Anda di halaman 1dari 30

KLOROPLAS DAN MITOKONDRIA

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler yang
dibimbing oleh Sri Wahyuni, S.Pd., M. Si

Disusun oleh:

Kelompok 4

Gina Fitria Ningrum 2084205026

Ramadhan Wirandi 2084205031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
A. Struktur Kloroplas

Sebuah kloroplas mesofil tunggal dapat mengandung hingga 300 kromosom,


yang disusun dalam struktur kompleks yang disebut "nukleoid", masing-masing
terdiri dari 10-20 salinan genom plastid, bersama dengan RNA dan berbagai protein.
Karena asalnya endosimbiotik dan fakta bahwa metabolisme fotosintesis berlangsung
di sekitar kloroplas, nukleoid memiliki komposisi dan organisasi yang unik, dan
menampilkan fitur khas nukleoida prokariotik, serta atribut kromatin eukariotik.
Nukleoid mengandung semua enzim yang diperlukan untuk transkripsi, replikasi, dan
pemisahan genom plastid. Selain itu, pemrosesan dan pengeditan mRNA, serta
perakitan ribosom, terjadi dalam kaitannya dengan nukleoid, menunjukkan bahwa
proses ini terjadi secara transkripsi.

Ciri struktural dari membran tylakoid pada tanaman adalah apa yang disebut
"grana". Silinder grana terdiri dari tumpukan cakram membran grana datar dengan
diameter sekitar 300-600 nm, yang terbungkus dalam (dan saling berhubungan oleh)
lamellae stroma yang tidak ditumpuk. Margin lengkung yang rapat membentuk
pinggiran setiap kantung diskoid. Untuk granum khas dari Arabidopsis thaliana ,
bilayers membran memiliki ketebalan rata-rata 4,0 nm, ketebalan lumen adalah 4,7
nm dan cakram dipisahkan oleh celah 3,6 nm.
Arsitektur grana tiga dimensi yang tepat masih dalam perdebatan, dan dua
model yang sangat berbeda telah diusulkan: model "heliks" dan beberapa model
"garpu / bifurkasi". Dalam model heliks, tylakoids terdiri dari ukiran stroma lamellae,
yang berputar di sekitar tumpukan grana sebagai helix tangan kanan, yang
menghubungkan masing-masing disk grana melalui tonjolan membran sempit
( Gambar 1 ). Grana terhubung satu sama lain semata-mata oleh heliks stroma
lamella, yang dimiringkan pada sudut mulai dari 10 hingga 25 °, sehubungan dengan
tumpukan grana, dan membuat banyak kontak dengan lapisan berturut-turut di grana
melalui celah terletak di tepi cakram bertumpuk. Model garpu / bifurkasi, di sisi lain,
mendalilkan bahwa grana itu sendiri dibentuk oleh bifurkasi stroma lamellae.

Dengan demikian, Arvidsson dan Sundby (1999) mengemukakan bahwa


granum mengandung tumpukan unit berulang, masing-masing berisi tiga cakram
grana, yang dibentuk oleh invaginasi simetris dari pasangan tylakoid yang disebabkan
oleh bifurkasi membran tylakoid ( Gambar 1 ). Shimoni et al . (2005) menyajikan
model lain di mana cakram grana dipasangkan unit yang dibentuk oleh bifurkasi
stroma tilakoid sederhana ( Gambar 1 ). Di sini, rakitan granum-stroma dibentuk oleh
bifurkasi membran lamellar stroma menjadi beberapa disk paralel. Membran stroma
membentuk lembaran pipih lebar yang memotong tubuh granum kira-kira tegak lurus
terhadap sumbu panjang silinder granum. Dalam model ini, lapisan granum yang
berdekatan bergabung tidak hanya melalui stroma lamellae, tetapi melalui bifurkasi
dan melalui jembatan membran langsung.
Penutup luar kloroplas terdiri dari sebuah amplop terdiri dari dua membran
yang dipisahkan oleh ruang sempit (Gbr- ure 6.3). Seperti membran luar mitokondria,
bagian luar membran selubung kloroplas mengandung beberapa yang berbeda porins
(halaman 175). Meskipun protein ini memiliki jumlah yang relatif besar saluran
(dalam kisaran 1 nm), mereka menunjukkan beberapa selektivitas ke menangkal
berbagai zat terlarut dan dengan demikian mungkin tidak dapat ditembus secara bebas
metabolit kunci seperti yang sering dijelaskan. Membran bagian dalam amplop sangat
kedap air; zat bergerak melalui ini membran melakukannya hanya dengan bantuan
berbagai pengangkut. Sebagian besar mesin fotosintesis kloroplas— termasuk pigmen
penyerap cahaya, rantai elec pembawa tron, dan alat sintesis ATP — adalah bagian
dari sistem membran internal yang secara fisik terpisah dari amplop berlapisganda.
Membran internal kloroplas, yang mengandung mesin pengubah energi, diatur ke
dalam kantung membran yang pipih, yang disebut tylakoids.

Ruang di dalam kantung tilakoid adalah lumen, dan ruang di luar tilakoid dan
di dalam kloroplas amplop adalah stroma, yang berisi respons enzim untuk sintesis
karbohidrat. Seperti matriks mitokondria, stroma dari kloro plast mengandung mol
DNA sirkular kecil, beruntai ganda, kapsul dan ribosom seperti prokariotik.
Sebagaimana dibahas di atas, DNA kloroplas adalah peninggalan genom purba
bakteri endosimbion. Tergantung pada organisme, kloro DNA plast mengandung
sekitar 60 hingga 200 gen yang terlibat dalam ekspresi gen mana pun (mis., tRNA,
rRNA, ribosomal protein) atau fotosintesis. Sebagian besar wilayah dikawinkan
2000-3500 polipeptida kloroplas tanaman adalah en- dikodekan oleh DNA inti dan
disintesis dalam sitosol. Protein ini harus diimpor ke kloroplas oleh mesin
transportasi khusus (Bagian 8.9). Membran tilakoid memiliki kandungan protein dan
tinggi tidak biasa memiliki fosfolipid yang relatif sedikit.
B. Fungsi Kloroplas

Kloroplas membuat banyak kontribusi metabolisme utama ke sel. Kloroplas


memiliki peran dalam proses fotosintesis. Kemajuan terbaru dalam mikroskopi cryo-
electron partikel tunggal, laser elektron bebas sinar-X, dan teknik lainnya telah
mengungkapkan detail struktural dan katalitik yang belum pernah terjadi sebelumnya
dari kompleks protein fotosintesis dengan penekanan pada kompleks pemanenan
cahaya PSII. Pencitraan fluoresensi klorofil adalah salah satu alat paling penting
untuk mempelajari fotosintesis. meninjau berbagai strategi penyaringan genetik
berbasis klorofil fluoresensi di Arabidopsis dan Chlamydomonas . Tipe 1 NADPH
dehydrogenase adalah protein yang berinteraksi dengan Fotosistem I (PSI) dan
memiliki peran yang dikenal dalam respirasi, transportasi elektron siklik di sekitar
perolehan PSI dan CO 2 . Protein ini juga terbukti penting untuk menstabilkan
kompleks PSI di Synechocystis dalam kondisi stres. Keluaran metabolisme kloroplas
lainnya yang dicakup oleh masalah khusus ini meliputi vitamin E / tokoferol dan
prekursornya yang ditinjau oleh Pellaud dan Mene-Saffrane dan peran vitamin E /
tokoferol dalam toleransi stres fosfat yang diselidiki. Perakitan dan transfer kluster
besi-sulfur yang penting untuk banyak aspek metabolisme tanaman. Kemajuan
metodologis penting dalam menghasilkan kultur suspensi sel yang digunakan untuk
menyelidiki fotosintesis dan output metabolisme kloroplas lainnya disediakan.

Kloroplas memiliki sejumlah struktur yang memungkinkan terjadinya


fotosintesis. Salah satunya adalah membran fotosintetik (tilakoid), yang terutama
terdiri dari galaktolipid. Peran galaktolipid dalam biogenesis kloroplas ditinjau
dengan baik. Kandungan fosfatidilgliserol tilakoid, dan Asam Fosfatidat
Fosfohidrolase terbukti sangat penting untuk pemeliharaan membran kloroplas.
Konsekuensi alami dari penempatan lipid membran yang sangat terdenaturasi di
dekat spesies oksigen reaktif fotosintesis yang sangat reaktif yang diperoleh dari
spesies oksigen reaktif yang sangat reaktif.
Selaput tilakoid fotosintetik dienkapsulasi dalam membran amplop ganda
kloroplas. Semua ini harus dibagi bersama untuk diperbanyak, dan gen kloroplas
sebelumnya memiliki peran penting dalam proses ini. Dienkapsulasi oleh membran
adalah lingkungan khusus yang disebut stroma yang memiliki pH sangat bervariasi,
karena pergerakan proton selama fotosintesis. Beberapa gen lain yang
mempengaruhi perkembangan kloroplas dilaporkan. Yang pertama sebelumnya
hanya diketahui melalui fenotip mutannya sebagai beraneka ragam5-1 . Fungsinya
didefinisikan sebagai transporter Mg 2+ yang mungkin mengarah ke jalan baru yang
menarik untuk menyelidiki peran Mg dalam pengembangan kloroplas. Peran Mg
dalam biosintesis klorofil sudah dikenal dan dikembangkan dalam kedelai, di mana
sistem pengaturan yang kompleks mungkin diperlukan untuk mengendalikan
penggabungan Mg ke dalam klorofil. Yang kedua, Dwarf dan Yellow 1 dapat
mewakili mekanisme pengaturan baru biogenesis kloroplas. Yang ketiga, yang
tampaknya kurang berfungsi di jalur shikimate, terbukti penting untuk
pengembangan kloroplas dan juga terlibat dalam jalur terkait auksin. Sebagian besar
studi di atas bergantung pada sistem genetik yang sangat baik yang tersedia dalam
spesies model. Pada beberapa tanaman non-model, seperti pohon persik Prunus
persica , perkembangan kloroplas sangat bervariasi menurut jenis jaringan yang
sangat jelas. Divergensi jaringan yang kuat dimanfaatkan untuk memetakan peran
faktor transkripsi dalam mengendalikan perkembangan spesifik jaringan.

Fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan, berlangsung melalui dua tahap


reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Gambar berikut dapat memberikan
penjelasan yang lebih sederhana.
C. Struktur Mitokondria
Mitokondria sangat penting bagi keberadaan manusia, dan terlibat dalam
berbagai proses sel yang mengandalkan energi, seperti pertumbuhan sel, pengiriman
pesan sel, penuaan dan replikasi. Untuk alasan yang sama ini mitokondria diketahui
berhubungan dengan beberapa penyakit pada organ dan jaringan tubuh yang
menuntut energi termasuk jantung, otak dan otot rangka. Sebagian besar sel manusia
mengandung beberapa ratus hingga beberapa ribu mitokondria.

Mitokondria merupakan salah satu organel di dalam sel yang mempunyai


tugas utama sebagai penghasil energi. Keberadaan mitokondria dalam sel sangatlah
penting, karena bila mengalami kerusakan maka akan mengakibatkan sel menjadi
mati. Mitokondria berbentuk elips dan terdiri dari dua lapisan membran sel. Membran
bagian luar terdiri dari lapisan protein dan lipid dengan ratio 50:50, sedangkan
membran bagian dalam terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan 80:20.

Membran mitokondria bagian dalam merupakan tempat utama produksi


energi ATP, karena memiliki ATP sintetase melalui proses yang dikenal dengan
transpor elektron. Membran bagian dalam ini memiliki lipatan yang disebut krista,
berguna untuk meningkatkan luas permukaan. Membran krista menampung sektor
protein yang mengirim ulang elektron, yang berasal dari siklus asam tricarboxylic
(TCA, juga disebut siklus Krebs) dan berkontribusi pada proses menghasilkan energi.
Transport elektron ini terdiri dari protein pemindah energi yang berbeda, secara
kolektif disebut sebagai rantai transpor elektron atau electron transport chain (ETC).
Mitokondria memiliki DNA independennya sendiri, sehingga memungkinkan mereka
beradaptasi dengan peningkatan ukuran dan jumlah.

Di dalam mitokondria, ikatan kimia dalam lemak (dalam bentuk trigliserida),


karbohidrat (dalam bentuk glukosa dan glikogen) dan protein (dalam bentuk asam
amino) molekul dipecah melalui metabolisme, mereka mulai kehilangan elektron,
suatu proses yang disebut oksidasi. Saat molekul mengalami proses oksidasi, molekul
juga melepaskan energi dan panas. Karena energi tidak diciptakan atau dimusnahkan
(sesuai, hukum termodinamika pertama), ahli biologi menyarankan di dalam
mitokondria ikatan dalam bahan makanan yaitu, trigliserida, glukosa, asam amino
dipecah 4 terpisah dengan energi yang dilepaskan dan ditransfer ke dalam sintesis
adenosine triphosphate (ATP). ATP adalah bentuk energi yang kemudian dikirim ke
area lain dari sel (seperti protein otot) untuk melakukan proses sel, serta untuk
meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan.

Membran mitokodria membagi organel ini menjadi dua kompartemen. Yang


pertama adalah matriks yang berada ditengah dan ruang antarmembran yang terdapat
antara membran luar dan membran dalam. Matrik berbentuk gel dengan kandungan
protein lebih dari 500 gr/ml.

1. Membran Mitokondria

Membran dalam dan membran luar mitokondria memiliki penyusun yang


berbeda. Membran luar tersusun atas lebih dari 50% lipid serta mengandung berbagai
macam enzim seperti enzim yang beroperan oksidasi epinefrin, degradasi triptofan dan
pemanjangan rantai asam lemak. Sebaliknya, membran dalam memiliki ratio
protein/lemak yang tinggi. Ditemukan lebih dari 60 polipeptida berbeda pada
membran ini.  Membran luar mengandung porin, suatu protein integral dan merupakan
merman yang tidak selektif sehingga memungkinkan molekjul dengan ukuran 10.000
dalton dapat dengan masung ke dalam ruang antar membran, dengan demikian ruang
antar membran berhubungan dengan sitosol. Sebalinya membran dalam sengan tidak
permeabel, sehinggan molekul dan ion yang diperlukan semuanya terdapat dalam
matriks mitokondria.

Di bawah mikroskop cahaya mitokondria berbentuk batang dengan diameter


0,5 - 1 mikron dan panjang hingga 7 mikron. Namun bentuknya dapat mengikuti
aktivitas sel dan dapat bermodifikasi mengikuti siklus sekresi. Mitokondria tersebar
merata pada sitoplasma, bergerak berpindah mengikuti aliran sitoplasma. Dinding
mitokondria terdiri dari 2 membran yang diantarai oleh ruang eksternal, yaitu:

a. satu membran eksternal dengan struktur trilamellar tersusun dari 60% protein
intrinsik globular yang terdapat di antara alam lapisan lemak dengan kwantitas
berkisar 40%.
b. Satu membran internal yang susunan molekulnya berbeda dari membran
eksternal yaitu kaya akan protein (80%) dan lemak hanya 20%.
c. Satu ruang internal yang merupakan pelipatan ke dalam rongga (matriks),
yang disebut krista.

2. Krista

Membran dalam melakukan pelipatan ke dalam/berinvaginasi membentuk


tubuli atau sakulus (kantong) yang berpenetrasi ke dalam matriks mitokondria yang
disebut dengan krista. Krista dapat berubah bentuk sesuai dengan kegiatan sel.  Ketika
sel dalam keadaan istirakat, permukaan krista menjadi labih lapang dan kurang
berlekuk. Gambaran ini disebut ortodoks. Sebaliknya ada sel-sel yang sedang giat
beraktivitas maka krista memberikan gambaran yang banyak berlekuk dan matrik
menjadi sempit. Gambaran ini disebut dengan condensed.

Kedua membran interna dan eksterna memainkan peranan sebagai rangka


untuk mitokondria, bersifat elastis fleksibel dan stabil serta dapat bergerak. Bahan
penyusun membran mitokondria berupa lemak (fosfolipida dan kolesterol) dan
protein. Membran eksternal mengandung enzim transferase, kinase, ATP asetil
koenzim A syntetase, sitokrom B, NADH sitokrom B reductase, fosfotidase
fosfatase dan fosfolipase. Sedangkan membran internal mengandung sejumlah:

a. Enzim yang berperan dalam perlewatan atau transit metabolit.


b. Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi oxydase yang membebaskan
energi untuk fosforilase oksidatif (ATP dari ADP). Jadi ATP disintesa dalam
membran interna, selanjutnya melewati ruang internal dan membran
eksternal untuk berpenetrasi dalam hyaloplasma (plasma yang transparant).
c. Transferase (carnitine-acytransferase).
d. Enzim yang berperan dalam system pemanjangan asam lemak dan beta-
oksidase asam lemak.
3. Matriks Mitokondria
Ruang interna dan krista mitokondria berisi suatu matriks yang densitasnya
bervariasi, tergantung kondisi fungsional dari organel. Namun umumnya berisi:
a. Molekul DNA
b. Mitoribosome (mtRNA)
c. Granula padat yang tidak beraturan
d. Enzim yang terlibat dalam siklus Krebs dan sintesa asam lemak. Matriks
mitokondria  yang mengisi bagian dalam mitokondria berupa cairan. Di
dalamnya banyak mengandung enzim. Dalam matriks mitokondria
terkandung pula DNA dan ribosom. Selain itu, matriks DNA mengandung
enzim yang berperan dalam daur Krebs, enzim untuk sintesis asam nukleat
dan enzim-enzim oksidasi lainnya.

4. Jalur Produksi ATP

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria
ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang
dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya
dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai
fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan
kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses
pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat
kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan
Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

5. Reaksi Oksidatif dan Transport Elektron

Saat ion hidrogen atau elektron diambil dari sebuah molekul, maka molekul
dikatakan dioksidasi. Ketika ion hidrogen atau elektron diberikan kepada sebuah
molekul maka molekul tersebut direduksi. Saat molekul fosfat ditambahkan kepada
sebuah molekul, maka molekul tersebut dikatakan difosforilasi. Jadi, fosforilasi
oksidatif berarti proses yang melibatkan penghilangan ion hidrogen (yang membawa
elektron) dari satu molekul dan penambahan molekul fosfat ke molekul lainnya. 
Lebih khusus, reaksi kimia yang melibatkan perpindahan elektron dari satu molekul ke
molekul yang lain disebut dengan reaksi oksidasi reduksi. Molekul pemberi elektron
pada tersebut disebut pereduksi atau reduktor, sedangkan molekul penerima elektron
disebut pengoksidasi atau oksidator. Senyawa pereduksi dan oksidasi berfungsi
sebagai pasangan reduktor oksidator konjugat (pasangan redoks) sama seperti asam
dan basa yang berfungsi sebagai pasangan asam basa. Pada reaksi redoks, kita dapat
menuliskan persamaan umum reaksi:

Pemberi elektron ↔ e- + penerima elektron.


Suatu contoh yang spesifik adalah :
Fe2+ ↔ e- + Fe3+
Dengan ion ferro sebagai pemberi elektron dan ion ferri sebagai penerima elektron.
Bersama-sama Fe2+  dan Fe3+ menyusun pasangan redoks konjugat. Elektron
dipindahkan dari satu molekul ke molekul lain dalam satu diantara 4 cara yang
berbeda, sebagai berikut :
1. Elektron dipindahkan secara langsung sebagai elektron. Sebagai contoh
pasangan redoks Fe2+ ↔  Fe3+ dapat memindahkan elektron ke pasangan redoks
Cu2+ dan Cu3+ Fe2+  + Cu2+  ↔ Fe3++ Cu3+
2. Elektron dipindahkan dalam bentuk atom hidrogen, dimana persamaannya
adalah :
AH2 ↔ A + 2e- + H+
Dengan AH2 sebagai pemberi hidrogen, A adalah penerima hidrogen sehingga
AH2 dan A adalah pasangan redoks konjugat yang dapat mereduksi penerima
elektron B melalui perpindahan atom H :
AH2 + B  ↔ A + BH2
3. Elektron dapat dipindahkan dari pemberi elektron ke penerima elektron dalam
bentuk ion hidrida yang mengangkut 2 elektron seperti dalam hal dehidrogenase
yang berkaitan dengan NAD.
4. Pemindahan elektron juga dapat terjadi jika terdapat kombinasi langsung dari
suatu pereduksi organik dan oksigen untuk memberikan produk dengan oksigen
yang diikat secara kovalen seperti pada oksidasi hidrokarbon menjadi alkohol.
R-CH3 + ½ O2  ↔ R-CH2-OH

Sistem Transport Elektron Mitokondria


Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem
oksidasi terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam)
mitokondria. Pada setiap putaran siklus asam sitrat, empat pasang atom hidrogen
dipindahkan dari isostrat, α-ketoglutarat, suksinat, dan malat melalui aktivitas
dehidrogenase spesifik. Atom hidrogen ini, pada beberapa tahap memberikan
elektronnya kepada rantai transport elektron dan dan menjadi ion H+, yang terlepas
ke dalam medium cair. Elektron tersebut diangkut sepanjang rantai molekul
pembawa elektron, sampai elektron-elektron ini mencapai oksidase sitokrom, yang
menyebabkan pemindahan elektron ke oksigen, yakni molekul penerima elektron
terakhir pada organisme aerobik.
Rantai transpor elektron tersebut terdiri atas kompleks I, kompleks II,
kompleks III, dan kompleks IV. Sedangkan yang berfung memompa elektron adalah
kompleks I, III, dan IV. Kompleks I terdiri dari NADH dehidrogenase dan pusat
sulfur. Kompleks II terdiri atas suksinat dehidrogenase dan pusat sulfur. Kompleks
III terdiri dari sitokrom d dan c1 serta pusat bersulfur spesifik. Kompleks IV terdiri
dari sitokrom a dan a3. Ubikuinon merupakan rantai yang menghubungkan di antara
kompleks I, II, dan III. Sitokrom c merupakan rantai penghubung di antara kompleks
III dan IV.                           
Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2,
yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.
Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q
(Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.
 Sintesis ATP
Respirasi sel  Pada organism eukariotik  adalah serangkaian proses
pengubahn glukosa menjadi energy.  Proses metabolisme yang terjadi antara lain
glikolisis yang terjadi di sitosol, siklus krebs dan fosforilasi oksidatif yang
terjadi pada mitokondria. Selama glikolisis, molekul glukosa diubah menjadi 2
molekul senyawa piruvat. Piruvat melinjtasi membrane ganda mitokondria untuk
memasuki matriksnya., dimana siklus krebs memecahnya menjadi
karbondioksida.NADH mentransfer electron dari glikolisis dan siklus krebs
kerantai transport electron, yang ada di membrane Krista rantai transport
electron ini mengubah energy kimiawi menjadui energy yang dapat digunakan
untuk fosforilasi oksidatif, yang bertanggungjawab atas sebagian besar electron
ATP yang dihasilkan oleh rspirasi seluler. Sejumlah kecil ATP dibentuk
langsung selama glikolisis dan siklus krebs oleh fosforilasi tingkat substrat. Pada
hakikatnya ATP terbentuk dari ADP + Pi
1. Glikolisis
Pada proses glikolisis, hakikatnya membutuhkan 2 ATP untuk mentransfer
gugus fosfat menuju glukosa dan fruktosa 1,6-bifosfat agar terbentuk dehidroksi
aseton fosfat dan glisertaldehide fosfat. ATP juga dihasilkan dalam glikolisis ini
yaitu ADP yang ditambah dengan fosfat dari bifosfogliserat dalam sutu reaksi
eksorgenik dan ADP yang ditambah dengan fosfat dari PEP. Hasil akhir proses
ini yaitu piruvat yang kemudian masuk ke dalam siklus krebs yang terjadi pada
mitokondria.
2. Siklus Krebs
Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi asetil Ko-
A melalui kompleks multienzimyang mengkatalisiis 3 reakasi, gugugs karboksil
piruvat yang telah dioksidasi sepenuhnya dikeluarlkan sebagai molekul CO 2,
yang berdifusi keluar dari sel. Fragmen yang berkarbon dua dioksidasi
sementara NAD+ direduksi menjadi NADH, akhirnya gugus asetil berkarbon 2
diikatkan pada koenzim A. koenzim ini memiliki 1 ataom sulfur yang diikat
pada fragmen asetil oleh ikatan yang tisdak satbil, hal ini akan mengaktifkan
gugus asetil pada reaksi pertama siklus.
Asetil Ko-A menambahkan fragmen berkarbon 2 ke oksaloasetat, yaitu suatu
senyawa yang berkarbon 4. Ikatan stabil asetil ko-A dipecah begitu oksaloasetat 
begitu oksaloasetat memindahkan enzim tersebut dan terikat ke gugus asetil.
Hasilnya adalah sitrat berkarbon 6. CoA ini kemudian bebas untuk memancing
fragmen berkarbon dua lainnya yang diturunkan dari piruvat. Satu molekul air
dikeluarkan dan yang alain ditambahkan kembali, selisih hasil adalah
pengubahan sitrat menjadi isositrat. Isositart kemudian kehilangan CO2 dan
senyawa yang berkarbon lima dioksidasi menjadi NAD + menjadi NADH. Dalam
satu langakah oksidatif, electron ditransfer tidak ke NAD+ , tetapi ke akseptor
electron lainnya, FAD (flavin adenine dinukleotida, turunan dari riboflavin.
Bentuk tereduksinya yaitu FADH2 menyumbangkan elektronnya ke rantai
transport electron seperti halnya NADH (FADH memberikan elektronnya ke
rantai transport electron pada tingkat energy yang lebih rendah daripada
NADH). Ada pula satu langkah yang membentuk molekul ATP secara langsung
dengan fosforilasi tingkat substrat, serupa dengan langkah glikolisis yang
m,embentuk ATP. Tetapi sebagian besar keluaran ATP berasal dari fosforilasi
oksidatif, apabila NADH dan FADH2 yang dihasilkan oleh siklus krebs
melewatkan dan menguatkan electron yang diekstraksi dari makanan ke rantai
transport electron.
 Transport Elektron
Electron yang diambil dari makanan selama glikolisis dan siklus krebs
ditansfer ke NADH ke flavoprotein dari rantai transpor electron. Dalam reaksi
redoks berikutnya, flavoprotein kembali ke bentuk teroksidasinya setelah
melewatkan electron ke FeS. Protein FeS ini kemudian melewatkan electron ke
senyawa yang disebut ubikuinon (Q). Sebagian besar pembawa electron yang
tersisa diantara Q dan oksigen berupa protein yang disebut sitokrom(Cyt). Rantai
transport electron memiliki beberapa jenis sitikrom yang memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Hasil akhir dari transport electron ini adalah setengah molekul
oksigen. Sumber electron lain untuk transport yaitu FADH2.
Rantai transport electron tidak secara langsung membuat ATP. Fungsinya
adalah untuk mempermudah jatuhnya electron dari makanan ke oksigen,
memecah penurunan energy bebas yang besar. Mitokondria mengkopel transport
electron dan pelepasan energy untuk sintesis ATP melalui mekanisme
pengkopelan energy.
Pada proses pengkopelan energy, peran ATP sintetase sangat besar. ATP
sintetase adalah enzin yang membuat ATP. Enzim ini bekerja seperti sebuah
protein ion yang beroperasi kebalikannya. kompleks energy dari gardien H+
untuk menggerakkan sintesis ATP, berada dalam membrane mitokondria.
Membrane mitikondria mengkopel transport electron dengan fosforilasi
oksidatif dengan cara NADH menggerakkan secara bolak-balik electron yang
berenergi tinggi yang diekstraksi selama glikolisis dan transpor electron. Hasil
akhir dari transpor electron yang berupa setengah molekul oksigen selanjutnya
akan bereaksi dengan hydrogen membentuk H2O. selain oksigen transpor
electron juga mennghasilkan ion H+ yang selanjutnya mengalir menuruni
gradient melalui saluran H+  dalam ATP siontetase. ATP sintetase ini
mengangkap gaya gerak proton untuk menfosforilasi ADP dan membentuk ATP.
Setiap NADH yang mentransfer sepasang electron dari makanan ke rantai
transport electron menyumbangkan gaya gerak- proton yang cukup besar untuk
dapat menghasilkan maksimum 3 molekul ATP. Siklus krebs juga memasok
electron ke rantai transport electron melalui FADH 2 , tetapi setiap molekul
pembawa electron ini maksimun menghasilkan 2 ATP. Sehingga dari
metabolism 1 molekul glukosa menghasilakan 38 ATP. 

D. Fungsi Mitokondria

Mitokondria, pada dasarnya, mengokordinasikan energi kimia yang


dilepaskan dari oksidasi bahan makanan di bagian membran dalam mereka (dikenal
sebagai rantai transpor elektron) melalui sistem langkah langkah metabolisme yang
kompleks yang menghasilkan sintesis ATP. Proses sintesis ATP tergantung pada
pasokan oksigen yang stabil, itulah sebabnya proses ini dijuluki ’metabolisme aerob’
atau ’respirasi aerobik’.
Pembentukan ATP adalah proses akhir dari pembentukan energi secara
oksidasi di dalam sel. Pada umumnya organel di dalam sel tidak memiliki materi
genetik seperti inti sel, namun mitokondria sangat unik karena memiliki materi
genetiknya sendiri yang dikenal dengan nama DNA mitokondria (mtDNA). Ketika
tubuh mengkonsumsi karbohidrat, lipid, dan protein, mitokondria akan mengubah
makanan tersebut menjadi ATP. Proses ini membutuhkan oksigen untuk merubah
piruvat menjadi energy + CO2 + air. ATP yang dihasilkan oleh mitokondria dalam
proses aerob ini lebih besar dibandingkan energi yang dihasilkan tanpa oksigen
(anaerob).

Makhluk hidup yang dikenal menghasilkan energi pada kondisi tanpa oksigen
adalah makhluk tingkat rendah seperti bakteri anaerob melalui proses fermentasi.
Para ahli mempercayai bahwa perbedaan efisiensi produksi energi inilah yang
membuat organisme aerob pada organisme tingkat tinggi (eukariot) memiliki sel lebih
besar dan evolusi yang lebih tinggi dibandingkan organisme anaerob pada organisme
tingkat rendah (prokariot). Sehubungan dengan fungsi mitokondria sebagai penghasil
energi, maka organel ini banyak dijumpai pada sel sel yang membutuhkan energi
tinggi, seperti sel jantung yang selalu bekerja sepanjang waktu tanpa istirahat dan sel
otot yang aktif berkontraksi.

Mitokondria awalnya adalah sel yang bersimbiosis di dalam sel berukuran


besar. Hal ini menjelaskan alasan mitokondria memiliki banyak kemiripan dengan
makhluk hidup prokariota, yaitu bakteri. Kemiripan ini sudah terlihat dari morfologi,
dimana mitokondria memiliki bentuk elips memanjang yang similar dengan bakteri
berbentuk batang seperti Bacillus. Selain itu meskipun mitokondria berada di dalam
sel eukariotik, mitokondria memiliki pola pembelahan diri yang sangat berbeda dan
lebih menyerupai bakteri yang merupakan organisme prokariota. Hal ini jugalah yang
membuat jumlah mitokondria bisa bervariasi tergantung jenis selnya, contohnya
banyak ditemukan di sel jantung.
Komponen yang paling membuat mitokondria mirip dengan bakteri adalah
DNA yang berbentuk sirkular atau disebut juga plasmid, sedangkan organisme
eukariota seharusnya memiliki DNA berbentuk heliks. Plasmid ini hanya dimiliki
oleh organisme prokariota dan bakteri adalah salah satunya. Bila dililihat dari
membran sel, lapisan dalam mitokondria memiliki lipatan bernama krista yang sangat
mirip dengan lipatan membran pada bakteri yang dinamakan mesosom. Lapisan luar
mitokondria juga tersusun atas komponen yang mirip dengan membran bakteri,
terutama bakteri gram negatif.

Sel mitokondria diwariskan dari ibu saja dan tidak dari ayah. Hal ini
disebabkan mitokondria pada sel sperma ayah hanya terdapat pada flagella sel saja,
sedangkan flagella ini akan ditinggalkan oleh sel sperma ketika masuk ke dalam sel
telur. Sehingga ketika sel berkembang menjadi manusia sempurna hanya akan
membawa mitokondria dari ibu saja atau lebih dikenal dengan ‘maternal inherited’.

E. Proses Respirasi Sel

Gambaran umum respirasi seluler

Respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi bebas
yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi
bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Menurut Campbell et al.
(2002), aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain, kerja mekanis
(kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion yang
melawan gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan
menyusui). Namun, selain ketiga tujuan tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk
transfer materi genetik dan metabolisme sendiri.

Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang
kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah
(proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai
reaktan bersama dengan bahan bakar organik dan akan menghasilkan air, karbon
dioksida, serta produk energi utamanya ATP. ATP (adenosin trifosfat) memiliki
energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula
yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan
mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi
lebih tinggi.

1. Respirasi Aerob

Respirasi aerob adalah proses penguraian senyawa organik menggunakan


oksigen bebas. Respirasi ini berlangsung di dalam organel sel yang disebut
mitokondria. Adapun beberapa tahapan dalam respirasi aerob yang adalah sebagai
berikut.

1) Glikolisis

Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di dalam


sitoplasma atau sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan diuraikan menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Hasil penguraian molekul glukosa pada glikolisis
berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam piruvat, dan 2 lengkapnya, perhatikan
bagan berikut.
Urutan proses yang terjadi pada bagan di atas adalah sebagai berikut:

a. Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat disertai pemecahan ATP menjadi


ADP. ATP harus dipecah menjadi ADP karena dibutuhkan sumber energi.
b. Glukosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 6-fosfat.
c. Fruktosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 1,6-bifosfat disertai pemecahan
ATP menjadi ADP.
d. Fruktosa, 1,6-bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi 1 molekul gliseraldehid 3-
fosfat atau PGAL (3 atom C) dan 1 molekul dihidroksiaseton fosfat atau
DHAP (3 atom C). Molekul DHAP diubah menjadi senyawa PGAL, sehingga
terbentuk 2 molekul PGAL.
e. Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat dengan cara
mengikat Pi (fosfat organik). Setiap 1 molekul PGAL menghasilkan 1
NADH. 
f. 1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini, dihasilkan
ATP sebagai sumber energi.
g. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
h. 2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
i. Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai pembentukan ATP.

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya digunakan


untuk transpor aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul NADH yang
dihasilkan akan ditransfer ke tahap transpor elektron. ringkasan tahap glikolisis:

Proses glikolisis berperan mensuplai energi dan senyawa-senyawa antara


tertentu yang dapat digunakan untuk sintesis.

Jumlah ATP yang dihasilkan pada glikolisis adalah : Pada fase persiapan
2ATP digunakan untuk setiap molekul glukosa yang diubah menjadi 2 molekul
senyawa tiga karbon. Tetapi dalam fase oksidasi, 4A1P dibentuk. Jika
diperhatikanseluruhjalur glikolisis, perubahan satu molekul glukosa menjadi dua
molekul asam piruvat (tanpa oksigen) menghasilkan keuntungan bersih dua
molekul ATP.

2) Dekarboksilasi Oksidatif

Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap ini


berlangsung di dalam mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan perubahan
asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Perubahan tersebut
menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul asam piruvat akan
menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH. Oleh karena pada tahap
glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, maka dekarboksilasi oksidatif menghasilkan
2 molekul asetil koA, 2 molekul CO2, dan 2 molekul NADH. Untuk prosesnya,
simak bagan berikut.

Urutan prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan gugus
karboksilat (COO–). Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.
b. Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan
elektronnya pada molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO– akan
diubah menjadi asam asetat.
c. Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil koenzim A
(asetil koA).

Ringkasan tahap glikolisis:

3) Siklus Krebs

Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob.
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul
FADH2, dan 4 molekul CO2. Untuk urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C)
membentuk asam sitrat (6 atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa disebut
siklus asam sitrat.
b. Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
c. Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5 atom C).
Reaksi ini disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
d. Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang memiliki 4
atom C. Reaksi ini juga disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
e. Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom C).
Reaksi ini menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi ATP.
f. Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai pembentukan
FADH2.
g. Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah menjadi asam
malat (4 atom C).
h. Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai pembentukan
NADH.

Siklus Kreb Jika disederhanakan dituliskan sebagai berikut:


4) Transpor Elektron

Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai
pembentukan ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam krista,
yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di dalam transpor
elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa NADH dan FADH2.
Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Senyawa yang
terlibat dalam transpor elektron adalah koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C,
sitokrom A, sitokrom A3, dan oksigen. Simak bagan berikut ini:

a. NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses


oksidasi. Lalu, elektron tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena
tingginya energi elektron, ADP dan fosfat anorganik bersatu membentuk
ATP.
b. Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q akan
melepaskan elektron dan 2 ion H+.
c. Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan energi
cukup tinggi. Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan bersatu membentuk
ATP.
d. Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
e. Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu
bersatunya ADP dan fosfat anorganik membentuk ATP.
f. Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari reaksi ini
adalah terbentuknya molekul H2O.
g. Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan menghasilkan 3
ATP dan 1 H2O. Demikian halnya dengan oksidasi FADH2. Pada oksidasi
FADH2, jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit, yaitu 2 ATP. Hal itu
disebabkan oleh kecilnya energi yang dihasilkan dari oksidasi FADH2.

Pembentukan ATP dari NADH dan FADH2 ditulis sebagai berikut:

Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang


dihasilkan berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul. Artinya,

Dengan demikian, tahap transpor elektron menghasilkan 34 ATP dan 12 H2O.


Jika seluruh ATP dijumlahkan (mulai glikolisis – transpor elektron), akan dihasilkan
seperti tabel berikut:
Reaksi Jumlah

Glikolisis 2 ATP (digunakan untuk transpor aktif)


Dekarboksilasi Oksidatif –
Siklus Krebs 2 ATP
Transpor Elektron 34 ATP
Total 36 TP

2. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak


menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen (H) terakhir, tetapi
menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanol, asam laktat). Asam piruvat yang
dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda
(ada/tersedianya oksigen atau tidak).

Pada kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim mitokondria mampu


mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2 serta menghasilkan energi
dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Pada kondisi anaerobik (tidak tersedia
oksigen), suatu sel akan dapat mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol
serta membebaskan energi (ATP). Atau oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi
CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi (ATP). Bentuk proses reaksi yang
terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim
yang terdapat di dalam sitoplasma sel.

Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :

1. Fermentasi Alkohol

Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi), dimana
tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Beberapa
organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi
alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol
(etanol).

Setelah terbentuk asam piruvat (hasil akhir glikolisis), asam piruvat


mengalami dekarboksilasi (sebuah molekul CO2 dikeluarkan) dan dikatalisis oleh
enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan terjadi degradasi
molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor.

Proses ini dikatakan sebagai “pemborosan” karena sebagian besar energi yang
terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah
sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar. Fermentasi
alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi
etanolnya tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :

2CH3COCOOH ———-> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal

asam piruvat etanol/alkohol

2. Fermentasi asam laktat

Pada sel hewan (juga manusia) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras ,
energi yang tersedia tidaklah seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi
karena kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob
(reaksi yang membutuhkan oksigen).
Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat
akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh enzim
asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi
dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis sebagai
berikut.

2CH3COCOOH ———-> 2CH3CHOHCOOH + 47 kka

asam piruvat                         asam laktat

Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau
berolahraga berat/keras. Akibat kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat
yang terbentuk dari tahapan glikolisis akan diuraikan menjadi asam laktat.yang
menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah seseorang bekerja/berolahraga
berat/keras.

Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan
rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang
terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang
terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa
lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol
glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E

(asam piruvat)                           (asam laktat)

Enzim- Enzim Yang Aktif Dalam Respirasi

Enzim-enzim respirasi dapat kita bagi atas golongan-golongan seperti


transpoforilase, desmolase, karboksilase, hidrase, dehidrogenase, oksidase,
peroksidase, katalase.

 Transpoforilase
Enzim ini kegitannya berupa memberi H3PO 4 dari molekul yang satu ke
molekul yang lain. Dalam pemberian pospat tersebut beberapa transpoforilase
membutuhkan bantuan ion-ion Mg2+.
 Desmolase
Enzim ini membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan-ikatan
karbon seperti aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dihidroksiaseton.
 Karboksilase
Enzim ini dapat membantu perubahan asam organik secara bolak-balik.
Perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dengan bantuan karboksilase
piruvat. Perubahan asam oksalosuksinat menjadi asam a -ketoglutarat,
berlangsung karena bantuan karboksilase dan ion-ion Mn 2+.
 Hidrase
Enzim ini berupa penambahan dan pengurangan air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan perubahan terurainya senyawa tersebut. Enolase, fumarase,
akonitase adalah enizim-enzim yang termasuk dalam golongan hidrase.
 Dehidrogenase
Enzim ini berupa pemindahan hidrogen dari zat yang satu ke zat yang lain.
Dehidrogenase dapat menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu mengambil
hidrogen dari zat yang satu serta menambahkan zat tersebut ke zat yang lain.
Zat yang memberikan hidrogen disebut donor sedangkan yang menerima
disebut acseptor.

 Oksidase
Enzim oksidase berupa suatu protein yang mengandung besi a tau tembaga.
Tirosinase dan oksidase asam askorbin mengandung tembaga sebagai
koenzim sedangkan oksidase sitokrom dapat berupa besi a tau tembaga.
Fungsi oksidase adalah mempergiat penggabungan 02 dengan suatu substrat,
sedangkan pada saat itu mereduksi 02 sehingga terjadi H2O.
 Peroksidase
Enzim ini mempunyai besi sebagai gugus prostetiknya. Fungsi enzim ini
adalah membantu mengoksidasikan senyawa-senyawa fenolat. Oksigen yang
digunakan diambil dari H2O2.
 Katalase
Enzim ini terdapat pada sel-sel tanaman maupun hewan. Katalase mempunyai
gugus prostetik berupa besi. Enzim ini dapat dipereleh dalam bentuk hablur.
Fungsi katalase adlah membantu pengubahan hidrogenper-oksida menjadi air
dan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Molekul-molekul Hp2 selalu terdapat dalamjumlah yang besar dalam berbagai


jaringan. Akan tetapi, jika molekul terse but dalam keadaaan banyak dapat
menyebabkan keracunan pada jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Albert, Bruce. 2014. Molecular Biology Of The Cell 6th Edition. Newyork. Garland
Science

Campbell. 1996. BIOLOGI jilid 1. Jakarta: Erlangga

Djohar. 1985. Bioligi sel 1 Diktat kuliah FPMIPA IKIP Yogyakarta.

Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta

Erik Jensen, Poul, Et Al. Chloroplast Evolution, Struktur and Function,

Retrivied On 27 Oktober 2019

G. Dorrel, Richard, Et Al. What Makes A Chloroplast? Reconstucting the

Establishment Of Photosyntetic Symbioses, Journal Of The Cell

Science. Retrieved On 27 October 2019

Kamp, Gerald. 2010. Cell and Molecular Biology: Concept and experiment 6th

edition. Newyork: John Wiley & Sons Inc

Page, David. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

Strayer, L. 2000. BIOKIMIA VOL 2 EDISI 4. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Wolve, S.L. 1932. Introduction to Cell Biology. Wadswordh Publising

Company Melmont, California.

http://digilib.unimed.ac.id/1641/4/Bab%20IX.pdf.

https://www.academia.edu/40824728/
MAKALAH_STRUKTUR_DAN_FUNGSI_KLOROPLAS

Anda mungkin juga menyukai