara pemberian yang tidak tepat, misalnya pemberian ampisilin sesudah
makan, padahal seharusnya diberikan saat perut kosong atau di antara dua makan
6. Jelaskan bagaimana mengatasi masalah yang berkaitan penggunaan obat yang tidak
rasional!
Jawaban :
 Langkah pertama untuk memperbaiki penggunaan obat yang tidak rasional adalah
dengan mengukurnya.
 Resep, pencampuran dan penggunaan pasien seharusnya di monitor secara regular,
dipandang dari segi :
 Tipe penggunaan obat yang irasional → problem spesifik
 Jumlah penggunaan obat yang irasional → besarnya masalah dapat diketahui dan
dampaknya dapat dimonitor
 Alasan obat digunakan irasional → strategi yang tepat, efektif dan layak dapat
dipilih
7. Jelaskan bagaimana cara menghindari/mencegah kesalahan dalam pemberian obat?
Jawaban :
8. Jelaskan bagaimana cara pemilihan dan cara penggunaan obat?
Jawaban :
9. Sebutkan lokasi/tempat pemberian obat parenteral!
Jawaban : Parenteral kata ini berasal dari Bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar atau tidak melalui saluran cerna. Obat dapat
diberikan melalui intracutan, subcutan, intramuscular dan intravena.
10. Apa yang perlu didokumentasikan dalam setiap pemberian obat?
Jawaban :
Dokumentasi yang benar meliputi informasi :
a. Nama obat
b. Nama pasien
c. Dosis
d. Rute/jalur/cara (tempat pemberian)
e. Waktu dan tanggal
f. Oleh siapa obat itu diberikan (inisial dan tanda tangan perawat/petugas yang
memberikan)
g. Alasan kenapa obat diberikan
h. Respon klien terhadap pengobatan perlu di catat untuk beberapa macam obat seperti :
1) Narkotik – bagaimana efektifitasnya dalam menghilangkan rasa nyeri
2) Analgesik non-narkotik
3) Sedativa
4) Antiemetik
5) Reaksi yang tidak diharapkan terhadap pengobatan, seperti irigasi gastrointestinal
atau tanda tanda kepekaan kulit.
11. Apa yang perlu anda lakukan jika seorang klien menolak untuk menerima pengobatan?
Jawaban : klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan. Tanggung jawab
perawat untuk menentukan, jika memungkinkan alasan penolakan dan mengambil
Langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.
Namun jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan.
12. Apa hal-hal utama yang harus dicatat dalam setiap pemberian obat?
Jawaban : Petugas harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Petugas harus mendokumentasikan
kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan.
13. Apa implikasi dalam perawatan bagi setiap rute pemberian obat?
Jawaban :
Implikasi dalam keperawatan termasuk :
a. Menilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat-obat per
oral
b. Pergunakan Teknik aseptic sewaktu memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan dalam
rute parenteral
c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai
d. Tetaplah Bersama klien sampai obat oral telah ditelan

TUGAS 2

1. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan obat!


Jawab :
Berbagai pertimbangan dalam pemilihan obat agar tidak ada kesalahan dalam pemberian
dosis obat. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat, yaitu :
a. Menimbang manfaat-resiko. Faktor yang saling memengaruhi danmenentukan seperti
kebutuhan, efektivitas, efek samping, dan beban biaya (cost)
b. Gunakan obat yang paling Established (obat yang sudah terpilih untuk indikasi
tertentu, sudah sering digunakan dan ternyata efektif, biasa sudah tercantum dalam
DOE/ Daftar Obat Esensial atau Formularium Rumah Sakit
c. Tallor drug need. Kebutuhan jenis obat harus disesuaikan untuk setiap penderita
d. Gunakan obat yang diketahui paling baik, dengan pengetahuan farmakologi obat
tersebut, sehingga dapat diketahui dengan tepat dosis untuk setiap keadaan, jadwal
pemberian, dan potensinya untuk menghindari timbulnya efek samping
e. Tailor drug dose. Dosis obat harus disesuaikan dengan penderita, karena semua
penderita memerlukan dosis yang sama
f. Gunakan dosis efektif terkecil. Penambahan dosis tidak selalu meningkatkan
intensitas efek. Dengan memperbesar dosis, efek samping akan lebih sering timbul.
g. Pilihlah cara pemberian yang paling aman. Sebagai acuan pemberian oral lebih aman
dan murah jika dibandingkan dengan pemberian parental.
h. Jangan memilih sediaan karena produk baru. Pelajari dulu khasiat, dosis, indikasi,
kontraindikasi, dan efek sampingnya.
i. Jangan ketinggalan menggunakan obat baru yang lebih baik
j. Cocokkan data atau material promosi pabrik obat dengan buku-buku atau jurnal
terbaru dan kritis isinya, karena semua keputusan termasuk brosur yang dikeluarkan
perusahaan obat dimaksudkan untuk mneunjang penjualan obat.

2. Jelaskan macam-macam bentuk respon penderita terhadap obat, baik berdasarkan aspek
fisiologi, patologi dan lingkungan!
Jawab :
a. Fisiologis
Kondisi fisiologis penderita harus diperhatikan sebelum memilih obat yang tepat
karena setiap penderita memiliki kondisi fisiologis yang berbeda. Faktor fisiologi
memengaruhi respon penderita terhadap obat. Faktor-faktor fisiologi yang
mempengaruhi respon penderita terhadap obat dapat digolongkan berdasarkan usia.
1) Pemberian obat untuk anak-anak dibawah 20 tahun membutuhkan perhitungan
khusus karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan
dengan orang dewasa. Bayi baru lahir (neonatus) : lebih rentan obat karena fungsi
hati, ginjal dan sistem enzim belum berkembang sempurna
2) Untuk orang lanjut usia, sensitif obat karena sirkulasi darah menurun, albumin
darah menurun, fungsi hari dan ginjal turun, eliminasi lambat, yang keadaan
fisiknya sudah mulai menurun, dosis yang diberikan harus lebih kecil daripada
dosis maksimum
3) Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya obat diberikan
dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan, beberapa obat yang dapat mengakibatkan
abortus dan kelainan janin dilarang penggunaannya. Wanita menyusui juga tidak
boleh menggunakan obat-oabatan tersebut karena obat dapat diserap oleh bayinya
melalui air susu ibu (ASI).
b. Patologis
Ketentuan umum pada pemilihan obat berdasarkan kondisi patologis penderita harus
diperhatikan. Faktor patologi memengaruhi respon penderita terhadap obat. Faktor-
faktor patologis yang mempengaruhi respon penderita terhdap obat terbagai menjadi
beberapa golongan berdasarkan organ utama yang melakukan fungsi farmakokinetik
tubuh sebagai sebut :
1) Penyakit/ Gangguan Saluran Pencernaan
Penyakit ini dapat mengurangi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi pada
pemberian oral melalui perlambatan pengosongan lambung, percepatan waktu
transit dalam saluran cerna, malabsorpsi, dan metabolisme dalam saluran cerna
2) Penyakit Kardiovaskuler
Pengakit ini mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hati dan ginjal untuk
eliminasi obat, sehingga kadar obat tinggi dalam darah dan menimbulkan efek
yang berlebihan atau bahkan efek toksik
3) Penyakit Hati
Penyakit ini mengurangi metabolisme obat di hati dan sistesis protein plasma
sehingga meningkatkan kadar obat, terutama kadar obat bebasnya dalam darah
dan jaringan, sehingga mengakibatkan terjadinya respon yang berlebihan atau efek
toksik
4) Penyakit Ginjal
Penyakit ini mengurangi ekskresi obat aktif maupun metabolitnya yang aktif
melalui ginjal sehingga meningkatkan kadarnya dalam darah dan jaringan, dan
menimbulkan respons yang berlebihan atau efek toksik.

3. Jelaskan pertimbangan pemilihan dan penggunaan obat berdasarkan kondisi khusus!


Jawab :
Ada 2 jenis kondisi khusus yang dimaksud yaitu kehamilan dan laktasi (menyusui)
a. Kehamilan
Pemberian obat pada periode organogenesis berpotensi menimbulkan gangguan
pembentukan organ. Inilah alsan mengapa jika memungkinkan untuk tidak
memberikan obat pada trimester pertama atau meminimalisasi pemberian obat pada
periode tersebut.
Pertimbangkanlah beberapa hal berikut ini sebelum memberikan obat pada saat hamil
karena hampir semua obat dapat melalui plasenta
- Tidak ada obat yang 100% aman untuk janin, maka jika memungkinkan hindari
pemberian obat dan pilih terapi nonfarmakologi sebagai pertimbangan utama
- Obat sebaiknya diresepkan hanya apabila keuntungan pada ibu lebih besar
daripada resiko yang terima oleh janin. Semua obat harus dihindari jika mungkin
selama trimester 1
- Efek obat pada janin dapat tidak sama dengan efek farmakologi pada ibu
- Obat harus diberikan pada dosis efektif terkecil untuk jangka waktu terpendek jika
memungkinkan
- Obat-obat tertentu, seperti dietilstisbstrol, mungkin mempunyai efek
belakangan/tertunda (delay effect) terhadap janin
- Metabolisme obat pada kehamilan lebih lambat dibandingkan saat tidak hamil
- Obat teratogenik yang tidak diketahui, seperti obat sitotoksik, sebaiknya diberikan
kepada wanita pada masa subur yang benar-benar perlu, dan wanita tersebut
sedang menggunakan kontrasepsi yang dapat dipercaya efektivitasnya.
- Efek obat tertentu lebih bertahan lama pada janin daripada ibu, seperti
kloramfenikol
- Pilih obat yang keamasannya sudah jelas dan hindari penggunaan obat yang
belum terbiasa diberikan kepada wanita hamil
- Perhatikan golongan obat yang cara penggunaannya pada kehamilan yang masih
terbatas
b. Menyusui
Penggunaan obat tidak hanya dapat berbahya pada ibu hamil, tetapi juga bagi ibu
menyusui. Hampir setiap makanan, minuman, zat yang terhirup sewaktu bernapas,
termasuk material yang tidak diinginkan seperti bahan kimia, mineral berbahaya
(seperti merkuri), polusi lingkungan, dan obat dapat ditemukan dalam air susu ibu
(ASI). Oleh karena itu, perlu diketahui obat yang aman dan obat-obatan yang saat
digunakan harus disertai penghentian pemberian ASI dalam jangka waktu tertentu.
Pada sebagaian besar kasus, konsentrasi obat dalam ASI cukup rendah, sehingga ibu
tidak perlu menghentikan pemberian ASI, jika bayi tidak memberikan gejala-gejala
tertentu dari efek obat tersebut.
Beberapa pertimbanga :
- Jika memungkinkan, hindari pemberian semua obat saat laktasi
- Gunakan obat yang berdasarkan pengalaman sudah terbukti aman
- Jika terpaksa minum obat, bayi harus disusui segera sebelum obat diminum
- Ketika menyusui dan kebetulan juga minum obat yang tidak bisa ditoleransi, maka
air susu harus dibuang selama kurang lebih 4 kali t1/t2-nya (waktu paruh) obat
yang diminum

4. Jelaskan macam-macam bentuk respon penderita terhadap obat, baik berdasarkan aspek
farmakoinetika dan farmakodinamika
Jawab :
a. Berdasarkan aspek farmakokinetik
Farmakokinetik adalah proses obat memasuki tubuh dan akhirnya keluar dari tubuh
Proses ini terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat dari tubuh
manusia.
1) Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah
Aadaa beberapa hal yang harus diperhatikan pada absorpsi obat :
a) Metode absorpsi ada yang disebut sebagai transport pasif dan transport aktif
- Transport pasif, tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses
difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke
daerah dengan konsentrasi rendah
- Transport aktif, transport aktif memerlukan energi untuk menggerakkan
obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah konsentrasi
obat tinggi.
b) Kecepatan absorpsi. Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi
sistematik hanya sedikit sel, maka absorpsi terjadi cepat dan obat segera
mencapai level pengobatan dalam tubuh. Kecepatan absorpsi itu adalah
sebagai berikut :
- Detik s/d menit : SL, IV, inhalasi
- Lebih lambat : oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
- Lambat sekali, berjam-jam/ nerhari-hari : per rektal/ sustained frelease
c) Faktor yang memengaruhi penyerapan
- Aliran arah ke tempat absorpsi
- Totaal luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi
- Waktu kontak permukaan absorpsi
d) Kecepatan absorpsi
2) Distribusi obat. Adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh. Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor,
yaitu
a) Aliran darah
b) Permeabilitas kapiler
c) Ikatan protein
3) Metabolisme obat. Adalah proses tubuh merubahan komposisi obat sehingga
menjadi lebih larut ait/ untuk dapat dibuang keluar tubuh. Faktor – faktor yang
memengaruhi metabolisme adalah
a) Kondisi khusus, beberapa penyakit tertentu antara lain penyakit hepar seperti
sirosis
b) Pengaruh gen
c) Pengaruh lingkungan, contohnya rokok, keadaaam stress, penyakit lama,
operasi, cedera
d) Usia
4) Ekskresi obat. Artinya eliminasi/ pembuangan obat dari tubuh. Sebagain besar
obat dibuang dari tubuh oleh ginjal melalui urin, obat juga dapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kuliat dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal.
b. Farmakodinamika
Yaitu subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat,
serta mekanisme kerjanya.
1) Mekanisme kerja obat
Kebanyak obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organisme. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan
biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tertentu
2) Reseptor
Obat protein merupakan reseptor obat yang paling penting.
3) Transmisi sinyal biologis
Penghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor
yang terdapat dipermukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim.
4) Interaksi obat-reseptor
Ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah
(ikatan ion, hydrogen, hindrofilik, van der Waaks), mirip ikatan antara substrat
dengan enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.
5) Antagonisme farmakodinamik
- Antagonis fisiologik yang terjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem
reseptor yang berlainan; dan
- Antagonisme pada reseptor, yaitu obat yang menduduki resptor yang sama
tetapi tidak mampu menimbulkan efek farmakologi secara instinsik
6) Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor

5. Bagaimana hubungan antara dosis, rute pemberian obat terkait respon tubuh terhadap
obat?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai