Anda di halaman 1dari 4

Nama : Harsa Naunik Qudraty

Nim : E1A020033
Mata Kuliah : Biologi Sel
Kelas : B/II
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Waktu : 09.20 – 10.40 wita
Dosen : Syamsul Bahri

7. ▪︎cytochalasin B : Sejenis alkaloid yg dihasilkan oleh satu spesiea jamur drechslera


dematiodea, jadi spesies jamur menghasilkan cytochalasin B . Cytochalasin B ini menyebabkan
depolimerisasi mikrofilamen, caranya dengan cytochalasin B mengikaykan diri pada ujung (+)
filamen aktin .

▪︎lairunculin : disekresikan oleh sejenis spons yg tergolong dalam genus


laturnucilia/negombata . Laturnculin mencegah polimerisasi filamen aktin dgn jalan
mengikatkan globular aktin sehingga globular aktin tdk bisa ditambahkan pada ujung
mikrofilamen.

▪︎Phalloidin : tergolong dalam phallotoxin , dihasilkan oleh jamur (amanita phalloidea) .


Phalloidin mencegah terjadinya dipolimerisasi filamrnt aktin dengan cara mengikatkan diri
diantara globular yg menyusun filament aktin.

5. ● Jika dilihat lebih detail posisi lamina inti sebenarnya tepat dibawah inner nuclear lamin,
nuclear lamin berikatan dgn membran inti melalui protein integral yg merentang inner nuclear
lamin ini.

● Bukti bahwa lamina inti berfungsi memperkokoh struktur membran inti dtg dr percobaan
ini, misalkan lamina inti yg berwarna hijau difosporilasi sehingga ikatannya dengan membran
inti itu lepas. Maka membran inti akan mengalami fragmentasi . Itu terjadi padasaat sel berada
pada di profase. Kalau diakhir mitosis dibutuhkan kembali membran inti maka tinggal
diposforilasi padalamina itu.

1. Kesimpulannya adalah Intermediate filament salah satu jenis sitoskeleton yang diameternya
lebih besar dari mikrofilamen dan lebih tebal dari mikrotubul. 4 tipe intermediate filament :

•Tipe nuclear memiliki 3 jenis komponen polipeptida yaitu Lamin ABC. Lamin ini bisa ditemukan
pada sisi dalam membran inti, membentuk struktur nuclear lamina. Berfungsi menopang sisi
dalam lamina dalam selaput inti.

•Vimentin-like memiliki beberapa komponen polipeptida, ada yang disebut vimentin yang
banyak ditemukan pada sel – sel yang berkembang dari mesenkim, ada desmine yang
ditemukan pada sel – sel otot glial fibrial asidik protein ditemukan pada sel – sel glia, sel – sel
glia berfungsi mendukung fungsi dari neuron misalnya astrosit, selsun, oligodendrosit dst.

•Epiteliel, mempunyai komponen polipeptida ada yang asidik termasuk tipe keratin 1 dan yang
netral atau basa termasuk tipe keratin 2. Ditemukan pada sel – sel epitelial termasuk rambut,
kuku, kelenjar dst.

•Tipe aksonal, dengan komponen polipeptida yaitu neurofilamen proteins. Ada 3 jenis
neurofilamen proteins yaitu NF-L, NF-M, and NF-H ditemukan pada neuron.

9. Ubiquitin adalah salah satu jenis protein regulator dengan berat sekitar 8 kilo dalton, yang
memiliki banyak efek seluler. Diantaranya adalah dengan merangsang terjadinya penghancuran
protein yang mengalami penambahan ubiquitin. Beberapa proses penambahan ubiquitin. Jika
terjadi monoubiquitinasi maka kemudian protein yang mengalami monoubiquitinasi berperan
di dalam proses pengaturan histon ( protein yang berfungsi menjadi protein kondensor untuk
kromatin) kalau terkait dengan pengaturan histon ada kaitannya dengan aktivitas gen tempat
histon itu dililit oleh DNA.

4. Peningkatan ion kalsium itu berperan dalam mencegah polispermi atau masuknya lebih
sperma dalam sel telur, merangsang dimulainya tahap awal perkembangan embrio.
Peningkatan kadar kalsium dipicu oleh enzim poliphase c yg terdapat dalam membran sel
sperma yang berfusi dengan sel telur.

Pospoliphase C --> memecah salah satu lemak ( pospatidil inositol ) . Jika pospatidil inositol
bertemu dengan phospoliphase c akan pecah menjadi gliserol dan inositol tripospat yg
berikatan dengan channel , sehingga isi calsium akan dikeluakan dalam sitosol.jd konsenterasi
ion dalam sel sehingga kadar kalsium dalam sitosol lebih rendaj dibandingkan kompartmen sel .

3 .Faktor yang memengaruhi adalah persentase lemak tak jenuh pada fosfolipidanya .pada
tanaman yang memiliki 4 iklim , maka akan menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Pada
saat suhu lingkungan tinggi , persentase asam lemak tak jenuhnya berkurang dan menjadi lebih
kental. Begitupun jika suhu lingkungannya tinggi ,maka asam lemak tak jenuhnya meningkat.

10. TGF beta terkoneksi ke reseptor serin/ threonine kinases . Kalau ada liganTGF beta terikat
dibagian ini kemudian itu akan mengaktifkan TGF beta 2 resrptor. Kemudian TGF beta akan
memposporilasi TGF beta tipe 1, kemudiam TGF beta tipe 1 yg terpospolirasi akan
memfosporilasi 1 jenis protein yang bernama smads, bisa smads 2 atau 3, jika smads sudah
terposporilasi maka smads 2 dan 3 ini akan berikatan dengan smads 4 membentuk kompleks,
maka kompleks ini akan masuk ke dalam nukleus dan berikatan dengan protein regulatornya
dan terikat dengan elwmen TGF beta. Nah ikatan ini mengaktifkan gen targetnya teraktivasi
untuk melakukan transkripsi.
6. unsur penyusun Kinetokor terdiri dari wilayah bagian dalam dan bagian luar.

• Daerah bagian dalam terhubung ke sentromer melalui DNA berulang yang disebut “DNA
sentromerik.” Bahan ini dirakit menjadi bentuk khusus kromatin.

• Wilayah terluar kinetokor kaya akan protein, yang berfungsi menghubungkan


mikrotubulus yang membentuk serat gelendong di setiap ujung kutub sel yang akan membelah.
Komponen dinamis ini hanya berfungsi selama mitosis.

• Wilayah ketiga yang disebut mahkota fibrosa telah dijelaskan, yang terletak antara
bagian internal dan eksternal. Mahkota berserat dibuat dari jaringan protein permanen dan
sementara, dan fungsinya adalah untuk membantu mengatur pengikatan mikrotubulus ke pelat
luar.

Proses pengikatan mikrotubul ke kinetochore Serat kinetokor memanjang dari wilayah


kinetokor dan menempelkan kromosom ke mikrotubulus spindle serat polar. Serat-serat ini
bekerja bersama untuk memisahkan kromosom selama pembelahan sel.

8. Protein yang si masukkan ke mitokondria bisa berada pada matriks mitokondria bisa tersisip
pada membran dalam mitokondria atau diletakkan pada ruang antar membran lalu kemudian
protein di tujukan untuk disisipkan pada membran dalam mitokondria maka protein tersebut
harus mempunyai 2 sikuens yaitu :

Signal sequences dan second signal sikuins

Signal sikuims muncul pada matriks kemudian bagian ini akan di potong oleh peptida sel
sehingga kemudian menyebabkan second signal sikuens terbuka kemudian second signal
sikuins ini yang di gunakan oleh protein untuk menyisipkan diri pada membran dalam
mitokondria dengan menggunakan aoxa kompleks.Protein lain yang bisa di sisipkan pada
membran dalam mitokondria bisa di sintetis sendiri oleh mitokondria itu karena mitokondria
mempunyai ribosom sendiri untuk menyisipkannya sama dengan protein yang diimpor tadi di
sisipka oleh pada membran dalam mitokondria harus mempunyai 2 sikuens ada signal sikuens
dan ada yang berwarna jingga yang di sebut stop transfer sikuens jadi begitu signal sikuens
muncul pada matriks nanti kemudian bagian ini di potong signal di potong kemudian oleh atom
dan tim kompleks akan membiarkan protein itu tetap tersisisip pada membran dalam
mitokondria .Tetapi kalau kemudian protein itu di tujukan untuk berada di ruang antara antar
membran mitok

ondria maka begitu signal ini tersisih pada memnran dalam mitokondria maka tinggal
menggunakan peptida suhusus untuk memotong bagian ini sehingga protei yang berwarna
hijau ini akan berada pada ruang antar membran.
Untuk kloroplas itu adalah organel yang membrannya lebih rumit dari mitokondria karena
mempunyai 3 membran yaitu : membran luar, membran dalam, dan membran tilakoid.Untuk
protrin yang di tujukan pada ruang tilakoid harus mempunyai signal sikuens yang berwarna
merah dan harus punya kloroplas. signal sikuens yang berwarna merah juga harus mempunyai
tilakoid signal sikuens kemudian setelah terjadi pengenalan pada protein tranlokator yang ada
pada membran luar kloroplas kemudian proteinnya bisa masuk ke dalam stroma.Kloroplas
ketika berada dalam stroma nanti kloroplas signal sikuens akan di potong dan di
buang.sehingga,tilakoid sikuens yang berwarna jingga ini akan terbuka kemudian kloroplas
signal sikuens ini yang akan digunakan oleh protein untuk untuk menembus membran tilakoid
dengan beberapa cara bisa dengan cara yang pertama atau atau cara yang ke tiga. Kalau di
tujukan untuk berada di dalam ruang tilakoid, kalau di tujukan untuk menyisipkan pada
membran tilakoid bisa menggunakan cara yang ke 2 atau cara yang ke 4.

Cara yang ke 2 ini menggunakan jalur mirip dengan X Arfi like Pathway.X arfi like pathway
adalah signal recognition of partikel jalurnya mirip dengan jalur signal recognition partikel kalau
yang ini cara kembalinya secara spontan.

2. B. Ketika protein aquporin 2 cacat, maka proses reabsorsi air pada tubulus ginjal akan
terganggu, hal itu akan menyebabkan volume urine yang di produksi oleh ginjal menjadi
melebihi normal.

Anda mungkin juga menyukai