Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yaumi Aidatul Liza

Nim : E1C021123

Kelas : 1D

BAB 2 : KEGIATAN DAN JABATAN GURU

A. Eksistensi dan Protektif Jabatan Guru

Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan (Roestiyah,1982:182). Menurut seorang ahli pendidikan;
"Teacher is a person whocauses a person to know or be able to do something or give a person
knowledge or skill" (Roestiyah, 1982:182). Sedangkan dalam persatuan guru-guru Amerika
Serikat, guru adalah semua petugas yang terlibat dalam tugas-tugas pendidikan (Roestiyah,
1982:182). Menurut Balnadi Sutadipura,guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru
(Saputra, 1983: 54).DictionaryofEducation mengatakan teacher is (1) a person employed in an
official capacity for a purpose ofguiding and directing the learning experiences ofpupilin an
educational institution, wether publicor private. (2) a person who because ofrich or unusual
experiences or education or born in a given field is able to contribute to the growth and
development ofother person who come in contrac with him. (3) a person who has completed a
professional curriculum in a teacher education institution and whose training has been officialiy
recognized by the award of an appropriate teaching sertificat, dan (4) a person who instruct
ethr (Good, 1973: 585),

Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengjar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencariannya, profesinya) mengajar (Moeliono,1958.288). Menurut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional,pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi. Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan
dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi
disebut dosen (Pasal 39 ayat 2 dan 3 No. 20/2003).

Berdasarkan sejumlah sumber itu dapatkah disimpulkan bahwa seorang guru bukan
sekedar memberi ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya atau "mengecer informasi dengan
menjaja-jajakan di depan kelas "(soeparjo,1992).akan tetapi,dia seorang tenaga profesional
yang dapat menjadikan peserta didiknya mampu erencanakan,menganalisis dan menyimpulkan
masalah yang di hadapi. Di samping mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga harus mampu
membentuk pribadi peserta didik. Dilihat di sini, tentu tantangan yang dihadapi oleh guru
pendidikan dasar dan menengah lebih besar.

Dalam Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Pasal 42 ayat 1 dan 2)


menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidik untuk pendidikan formal pada
jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
yang terakreditasi. Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Pasal 39, 40, 41, 43 dan
44) mengakui eksistensi guru sebagai profesi serta sekaligus memberikan perlindungan hukum
dan pengakuan yang lebih pasti terhadap jabatan guru. Dengan itu, profesi guru secara tegas
dilindungi, dihargai, dijamin, diakui keberadaannya oleh hukum. Pengakuan status guru
pengakuan resmi pemerintah bahkan secara yuridis hal itu telah jauh melangkahi apa yang kini
dihadapi oleh profesi keguruan dalam forum internasional. Menurut Basyuni Suriamirdja di
dalam UNESCO dan ILO, status profesional guru masih dalam tarafrekomendasi. Di negara
kita status itu bukan lagi rekomendasi melainkan telah ditegaskan secara yuridis melalui
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Segi lainnya adalah perlindungan
hukum bagi guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dijamin dalam Pasal 40 ayat 1 Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS mengenai hak-hak tenaga kependidikan,
dikemukakan bahwa tenaga pendidik berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
menjalankan tugasnya.Penegasan ini boleh dikatakan luar biasa karena ia memberikan
keistimewaan pada guru. Jadi, guru memiliki "dua jenis" perlindungan hukum, yakni sebagai
warga negara biasa dan sebagai guru.

B. Makna Jabatan Guru sebagai Jabatan Fungsional

Menurut Undang-Undang Nomor 8/1974 tentang Pokok Ke-pegawaian, ada dua jenis
pegawai negeri sipil, yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah
jabatan manajer yang disusun pada struktur organisasi serta di bawahi oleh satu jabatan atasan
dan membawahi beberapa struktur bawahan. Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan
profesi yang disusun untuk menerapkan fungsi tertentu suatu organisasi, yang didasarkan pada
tingkat keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan
profesinya.Keputusan Men-PAN No. 26/1989 tanggal 2 Mei 1989 tentang Angka Kredit bagi
jabatan guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menegaskan bahwa jabatan guru adalah jabatan fungsional bagi pegawai negeri sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
Secara rinci jabatan fungsional sebagai berikut.

Jabatan guru terdiri dari empat bentuk keinginan atau aktivitas,yakni; (1) pendidikan,
(2) proses belajar-mengajar atau bimbingan penyuluhan, (3) pengembangan profesi dan (4)
penunjang proses belajar-mengajar atau bimbingan dan penyuluhan.

Aktivitas pendidikan yang mesti dilakukan oleh guru, yakni mengikuti dan memperoleh ijazah
formal, mengikuti dan memperoleh surat tamat pendidikan dan latihan (STTPL) kedinasan.
Aktivitas PBM atau BP meliputi aktivitas melaksanakan PMB atau praktik atau melaksanakan
proses BP, melaksanakan tugas terpencil, melaksanakan tugas di sekolah. Aktivitas penunjang
PBM/BP meliputi aktivitas melaksanakan pengabdian pada masyarakat dan melaksanakan
kegiatan pendukung pendidikan.

Ruang lingkup kegiatan/aktivitas guru dikaitan dengan angka kreditnya merupakan


konsekwensi logis jabatan fungsional, dan sekaligus menjadi tolak ukur menilai kemampuan
profesionalisme seorang guru. Tiga unsur utama yang menjadi tolak ukur tiap jabatan
fungsional (hingga kini ada dua puluh satu jabatan fungsional dalam jabatan pegawai begeri
sipil di Indonesia) termasuk guru adalah (1) pelaksanaan tugas sehari-hari (2) pengembangan
ilmu dan keterampilan dan (3) pengabdian pada masyarakat (Tempo, 12 Agustus 1989:3).

Unsur-unsur yang dinilai dalam perolehan angka kredit terdiri dari unsur utama
(meliputi aktivitas pendidikan, PBM atau BP dan pengembangan profesi) minimal 70% dan
unsur penunjang (aktivitas penunjang PBM atau BP) maksimal 30%, Besar kecilnya angka
kredit
itu (kedua unsur) ditentukan juga oleh pendidikan terakhir yang dicapai oleh seorang guru.
Penilai itu dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga tingkat; tim pusat dipimpin oleh menteri
bagi golongan IV/a s.d II/d dan tim kabupaten/kotamadya oleh Kakandep bagi golongan II/a
s.d II/d.

Uraian di atas memberikan makna bahwa semua guru mesti mengumpulkan nilai
minimal angka kredit untuk kenaikan pangkat berikutnya. Lengah atau tidak waspada terhadap
hal demikian sedikit saja, bukan tidak mungkin dia akan ditinggalkan oleh teman-
temannya.Cepat tidaknya kenaikan pangkat seseoranguru sangat tergantung kepada kegiatan
dan aktivitas individualnya. Oleh karena itu, sejak itu tidak layak lagi ada guru yang berleha-
leha dan suka berpangku tangan atau datang ke sekolah mengisi presentasi (absen) saja.
Sebaiknya, guru segera memulai usaha peningkatan karier profesinya dengan segera menabung
hasil aktivitas jabatan guru seperti diuraikan di muka yang akan dituangkan dalam angka kredit.

Sistem angka kredit bagi jabatan fungsional guru berlainan dengan jabatan struktural
sehingga jenjang kepangkatan (IV/e) yang kadang-kadang berpengaruh dan bermakna dalam
masyarakat itu tidak lagi bersifat "eksklusif", tetapi terbuka lebar-lebar. Secara teoritis
pemilikan IV/e barang kali tipis bagi banyak guru, terutama di sekolah dasar karena terbentur
seolah-olah "tidak sopan" melangkahi pangkat kepala sekolahnya. Selain itu, guru tidak usah
menunggu empat tahun melalui kenaikan pangkat otomatis, jika jabatan fungsional sudah
berjalan mulus, kenaikan pangkat otomatis tidak berlaku lagi. Dalam tempo dua tahun dia dapat
dinaikkan pangkatnya setelah memenuhi angka kredit yang ditetapkan. Kenaikan pangkat dua
tahun tidak terbatas pada tiga kali, tetapi dapat berlaku terus-menerus hingga pangkat tertinggi
(IV/e).

Jawab Pertanyaan-Pertanyaan berikut.

A. Uraikan perbedaan jabatan struktural dengan jabatan fungsional pegawai negeri sipil dan
sebutkan contohnya.

B. Bagaimana pendapat Supardjo tentang guru profesional?

C. Sebutkan tugas seorang tenaga pendidik profesional menurut undang-undang sistem


pendidikan nasional.
D.Selain mengajar, guru juga diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik. Hal
ini merupakan tantangan yang tidak mudah dilaksanakan. Mengapa demikian?

JAWAB

A.# Jabatan struktural adalah jabatan manajer yang disusun pada struktur organisasi serta di
bawahi oleh satu jabatan atasan dan membawahi beberapa struktur bawahan.
Contoh : PNS dengan jabatan struktural tingkat pusat adalah: Sekretaris Jenderal (Setjen),
Direktur Jenderal (Dirjen), Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh PNS dengan jabatan
struktural tingkat daerah adalah: kepala kantor kedinasan, kepala bagian kantor daerah, kepala
camat, dan lurah.

#jabatan fungsional adalah jabatan profesi yang disusun untuk menerapkan fungsi tertentu
suatu organisasi, yang didasarkan pada tingkat keahlian dan keterampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi dan profesinya.

CONTOH:Contoh jabatan fungsional keahlian adalah dokter, dosen, ahli kurikulum,


akuntan, dan lain-lain. Contoh jabatan fungsional keterampilan adalah teknisi penerbangan,
asisten perawat, paramedik veteriner, teknisi penelitian dan perekayasaan, asisten teknik
pengairan, dan lain-lain.

B.pendapatnya adalah seorang guru bukan sekedar memberi ilmu pengetahuan kepada peserta
didiknya atau "mengecer informasi dengan menjaja-jajakan di depan kelas "(soeparjo,1992).

C. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,pendidik merupakan tenaga


profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.

D. Karna setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga guru harus
mampu memahami semua peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai