MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler yang
dibimbing oleh Sri Wahyuni, S.Pd., M. Si
Disusun oleh:
Kelompok 4
Ciri struktural dari membran tylakoid pada tanaman adalah apa yang disebut
"grana". Silinder grana terdiri dari tumpukan cakram membran grana datar dengan
diameter sekitar 300-600 nm, yang terbungkus dalam (dan saling berhubungan oleh)
lamellae stroma yang tidak ditumpuk. Margin lengkung yang rapat membentuk
pinggiran setiap kantung diskoid. Untuk granum khas dari Arabidopsis thaliana ,
bilayers membran memiliki ketebalan rata-rata 4,0 nm, ketebalan lumen adalah 4,7
nm dan cakram dipisahkan oleh celah 3,6 nm.
Arsitektur grana tiga dimensi yang tepat masih dalam perdebatan, dan dua
model yang sangat berbeda telah diusulkan: model "heliks" dan beberapa model
"garpu / bifurkasi". Dalam model heliks, tylakoids terdiri dari ukiran stroma lamellae,
yang berputar di sekitar tumpukan grana sebagai helix tangan kanan, yang
menghubungkan masing-masing disk grana melalui tonjolan membran sempit
( Gambar 1 ). Grana terhubung satu sama lain semata-mata oleh heliks stroma
lamella, yang dimiringkan pada sudut mulai dari 10 hingga 25 °, sehubungan dengan
tumpukan grana, dan membuat banyak kontak dengan lapisan berturut-turut di grana
melalui celah terletak di tepi cakram bertumpuk. Model garpu / bifurkasi, di sisi lain,
mendalilkan bahwa grana itu sendiri dibentuk oleh bifurkasi stroma lamellae.
Ruang di dalam kantung tilakoid adalah lumen, dan ruang di luar tilakoid dan
di dalam kloroplas amplop adalah stroma, yang berisi respons enzim untuk sintesis
karbohidrat. Seperti matriks mitokondria, stroma dari kloro plast mengandung mol
DNA sirkular kecil, beruntai ganda, kapsul dan ribosom seperti prokariotik.
Sebagaimana dibahas di atas, DNA kloroplas adalah peninggalan genom purba
bakteri endosimbion. Tergantung pada organisme, kloro DNA plast mengandung
sekitar 60 hingga 200 gen yang terlibat dalam ekspresi gen mana pun (mis., tRNA,
rRNA, ribosomal protein) atau fotosintesis. Sebagian besar wilayah dikawinkan
2000-3500 polipeptida kloroplas tanaman adalah en- dikodekan oleh DNA inti dan
disintesis dalam sitosol. Protein ini harus diimpor ke kloroplas oleh mesin
transportasi khusus (Bagian 8.9). Membran tilakoid memiliki kandungan protein dan
tinggi tidak biasa memiliki fosfolipid yang relatif sedikit.
B. Fungsi Kloroplas
1. Membran Mitokondria
a. satu membran eksternal dengan struktur trilamellar tersusun dari 60% protein
intrinsik globular yang terdapat di antara alam lapisan lemak dengan kwantitas
berkisar 40%.
b. Satu membran internal yang susunan molekulnya berbeda dari membran
eksternal yaitu kaya akan protein (80%) dan lemak hanya 20%.
c. Satu ruang internal yang merupakan pelipatan ke dalam rongga (matriks),
yang disebut krista.
2. Krista
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria
ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang
dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya
dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai
fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan
kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses
pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat
kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan
Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
Saat ion hidrogen atau elektron diambil dari sebuah molekul, maka molekul
dikatakan dioksidasi. Ketika ion hidrogen atau elektron diberikan kepada sebuah
molekul maka molekul tersebut direduksi. Saat molekul fosfat ditambahkan kepada
sebuah molekul, maka molekul tersebut dikatakan difosforilasi. Jadi, fosforilasi
oksidatif berarti proses yang melibatkan penghilangan ion hidrogen (yang membawa
elektron) dari satu molekul dan penambahan molekul fosfat ke molekul lainnya.
Lebih khusus, reaksi kimia yang melibatkan perpindahan elektron dari satu molekul ke
molekul yang lain disebut dengan reaksi oksidasi reduksi. Molekul pemberi elektron
pada tersebut disebut pereduksi atau reduktor, sedangkan molekul penerima elektron
disebut pengoksidasi atau oksidator. Senyawa pereduksi dan oksidasi berfungsi
sebagai pasangan reduktor oksidator konjugat (pasangan redoks) sama seperti asam
dan basa yang berfungsi sebagai pasangan asam basa. Pada reaksi redoks, kita dapat
menuliskan persamaan umum reaksi:
D. Fungsi Mitokondria
Makhluk hidup yang dikenal menghasilkan energi pada kondisi tanpa oksigen
adalah makhluk tingkat rendah seperti bakteri anaerob melalui proses fermentasi.
Para ahli mempercayai bahwa perbedaan efisiensi produksi energi inilah yang
membuat organisme aerob pada organisme tingkat tinggi (eukariot) memiliki sel lebih
besar dan evolusi yang lebih tinggi dibandingkan organisme anaerob pada organisme
tingkat rendah (prokariot). Sehubungan dengan fungsi mitokondria sebagai penghasil
energi, maka organel ini banyak dijumpai pada sel sel yang membutuhkan energi
tinggi, seperti sel jantung yang selalu bekerja sepanjang waktu tanpa istirahat dan sel
otot yang aktif berkontraksi.
Sel mitokondria diwariskan dari ibu saja dan tidak dari ayah. Hal ini
disebabkan mitokondria pada sel sperma ayah hanya terdapat pada flagella sel saja,
sedangkan flagella ini akan ditinggalkan oleh sel sperma ketika masuk ke dalam sel
telur. Sehingga ketika sel berkembang menjadi manusia sempurna hanya akan
membawa mitokondria dari ibu saja atau lebih dikenal dengan ‘maternal inherited’.
Respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi bebas
yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi
bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Menurut Campbell et al.
(2002), aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain, kerja mekanis
(kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion yang
melawan gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan
menyusui). Namun, selain ketiga tujuan tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk
transfer materi genetik dan metabolisme sendiri.
Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang
kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah
(proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai
reaktan bersama dengan bahan bakar organik dan akan menghasilkan air, karbon
dioksida, serta produk energi utamanya ATP. ATP (adenosin trifosfat) memiliki
energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula
yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan
mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi
lebih tinggi.
1. Respirasi Aerob
1) Glikolisis
Jumlah ATP yang dihasilkan pada glikolisis adalah : Pada fase persiapan
2ATP digunakan untuk setiap molekul glukosa yang diubah menjadi 2 molekul
senyawa tiga karbon. Tetapi dalam fase oksidasi, 4A1P dibentuk. Jika
diperhatikanseluruhjalur glikolisis, perubahan satu molekul glukosa menjadi dua
molekul asam piruvat (tanpa oksigen) menghasilkan keuntungan bersih dua
molekul ATP.
2) Dekarboksilasi Oksidatif
a. Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan gugus
karboksilat (COO–). Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.
b. Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan
elektronnya pada molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO– akan
diubah menjadi asam asetat.
c. Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil koenzim A
(asetil koA).
3) Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob.
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul
FADH2, dan 4 molekul CO2. Untuk urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C)
membentuk asam sitrat (6 atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa disebut
siklus asam sitrat.
b. Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
c. Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5 atom C).
Reaksi ini disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
d. Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang memiliki 4
atom C. Reaksi ini juga disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
e. Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom C).
Reaksi ini menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi ATP.
f. Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai pembentukan
FADH2.
g. Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah menjadi asam
malat (4 atom C).
h. Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai pembentukan
NADH.
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai
pembentukan ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam krista,
yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di dalam transpor
elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa NADH dan FADH2.
Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Senyawa yang
terlibat dalam transpor elektron adalah koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C,
sitokrom A, sitokrom A3, dan oksigen. Simak bagan berikut ini:
2. Respirasi Anaerob
1. Fermentasi Alkohol
Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi), dimana
tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Beberapa
organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi
alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol
(etanol).
Proses ini dikatakan sebagai “pemborosan” karena sebagian besar energi yang
terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah
sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar. Fermentasi
alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi
etanolnya tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :
Pada sel hewan (juga manusia) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras ,
energi yang tersedia tidaklah seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi
karena kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob
(reaksi yang membutuhkan oksigen).
Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat
akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh enzim
asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi
dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis sebagai
berikut.
Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau
berolahraga berat/keras. Akibat kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat
yang terbentuk dari tahapan glikolisis akan diuraikan menjadi asam laktat.yang
menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah seseorang bekerja/berolahraga
berat/keras.
Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan
rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang
terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang
terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa
lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol
glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
Transpoforilase
Enzim ini kegitannya berupa memberi H3PO 4 dari molekul yang satu ke
molekul yang lain. Dalam pemberian pospat tersebut beberapa transpoforilase
membutuhkan bantuan ion-ion Mg2+.
Desmolase
Enzim ini membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan-ikatan
karbon seperti aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dihidroksiaseton.
Karboksilase
Enzim ini dapat membantu perubahan asam organik secara bolak-balik.
Perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dengan bantuan karboksilase
piruvat. Perubahan asam oksalosuksinat menjadi asam a -ketoglutarat,
berlangsung karena bantuan karboksilase dan ion-ion Mn 2+.
Hidrase
Enzim ini berupa penambahan dan pengurangan air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan perubahan terurainya senyawa tersebut. Enolase, fumarase,
akonitase adalah enizim-enzim yang termasuk dalam golongan hidrase.
Dehidrogenase
Enzim ini berupa pemindahan hidrogen dari zat yang satu ke zat yang lain.
Dehidrogenase dapat menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu mengambil
hidrogen dari zat yang satu serta menambahkan zat tersebut ke zat yang lain.
Zat yang memberikan hidrogen disebut donor sedangkan yang menerima
disebut acseptor.
Oksidase
Enzim oksidase berupa suatu protein yang mengandung besi a tau tembaga.
Tirosinase dan oksidase asam askorbin mengandung tembaga sebagai
koenzim sedangkan oksidase sitokrom dapat berupa besi a tau tembaga.
Fungsi oksidase adalah mempergiat penggabungan 02 dengan suatu substrat,
sedangkan pada saat itu mereduksi 02 sehingga terjadi H2O.
Peroksidase
Enzim ini mempunyai besi sebagai gugus prostetiknya. Fungsi enzim ini
adalah membantu mengoksidasikan senyawa-senyawa fenolat. Oksigen yang
digunakan diambil dari H2O2.
Katalase
Enzim ini terdapat pada sel-sel tanaman maupun hewan. Katalase mempunyai
gugus prostetik berupa besi. Enzim ini dapat dipereleh dalam bentuk hablur.
Fungsi katalase adlah membantu pengubahan hidrogenper-oksida menjadi air
dan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Albert, Bruce. 2014. Molecular Biology Of The Cell 6th Edition. Newyork. Garland
Science
Kamp, Gerald. 2010. Cell and Molecular Biology: Concept and experiment 6th
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
http://digilib.unimed.ac.id/1641/4/Bab%20IX.pdf.
https://www.academia.edu/40824728/
MAKALAH_STRUKTUR_DAN_FUNGSI_KLOROPLAS